Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Rama Sumanta
Abstrak :
Telah terlaksana sebuah penelitian pada lapangan Sungai Lilin dengan reservoir batupasir di Cekungan Sumatra Selatan. Analisis geologi regional menyimpulkan bahwa reservoir dengan kualitas baik terletak pada formasi Talang Akar dan formasi Baturaja. Pada lapangan Sungai Lilin ini memiliki data seismik dan data sumur. Penelitian ini menggunakan metode simultaneous inversion serta transformasi LMR. Penelitian ini berfokus pada kedalaman sekitar 720 ms 772 m hingga 860 ms 932 m seismik merupakan target kedalaman yang menjadi daerah interest untuk melakukan Inversi dan melakukan karakterisasi reservoir.
Hasil Inversi Simultan menghasilkan penampang dengan parameter impedansi P, impedansi S dan densitas. Parameter-parameter hasil Inversi Simultan ditransformasi sehingga menghasilkan LMR. LMR terdiri dari Lambda-Rho dan Mu-Rho yang masing-masing berhubungan dengan rigiditas batuan dan inkompresibilitas fluida. Hasil penelitian menunjukkan persebaran reservoir yang berpotensi di dalam pori-pori batupasir dan batu karbonat di formasi Talang Akar dan formasi Baturaja.
This research on Sungai Lilin field with sandstones reservoir in the South Sumatra Basin has been done. Geology analysis summarized that a good quality of reservoir is in the Talang Akar Formation and Baturaja Formation. Sungai Lilin field already has Seismic data and well log data as well. This research used the simultaneous inversion method and then LMR transformation. The target research focused on 720 ms 772 m until 860 ms 932 m of depth which was as interest area to characterize the reservoir.
The simultaneous inversion method yielded P impedance, S impedance and density parameter. And then, these parameters were transformed to LMR. LMR consists of Lambda Rho and Mu Rho which represent the incompressibility of pore fluid content and the rigidity of rocks. This research result shows that the potential reservoir is in pores of sandstone and limestone in Talang Akar formation and Baturaja formation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66619
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Igo Kilimanjaro
Abstrak :
Formasi Walat merupakan salah satu formasi yang tersingkap pada daerah Gunung Walat, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi yang berumur Oligosen Awal (Effendi, 1998). Berdasarkan Effendi (1998) Formasi Walat termasuk kedalam Peta Geologi Regional Lembar Bogor. Pada penelitian kali ini studi provenance menjadi fokus utama, pengambilan sampel genggam serta pengukuran data stratigrafi dilakukan di lapangan untuk membantu analisis provenance daerah penelitian. Metode analisis utama yang digunakan adalah metode petrografi, berdasarkan klasifikasi batupasir Folk (1974) batupasir yang didapatkan di lapangan merupakan Quartzarenite, Sublitharenite dan Litharenite. Berdasarkan analisis petrografi, provenance utama daerah penelitian berdasarkan diagram Q-F-L dan Qm-F-Lt (Dickinson & Suzcek, 1979) adalah recycled orogen sedangkan sub-provenance berdasarkan diagram Qp-Lv-Ls dan Qm-P-K (Dickinson & Suzcek, 1979) ialah collision orogen dan plutonic-arc provenance. Kerangka tektonik yang memengaruhi tipe recycled orogen salah satunya ialah collision orogen yang diinterpretasikan berasal dari Pegunungan Meratus di Kalimantan, karena karakteristik batupasir yang didapatkan di lapangan dan juga berdasarkan keadaan geologi pada masa Oligosen Awal serta data dari analisis arus purba.
......The Walat Formation is one of the formations exposed in the Gunung Walat area, Cibadak District, Sukabumi Regency which is of Early Oligocene age (Effendi, 1998). Based on Effendi (1998) the Walat Formation is included in the Regional Geological Map of Bogor. In this study, provenance studies were the focus. Hand-held sampling and stratigraphic data measurements were taken out from the field to help analyze the provenance of the study area. The main analytical method used is petrographic analysis, based on the Folk classification of sandstones (1974) the sandstones found in the field are Quartzarenite, Sublitharenite and Litharenite. Based on the petrographic analysis of the main provenance of the study area based on the Q-F-L and Qm-F-Lt diagrams (Dickinson & Suzcek, 1979) is recycled orogen while the sub-provenance is based on the Qp-Lv-Ls and Qm-P-K diagrams (Dickinson & Suzcek, 1979) is collision orogen and plutonic-arc provenance. One of the tectonic frameworks that influences the type of recycled orogen is the collision orogen which is interpreted to originate from the Meratus Mountains in Kalimantan due to the characteristics of the sandstones obtained in the field and based on geological conditions during the Early Oligocene as well as data from analysis of palaeocurrent.
2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library