Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beta Nadia Manaf
Abstrak :
Krisis air di Indonesia masih banyak terjadi diberbagai daerah. Penggunaan air tanah secara berlebihan dapat menimbulkan penurunan permukaan tanah. Laut yang begitu luas memiliki potensi untuk dijadikan air tawar sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan air di Indonesia. Desalinasi merupakan suatu cara untuk memproses air laut dengan tingkat kadar garam yang tinggi sehingga tidak layak konsumsi menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi. Berbagai teknologi desalinasi seperti distilasi, vapour compression, dan reverse osmosis telah dikembangkan namun membutuhkan energi dan biaya yang tidak sedikit. Microbial Desalination Cell merupakan suatu teknologi desalinasi yang merupakan modifikasi dari Microbial Fuel Cell, dapat mengilangkan kandungan garam dalam air serta menghasilkan tenaga listrik dengan menggunakan bantuan mikroorganisme yang akan menghasilkan arus listrik dari degradasi bahan organik. Pada penelitian ini akan digunakan Debaryomyces hansenii sebagai mikroorganisme pendegradasi bahan organik pada chamber anoda. Rasio volume anoda : volume garam : volume katoda adalah 2 : 1 : 2 serta 9 : 1 : 9. Variasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu variasi volume reaktor, variasi rasio kultur terhadap substrat dan variasi kenaikan volume kultur. ......Water crisis in Indonesia is still going on in the various regions. Excessive use of groundwater can cause subsidence. The sea held to have the potential to be used as fresh water so it can be used for water needs in Indonesia. Desalination is a way to process sea water with a high salinity level which caused water is not worth to be consumed to the fresh water that can be consumed. Various desalination technologies such as distillation, vapor compression, and reverse osmosis have been developed but requires energy and large cost. Microbial Desalination Cell is a modified desalination technology of Microbial Fuel Cell that can remove salt content in the water and generate electricity with the help of microorganism that will produce electric current from organic matter degradation. This research will be used Debaryomyces hansenii as microorganisms which degrade organic material in the anode chamber. The ratio of anode volume: sat volume: cathode volume are 2 : 1 : 2 and 9: 1: 9. Variation used in this study are variation of the reactor volume, the variation ratio of the culture and substrate, and increase of culture volume variation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Maulina
Abstrak :
Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan luas laut mencapai 7,9 juta km2, namun Indonesia diproyeksikan akan mengalami krisis air bersih pada tahun 2025. Microbial Desalination Cell (MDC) merupakan teknologi yang dikembangkan untuk mengurangi konsentrasi garam pada air laut sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan masyarakat. Pada penelitian ini, substrat yang digunakan berasal dari model limbah tahu. Untuk meningkatkan kinerja MDC, maka desain reaktor dimodifikasi, dimana membran IEM akan disusun bertumpuk dua pasang dan pada akhir siklus desalinasi akan dilakukan proses resirkulasi anolit-katolit untuk mempertahankan nilai pH. Variasi yang dilakukan yaitu laju alir resirkulasi 0,5 dan 5 mL/ menit, jenis oksidator berupa KMnO4 0,1 M (katolit) dan aerasi katoda (tanpa katolit) dengan laju alir 100 mL/ menit, serta perbandingan volume anolit dan volume penyangga fosfat berturut-turut sebesar 1:1; 1:0,75; 1:0,5 dan 1:0,25. Hasil yang diperoleh yaitu oksidator KMnO4 0,1 M dapat digantikan dengan aerasi katoda pada laju alir 100 ml/menit dengan perbedaan TDR sebesar 1,061 g/jam, laju alir resirkulasi optimum untuk sistem 2-stacked MDC yaitu 0,5 ml/menit dengan TDR sebesar 2,447 g/jam, dan perbandingan penyangga:substrat optimum sebesar 0,5:1 dengan perolehan TDR sebesar 5,202 g/jam. ......Indonesia has been known as maritime country with the extemtion of sea is 7.9 million km2, but Indonesia is predicted to undergo water crisis pHenomena in 2025. Microbial Desalination Cell (MDC) is a developed technology for reducing salt concentration of seawater, so it could be used for people daily needs. In this research, the substrate comes from tofu wastewater model. For increasing MDC performance, there are modification in reactor design, whereas the IEM membrane would be arranged in two stacked design, yet in the end of of desalination cycle there would be a recirculation through anolyte-catholyte to maintain pH level. The variations are flow rate of recirculation 0,5 and 5 mL/ min, types of oxidator in the form of KMnO4 0,1 M (catholyte) and cathode aeration (without catholyte) with flowrate of 100 mL/ min, and the ratio of anolyte and buffer pHospHate volume respectively as 1:1; 1:0,75; 1:0,5 and 1:0,25. The result showed that KMnO4 0,1 M could be replaced with air cathode 100 ml/min which has different value of TDR reached 1.061 g/h, optimum recirculation flowarate for 2-stacked MDC was 0.5 ml/min that reached 2.447 g/h of TDR, and the optimum ratio of buffer phosphate:substrate was 0.5:1 that reached 5.202 g/h of TDR.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Septiyanto
Abstrak :
Mikrofiltrasi merupakan salah satu proses alternatif dalam pengolahan air. Proses ini sangat efektif untuk memisahkan partikel padat berukuran mikro yang terkandung di dalam air. Akan tetapi, penerapan proses ini dalam pengolahan air sering menghadapi kendala teknis berupa terjadinya fouling yang disebabkan oleh material berukuran koloid. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini maka proses mikrofiltrasi dalam pengolahan air minum harus dipadukan dengan proses pralakuan yang salah satunya adalah koagulasi. Suhu dan pH merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses koagulasi. Kedua variabel ini divariasikan untuk mendapatkan kondisi suhu dan pH yang optimum untuk tahap pralakuan koagulasi dalam proses pengolahan air dengan metode mikrofiltrasi. Variasi suhu yang dilakukan adalah suhu 30,40, dan 50°C, sedangkan untuk variasi pH yang dilakukan adalah pH 5, 7 dan 9. Air umpan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air sungai Ciliwung yang mengalir di Cililitan Kecil, Jakarta Timur. Parameter yang diukur untuk menentukan kualitas umpan dan air hasil olahan adalah TDS (Total Dissolve Solid), dan COD (Chemical Oxygen Demand). Dengan meningkatnya suhu, efektifitas koagulasi meningkat, namun jika suhu optimum telah tercapai, peningkatan suhu selanjutnya akan menurunkan efektifitas koagulasi. Sedangkan dengan meningkatnya besar pH umpan, maka efektifitas koagulasi akan turun. Persen efektifitas koagulasi yang diperoleh untuk variasi suhu 30, 40 dan 50° C adalah 16,87 %, 31,25 % dan 23,53 % untuk basis TDS, serta 28 %, 41,17 % dan 26,47 % untuk basis COD. Sedangkan untuk variasi PH pada suhu 40°C untuk pH 5,7 dan 9, persen efektifitas koagulasi yang diperoleh adalah 61,53 %, 60,76 % dan 50 % untuk basis TDS, serta 44,44 %, 31,42 %, dan 25 % untuk basis COD. Kondisi optimum untuk proses koagulasi yang diperoleh adalah pada suhu 40qC dan pH 5. Untuk jam operasi mikroiiitrasi ke 1, 2, 3 dan 4, fiuks permeat yang dihasilkan adalah 0,0238, 0,0216, 0,0l97, dan 0,0192 m3/m2.jam. Sedangkan persen rejeksi yang dihasilkan adalah 41,304 %, 43,478 %, 50 % serta 56,52 % untuk basis TDS. Sedangkan untuk basis COD, persen rejeksi yang diperoleh 115,67 %, 27,7 %, 33,3 % dan38,9 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kushardian Muhamad
Abstrak :
PT Pembangunan Jaya Ancol adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang rekreasi, resor, dan properti. Untuk menjalankan usahanya yang berada di wilayah langka air tawar, kebutuhan air bersih PT Pembangunan Jaya Ancol tidak hanya bertumpu pada penyediaan air dari pihak ketiga, namun juga memiliki instalasi desalinasi yang mandiri untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya. Karya tulis ini akan mengevaluasi instalasi desalinasi PT Pembangunan Jaya Ancol dengan cakupan kualitas air baku yang digunakan dan air produksi yang dihasilkan terhadap peraturan yang berlaku, kriteria desain tiap unitnya, dan pengembangan instalasi yang bisa dilakukan untuk kebutuhan hingga 2026. Hasilnya, kualitas air baku dan air produksi dilihat dari parameter fisika, kimia, dan biologi sudah sesuai dengan Permenkes Nomor 492 Tahun 2010. Kriteria desain yang tidak sesuai standar, yaitu jarak antar batang saringan halus dan kecepatan aliran di saringan kasar pada unit sadap, waktu tinggal pada sumur pengumpul, beban operasi pada aliran permeat unit ultrafiltrasi (UF), rendahnya fluks air pada unit reverse osmosis (RO), dan ketiadaan unit disinfeksi. Untuk memenuhi kuantitas kebutuhan air hingga 2026, diperlukan penambahan 5 unit RO dan sebuah unit disinfeksi. ......PT Pembangunan Jaya Ancol is an recreation, resort, and property enterprise. To run its business activities, PT Pembangunan Jaya Ancol is not only relying its water demand from a third party provider, but also running an independent desalination plant. This paper will evaluates the desalination plant ran by PT Pembangunan Jaya Ancol in term of the quality of the raw water used and the production water compared to existing regulation, its design criteria of the units, and possible development to suffices the water demand up to year 2026. The result shows that the quality of the raw water and production water, in term of physical, chemical, and biological parameters, still fit Health Ministry Decree Number 492 Year 2010. The design criterias unfit with standard are the bar distance of the fine screen and the flow velocity of the coarse screen in the water intake unit, the retention time of the collecting well unit, the loading operation of the permeate flow of ultra filtration (UF) unit, the water flux of reverse osmosis (RO) unit, and the non-existent of disinfection unit. To meet the 2026 water demand, 5 RO unit and a disinfectant unit must be added.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayndri Widi Prabowo
Abstrak :
Air tawar merupakan kebutuhan utama bagi semua makhluk hidup, bagi masyarakat air tawar merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dari beragam aktifitas termasuk bagi masyarakat pesisir, pada kenyataannya jumlah air tawar jauh lebih sedikit dari air laut untuk itu diperlukan suatu teknologi sederhana yang mampu memenuhi kebutuhan air tawar bagi semua kalangan. Salah satu teknologi sederhana yang dimaksud adalah teknologi desalinasi air laut berbasis energi matahari. Solar concentrator adalah alat pengumpul panas matahari dengan cara memantulkannya ke satu titik fokal, pada titik fokal tersebut diletakan pipa collector atau absorber yang berfungsi sebagai penampung air laut, temperatur permukaan pada pipa collector akan meningkat dan terjadi proses heat transfer ke arah fluida di dalam pipa yang kemudian terjadi penguapan, uap inilah yang nantinya di condensasikan untuk kemudian ditampung menjadi air tawar. Secara teoritis produksi air tawar yang mampu dihasilkan oleh alat adalah 0.115L/jam dengan intensitas radiasi konstan 1000 W/m2. Variasi temperatur akan terjadi bila intensitas radiasi tidak stabil, analisa persebaran temperatur pada permukaan pipa collector dapat dilihat dengan simulasi CFD ANSYS FLUENT 17.2. Hasil dari penelitian ini menunjukan waktu alat dapat bekerja secara optimal. ......Fresh water is an essential requirement for all organism, especially for human, in fact the amount of fresh water is much less than sea water for it required a simple technology that have ability to produce fresh water. One simple technology in question is seawater desalination technology based on solar energy. Solar concentrator is a means of collecting solar heat by means of reflecting it into a focal point, then the absorber or collector pipe placed on. the surface temperature on the collector pipe will increase and sea water will evaporation at the saturated temperature, the vapor product of boiling sea water will condensation and produce fresh water. Theoretically the production of fresh water that can be produced by the tool is 0.115L h with a constant radiation intensity of 1000 W m2. Variations in temperature will occur when the intensity of radiation is not stable, the analysis of temperature distribution on the surface of the collector pipes can be seen with the ANSYS FLUENT CFD simulation 17.2. The results of this study indicate when the tool can work optimally.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Rostiningtyas Lusiono
Abstrak :
Microbial Desalination Cell MDC adalah sistem bioelektrokimia pengembangan dari Microbial Fuel Cell MFC , yang memiliki kemampuan mendesalinasi air asin sekaligus memproduksi listrik dengan menggunakan bakteri eksoelektrogenik yang memproduksi energi listrik. MDC terdiri dari dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Harga material yang digunakan sebagai elektroda cukup mahal sehingga akan menjadi hambatan untuk aplikasi skala besar. Penggunaan arang sebagai elektroda MDC sangat potensial untuk mengurangi biaya perakitan MDC dan arang juga lebih ramah lingkungan karena tidak toksik dan bisa dibuang tanpa perlakuan khusus. Sekam padi memiliki sumber karbon yang cukup banyak dan dapat dikembangkan sebagai material elektroda. Penggunaan arang sekam padi sebagai anoda menurunkan kadar garam sebanyak 11,76. Selain elektroda, masalah lain yaitu ketidakseimbangan pH antar chamber selalu menjadi hambatan pada sistem MDC dan beberapa pendekatan yang ada berdampak pada peningkatan biaya kapital maupun biaya operasi. Untuk menjawab permasalahan tersebut tanpa memakan biaya, air lindi AL dan natrium perkarbonat NP digunakan sebagai elektrolit berpenyangga alami pada penelitian ini karena keduanya memiliki sistem penyangga bikarbonat. Empat varian konsentrasi NP diuji dan kinerja desalinasi terbaik dengan katolit NP diperoleh pada konsentrasi NP sebesar 0,1 M SR = 14,36 . Performa natrium perkarbonat sebagai katolit juga dibandingkan dengan katolit komersil buffer fosfat. MDC dengan penggunaan natrium perkarbonat 0,1 M sebagai katolit menghasilkan kinerja desalinasi terbaik SR=14,36. ......Microbial Desalination Cell MDC is a bioelectrochemical development system of Microbial Fuel Cell MFC , which has the ability to desalinate saltwater while producing electricity using ecoelectrogenic bacteria that produce electrical energy. The MDC consists of two electrodes, the anode and the cathode. The price of materials used as an electrode is quite expensive so it will be a hindrance to large scale applications. The use of charcoal as an MDC electrode is very potential to reduce the cost of assembling MDC and charcoal is also more environmentally friendly because it is not toxic and can be disposed of without special treatment. The rice husk has a considerable carbon source and can be developed as an electrode material. The use of rice husk charcoal as an anode decreased salinity by 11, d76 . In addition to electrodes, another problem is the pH imbalance between chamber has always been an obstacle to the MDC system and some approaches that have an impact on increasing the cost of capital and operating costs. To answer the problem without cost, leachate AL and sodium percarbonate NP were used as natural buffer electrolyte in this study because both have bicarbonate buffer systems. Four variants of NP concentration were tested and the best desalination performance with catholyte NP was obtained at a NP concentration of 0.1 M SR 14.36 . Performance of sodium percarbonate as catholyte was also compared with commercial cytolite of phosphate buffer. MDC with 0.1 M sodium percarbonate as catholyte gave the best desalination performance SR 14,36
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Theodorus Mordechai
Abstrak :
Ketersediaan air bersih di Indonesia dan di dunia merupakan masalah yang perlu segera diselesaikan. Menurut WHO, 19% dari penduduk dunia tidak memiliki akses ke sumber air bersih. Selain itu, sekitar 829.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat diare yang disebabkan oleh sumber air yang kotor dan sanitasi yang buruk. Berdasarkan data Bappenas dari tahun 2018, akses air bersih di Indonesia adalah sebesar 87,75% dengan 6,8% yang merupakan air minum yang aman. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah dengan memanfaatkan air laut. Untuk memanfaatkan air laut dengan baik, diperlukan pengembangan dalam sistem desalinasi. Pada penelitian ini, metode desalinasi yang digunakan adalah throttling method, yang menggunakan sebuah throttling valve dan memanfaatkan secondary product yang dihasilkan sistem ini dalam bentuk air dingin yang digunakan sebagai refrigeran untuk mendinginkan ruangan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan kondensasi dan tekanan siklon terhadap efisiensi dari sistem desalinasi tersebut, yang dilihat dari konsumsi energi spesifik dan kalor pendinginannya. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan seberapa efisien sistem desalinasi terbarukan ini dalam memproduksi air bersih dari air laut yang nantinya akan digunakan sebagai sumber air bersih layak minum bagi masalah ketersediaan air bersih yang sedang kita hadapi saat ini. ......The availability of clean water in Indonesia and in the world is currently a concurring problem that needs to be solved immediately. According to the World Health Organization (WHO), 19% of the world’s population do not have access to sources of clean water. Moreover, around 829.000 people died every year because of diarrhea induced by the consumption of polluted water and poor sanitation. According to the data gathered by the Bappenas from the year 2018, access to clean water sources in Indonesia was around 87,75%, in which only 6,8% of those are water that is considered safe for drinking. One of the solutions to this problem is the utilization of sea water. In doing that, advances on desalination systems are much needed. In this research, the method of desalination that is used is the throttling method, which uses a throttling valve and and utilizes the secondary products produced by this system in the form of cool water to be used as a refrigerant for air conditioners. This research also has the purpose of identifying the influence of condensation pressure and cyclonic pressure on the efficiency of the system, which is determined by its specific energy consumption and cooling energy. Ultimately, the main purpose of this research is to bring a new, efficient, and affordable desalination method to the table, to help solve the water crisis that we are facing today.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Rizky Sahar
Abstrak :
Indonesia as an archipelago country with those majoring people activity is fishery. Mini Ice Plant will help economy activity in coastal area which level of application technology as well as economy level is low. Mini Ice Plant with simple form low power will be reduced cost to produce ice which used to maintain quality of fish catches. Simulation process of CFD is done as one of effort to make maximization of heat transfer process and solidification which happened on the Mini Ice Plant.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50872
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ladewig, Bradley
Abstrak :
This book examines five methods used for concentrate management, namely, disposal to surface water, disposal to sewerage, deep well injection, land applications and evaporation ponds. In particular, the book focuses on the design, siting, cost, and environmental impacts of these methods. While these methods are widely practiced in a variety of settings already, there are many limitations that restrict the use of certain disposal options in particular locations.
Heidelberg : Springer, 2012
e20405840
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Umar Alisjahbana
Abstrak :
Indonesia telah menetapkan untuk meningkatkan penggunaan energy baru dan terbarukan menjadi 23% ditahun 2025. Sementara itu 36% konsumsi energy total di indonesia digunakanpada sektor rumah tangga. Konsumsi listrik pada rumah tangga didominasi oleh penggunaan pengkondisian udara. Penggunaan solar power absorption chiller pada kawasan perumahan dinilai mampu meningkatkan penggunaan energy bersih pada sektor rumah tangga. Studi kelayakan terhadap penggunaan teknologi solar absorption chiller dilakukan di lokasi indramayu dengan tipe rumah 36/72 m2. Tujuan dari peneletian ini adalah mencari LCOC pada sistem, perbandingan emisi terhadap 3 sistem, dan aspek finansial terhadap absorption chiller cooling system. Metode penelitiana dilakukan dengan menghitung beban pendingin maksimum terhadap objek penelitian. Objek penelitian di analisa oleh 3 sistem: sistem individual, sistem absorption chillercompression chiller (Hybrid), dan sistem absroption chiller-Gas. Selanjutnya pemeilihan kapasitas absorption chiller, storage tank, dan equipment pendukung. Dengan membandingkan ketiga sistem LCOC pada individual system, Hybrid system, ABS-Gas secara berturut –turut adalah 0.017 USD/kWh, 0.037 USD/kWh, 0.062 USD/kWh. Pada hasil analisa untuk emisi yang dihasilkan oleh ketiga sistem tersebut jika dibandingkan dengan individual system, pada system solar-powered absorption chiller cooling system dapat menurunkan emisi berkisar 50% untuk sistem hybrid dan 70% pada sistem ABSGas. Pada sistem hybrid didapatkan IRR 11,4 % dan BEP di tahun ke 17 dan IRR 12.9 dan BEP di tahun ke 13 untuk ABS-Gas ......Indonesia telah menetapkan untuk meningkatkan penggunaan energy baru dan terbarukan menjadi 23% ditahun 2025. Sementara itu 36% konsumsi energy total di indonesia digunakanpada sektor rumah tangga. Konsumsi listrik pada rumah tangga didominasi oleh penggunaan pengkondisian udara. Penggunaan solar power absorption chiller pada kawasan perumahan dinilai mampu meningkatkan penggunaan energy bersih pada sektor rumah tangga. Studi kelayakan terhadap penggunaan teknologi solar absorption chiller dilakukan di lokasi indramayu dengan tipe rumah 36/72 m2. Tujuan dari peneletian ini adalah mencari LCOC pada sistem, perbandingan emisi terhadap 3 sistem, dan aspek finansial terhadap absorption chiller cooling system. Metode penelitiana dilakukan dengan menghitung beban pendingin maksimum terhadap objek penelitian. Objek penelitian di analisa oleh 3 sistem: sistem individual, sistem absorption chillercompression chiller (Hybrid), dan sistem absroption chiller-Gas. Selanjutnya pemeilihan kapasitas absorption chiller, storage tank, dan equipment pendukung. Dengan membandingkan ketiga sistem LCOC pada individual system, Hybrid system, ABS-Gas secara berturut –turut adalah 0.017 USD/kWh, 0.037 USD/kWh, 0.062 USD/kWh. Pada hasil analisa untuk emisi yang dihasilkan oleh ketiga sistem tersebut jika dibandingkan dengan individual system, pada system solar-powered absorption chiller cooling system dapat menurunkan emisi berkisar 50% untuk sistem hybrid dan 70% pada sistem ABSGas. Pada sistem hybrid didapatkan IRR 11,4 % dan BEP di tahun ke 17 dan IRR 12.9 dan BEP di tahun ke 13 untuk ABS-Gas
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>