Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kollmann, Nancy Shields
Abstrak :
Being an empire is inseparable from modern Russian identity and historical experience: the Russian empire was founded in the early modern era and endures in large part today. The Russian Empire 1450-1801 surveys how Russias many subject areas were conquered and how the empire was governed. It considers the Russian empire a Eurasian empire, characterized by a politics of difference: the rulers and their elites at the center defined the states needs minimally (control over defense, taxation and mobilization of resources, criminal law) and otherwise tolerated local religions, languages, cultures, elites, and institutions. The center related to communities and religions vertically, according each a modicum of rights and autonomies but not allowing horizontal connections across social, ethnic, confessional, or other groups potentially with common interest. This book gives detailed attention to the major ethnic and religious groups as it surveys strategies of governance, centralized bureaucracy, military reform, judicial system, tolerance of difference. It pays particular attention to the dissemination of a supranational ideology of political legitimacy in a variety of media, particularly symbolic, such as public ritual, painting, architecture, and urban planning.
Oxford: Oxford University Press, 2017
e20469766
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Puspito R.E.S. Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Wilayah Utara Jepang yang sesungguhnya meliputi Pulau Shimushu, Kepulauan Kuril, Pulau Sakhalin, Pulau Uruppu, Pulau Etorofu, Pulau Shikotan kemudian Pulau Taraku, Pulau Shibotsu, Pulau Yuri, Pulau Suisho dan Pulau Akiyuri yang tergabung menjadi satu dalam Kepulauan Habomai. Namun yang menjadi wilayah Utara Jepang dalam karya tuns says adalah 4 buah pulau yang diperdebatkan antara Jepang dan Uni Soviet, yaitu Pulau Etorofu, Pulau Kunashiri, Pulau Shikotan, dan Kepulauan Habomai (Lihat peta I).

Khusus untuk Kepulauan Kuril, orang Soviet menyebutnya dengan Little Kuriles atau Si Kecil Kuril. Sedangkan orang Jepang menyebut Kepulauan Kuril dengan Cisima. Nama Kuril sendiri berasal dari bahasa Rusia yaitu Koerich yang artinya mengeluarkan asap atau gunung-gunung yang berasap.
1985
S13805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Zon
Abstrak :

ABSTRAK
Etnonasionalisme merupakan suatu nasionalisme yang berbentuk kelompok solidaritas atau rasa komunitas yang berdasarkan etnisitas, merujuk pada perasaan subyektif yang memisahkan satu kelompok tertentu dari kelompok-kelompok lain, Faktor etnonasionalisme mempunyai peran penting dalam sejarah Rusia dan Uni Soviet. Sejarah menunjukkan bahwa Uni Soviet merupakan wujud ekspansi dan kolonisasi Rusia yang panjang selama berabad-abad, Heterogenitas budaya etnis itu tidak mendapatkan posisi yang wajar dalam konfigurasi Uni Soviet, sementara budaya Rusia terlalu dominan karena proses rusifikasi.

Kebijakan etnonasionalisme dari Lenin hingga Gorbachev menunjukkan pendekatan yang berbeda-beda. Lenin memberikan fondasi penyatuan bangsa-bangsa itu dengan konsep sliyanie (fusi) dan sblizhenie (pengerucutan) dalam kerangka tujuan jangka panjang sosialisme. Sikap Lenin sendiri berubah-ubah sebelum dan setelah Revolusi yang akhirnya menunjukkan pendekatan yang pragmatis. Kebijakan etnonasional Stalin cenderung tidak memberi ruang bagi pengembangan budaya etnis, sebaliknya Rusia sentris.

Gorbachev yang lahir pasca Revolusi, tidak mempunyai perhatian yang dalam terhadap faktor etnonasionalisme sehingga tidak mempunyai visi terhadap penanganan etnonasional Uni Soviet. Reformasi Gorbachev yaitu perestroika dan glastnost lebih merupakan impian ketimbang agenda yang sistematis. Keberhasilan glastnost dan kegagalan perestroika telah membawa Uni Soviet pada fase krisis berikutnya yaitu semakin melemahnya pusat dan semakin meningkatnya tuntutan--tuntutan merdeka dan pemisahan diri. Secara khusus, glastnost telah membangunkan raksasa etnonasionalisme yang tidur sehingga menjelma dalam bentuk gerakan-_gerakan etnonasionalis di hampir seluruh republik. Setelah bubarnya Partai Komunis Uni Soviet, organ yang selama ini menjaga integritas Uni Soviet, maka kebangkitan gerakan-gerakan etnonasionalis semakin tidak dapat dibendung. Konflik-konflik etnik horizontal pun semakin membesar. Semua dinamika itu akhirnya membawa Uni Soviet pada disintegrasi karena tidak ada kekuatan yang mampu membendung gerakan-_gerakan etnonasionalis menuntut pemisahan diri dan merdeka.

Faktor etnonasionalisme menjadi faktor yang penting dalam menelaah proses disintegrasi Uni Soviet. Pernyataan kedaulatan negara-negara bagian bekas Uni Soviet menjadi negara merdeka menunjukan sentimen etnonasionalis yang kental yang tidak sanggup lagi ditahan pemerintahan pusat (Moskow) sehingga puncaknya terjadi disintegrasi. Gerakan etnonasionalis itu merupakan puncak dari ekspresi kultural republik-republik yang tertindas.
1997
S14914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rutherfurd, Edward
New York: WY Books , 1991
823.914 RUT r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Skrine, Francis Henry, 1847-1933
Cambridge: Cambridge University Press, 2013
947.07 SKR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wallace, Robert
New York : Time-Life Books, 1967
947 WAL r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2006
947 CAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Grabar, V.E.
Oxford: Clarendon Press, 1990
R 341.0947 GRA h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Riyono Utomo
Abstrak :
Kebijaksanaan Koeksistensi Damai merupakan salah satu kebijakan luar negeri RRC yang penting pada kurun waktu 1950 an. Kebijakan ini diawali dengan perjanjian Sino-India mengenai wilayah Tibet pada 1954 yang melahirkan lima prinsip Koeksistensi damai yang terkenal. Dua tahun setelah Dikeluarkannya komunike bersama Cina-India mengenai Koeksistensi damai ini, pada Kongres XX PKUS 1956, Sekretaris Jendral PKUS N.S. Khrushchev mengumumkan digunakannya koeksistensi damai sebagai garis umum kebijakan luar negeri Soviet. Meskipun dengan pengumuman tersebut tampak bahwa Soviet menggunakan kebijakan yang sama dengan Cina dalam politik luar negerinya, namun pada dasarnya kebijakan koeksistensi damai yang diumumkannya itu sebenarnya memiliki perbedaan dengan apa yang diumumkan Cina sebelumnya. Ini terbukti kemudian, ketika koeksistensi damai menjadi salah satu dimensi yang penting dalam perselisihan terbuka Sino-Soviet yang terjadi kemudian Koeksistensi Damai yang diumumkan terlebih dulu oleh Cina, lebih menekankan fungsinya sebagai 'taktik sementara', seperti yang telah ditekankan Lenin. Cina menginginkan suatu masa damai untuk melaksanakan pembangunan dalam negerinya. Ia pun mengharapkan bahwa selama masa itu pula, ia bisa menggalang suatu front persatuan internasional dengan dunia ketiga untuk melawan imperialisme. Tujuan jangka pendek dari penggalangan front persatuan ini adalah keluar dari posis defensif akibat politik pembendungan AS terhadapnya. Sementara seperti Lenin Cina berharap dapat merebut waktu sehingga pada gilirannya ia dapat mencapai kemenangan akhir 'revolusi dunia'. Lain halnya dengan Cina, Khrushchev terutama menggunakan kebijakan tersebut untuk mengadakan peredaan ketegangan dengan AS. Ia mendefinisikan koeksistensi damai tidak lain sebagai penolakan perang, karena di dunia sekarang, telah muncul faktor baru yang menentukan yaitu senjata nuklir. Dengan demikian menurut Khrushchev hanya ada dua pilihan perang yang menghancurkan kedua pihak, imperialis maupun sosialis, atau koeksistensi damai. Pendeknya ia memilih koeksistensi damai karena ini memungkinkan sosialis untuk memenangkan kompetisi di antara dua kubu tersebut...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriana Shanti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai pengaruh dominan Bizantium melalui agama Katolik Timur dalam pembentukan budaya Rusia, khususnya yang terjadi pada masa Kiev. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa melalui budaya-budaya yang dihasilkan bangsa tersebut pada periode Kiev Katolik. Timur merupakan pusat dari pembentukan budaya Rusia.

Teori yang digunakan sebagai landasan pengerjaan skripsi adalah Teori Fungsional dari Bronislaw Malinowski tentang kebudayaan, guna menguatkan hubungan antara agama dengan kebudayaan.

Data-data didapat dari perpustakaan Fakultas Sastra, dan dosen pembimbing. Ditambah pula dengan wawancara dengan Ramo Daniel Bambang Dwibiantoro dan Romo Alexios Cahyadi, pada tangga! 23 dan 25 Maret 1995 di Surakarta. Kedua romp tersebut adalah para gerejawan dari Gereja Ortodoks Indonesia di Surakarta.

Antara agama dan budaya mempunyai hubungan yang yang saling berkaitan. Dan hasil penelitian ini sangat memperjeias adanya hubungan yang sangat kuat antara agama dan budaya pada Bangsa Rusia periode Kiev. Walaupun Bangsa Rusia satu ras dengan bangsa Eropa lainnya, namun pengaruh agama terhadap budayanya mempunyai keistimewaan tersendiri. Ini disebabkan karena agama yang dianutnya, yaitu Katolik Timur mempunyai sumber pengajaran yang berbeda dengan agama Kristen lainnya, sehingga budaya dan karakter Bangsa Rusia berbeda dengan bangsa Eropa lainnya.
1995
S15100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>