Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alexander Prasetyo Margo Utomo
Abstrak :
Upaya untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Proyek KKS merupakan salah satu bentuk kepedulian pihak swasta dalam usaha kesejahteraan sosial. Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang kegiatan pengembangan masyarakat melalui yang dilaksanakan oleh Proyek Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata (KKS) dengan menggunakan tahapan-tahapan yang disebut metode dinamika spiral. Metode ini diadopsi dari metode yang digunakan oleh Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang (DKP-KAS) dalam melaksanakan tugas pastoral (menggembalakan umat). Penelitian ini mencoba untuk mengkaji tahapan-tahapan dalam metode dinamika spiral tersebut dan dikaitkan dengan langkah-langkah kegiatan pengembangan masyarakat yang telah ada. Berdasarkan hasil kajian tersebut dapat diketahui apakah dinamika spiral dapat dikategorikan sebagai tahapan untuk melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif untuk memperoleh data tentang proses pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat dengan menggunakan metode dinamika spiral yang diperoleh dari informan. Pemilihan informan dilakukan secara `purposive sampling' yang terdiri dari Ketua Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang (DKP-KAS), Pemimpin Proyek Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata, pekerja sosial proyek, panitia program, pejabat Kelurahan Bongsari, dan warga masyarakat Kelurahan Bongsari tempat pelaksanaan proyek. Mereka dipilih menjadi informan karena terlibat dalam perumusan metode dinamika spiral dan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat dengan menggunakan metode dinamika spiral: Penelitian ini menggunakan teknik studi dokumentasi, wawancara mendalam (in depth interview), dan observasi untuk memperoleh data dari para informan tersebut. Ketiga cara tersebut dilakukan sebagai langkah triangulasi terhadap jawaban masing-masing informan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Proyek KKS menjangkau seluruh lapisan masyarakat Kelurahan Bongsari dari usia balita hingga dewasa, tetapi hanya diikuti oleh warga masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. KKS berupaya untuk mewujudkan suatu kondisi dimana anak-anak dapat mencapai taraf sejahtera dengan mengembangkan potensi keluarga dan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi kegiatan di bidang pendidikan dan kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan Proyek KKS menggunakan pendekatan nondirektif: Seluruh kegiatan KKS mendapatkan biaya dari Christian Children's Fund (CCF). Pelaksanaan tahapan-tahapan metode dinamika spiral dalam kegiatan yang dilakukan oleh Proyek Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata masih memiliki kekurangan untuk dapat dikategorikan sebagai langkah-langkah atau metode kegiatan pengembangan masyarakat. Metode dinamika spiral belum atau tidak menjelaskan pada tahap mana terminasi akan dilaksanakan. Konsep awal dinamika spiral (spiral pastoral) memang lebih menekankan pada pemahaman pada situasi sosial yang dihadapi masyarakat. Bantuan yang diberikan KKS sebagian besar berupa materi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan warga Kelurahan Bongsari. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Proyek KKS pada kenyataannya mendapatkan generimaan yang baik dari masyarakat Kelurahan Bongsari yang sebagian besar adalah muslim sedangkan Proyek KKS dikelola oleh sebuah yayasan yang memiliki nilai-nilai kristiani. Masyarakat menerima kehadiran Proyek KKS karena mereka ikut dilibatkan dalam setiap kegiatan. Mereka merasa ikut memiliki proyek tersebut. Dinamika spiral perlu lebih disempumakan agar mencakup aspek-aspek langkah-langkah dalam kegiatan pengembangan masyarakat. Metode ini diharapkan dapat menambah kekayaan metode yang dapat digunakan dalam kegiatan pengembangan masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prabowo
Abstrak :
Paradigma pembangunan dewasa ini telah berubah dari paradigma yang hanya berorientasi kepada pertumbuhan kearah pembangunan yang berpusat pada rakyat. Pembangunan berpusat pada rakyat tidak hanya menempatkan masyarakat sebagai obyek pembangunan melainkan lebih cenderung kepada subyek pembangunan. Sebagai bentuk pelaksanaan pembangunan berpusat pada rakyat yang menempatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan adalah pelaksanaan perencanaan pembangunan secara partisipatif melalui Sarasehan Perencanaan Pembangunan secara berjenjang dari Sarenbang tingkat kelurahan, kecamatan dan kota sebagai wadah penjaringan aspirasi warga masyarakat dalam pembangunan diwilayah/ daerah yang bertujuan untuk rnensinergiskan dan menetapkan kebijakan / program pembangunan antara kepentingan masyarakat dan kepentingan pemerintah daerah. Tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan lmplementasi Kebijakan Sarenbang sesuai yang diharapkan baik oleh masyarakat, pemerintah daerah dan pelaku pembangunan lainnya, dengan menggunakan pendekatan Impelementasi Kebijakan baik Input, Proses ataupun Output Kebgakan Sarenbang, yang mengacu pada teori William Dunn yang tujuannya untuk perbaikan implementasi kebijakan Sarenbang itu sendiri kedepan. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel informan menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan informan yang memahami topik penelitian yaitu : Kepala Bappeda dan Kasie Evaluasi dan Pelaporan, Kepala BPMPS dan Kasie Pemberdayaan Masyarakat dan Organisasi, Camat dan 4 Lurah, FK - LPM, Rt dan RW, LPM, PKK, dan Karang Taruna yang berjumlah 36 informan. Lokasi penelitian mengambil wilayah Kecamatan Bogor Barat dengan 4 kelurahan yaitu Kelurahan Menteng, Gunung Batu, Situgede, Bubulak, , dan Kecamatan Bogor Barat dan Kota Bogor khususnya yang berkenaan denga jalannya Sarenbang masing-masing tahapan baik tahap sarenbang tingkat kelurahan, kecamatan dan tingkat kata, yang diikuti oleh delegasi dari kelurahan dan kecamatan Bogor Barat. Penelitian Sanenbang ini mengacu kepada teori Kebijakan dari William Dunn. Dari temuan dilapangan menunjukkan terdapatnya kekuarangpasan ataupun penyimpangan pelaksanaan Sarenbang pada tingkat yang berbeda /tidak sesuai apa yang telah ada dalam mekanisme Sarenbang itu sendiri, dilihat dari indikator Input,Proses dan Output kebijakan sarenbang, yang terlihat di wilayah yang menjadi lokasi penelitian. Pentingnya manfaat pelaksanaan dari kebijakan Sarenbang ini dalam peningkatan mutu perencanaan pembangunan yang partisipatif dan aspiratif yang mampu memberikan ruang publik bagi masyarakat seluas-luasnya dalam memberikan masukan-masukan yang berarti terhadap perencanaan pembangunan di wilayahnya sekaligus sebagai proses pembelajaran demokrasi baik bagi masyarakat, stakeholder maupun pemerintah daerah. Maka sangat disayangkan apabila sarenbang ini hanya sebagai media/ konsultasi saja antara masyarakat dan pemerintah daerah. Untuk itu perlu dilakukan beberapa perbaikan baik dalam mekanisme dan prosedur pelaksanaan khussusnya mengenai Input, Proses dan Output Kebijakan Sarenbang. Maka untuk itulah perlunya diadakan perbaikan implementasi kebijakan Sarenbang khususnya dalam input, proses dan output kebijakan Sarenbang dari beberapa melcanisme yang sudah ada dengan tujuan untuk perbaikan pelaksanaan Sarenbang di kemudian hari atau ke depan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman
Abstrak :
Pembangunan desa adalah pembangunan yang dilaksanakan diwilayah pemorintahan terendah, yaitu desa atau kelurahan dengan ciri utama keikutsertaan masyarakatnya yang dilaksanakan secera langsung dalam bentuk swadaya gotong-royong (PEPRES 21, 1984). Adapun sasarannya 'menjadikan desa-desa yang maju den berkembang, sehingga masyarakat' desa memiliki taraf bidup dan tingkat kesejahteraan yang akan terus meningkat. Dikemukakan oleh Bintarto (1983), bahwa maju mundurnya desa dapat tergantung pada beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah potensi nonfisik desa. Potensi nonfisik desa tentu tidak sama untuk tiap desa, karena liagkungan geografi dan keadaan penduduknya berbeda. Kenyataan ini akan mengakibatkan adanya perbedaan bagi desa yang bersangkutan, khususnya dalam hal kondisi desanya yakni: kaya, sedang dan miskin. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui penyebaran desa-desa kaya di kabupaten Subang, serta hubungan potensi nonfisik desa terhadap status desa (desa kaya). Sesuai dengan tujuan tersebut make pembahasan tulisan ini terbatas pada masalah: Dimana saja desa kayĆ  di kabupaten Subang, serta, faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap status desa (desa kaya). Atas dasar masalah tersebut pada hipotesa dikemukakan: Faktor yang paling berpengaruh terbadap status desa adalah pamong desa. Untuk menjawab permasalahan diatas didkn analisa sebagai berikut: untuk mendapatkan status desa (kaya, sedang dan 'miskin) dipergunakan indikator, pendapatan per kapita, persentase rumah permanen, persentase jalan yang baik, persentase penduduk tamat sekolah dasar. Sedangkan untuk potensi non-fisik desa (baik, sedang dan buruk) diperoleh dari swadaya gotong-royong, kelembagaan desa, adat Istiadat, katagori lkmd den pamong desa. Metode pendekatan yang digunakan adalah analisa model matrik penilaian, korelasi pets dan analisa korelasi Karl Pearson. Setelah dihitung, diklasifikasi dan dianalisa diperoleh: desa yang termasuk dalam status desa kaya adalah: Sukamelang Pagaden, asuk dalain status desa keys adalab: Sukamelang Pagaden, Lengkong, Marluk, Rancasari, Gempol, Blanka, Ciberes, Parapatan, Sagalaherang, Kawungluwuk dan Tambakan. Hubungan antare potensi desa terhadap status desa erat, dengan besar r/kp. = 0 1 89. Pamong desa merupakan faktor yang paling bepengaruh terhadap status desa. Dengan demikian atas dasar kesimpulan tersebut make hipotesa menunjukan kecenderungannya atau terbukti.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Penerangan RI, 1980
352.94 PEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Universitas Nasional, 1982
307.72 STR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rianawati Raharyani
Abstrak :
ABSTRAK
Program intervensi ini benujuan untuk mcmbcrdayakan masyamkat kampung Lio RW 20 dengan memberikan sebuah solusi altematifpengobatan yang relatifmurah. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan (lzekzlessness) warga kampung tersebut terutama dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengcnai tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai ahcmalifpengobatan yang relatifmurah. Pemberdayaan warga ini mcnggunakan teori Learned Hegnlessness yang dikemukakan oleh Seligman (1975) dan The Health BcliefMode1(Roscnstock, 1974). Tcknik intervensi menggunakan Comrmmig' Empowerment (Dalton, 2001) dan Erperiential Leamizzg (David A. Kolb, 1996). Penduduk kampung ini tergolong kategori squatter; pcnghuni liar, dimana mayoritas penduduknya ad alah pendatang dan berpendidikan rendah, serta tempat tinggal mereka scbagian bcsar tidak memenuhi standar rumah yang sehat. Permasalahan utama mereka adalah ketidakmampuan dalam segi ckonomi, sehingga mcreka sangat terbebani oleh binya pengobatan masa kini. Metode pendekatan dalam mengembangkan program interensi ini dilakukan melalui metode kualitatiil dan pcngembangan agen perubahan diperlukan pada intervensi ini un tuk mengawali program pemberdayaan masyamkat kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervensi ini dilakukan dengan kunjungan fonnal dan informal, pcrtemuan tatap muka lzmgsung dan komunikasi yang intensif dan tcrcncana, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung sebagai upaya menumbuhkan kemampuan dan kctemmpilan warga sehingga mcrcka lebih berclaya dan mandiri. Tahap awal dari program intervensi ini dilakukan selama 8 bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dcngan terbentuknya agen perubahan yang bertimgsi dengan baik dan adanya lahan khusus untuk diiadikan pusat TOGA dari kampung Lio RW 20. Agcn pcmbahan ini telah berhasil menumbuhkan kcsadaran dan pengertian kepada warga untuk bcrpartisipasi aktifdalam budidaya TOGA ini sebagai upaya untuk mencari altematifpcngobatan yang murah sehingga dapat mengumngi bcban mere]-ca. lntervensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan harapan bersama warga kampung Lio RW 20 ini bisa tercapai, yaitu peningkatan kemampuan dan keterampilan hidup schat.
ABSTRACT
The objective of this intervention program tk to empower the population of Kanioung Lio RW 20 by providing a relativehf inexpensive medication alternatifsolution This program also aims on reducing the lteblessness ofthe population particularht on health issues. The main objective ofthts intervention is to gain the populations awareness and understanding about TOGA cultivation as a relativehr inexpensive mediation alternative. This community awareness 119 based on Learned Helolessness theory by .Se ligman (1975) and The Health Belief Model by Rosenstock (1974). The intervention technique ts based on Community Empowerment (Dalton, 2001) and Experiential Learning (David A. Kolb, 1996) The population of this village is categorized as squatter, untamed population, where the majority ofthe population are migrants (outsidens) with low education level, who most of them are occupying below health standard houses. Economical weakness is the main issue of this population which burdens them of today 's medication _/ee. The approaching method in developing this intervention program done through qualitative method and the expansion of change agent needed in this intervention to began this community empowerment in TOGA cultivation. The implementation of this intervention program conducted with_R>rmal and in_RJrmalvt1sits, direct meeting and intensive and planned communication which jbcus on the capacity building ofthe community as an ejort to increase the ability and skills ofthe population which enable them to be more independent and capable. The first stage ty' this intervention program was conducted _/br 6' months (November 2006-July 2007) and nas successhtl by the _Rrrmation of change agent that well functioning and there a speci/ic area provided for TOGA center from Kampung Lia RW 20. This agent of change has ejectively escalate the awareness and understanding of the population medication alternative to reduce their economical burden. Thejbllow up of this first stage still need to be innzlemented to fuyill the objective and expectation of the community of Karnpung Lio RW 20, the escalation of skills and ability to wards healthy life.
2007
T34087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermayulis
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumilah
Abstrak :
Lokasi industri diarahkan pada tempat yang serasi dengan perkembangan daerah dilihat dari Sumber Daya, Tenaga Kerja, Jaringan Transportasi, Modal, Pasar, Suasana Industri dan Ketenteraman Sosial Politik. Berdasarkan hal tersebut di atas, pemerintah Kabupaten Bogor menetapkan Kawasan Citeureup, daerah yang masih terisolir dan belum padat penduduknya menjadi kawasan industri. Dengan alasan dekat dengan bahan mentah, dekat ke pasar lokal, ke pasar nasional maupun internasional, pengembangan jalan transportasi, menarik tenaga kerja di perkotaan. Adanya industri di suatu tempat akan menimbulkan perubahan terhadap ruang. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membandingkan perubahan penggunaan tanah, mata pencaharian dan kwalitas rumah sebelum dan sesudah adanya industri dan dengan ketiga aspek tersebut di atas. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini, korelasi peta, dan skala nilai. Setelah dilakukan analisa diperoleh ringkasan sebagai berikut; Yang berkurang tanah persawahan, tanah kebun campuran dan tanah tegalan. Yang bertambah tanah perkebunan, tanah perkampungan dan tanah industri. Perubahan mata pencaharian sebagai berikut ; tenaga kerja petani menurun, pedagang bertambah, muncul tenaga kerja buruh kasar, jasa angkutan bertambah, muncul tenaga kerja industri.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S33319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Alfi Arnanda
Abstrak :
ABSTRAK
Desa Jeruk merupakan salah satu desa dengan potensi industri batik tulis yang besar. Pemerintah Desa Jeruk telah memberdayakan potensi tersebut melalui pelaksanaan program pengembangan desa sentra batik. Akan tetapi, pelaksanaan program tersebut masih belum sepenuhnya berhasil untuk mengembangkan potensi yang dimiliki Desa Jeruk. Hal ini menggambarkan adanya permasalahan dalam efektivitas pelaksanaan program tersebut, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan program tersebut serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan post-positivist. Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program pengembangan desa sentra batik di Desa Jeruk tergolong cukup efektif. Hasil ini diketahui melalui proses analisis terhadap tiga dimensi, yaitu dimensi Tujuan, Aktivitas, dan Program Assumption. Dimensi yang terpenuhi ialah dimensi Aktivitas, sedangkan dua dimensi lainnya, yaitu dimensi Tujuan dan Program Assumption tidak terpenuhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut dianalisis menggunakan teori Edwards III (1980) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kebijakan, yakni faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, serta struktur birokrasi. Ditinjau dari faktor komunikasi, program ini belum dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh pemangku kepentingan dalam program. Sumber daya yang dimiliki Desa Jeruk juga belum sepenuhnya mampu untuk menunjang pelaksanaan program. Faktor ketiga, yakni disposisi, menunjukkan belum terdapat kemauan yang tinggi dari Pemerintah Desa Jeruk dalam melaksanakan program. Faktor keempat, yakni struktur birokrasi, menunjukkan adanya fleksibilitas struktur birokrasi dalam melaksanakan kegiatan program. Selain keempat faktor tersebut, terdapat tiga faktor temuan lapangan lainnya yaitu faktor sosial, budaya, serta kompetitor. Ditinjau dari faktor sosial, kekhawatiran akan timbulnya kecemburuan sosial dari sektor ekonomi lain menyebabkan Pemerintah Desa Jeruk tidak merancang aktivitas program dengan lebih spesifik. Faktor budaya menunjukkan bahwa alasan industri batik di Desa Jeruk sulit berkembang adalah karena proses produksi yang masih bersifat manual serta faktor tenaga kerja. Faktor kompetitor menunjukkan bahwa industri batik di Desa Jeruk menghadapi kompetitor yang lebih unggul.


ABSTRACT

Jeruk Village is one of the villages with a large potential of batik industry. The Jeruk Village Government has empowered this potential through the implementation of a batik center village development program. However, the implementation of the program has not been fully successful yet in developing the potential of the Jeruk Village. This indicates problems in the effectiveness of the program implementation, therefore the aim of this research is to analyze the effectiveness of the program implementation and the factors that influence it. This research is conducted using a post-positivist approach. The data are colleted from in-depth interviews and literature studies. The results of the reseach indicate that the implementation of the batik center development program in Jeruk Village is quite effective. These results are known through an analysis of three dimensions, to wit, Objective dimension, Activity dimension, and Program Assumption dimension. The Activity dimension is fulfilled, while the other two, Objective dimension and Program Assumption dimension are not fulfilled. The factors that influence this are analyzed using Edwards III (1980) theory on four factors affecting the effectiveness of policy implementation, namely communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. In terms of communication factor, this program has not been well communicated to all stakeholders in the program. The resources owned by the Jeruk Village are also not fully capable yet to support the implementation of the program. The third factor, disposition, indicates that there is not enough willingness showed by the Jeruk Village Government in implementing the program. The fourth factor, bureaucratic structure, shows the flexibility of the bureaucratic structure in carrying out program activities. In addition to these four factors, there are three other field findings, that are social, cultural, and competitor factors. Based on social factors, the concern about social disparity have caused the Jeruk Village Government to not design the program activities more specifically. Cultural factors show that the reason why batik industry in Jeruk Village facing difficulties to develop is because of the traditional production process, as well as the workers factor. Competitor factors show that the batik industry in Desa Jeruk faces superior competitors.

2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>