Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erna Kusumawardani
"Demam berdarah dengue (DBD) telah lama dilaporkan sebagai penyakit yang umumnya menyerang penduduk di wilayah perkotaan. Akan tetapi, beberapa penelitian baru-baru ini, menunjukkan bahwa kejadian DBD telah menyebar ke wilayah pedesaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian DBD di wilayah pedesaan, daerah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak. Desain studi penelitian ini adalah case series. Sampel penelitian ini adalah seluruh penderita DBD yang tercatat di puskesmas sejak bulan Januari 2011 sampai April 2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei tahun 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 19 kasus DBD dan 4 kasus diantaranya meninggal (CFR 21%). Dari 12 responden, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (58,3%), berusia ≥ 15 tahun (58,3%), tidak bekerja/ibu rumah tangga (50%), melakukan mobilitas (66,7%), memiliki pengetahuan yang baik (66,7%), berperilaku kurang baik (83,3%), dan memiliki tempat penampungan air (100%). Lima dari 12 kasus DBD (41,7%) diduga merupakan kasus lokal. Terdapat 4 puskesmas (57,1%) yang mampu melakukan kegiatan PE DBD. Hal ini mengindikasikan bahwa transmisi DBD di wilayah pedesaan, daerah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak, kemungkinan besar telah terjadi.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) has long been reported as disease affecting predominantly among urban populations. However, several recent studies suggest that DHF has spread into rural area.
This study aims to describe disease occurrence of DHF in rural area, Bogor-Lebak border area. The study design is case series. The sample of this study was all patients with confirmed DHF admitted to public health centers between January 2011 and April 2012. The study was conducted in April to May 2012.
The results showed that there were 19 DHF cases and three out of 19 cases died (CFR was 21%). Out of 12 eligible respondents, most of them were male (58.3%), aged ≥ 15 years (58.3%), unemployed/housewife (50%), conducting mobility (66.7%), having good knowledge (66.7%), practicing poorly (83.3%), and having water containers (100%). Five of 12 DHF cases (41.7%) were suspected as local cases. Four public health centers (57.1%) were able to perform PE DBD (DHF Epidemiological Investigation). These results indicate that the transmission of DHF in rural area, Bogor-Lebak border area, most likely has occurred.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Fasikha
"Definisi tempat ketiga membedakan penggunaan suatu tempat dengan melihat tujuan domain yang terletak di luar domain pertama, rumah, dan domain kedua, tempat kerja. Tempat ketiga digunakan sebagai tempat di mana orang dapat menikmati waktu luang mereka di area terbuka di mana mereka bertemu banyak orang, baik orang yang sudah mereka kenal maupun orang belum mereka kenal dan baru pertama kali bertemu. Pada era dimana terjadi penurunan partisipasi masyarakat dalam penggunaan tempat ketiga yang menyebabkan rendahnya kohesi sosial di masyarakat, terdapat pengaruh yang berbeda dari keberadaan tempat ketiga pada kohesi sosial yang terjadi antara perkotaan dan pedesaan. Meskipun tempat komersial atau ritel dan tempat hiburan sama-sama memiliki karakteristik yang bersifat menarik orang luar, dampak keduanya saling berkebalikan terhadap kedekatan sosial di masyarakat. Keberadaan tempat komersial memiliki dampak yang negatif terhadap sebagian besar bentuk modal sosial sedangkan keberadaan tempat hiburan memberikan dampak yang positif terhadap sebagian besar modal sosial. Namun, perubahan perilaku menghabiskan waktu luang untuk hiburan di mana hampir tempat-tempat hiburan tersebut berbentuk modern terlihat dapat memperlebar kesenjangan antara warga sekitar dengan orang luar karena tempat ini dibangun dengan kurang mengadaptasi karakteristik lingkungan asalnya. Dengan demikian, keberadaan tempat hiburan dapat menurunkan kepercayaan antara penduduk lokal dan orang luar pada penduduk pedesaan.

The definition of third place differ the usage of a place by the purpose of a domain which out from the first domain, home, and the second domain, workplace. A third place purposely used as a place where people can enjoy their free time in open area where they meet many people, whether someone they used to know or even someone new. In this era where there is shown a declining public participation on third place usage which causing lower social cohesion in community, there is exists different effect of the existence of third place on social cohesion occurred between urban and rural area. Although both commercials and recreational spaces attract outsiders, the impact of commercials on most of social capital form is negative while recreational space mostly gives positive impact. However, a changing behavior on spending leisure time on recreational where almost places are modern also could widen the gap between its residents with outsiders because this space built with lack of adapting the neighborhood characteristic. Thus, recreational space could lower the trust between locals and outsiders in rural residents."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranita Giardini
"Program yang berguna untuk memprediksi debit limpasan dari peristiwa hujan di daerah aliran sungai adalah HEC-HMS. Hasil hidrograf analisis HEC-HMS akan bergantung pada karakteristik DAS. Arc-Hydro dan HEC-Geo HMS adalah program yang biasanya digunakan dalam permodelan hidrologi dalam Sumber Daya Air. Arc-Hydro digunkana dalam input topografi menggunakan informasi dari Peta DEM untuk mendeliniasi DAS. Selanjutnya, dalam memvisualisasikan karakteristik DAS, digunakan HEC-Geo HMS. Hasil analisis Arc-Hydro tergantung pada sensitivitas peta topografi. Karena bentuk permukaan yang kompleks dikarenakan efek dari urbanisasi di daerah perkotaan menyebabkan banyaknya modifikasi pada pola jalur jaringan alami. Hal ini, akan mempersulit program Arc-Hydro dalam menentukan batas DAS sehingga dihasilkan penentuan batas DAS yang tidak sesuai yang akan berdampak pula pada penentuan karakteristik DAS. Penelitian ini akan membandingkan dan menganalisis perbedaan penentuan batas DAS di wilayah urban dan rural oleh Arc-Hydro dengan editor vertex dan dampaknya terhadap respons DAS. Berdasarkan hasil penelitian, dihasilkan luas tangkapan hasil deliniasi Arc-Hydro dengan deliniasi manual (hasil validasi ke lapangan) memiliki perbedaan yang signifikan pada daerah urban dibandingkan dengan daerah rural. Hasil tersebut juga berdampak signifikan pada hasil simulasi hidrograf limpasan banjir di wilayah urban. Maka disimpulkan bahwa penentuan batas DAS di wilayah urban tidak hanya dapat mengandalkan program Arc-Hydro, melainkan perlu dilakukan validasi ke lapangan agar dihasilkan batas DAS yang sesuai pada lokasi.

A useful program for predicting runoff discharge from rain events is HEC-HMS. The results of the HEC-HMS hydrograph depends on the characteristics of the watershed. Arc-Hydro/HEC-Geo HMS are programs that are usually used in hydrological modelling in Water Resources. Arc-Hydro is used to make topographic input using information from the DEM Map to delineate watershed. Next, in visualizing the characteristics of the watershed, HEC-Geo HMS is used. The results of the Arc-Hydro analysis depends on the sensitivity of the topographic map. Due to complex surface shapes because of the effect of high-level urbanization in urban areas, it caused that there is so many modification on the natural network path. This will complicate the Arc-Hydro program in determining watershed boundaries. The objective of this research is to analyse the performance of Arc-Hydro to make a watershed delineation and their influence on the watershed responses using HecGeo-HMS. Based on the results of the study, the resulting catchment area of the Arc-Hydro delineation with manual (based on the field survey) deliniation has a significant difference in urban areas compared to rural areas. These results also have a significant impact on the results of hydrograph simulations of flood runoff in urban areas. So it was concluded that the determination of watershed boundaries in urban areas does not only rely on the Arc-Hydro program, but needs to be validated to the field in order to produce an accurate watershed boundary."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library