Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rayyan Faher Shahab
"Pendahuluan: Rotavirus merupakan virus dengan tingkat penularan tinggi pada anak di bawah usia 5 tahun yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Penelitian ini merupakan penelitian pertama di Indonesia yang bertujuan mengevaluasi penerimaan orangtua terhadap vaksinasi rotavirus bagi anak berusia di bawah 5 tahun.
Metode: Sampel penelitian merupakan orangtua yang dipilih secara consecutive sampling. Perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus sampel tunggal. Kriteria inklusi adalah orangtua yang memiliki anak berusia di bawah 5 tahun serta mengisi kuesioner dengan lengkap. Kriteria eksklusi adalah orangtua yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap atau mengundurkan diri dari penelitian. Data ditabulasi berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap rotavirus, serta sikap terhadap vaksinasi. Uji yang digunakan adalah metode uji Chi-square untuk mengetahui hubungan dari faktor tersebut dengan penerimaan terhadap vaksinasi rotavirus.
Hasil: Dari 108 responden, 13 (12%) menolak pemberian vaksinasi rotavirus bagi anak mereka. Didapatkan hubungan yang signifikan antara sikap orangtua terhadap vaksinasi dengan penerimaan orangtua terhadap vaksinasi rotavirus (p = 0,000). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p = 0,375), pendidikan (p = 0,636), pekerjaan (p = 0,500), penghasilan (p = 0,290), pengetahuan (p = 1,000), sikap (p = 0,689), dan perilaku terhadap rotavirus (p = 0,592) dengan penerimaan vaksinasi rotavirus.
Kesimpulan: Sikap orangtua yang positif terhadap vaksinasi berhubungan secara signifikan dengan penerimaan vaksinasi rotavirus.

Introduction: Rotavirus is a highly spread virus in children under 5 years old that could be prevented by vaccination. This study was the first performed in Indonesia to evaluates the parents’ acceptance towards rotavirus vaccination.
Methods: The samples of this study are parents who were chosen by consecutive sampling. The inclusion criterias are the parents who have children under 5 years old and have completed the questionnaire. The exclusion criterias are parents who did not fill all the questions or those who resigned from the study. Data are tabulated based on age, education, occupation, income, knowledge, attitude, and behavior towards rotavirus, and attitude towards vaccination. Method used in this study to analyze the data is Chi-square test to find correlation between those factors with rotavirus vaccination acceptance.
Results: Of the 108 respondents, 13(12%) rejected the acceptance towards rotavirus vaccination. There was a significant correlation between parental attitude towards vaccination with rotavirus vaccination acceptance (p = 0,000). There were no significant correlation between parental age (p = 0,375), education (p = 0,636), occupation (p = 0,500), income (p = 0,290), knowledge (p = 1,000), attitude (p = 0,689), and behavior (p = 0,592) toward rotavirus with rotavirus vaccination acceptance.
Conclusion: Parental positive attitude toward vaccination showed significant correlation with rotavirus vaccination acceptance.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valentine
"Deteksi dan identifikasi rotavirus A menggunakan sampel feses anakanak penderita diare di Denpasar, Jakarta, Makassar, Mataram, dan Yogyakarta dilakukan di Bacterial Diseases Program US NAMRU-2, Jakarta, dari Februari hingga Mei 2008. Penelitian bertujuan mengetahui keragaman genotipe rotavirus A di Indonesia, khususnya di daerah penelitian. Responden penelitian adalah 1.726 anak berusia 1 hingga 71 bulan, terdiri atas 39,28% anak perempuan dan 60,25% anak laki-laki penderita diare yang berobat ke puskesmas atau rumah sakit dari September hingga Desember 2007. Metode deteksi dan identifikasi yang digunakan adalah seminested-multiplex RT-PCR. Deteksi terhadap rotavirus A menghasilkan prevalensi sebesar 56,89% (982 dari 1.726 sampel). Prevalensi rotavirus A pada anak perempuan (39%) lebih rendah dibandingkan prevalensi pada anak laki-laki (60,49%), dengan anakanak dalam kelompok umur 1-12 bulan memiliki prevalensi tertinggi (63,14%) dan terdapat kecenderungan penurunan prevalensi pada kelompok umur yang semakin besar. Identifikasi genotipe rotavirus A menghasilkan 5 tipe gen pengkode VP7 (genotipe G1, G2, G3, G4, dan G9) serta 6 tipe gen pengkode VP4 (genotipe P[4], P[6], P[8], P[9], P[10], dan P[11]), dengan prevalensi kombinasi genotipe tertinggi (11%) adalah G1P[8]."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Purnamawati
"Latar Belakang. Rotavirus merupakan penyebab terbesar dari penyakit diare akut pada anak balita. Gejala klinis yang ditimbulkan yaitu diare, demam, muntah, nyeri perut, dan dehidrasi. Berdasarkan hasil penelitian di dua kota tahun 2007, ditemukan 47% Rotavirus sebagai penyebab diare akut di RS Hasan Sadikin, Bandung, sedangkan di RS Dr Sardjito, Yogyakarta ditemukan 32%. Biaya pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya Rotavirus sangat mahal pada laboratorium tertentu saja. Belum diketahui kemampuan mendeteksi diare yang disebabkan Rotavirus berdasarkan beberapa gejala klinis dan karakteristik anak balita dengan diare akut.
Objektif. Mengeksplorasi model prediksi untuk diagnosis diare yang disebabkan infeksi Rotavirus pada anak balita dengan diare akut dengan berdasarkan informasi gejala klinis dan karakteristik anak.
Metode. Analisis dilakukan dengan menggunakan subsampel data penelitian utama Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI yang berjudul "Identifikasi dan Uji Resistensi Mikroorganisme Penyebab Diare Pada Anak Balita di Indonesia tahun 2011". Data anak balita dengan diare yang dirawat di Rumah Sakit Umum Serang selama tahun 2012 dikumpulkan melalui kuesioner. Selain gejala klinis dan karakteristik anak, dikumpulkan juga sampel tinja untuk dilakukan pemeriksaan adanya Rotavirus dengan metode Real-Time PCR.
Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala demam, kondisi tinja cair dan karakteristik anak (meliputi umur balita dan tidak diberi ASI) dapat digunakan untuk memprediksi adanya infeksi Rotavirus pada anak balita dengan diare akut. Model prediksi untuk nilai duga positif terjadinya infeksi Rotavirus pada anak diare akut sebesar 71,43%, berdasarkan gejala klinis (meliputi demam dan kondisi tinja cair) dan karakteristik anak (umur balita dan tidak diberi ASI). Pada anak diare akut yang mengalami gejala demam, kondisi tinja cair, umur 1-12 bulan, dan tidak diberi ASI, dugaan penyebab diare akut adalah rotavirus dengan peluang sebesar 82,1%.
Simpulan dan Saran. Karakteristik anak dan beberapa gejala klinis dapat digunakan untuk menduga penyebab diare akut yang disebabkan Rotavirus. Mendasari hasil penelitian disarankan agar anak diare yang diikuti dengan demam dan kondisi tinja cair, perlu mendapat penanganan segera dengan diawali rehidrasi dan dapat dijadikan masukan bagi kebijakan dalam tatalaksana diare akut yang disebabkan Rotavirus.

Background. Rotavirus is the common cause of acute diarrheal disease in children under five years old with the several clinical symptoms such as watery stool, fever, vomiting, abdominal pain and dehydration. Based on the previous studies, the prevalence rotavirus among underfive children between 32% and 47% at two hospital in the two cities in the year 2007. Laboratory cost for examining Rotavirus is very expensive. Until now, we don?t know how accurate to predict Rotavirus as a cause of acute diarrhea among underfive children based on the information of clinical symptoms and children?s characteristics.
Objectives. The aim of this study is to explore the prediction model for diagnosing Rotavirus diarrhea among underfive children by clinical symptoms and other characteristics.
Methods. Using data from the main study of ?Identification and resistance analysis of microorganism causing diarrhea among children under five years old in Indonesia? was analyzed?. The study collected data from the questionnaire and also specimens in Serang Hospital in 2012. The analyses were completed by laboratory data from the specimens by Real-Time PCR.
Results. The results of the study found that fever, watery stools and age under 12 months without having breastfeeding can be used as prediction model of Rotavirus infections among children with acute diarrhea. The prediction model of positive predictive value of Rotavirus infection of acute diarrhea is 71,43%. The positive predictive value is fulfilled from clinical symptoms including fever and watery stools and toddlers without having breastfeeding. Children presenting acute diarrhea with fever, watery stools, age under 12 months and no breast feeding had the prediction value 82,1%.
Conclusion and recommendation. Characteristics and clinical symptoms of children underfive might be used to predict diarrhea caused by Rotavirus. Rehydration of acute diarrhea of Rotavirus infection is important step in management of acute diarrhea among underfive children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library