Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Wisnu Putranto
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Smear layer dapat menghambat sterilisasi saluran akar dan adaptasi bahan pengisi di sepertiga apeks. Untuk menghilangkannya, selain menggunakan bahan irigasi juga diperlukan teknik irigasi yang yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai hasil pembersihan dinding saluran akar dari smear layer di daerah sepertiga apeks yang diirigasi menggunakan teknik irigasi sonik dan tehnik irigasi manual-dinamik Metode: Tigapuluh dua gigi premolar tetap dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 menggunakan teknik irigasi sonik. Kelompok 2 menggunakan teknik irigasi manual-dinamik. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebersihan dinding saluran akar pada sepertiga apeks dengan menggunakan SEM pada semua kelompok. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kelompok 1 dan 2 (p=0,256) Kesimpulan: Kedua jenis teknik irigasi baik sonik maupun manual-dinamik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Namun secara deskriptif, teknik irigasi sonik memberikan hasil kebersihan sepertiga apeks yang lebih baik dibandingkan dengan teknik irigasi manual-dinamik.
ABSTRACT
Background: Smear layer can inhibite sterilization of root canal and adaptation of root canal filling material on apical third of root canal wall. To eliminate it, besides using irrigation materials are also needed proper irrigation techniques. The purpose of this study was to obtain more information of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall irrigated using sonic and manual-dynamic irrigation techniques. Materials and Method: thirty two whole-extracted premolars were divided into 2 groups. Group 1 were irigated sonicly, Group 2 were irrigated with manual-dynamic. The cleanliness of smear layer on apical third of root canal wall from both groups then inspected using SEM. The data obtained were analyzed using Kolmogorov-smirnov test. Results: There was no significant difference between Group 1 and Group 2 (p = 0,256) Conclusion: Both types of irrigation techniques does not show statistically significant difference. But descriptively, sonic irrigation technique provided better result of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall than manual-dynamic irrigation technique.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trini Santi Pramudita
Abstrak :
Preparasi saluran akar menghasilkan ekstrusi debri, memicu respons inflamasi di periapeks. Tujuan: Mengamati perbedaan jumlah ekstrusi debri ke periapeks pada saluran akar yang dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontinyu dan resiprokal. Metode: Tigapuluh dua gigi premolar secara acak dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontiyu. Kelompok 2 menggunakan gerakan resiprokal. Penimbangan tabung penampung debri dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan setelah preparasi. Perbedaan berat tabung tersebut dianggap sebagai berat debri terekstrusi. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 2 (p=0,844) Kesimpulan: Perbedaan gerakan preparasi saluran akar menggunakan rotasi kontinyu maupun resiprokal tidak memengaruhi jumlah ekstrusi debri ke periapeks. ......Root canal preparation produces debris extrusion, lead to inflammation in periapical tissue. Objective: Assess the differences of periapically extruded debris amount after preparation using continous rotation and reciprocating motion. Method: Thirty two premolars in a receptor tube were randomly divided into 2 groups. Group 1 was prepared using continuous rotation, Group 2 using reciprocating motion. Amount of the extruded debris was obtained by the receptor tube weight differences before and after preparation. Results: The difference between groups were not statistically significant (p = 0,844). Conclusion: Continuous rotation and reciprocating motion have no influence in the amount of periapically extruded debris.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wisnu Putranto
Abstrak :
Smear layer dapat menghambat sterilisasi saluran akar dan adaptasi bahan pengisi di sepertiga apeks. Untuk menghilangkannya, selain menggunakan bahan irigasi juga diperlukan teknik irigasi yang yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai hasil pembersihan dinding saluran akar dari smear layer di daerah sepertiga apeks yang diirigasi menggunakan teknik irigasi sonik dan tehnik irigasi manual-dinamik. Metode: Tigapuluh dua gigi premolar tetap dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 menggunakan teknik irigasi sonik. Kelompok 2 menggunakan teknik irigasi manual-dinamik. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebersihan dinding saluran akar pada sepertiga apeks dengan menggunakan SEM pada semua kelompok. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kelompok 1 dan 2 (p=0,256). Kesimpulan: Kedua jenis teknik irigasi baik sonik maupun manual-dinamik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Namun secara deskriptif, teknik irigasi sonik memberikan hasil kebersihan sepertiga apeks yang lebih baik dibandingkan dengan teknik irigasi manual-dinamik. ......Smear layer can inhibite sterilization of root canal and adaptation of root canal filling material on apical third of root canal wall. To eliminate it, besides using irrigation materials are also needed proper irrigation techniques. The purpose of this study was to obtain more information of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall irrigated using sonic and manual-dynamic irrigation techniques. Materials and Method: thirty two whole-extracted premolars were divided into 2 groups. Group 1 were irigated sonicly, Group 2 were irrigated with manual-dynamic. The cleanliness of smear layer on apical third of root canal wall from both groups then inspected using SEM. The data obtained were analyzed using Kolmogorov-smirnov test. Results: There was no significant difference between Group 1 and Group 2 (p = 0,256) Conclusion: Both types of irrigation techniques does not show statistically significant difference. But descriptively, sonic irrigation technique provided better result of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall than manual-dynamic irrigation technique.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Suryantoro
Abstrak :
Latar Belakang: Penelitian mengenai pengaruh pelebaran korona saluran akar terhadap tingkat ketepatan apex locator hanya sedikit. Tujuan: Membandingkan ketepatan lokasi foramen apikalis pada dua tipe apex locator dan menilai pengaruh pelebaran koronal saluran akar. Metode: Panjang kerja 16 gigi premolar satu mandibula diukur secara visual, menggunakan dua jenis apex locator saat sebelum dan setelah dilakukan pelebaran korona saluran akar. Hasil: Berbeda bermakna ketepatan pada tiap jenis apex locator setelah dilakukan pelebaran korona, namun tidak berbeda bermakna pada keduanya setelah pelebaran koronal saluran akar. Kesimpulan: pelebaran korona saluran akar meningkatkan ketepatan apex locator mengukur lokasi foramen apikalis.
Background: Only a few studies on the effect of coronal preflaring to the accuracy of apex locator. Objective: To compare the accuracy of two types of apex locators and evaluate the influence of coronal preflaring in them. Method: working length of sixteen first mandibular bicuspids were measured visually, using two types apex locator at before and after coronal preflaring. Result: statistically significant of two type apex locators at before and after coronal preflaring, no statistically significant at both types after coronal preflaring. Conclusion: coronal preflaring will increase the accuracy of apex locator in locating the apical foramen.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Dwi Maharti
Abstrak :
Instrumentasi saluran akar masih meninggalkan area tidak terpreparasi. Insrumen osilasi diklaim dapat membersihkan dinding saluran akar secara optimal. Tujuan: Membandingkan luas dinding sepertiga apeks saluran akar yang tidak terpreparasi antara instrumen osilasi Reciproc® dan WaveOne®. Metode: Tiga puluh dua saluran akar premolar mandibula diisi tinta cina kemudian dibagi menjadi dua kelompok berjumlah sama (n=16): Reciproc® dan WaveOne®. Luas dinding yang tertutup tinta cina dianalisis dengan Adobe Photoshop CS5. Hasil: Kelompok II mempreparasi lebih banyak dinding tetapi tidak berbeda bermakna dengan kelompok I (p=0,265). Kesimpulan: Reciproc® dan WaveOne® tetap meninggalkan area tidak terpreparasi di sepertiga apeks saluran akar.
Thirty five percents area of root canal wall was left uninstrumented after instrumentation. Oscillation instrument was claimed able to clean whole area of root canal walls. Objective: to compare uninstrumented area of root canal at the apical third after instrumented by oscillation instrument. Methods: Thirty two human mandibular premolar root canals were dyed with china ink and were divided equally into Reciproc® and WaveOne® group. The area was analyzed using Adobe Photoshop CS5. Results: WaveOne® showed a better result than Reciproc®, but not statistically significant (p=0,265). Conclusion: The Reciproc® and WaveOne® showed no difference in cleaning the root canal.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T33049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Furqan
Abstrak :
Residu Ca(OH)2 dapat mengganggu hermetisitas obturasi saluran akar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tiga metode pembersihan residu Ca(OH)2. Metode. Tigapuluh premolar bawah dipeparasi dengan ProTaper sampai F3, kemudian diberi medikamen Ca(OH)2 dan disimpan selama 7 hari. Setelah itu, sampel dibagi tiga sama banyak. Residu Ca(OH)2 di Kelompok I dibersihkan dengan irigan gabungan NaOCl-EDTA, kelompok II dengan CanalBrush, dan Kelompok III dengan file NiTi. Sampel kemudian dibelah arah buko-lingual dan residu diperiksa dengan mikroskopstereo dan program Axiocam. Hasil. Pembersihan paling baik adalah pada kelompok II, disusul oleh kelompok III, dan kelompok I, walaupun secara statistik tidak berbeda signifikan (p <0,05). Kesimpulan. Ketiga metode menghasilkan efek pembersihan residu Ca(OH)2 yang tidak berbeda. ......The residu of Ca(OH)2 will hamper the hermeticity of root canal obturation. The aim of this study was to analyze the effectiveness of the methods of its removal. Methods. Root canal preparation was performed on 30 lower premolar using Proaper system. The Ca(OH)2 paste was put on the root canal for 7 days. The samples were then divided equally into three groups. The residu of Ca(OH)2 in group I, II, and III were removed by combined irrigant of NaOCl-EDTA, Canal Brush, and NiTi file respectively. After bisected bucco-lingually, the residu was assessed under stereomicroscope (12x magnification) and AxioCam. Results. Substantially, the most effective method was group II, followed by group III and I, but statistically no significance difference (p < 0.05). Conclusion. The canal brush is the best methods in removing Ca(OH)2 residu, although the difference is statistically not significant.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddie Santoso
Abstrak :
Dalam Tugas Akhir ini dibuat Penganalisis Kanal Tunggal yaitu suatu alat untuk menganalisis tinggi pulsa yang sering digunakan pada pengukuran energi radiasi bahan radio aktif. Alat ini terdiri atas rangkaian: Diskriminator, anti-coincidence dan pembentuk pulsa yang dibuat dengan menggunakan rangkaian terpadu atau IC (Integrated Circuit) dan komponen tertentu yang presisi sehingga didapatkan kehandalan yang tinggi. Keuntungan lain menggunakan IC adalah rangkaian menjadi sederhana dan mudah untuk memperbaikinya. Untuk menganalisis tinggi pulsa alat ini menggunakan dua buah diskriminator, untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi pada pembacaan "'level" diskriminator maka dipakai potensiometer 10 putaran pada masing-masing rangkaian level diskriminator. Keluaran Penganalisis Kanal Tunggal berbentuk pulsa segi empat dengan tinggi ±3,5 volt dan lebar ± 0,5 ps , pulsa ini merupakan pulsa Standard sebagai masukan rangkaian pencacah . Alat ini telah dibuat dan diuji di Instalasi Spektrometri Neutron - Pusat Penelitian Sains Materi - BATAN.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Aliifah
Abstrak :
Latar Belakang: Preparasi saluran akar gigi dengan file endodontik Ni-Ti umum digunakan saat ini dalam praktik klinis maupun institusi pendidikan karena karakteristik bahan yang baik. File perlu melalui sterilisasi autoklaf sebelum digunakan kembali. Namun, setelah siklus preparasi dan sterilisasi terlihat perubahan morfologi dan belum ada kesepakatan batas penggunaan untuk menghindari hal tersebut. Tujuan: Menganalisis efek frekuensi preparasi dan sterilisasi terhadap perubahan morfologi file endodontik Ni-Ti hand-use. Metode: File ProTaper® Universal hand-use (Dentsply Maillefer) digunakan untuk preparasi 135 gigi premolar akar tunggal, sebanyak 5 kali (kelompok 1) dan 10 kali (kelompok 2), antar tiap preparasi file dibersihkan dengan larutan enzimatik, scouring sponge, ultrasonic cleaner dan sterilisasi autoklaf. Kemudian sampel diamati dengan stereomicroscope (Nikon® SMZ800, Japan). Data dianalisis dengan uji Kruskal-wallis dan Mann-Whitney (p<0,05). Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan bermakna antara perubahan morfologi file setelah 5 dan 10 kali preparasi dan sterilisasi (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara perubahan morfologi file F1 setelah 5 dan 10 siklus (p>0,05). Terdapat perbedaan bermakna antara perubahan morfologi file F2 setelah 5 dan 10 siklus (p<0,05) dan antara perubahan morfologi file F1 dan F2 setelah 5 siklus (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara perubahan morfologi file F1 dan F2 melalui 10 siklus (p>0,05). Kesimpulan: Frekuensi preparasi dan sterilisasi file endodontik Ni-Ti hand use memiliki efek terhadap perubahan morfologi pada file. ......Background: Root canal preparation using Ni-Ti endodontic file was generally used today, due to its more elastic characteristic. In clinical setting, file requires autoclave sterilization before next usage. However, morphological changes could be seen after cycles of preparation and sterilization and there is still no agreement on safe usage limits for the re-use of these files. Objective: To analyze the effect of preparation and sterilization frequency on Ni-Ti endodontic hand-use files by their morphological changes. Method: ProTaper® Universal Hand-use files (PTU) (Dentsply Maillefer, Switzerland) were used on 135 single-rooted canal premolars for 5 times (1st group), 10 times (2nd group), then after every use, files are cleaned with enzymatic solution, scouring sponge, ultrasonic cleaner and sterilized by autoclave. Afterward, F1 and F2 files observed with stereomicroscope. Data was analyzed using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests (p<0.05). Result: There were statistically significant differences of file morphological changes after 5 and 10 cycles (p<0.05). There were no statistically significant differences of F1 files morphological changes after 5 and 10 cycles (p>0.05). There were statistically significant differences of F2 files morphological changes after 5 and 10 cycles (p<0.05). There were statistically significant differences of F1 and F2 files morphological changes after 5 cycles (p<0.05). There were no statistically significant differences of F1 and F2 files morphological changes after 10 cycle (p>0.05). Conclusion: The frequency of preparation and sterilization on Ni-Ti endodontic hand-use files had effect on its morphological changes.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mettasari Puspa Wardoyo
Abstrak :
Latar Belakang: Preparasi saluran akar dengan instrumen putar NiTi dapat menyebabkan crack pada dinding saluran akar. Tujuan: Menganalisa dan membandingkan efek penggunaan instrumen putar NiTi single-file gerakan resiprokal dan kontinyu terhadap terbentuknya crack pada dinding saluran akar. Metode: Tigapuluh dua sampel saluran akar tunggal dipilih secara acak dan dibagi menjadi dua grup (n=16) sesuai dengan instrumen yang digunakan untuk preparasi saluran akar, yaitu instrumen putar NiTi gerakan resiprokal dan gerakan kontinyu. Micro-CT digunakan untuk mengevaluasi crack  sebelum dan setelah preparasi saluran akar. Analisis statistik menggunakan Continuity correction. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara preparasi saluran akar menggunakan instrumen putar NiTi gerakan resiprokal dan gerakan kontinyu (p>0,05). Crack yang terbentuk ditemukan pada bagian sepertiga apikal saluran akar dengan tipe incomplete crack. Simpulan: Preparasi saluran akar menggunakan instrumen putar NiTi single-file dengan gerakan resiprokal dan kontinyu dapat menyebabkan terbentuknya crack pada dinding saluran akar.
Background: Root canal preparation with NiTi rotary instrument has the potential to induce cracks in the root canal wall. Objective: To analyze and compare the effects of single-file NiTi rotary continuous and reciprocating instruments in the propagation of cracks in the root canal wall. Methods: Thirty two single root canal samples were randomly assigned into two groups (n=16 per group) according to the system used for root canal preparation : reciprocating instruments and rotary continuous instruments. The samples were scanned through high-resolution micro-computed tomographic imaging to evaluate cracks before and after root canal preparation. The comparison between two groups was analysed statistically using Continuity correction. Results: There was no significant difference in the number of cracks between reciprocating group and rotary continuous group (p> 0.05). Cracks that occured was found in the apical third of the root canal, with incomplete cracks. Conclusion: Root canal preparation with single-file NiTi rotary continuous and reciprocating instruments can induce dentinal cracks in the root canal wall.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bina Amanda
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu sifat ideal suatu siler saluran akar adalah memiliki kemampuan penutupan yang baik terutama pada sepertiga apeks. Tujuan: Untuk mengevaluasi perbandingan kebocoran antara pengisian saluran akar dengan siler polidimetilsiloksan SP dan siler bioceramic SB . Metode: Tiga puluh enam gigi premolar rahang bawah, dibagi dua kelompok dan diisi dengan teknik kon tunggal menggunakan siler polidimetilsiloksan pada kelompok pertama, dan siler bioceramic pada kelompok ke-dua. Selanjutnya gigi diinkubasi 37?C, selama 24 jam , kemudian dilapisi dengan dua lapis cat kuku kecuali pada 2 mm dari apeks, dan direndam dalam tinta india 7 X 24 jam . Sampel didekalsifikasi, didehidrasi dan dibuat transparan sesuai dengan metode Robertson. Kedalaman penetrasi zat tinta dievaluasi dengan mikroskop stereo. Skor 0 untuk tidak bocor, skor 1 untuk penetrasi zat tinta le; 0,5 mm, skor 2 untuk penetrasi 0,51 ndash; 1 mm, dan skor 3 untuk penetrasi > 1 mm. Hasil: Distribusi proporsi kebocoran terbesar pada kelompok SP terdapat pada skor 2 44.4 , sedangkan pada kelompok SB terdapat pada skor 1 55.6 . Kesimpulan: Tingkat kebocoran pengisian saluran akar dengan siler bioceramic tidak berbeda dengan siler polidimetilsiloksan.
ABSTRACT
Background One of the ideal properties of a root canal sealer is to have a good sealing ability, especially at the apical third of the root. Objective To evaluate the comparison of the apical leakage between obturation using bioceramic sealer SB and polydimethylsiloxane sealer SP . Methods Thirty six mandibular premolars were equally divided into two groups and was obturated with single cone technique. The sealer used for Group I and Group II were SP and SB respectively. After obturation, the samples were incubated 37 C, 24 h , sealed with two coats of nail polish except for 2 mm from the apex, immersed in the Indian ink for 7 days, decalcified, dehydrated and made transparent according to Robertson technique. Dye penetration were evaluated under stereomicroscope. Samples with no dye penetration were given score 0, le 0,5 mm dye penetration were given score 1, 0,051 ndash 1 mm were given score 2, and 1 mm were given score 3. Result The largest proportion distribution in SP group was at the score 2 44.4 , and in group SB was at the score 1 55.6 . Conclusion Bioceramic sealer showed similar apical leakage to polydimethylsiloxane sealer.
2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>