Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vicky Ervina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi dan letak ramifikasi saluran akar yang ditemukan pada gigi molar. Penelitian ini menggunakan 56 gigi molar satu dan molar dua yang telah dicabut. Gigi-gigi ini terdiri dari 14 gigi molar satu rahang atas, 3 gigi molar dua rahang atas, 21 gigi molar satu rahang bawah dan 18 gigi molar dua rahang bawah.
Metode : gigi direndam dalam larutan saline sampai saat percobaan. Dilakukan pembukaan akses dan preparasi dengan k-file sampai no. 15 kemudian saluran akar diirigasi dengan larutan NaOCl 2,5%. Setelah dikeringkan, gigi didekalsifikasi. Agar gigi terlihat bening gigi direndam dalam metil salisilat. Untuk mengidentifikasi ramifikasi, tinta cina diinjeksikan ke dalam sistem saluran akar. Masingmasing gigi diperiksa jumlah, tipe dan letak ramifikasi di bawah stereomikroskop.
Hasil : Dari 56 gigi molar satu dan molar dua, 60,7% memiliki ramifikasi (46,4% saluran lateral; 10,7% apical ramifications dan 10,7% isthmus saluran akar). Sebanyak 50% ramifikasi terletak di 1/3 apikal dan 19,6% terletak di 1/3 tengah.
Kesimpulan: Frekuensi ramifikasi saluran akar pada gigi molar satu dan molar dua cukup tinggi dan paling banyak terletak pada daerah 1/3 apikal."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The longevity of a tooth is based not on the pulp, but on the health of the attachment apparatus. Mikroorganism and their toxic products can passed out into the periapical tissue and generates lesions of endodontic origin. The rationale of root canal treatment now is based on biologic principles. Healing will occurr if biomecanical preparation, cleaning and shaping were properly excecuted and the root canal system is hermetically sealed in three dimension."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Henny M. Adrianne
"Endodontic instruments such as file or reamer has potential risk to breakage during cleaning and shaping procedure especially in curved canals. In this case the instrument was fractured because it was forced into the dentin walls to gain deeper penetration, and its removal result in breakage. In this case report removal of the instrument fragment in root canal with conventional technique was failed. So it was decided to continue the treatment, with the consideration that there is no complain within one month observation."
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ayu Nyoman Putri Artiningsih
"Indonesian Journal of Dentistry 2006; Edisi Khusus KPPIKG XIV: 46-50
The necrosis tooth wilh incomplete formed roots and wide root canal should be treated by apexification. Gutta-percha combined with root canal sealer is widely used as an obturation material. The aim of this case report is to figure out that the use of customized gutta-percha in wide root canal to produce compact and hermetic filling."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2006
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hayatun Safrina
"Generally we do not know about the presence of the barrier that cause the children, students, or patients to have dyslexia, i.c. difficulties in learning abilities on writing, spelling, speaking and counting. Physicians and dentists also face some difficulties in treating them, and sufferers are often improperly treated. At home they may be treated as if they had a physical defect, and in the school as if they were dull-witted students. Dyslexia has the characteristic of continually adhering to the patient until adult and then old age. There is no prevention for this condition, but the patient can be helped by excavating their existing potential. However, for this purpose it is necessary that the parentsm educators, physicians, dentists, helpers, and people in general are aware about dyslexia."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arfianita Rachman
"Penelitian in vitro ini bertujuan untuk mengetahui variasi morfologi gigi insisif, caninus, premolar dan molar pada penampang melintang 1/3 servikal, 1/3 tengah dan 1/3 apikal akar.
Metode: Penelitian dengan desain observasi deskriptif ini menggunakan 128 gigi yang telah dicabut. Sampel ditandai dengan spidol permanen pada 1/3 servikal (garis batas CEJ), 1/3 tengah dan 1/3 apikal akar. Selanjutnya dilakukan pemotongan secara melintang menggunakan diamond disc dengan low speed straight hand piece pada 1/3 servikal. Saluran akar dipreparasi dengan file kemudian diirigasi dengan larutan NaOCl 2,5%. Setelah saluran akar bersih, dilanjutkan dengan pemotongan secara melintang pada 1/3 tengah dan 1/3 apikal akar. Penampang melintang yang mempunyai 2 saluran akar dipisahkan untuk kemudian dideteksi adanya isthmus dengan pengaplikasian methylene blue. Pengamatan dilakukan dengan stereomicroscope perbesaran 10x dengan digital camera.
Hasil: 100% gigi anterior hanya memiliki 1 saluran akar dengan variasi bentuk oval, long oval dan bulat pada penampang melintangnya. 80% P1 atas memilki 2 saluran akar dan 100% gigi premolar bawah memiliki 1 saluran akar dengan dominasi bentuk oval, long oval dan bulat pada penampang melintangnya. Gigi molar mayoritas memiliki 3 saluran akar dan bentuk saluran akar bervariasi mulai dari oval, long oval, bulat dan flat/pipih. Isthmus ditemukan pada gigi P1 atas, P bawah, akar mesiobukal M1 atas, dan akar mesial molar bawah dengan berbagai tipe. Pada gigi molar 2 bawah ditemukan saluran akar berbentuk C (c-shaped) walaupun sangat sulit membedakan c-shaped dengan menyatunya 2 atau 3 saluran akar akibat berfusinya akar.
Kesimpulan: Berbagai variasi morfologi saluran akar yang ditemukan pada potongan melintang 1/3 servikal, 1/3 tengah dan 1/3 apikal akar harus menjadi pertimbangan dalam melakukan perawatan saluran akar.

The purpose of this study was to assess the root canal morphological variations of insisive, caninus, premolar and molar using the cross section method.
Methods: 128 extracted teeth were collected and stored in NaCl solution. The teeth were equally divided into a coronal, middle, and apical third. To divide it, the exact lengths of the root canals were determined. The root were resected using diamond disc with low speed straight hand piece. The resected root surface were polished, rinse and dried. The cross-sectional root surfaces that have two canals stained with methylene blue to investigate root canal isthmus classification. All the cross-sectional root surface examine using a stereomicroscope with digital camera.
Results: 100% of the anterior teeth demonstrated a single canal, 80% of maxillary first premolar demonstrated two canals and 100% of mandibular molar had single canal. The shaped of canal was varied from oval, long oval or round in the coronal, middle and apical third. The molar teeth showed a high incidence of three root canals and the shaped more varied from oval, long oval, round or flat in the coronal, middle, and apical third. Isthmus frequently presence between two root canals within one root. It can observed in the maxillary first premolar, mandibular premolar, mesiobuccal roots of maxillary first molar and mesial roots of mandibular molar with different type. C-shaped mostly found in mandibular second molar. It may be difficult to distinguish between a C-shaped canal and a mandibular second molar with single or three canals joining apically.
Conclussion: These root canal morphological variations should be considered during root canal treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Herisa
"Latar Belakang: Preparasi saluran akar gigi menghasilkan smear layer saat bersentuhan dengan dinding saluran akar yang berpotensi menyebabkan kegagalan perawatan. Bentuk penampang file mempengaruhi pembentukan smear layer. Penelitian ini membandingkan kuantitas smear layer pada dinding saluran akar sepertiga apikal yang dipreparasi menggunakan file berpenampang melintang segitiga dan segi empat.
Metode: 32 sampel gigi premolar rahang bawah dibagi ke dalam dua kelompok perlakuan yang dipreparasi dengan file berpenampang segitiga (One Curve®, n = 16) dan segi empat (Hyflex EDM®, n = 16). Setelah preparasi, saluran akar diirigasi menggunakan kombinasi larutan NaOCl 2,5% dan EDTA 17%. Smear layer pada dinding saluran akar sepertiga apikal diamati menggunakan scanning electron microscope (SEM) dan dikuantifikasi menurut sistem skoring Foschi.
Hasil: Uji Mann- Whitney menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik antara preparasi saluran akar menggunakan kedua instrumen dengan skor smear layer. Kelompok yang dipreparasi dengan file berpenampang segitiga menghasilkan skor smear layer lebih rendah dibanding kelompok yang dipreparasi dengan file berpenampang segi empat.
Kesimpulan: Preparasi saluran akar menggunakan file berpenampang segitiga dan segi empat dengan irigasi kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% tetap menghasilkan smear layer pada daerah sepertiga apikal, namun preparasi dengan file berpenampang segitiga menunjukkan kuantitas smear layer yang lebih sedikit dibandingkan file berpenampang segi empat.

Background: Root canal preparation produces smear layer when in contact with its wall, which potentially causing treatment failures. Cross-section shape of file influences smear layer production. This experiment compares smear layer quantity at apical third of root canal walls prepared using files with triangular and rectangular cross-section.
Methods: Thirty-two premolar samples taken from mandibles were divided into two groups whose root canals were prepared using file with triangular (One Curve®, n = 16) and rectangular (Hyflex EDM®, n = 16) cross-section. After preparation, root canals were irrigated with combination of NaOCl 2,5% and EDTA 17% solutions. Smear layer in apical third of root canal walls were then observed using scanning electron microscope (SEM) dan quantified according to Foschi scoring system.
Results: Mann- Whitney test shows significant difference between root canal preparation using both instruments and produced smear layer score. Group prepared with triangular file produced lower smear layer score compared to those which prepared with rectangular file.
Conclusions: Root canal preparation using files with triangular and rectangular cross-section, followed by combined NaOCl 2,5% and EDTA 17% irrigation still produces smear layer in apical third area. However, preparation with triangular file shows less smear layer quantity compared to rectangular file.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eddie Santoso
"Dalam Tugas Akhir ini dibuat Penganalisis Kanal Tunggal yaitu suatu alat untuk menganalisis tinggi pulsa yang sering digunakan pada pengukuran energi radiasi bahan radio aktif. Alat ini terdiri atas rangkaian: Diskriminator, anti-coincidence dan pembentuk pulsa yang dibuat dengan menggunakan rangkaian terpadu atau IC (Integrated Circuit) dan komponen tertentu yang presisi sehingga didapatkan kehandalan yang tinggi. Keuntungan lain menggunakan IC adalah rangkaian menjadi sederhana dan mudah untuk memperbaikinya.
Untuk menganalisis tinggi pulsa alat ini menggunakan dua buah diskriminator, untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi pada pembacaan "'level" diskriminator maka dipakai potensiometer 10 putaran pada masing-masing rangkaian level diskriminator. Keluaran Penganalisis Kanal Tunggal berbentuk pulsa segi empat dengan tinggi ±3,5 volt dan lebar ± 0,5 ps , pulsa ini merupakan pulsa Standard sebagai masukan rangkaian pencacah .
Alat ini telah dibuat dan diuji di Instalasi Spektrometri Neutron - Pusat Penelitian Sains Materi - BATAN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wisnu Putranto
"ABSTRAK
Latar Belakang: Smear layer dapat menghambat sterilisasi saluran akar dan adaptasi bahan pengisi di sepertiga apeks. Untuk menghilangkannya, selain menggunakan bahan irigasi juga diperlukan teknik irigasi yang yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai hasil pembersihan dinding saluran akar dari smear layer di daerah sepertiga apeks yang diirigasi menggunakan teknik irigasi sonik dan tehnik irigasi manual-dinamik Metode: Tigapuluh dua gigi premolar tetap dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 menggunakan teknik irigasi sonik. Kelompok 2 menggunakan teknik irigasi manual-dinamik. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebersihan dinding saluran akar pada sepertiga apeks dengan menggunakan SEM pada semua kelompok. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kelompok 1 dan 2 (p=0,256) Kesimpulan: Kedua jenis teknik irigasi baik sonik maupun manual-dinamik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Namun secara deskriptif, teknik irigasi sonik memberikan hasil kebersihan sepertiga apeks yang lebih baik dibandingkan dengan teknik irigasi manual-dinamik.

ABSTRACT
Background: Smear layer can inhibite sterilization of root canal and adaptation of root canal filling material on apical third of root canal wall. To eliminate it, besides using irrigation materials are also needed proper irrigation techniques. The purpose of this study was to obtain more information of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall irrigated using sonic and manual-dynamic irrigation techniques. Materials and Method: thirty two whole-extracted premolars were divided into 2 groups. Group 1 were irigated sonicly, Group 2 were irrigated with manual-dynamic. The cleanliness of smear layer on apical third of root canal wall from both groups then inspected using SEM. The data obtained were analyzed using Kolmogorov-smirnov test. Results: There was no significant difference between Group 1 and Group 2 (p = 0,256) Conclusion: Both types of irrigation techniques does not show statistically significant difference. But descriptively, sonic irrigation technique provided better result of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall than manual-dynamic irrigation technique."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trini Santi Pramudita
"Preparasi saluran akar menghasilkan ekstrusi debri, memicu respons inflamasi di periapeks.
Tujuan: Mengamati perbedaan jumlah ekstrusi debri ke periapeks pada saluran akar yang dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontinyu dan resiprokal.
Metode: Tigapuluh dua gigi premolar secara acak dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontiyu. Kelompok 2 menggunakan gerakan resiprokal. Penimbangan tabung penampung debri dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan setelah preparasi. Perbedaan berat tabung tersebut dianggap sebagai berat debri terekstrusi.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 2 (p=0,844)
Kesimpulan: Perbedaan gerakan preparasi saluran akar menggunakan rotasi kontinyu maupun resiprokal tidak memengaruhi jumlah ekstrusi debri ke periapeks.

Root canal preparation produces debris extrusion, lead to inflammation in periapical tissue.
Objective: Assess the differences of periapically extruded debris amount after preparation using continous rotation and reciprocating motion.
Method: Thirty two premolars in a receptor tube were randomly divided into 2 groups. Group 1 was prepared using continuous rotation, Group 2 using reciprocating motion. Amount of the extruded debris was obtained by the receptor tube weight differences before and after preparation.
Results: The difference between groups were not statistically significant (p = 0,844).
Conclusion: Continuous rotation and reciprocating motion have no influence in the amount of periapically extruded debris.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>