Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 282 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Szekely-Lulofs, Madelon Hermine
"Rubber, de debuutroman van Madelon Székely-Lulofs (1899-1958), speelt op een rubberonderneming op Oost-Sumatra. Het is tevens de beschrijving van een cruciale tijd, waarin de Deliaanse planterssamenleving een duizelingwekkende ontwikkeling doormaakt en waarin, tot de crisis van 1929, veel geld wordt verdiend en verteerd.
Madelon Székely-Lulofs weet er alles van. Geboren in Soerabaja als dochter van een bestuurder trouwt ze met een rubberplanter. Ze komt als één van de eerste vrouwen in een internationale mannengemeenschap. Hoe die daarop reageerde, staat in Rubber.
De grote verdienste van Madelon Székely-Lulofs is dat zij afstand kan nemen van de voor haar zo vertrouwde wereld. Zij verplaatst zich bovendien gemakkelijk in de stille verbijstering van de koelies en de inlandse bedienden met wie ze is opgegroeid.
Rubber is een roman en een document tegelijk. "
Amsterdam: Elsevier, 1932
K 839.31 SZE r
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Sumantri Harjapertama
Yogyakarta: Kanisius, 2001
808.3 YUS n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schulz, Fritz
Oxford: Clarendon Press, 1956
340.937 SCH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lambiris, Michael
Australia: The University of Melbourne, 1994
340.54 LAM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moor, Margriet de
Amsterdam: De Bezige Bij, 2010
BLD 839.313 MOO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Thomese, P. F.
Amsterdam: Uitgeverij Contact, 2008
BLD 839.313 THO v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Sastra roman Islam dari siklus Menak. Teks ini mengisahkan ketika Amir Hamzah mengalami kekalahan perang dari Raja Hirman yang dibantu oleh Raja Lakat dan Raja Jenggi. Dalam pertempuran tersebut Amir Hamzah gugur. Kekalahan Amir Hamzah ini menyebabkan Nabi Muhammad harus mengungsi ke luar Madinah dan bersembunyi dalam sebuah gua. Ali yang mendengar kematian pamannya dan kekalahan tentara Islam, segera membalas. Raja Lakat dan Jenggi kemudian dapat dikalahkan. Mereka takluk dan menyatakan bersedia memeluk agama Islam. Pada bagian akhir diceritakan tentang pernikahan antara Ali dengan Dewi Kuraisin. Keduanya dikaruniai seorang putra yang diberi nama Muhammad Hanafiyah. Teks naskah ini setelah dibandingkan dengan resensi naskah dengan judul Serat Menak yang dikerjakan oleh Poerbatjaraka 1940, maupun dengan Menak Lakad edisi Balai Pustaka 1937 dan edisi Van Dorp & Co (1883-1889, 8 jilid, lihat Pratelan I: 229-336), ternyata berbeda. Struktur pupuh dan gaya bahasa dalam teks ini tidak sama dengan semua redaksi tersebut. Dilihat dari bahasa dan pupuh pertamanya, teks ini kemungkinan berasal dari daerah Pasisir, karena bahasanya sangat sederhana dan pupuh pertamanya adalah tembang asmaradana yang memuat gagasan tentang pengagungan kepada Allah, Nabi Muhammad beserta para sahabat dan keluarganya. Sebagai pembanding, selain yang terdapat dalam edisi Poerbatjaraka, Balai Ppoestaka dan Van Dorp, Menak Lakad dapat pula diperiksa dalam FSUI/CI.53, CI.56-57; LOr 1984, 4900, 5771, 9013; DFT S 227-8, 240/280-17; MSB/L.193; SMP/KS.461-463. Pada kolofonnya terdapat penanggalan dari akhir penyalinan, yaitu: Jumat Pahing, 1 Ruwah, Wawu 1793 (30 Desember 1864). Teks ini menjadi bagian koleksi Pigeaud setelah dibeli dari R.Tanaya pada bulan Oktober 1933 di Surakarta. Berikut adalah daftar pupuhnya: 1) asmaradana; 2) pangkur; 3) sinom; 4) kinanthi; 5) megatruh; 6) pangkur; 7) durma; 8) pangkur; 9) sinom; 10) asmaradana; 11) pangkur; 12) dhandanggula; 13) mijil; 14) durma; 15) pangkur; 16) asmaradana; 17) dhandanggula; 18) durma; 19) asmaradana; 20) sinom; 21) dhandanggula; 22) pangkur; 23) asmaradana; 24) durma; 25) pangkur; 26) durma; 27) pangkur; 28) durma; 29) pangkur; 30) sinom; 31) pangkur; 32) durma; 33) pangkur; 34) asmaradana; 35) dhandanggula; 36) durma; 37) pangkur; 38) durma; 39) asmaradana; 40) dhandanggula; 41) sinom; 42) durma; 43) pangkur; 44) durma; 45) asmaradana; 46) sinom; 47) mijil; 48) kinanthi; 49) megatruh; 50) dhandanggula; 51) sinom; 52) mijil; 53) asamaradana; 54) kinanthi; 55) sinom; 56) mijil; 57) dhandanggula; 58) asmaradana; 59) sinom; 60) dhandanggula; 61) asmaradana; 62) sinom; 63) dhandanggula; 64) asmaradana; 65) dhandanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.55-NR 258
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini terdiri atas dua jilid, berisi sastra roman Islam dari siklus Menak. Teks ini merupakan bagian akhir dari kisah heroik Amir Hamzah yang terangkai dalam beberapa episode. Isi teks menceritakan gugurnya Amir Hamzah oleh Raja Lakad dan Jenggi serta pernikahan antara Ali dengan Dewi Kuraisin. Bandingkan deskripsi naskah CI.55 untuk keterangan dan acuan selanjutnya. Redaksi teks Lakad masih lain dengan versi-versi yang diuraikan oleh Poerbatjaraka (1940), merupakan versi tersendiri. Dua pupuh pertama dalam naskah ini (jilid I), masing-masing terdiri dari satu bait dhandanggula dibingkai dalam wadana yang sangat indah. Isi kedua bait tersebut memuat purwaka yang menyatakan tentang sikap penyalin kepada rajanya dan pencantuman titimangsa dimulainya penyalinan, yakni pada hari Selasa, 1 Rejeb, Ehe, 1836 (25 Agustus 1906). Keterangan kolofon belakang menyebutkan selesainya penyalinan pada hari Kamis Pahing, 3 Rabiulakhir, Be 1840 (14 April 1910). Masa penyalinan empat tahun cukup lama. Kertas yang digunakan dalam nakah ini, yaitu semacam kertas kop, sangat khas untuk kota Yogyakarta pada masa 1905-1915an. Nama penyalin tidak ada. Pada naskah ini juga banyak ditemui cap atau stempel dengan identifikasi nama B.H. Lie yang diperkirakan adalah nama orang yang pernah memiliki nakah ini (atau memprakarsai penyalinannya?). Keterangan lebih lanjut mengenai korpus ini dapat diperiksa dalam FSUI/CI.55. Naskah ini dibeli Pigeaud dari R. Tanaya di Surakarta pada bulan Oktober 1933. Kondisi naskah pada bagian depan (CI.56) sudah sangat rapuh dan banyak kertas yang sudah hancur, maka naskah ini tidak dimikrofilm. Berikut adalah daftar pupuhnya: (Jilid I) 1) dhandanggula; 2) asmaradana; 3) mijil; 4) sinom; 5) dhandanggula; 6) asmaradana; 7) sinom; 8) dhandanggula; 9) pangkur; 10) asmaradana; 11) dhandanggula; 12) durma; 13) sinom; 14) dhandanggula; 15) asmaradana; 16) pucung; 17) dhandanggula; 18) sinom; 19) dhandanggula; 20) asmaradana; 21) sinom; 22) maskumambang; 23) dhandanggula; 24) asmaradana; 25) dhandanggula; 26) kinanthi; 27) dhandanggula; 28) pangkur; 29) asmaradana; 30) pangkur; 31) dhandanggula; 32) asmaradana; 33) sinom; 34) asmaradana; 35) dhandanggula; 36) asmaradana; 37) pangkur; 38) megatruh; 39) kinanthi; 40) pangkur; 41) asmaradana; 42) dhandanggula; 43) kinanthi; 44) megatruh; 45) pangkur; 46) durma; 47) pangkur; 48) sinom; 49) asmaradana; 50) pangkur; 51) dhandanggula; 52) mijil; 53) durma; 54) pangkur; 55) asmaradana; 56) dhandanggula; 57) sinom; 58) durma; 59) asmaradana; 60) sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.56-NR 259
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini terdiri atas dua jilid, berisi sastra roman Islam dari siklus Menak. Teks ini merupakan bagian akhir dari kisah heroik Amir Hamzah yang terangkai dalam beberapa episode. Isi teks menceritakan gugurnya Amir Hamzah oleh Raja Lakad dan Jenggi serta pernikahan antara Ali dengan Dewi Kuraisin. Bandingkan deskripsi naskah CI.55 untuk keterangan dan acuan selanjutnya. Redaksi teks Lakad masih lain dengan versi-versi yang diuraikan oleh Poerbatjaraka (1940), merupakan versi tersendiri. Dua pupuh pertama dalam naskah ini (jilid I), masing-masing terdiri dari satu bait dhandanggula dibingkai dalam wadana yang sangat indah. Isi kedua bait tersebut memuat purwaka yang menyatakan tentang sikap penyalin kepada rajanya dan pencantuman titimangsa dimulainya penyalinan, yakni pada hari Selasa, 1 Rejeb, Ehe, 1836 (25 Agustus 1906). Keterangan kolofon belakang menyebutkan selesainya penyalinan pada hari Kamis Pahing, 3 Rabiulakhir, Be 1840 (14 April 1910). Masa penyalinan empat tahun cukup lama. Kertas yang digunakan dalam nakah ini, yaitu semacam kertas kop, sangat khas untuk kota Yogyakarta pada masa 1905-1915an. Nama penyalin tidak ada. Pada naskah ini juga banyak ditemui cap atau stempel dengan identifikasi nama B.H. Lie yang diperkirakan adalah nama orang yang pernah memiliki nakah ini (atau memprakarsai penyalinannya?). Keterangan lebih lanjut mengenai korpus ini dapat diperiksa dalam FSUI/CI.55. Naskah ini dibeli Pigeaud dari R. Tanaya di Surakarta pada bulan Oktober 1933. Kondisi naskah pada bagian depan (CI.56) sudah sangat rapuh dan banyak kertas yang sudah hancur, maka naskah ini tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.57-NR 260
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi tiga cerita, masing-masing ditulis oleh orang yang berbeda. Cerita pertama adalah sempalan dari cerita Raden Sejada. Roman Islam ini mengisahkan Raden Sejada yang memiliki kesaktian berupa sisir yang terbuat dari besi purasani (magnet) dan dapat terbang bersama perahunya. Diuraikan pengembaraan Raden Sejada dan pertemuannya dengan putri Selan, Dewi Kumalawati. Kolofon depan cerita ini menyebutkan hari Jumat Legi, 15 Saban, Je (tanpa angka tahun), dan nama penulis, ialah Mas Saliman yang berasal dari Ngemplak. Daftar pupuh: 1) asmaradana; 2) sinom; 3) pangkur; 4) sinom; 5) durma; 6) asmaradana; 7) pangkur. Cerita kedua adalah Serat Bandaralim, menceritakan Prabu Jaka dari Jong Beraji. Lihat Behrend 1990: 248-249 untuk ringkasan cerita dan keterangan lain. Urutan cerita dalam teks ini sangat kacau, mungkin karena penjilidan yang tidak tepat, terutama pada halaman 20-39. Kolofon depan cerita ini menyebutkan hari Saptu Kliwon, 13 Sela, Wawu, tanpa angka tahun. Daftar pupuh: 1) sal; 2) sinom; 3) asmaradana; 4) dhandhanggula; 5) asmaradana; 6) durma; 7) asmaradana; 8) sinom; 9) dhandhanggula; 10) pangkur; 11) sinom; 12) asmaradana; 13) durma; 14) pangkur; 15) asmaradana; 16) pangkur; 17) durma; 18) sinom; 19) asmaradana; 20) dhandhanggula; 21) sam; 22) sinom; 23) pangkur; 24) dhandhanggula; 25) pangkur; 26) asmaradana; 27) sinom; 28) kinanthi; 29) durma; 30) pangkur; 31) dhandhanggula; 32) asmaradana; 33) durma; 34) pangkur; 35) asmaradana; 36) sinom; 37) dhandhanggula; 38) sam; 39) durma; 40) sam; 41) durma; 42) mijil; 43) pangkur; 44) asmaradana; 45) dhandhanggula; 46) asmaradana; 47) sinom; 48) durma; 49) dhandhanggula; 50) sinom; 51) pangkur; 52) durma; 53) asmaradana; 54) durma; 55) sam; 56) durma; 57) asmaradana; 58) sinom; 59) asmaradana; 60) dhandhanggula; 61) durma; 62) asmaradana; 63) pangkur; 64) asmaradana; 65) pangkur; 66) durma; 67) sinom; 68) asmaradana; 69) durma; 70) asmaradana; 71) durma; 72) asmaradana; 73) sinom; 74) dhandhanggula; 75) durma; 76) asmaradana; 77) durma; 78) kinanthi. Cerita ketiga adalah Serat Mursada, tentang pengembaraan Jaka Mursada dan pertemuannya dengan raja ikan. Jaka Mursada adalah putra raja Ngerum yang mengembara bersama ibunya, ia mengembara karena dituduh membuat sakit ibu tirinya. Padahal penyakit ini disebabkan karena ulah ibu tirinya. Cerita berakhir dengan kembalinya Jaka Mursada ke Ngerum dan menyembuhkan penyakit ibu tirinya dan menjadi raja. Keterangan bibliografis lihat MSB/L.226 atau FSUI/CI.26. Kolofon depan menyebutkan hari Saptu Paing, 3 Rabiulawal, Dal, tetapi sekali lagi tanpa angka tahun. Nama penulis adalah Perna, dari kampung Mranggon. Daftar pupuh: 1) asmaradana; 2) pangkur; 3) sinom; 4) durma; 5) dhandhanggula; 6) asmaradana; 7) sinom; 8) durma; 9) dhandhanggula; 10) asmaradana; 11) pangkur; 12) durma; 13) asmaradana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.100-NR 317
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>