Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Awalludien W.
Abstrak :
Sifat kelistrikan batuan banyak digunakan dalam mengkarakterisasi batuan reservoir karena kemampuannya dalam mengidentifikasi jenis fluida dan tingkat saturasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis resistivitas listrik pada sampel batuan yang didapatkan dari pengukuran laboratorium dan perhitungan Digital Rock Physics, serta korelasinya terhadap saturasi air. Penelitian ini menggunakan tiga sampel untuk pengukuran resistivitas listrik yang diinjeksikan larutan brine dengan konsentrasi NaCl sebesar 6% pada tingkat saturasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%. Sampel tersebut didapatkan dari Formasi Ngrayong, Jawa Timur. Didapatkan nilai porositas berkisar 39,72% - 40,11%. Sedangkan untuk nilai resistivitas berkisar 57,56 Ωm - 12240 Ωm untuk sampel A, 55,02 Ωm - 12206 Ωm untuk sampel B, dan 54,9 Ωm - 9938 Ωm untuk sampel C. Berdasarkan nilai tersebut bahwa nilai resistivitas listrik pada sampel batuan yang didapatkan dari pengukuran laboratorium dan perhitungan Digital Rock Physics saling berkorelasi sangat kuat, ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi diatas 0,9. Hasil menunjukkan bahwa nilai resistivitas listrik batuan dapat dipengaruhi oleh saturasi air. Nilai resistivitas listrik batuan akan semakin turun seiring dengan meningkatnya saturasi air. Nilai resistivitas listrik batuan sudah tidak dipengaruhi oleh saturasi air ketika sudah mencapai titik kritis yang mana nilai resistivitas listrik akan cenderung konstan. Selain itu, hubungan antara resistivitas listrik batuan dengan saturasi air dapat memenuhi Hukum Archie, yang mana nilai a berkisar 0,847 - 1,4404 serta nilai n berkisar 1,571 - 2,356. Melalui penelitian ini, karakterisasi sifat listrik batuan dapat juga dilakukan melalui Digital Rock Physics yang memberikan perkiraan waktu lebih efisien serta hasil identifikasi yang lebih rinci. ......The electrical properties of rocks are widely used in characterizing reservoir rocks because of their ability to identify fluid types and saturation levels. This study aims to identify and analyze the electrical resistivity of rock samples obtained from laboratory measurements and Digital Rock Physics calculations, as well as their correlation to water saturation. This study used three samples for measuring electrical resistivity which were injected with brine solution with 6% NaCl concentration at saturation levels of 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, and 100%. The sample was obtained from the Ngrayong Formation, East Java. The porosity values obtained ranged from 39.72% - 40.11%. Meanwhile, the resistivity values ranged from 57.56 Ωm - 12240 Ωm for sample A, 55.02 Ωm - 12206 Ωm for sample B, and 54.9 Ωm - 9938 Ωm for sample C. Based on this value, the electrical resistivity values in rock samples obtained from laboratory measurements and Digital Rock Physics calculations are very strongly correlated with each other, indicated by the correlation coefficient value above 0.9. The results show that the electrical resistivity of rocks can be affected by water saturation. The value of the electrical resistivity of the rock will decrease as the water saturation increases. The value of the electrical resistivity of rocks is no longer affected by water saturation when it reaches a critical point where the electrical resistivity value will tend to be constant. In addition, the relationship between the electrical resistivity of rock and water saturation can fulfill Archie's Law, where the a value ranges from 0.847 - 1.4404 and the n value ranges from 1.571 - 2.356. Through this research, the characterization of the electrical properties of rocks can be solved through Digital Rock Physics which provides more efficient time estimates and more detailed identification results.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heinrich, E.W.M.
New York: McGraw-Hill, 1956
552.8 HEI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Shafa Dara Illona
Abstrak :
Studi potensi batuan induk merupakan tahapan penting dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi. Studi ini berguna untuk memberikan gambaran terkait kemampuan dan efektivitas suatu batuan induk untuk menghasilkan hidrokarbon. Pada penelitian ini, dilakukan studi potensi batuan induk singkapan batuan di daerah “X”, Cekungan Waipoga, berdasarkan analisis geokimia dan stratigrafi. Analisis geokimia dilakukan untuk mengkuantisasi elemen dan proses yang berpengaruh terhadap evolusi batuan induk. Metode yang digunakan meliputi TOC, rock-eval pyrolysis, dan vitrinite reflctace pada 22 sampel batuan. Sedangkan analisis stratigrafi dilakukan untuk mengetahui informasi terkait umur dan lingkungan pengendapan batuan induk. Metode analisis stratigrafi yang digunakan adalah litostratigrafi berdasarkan data litologi, karakteristik, ketebalan, dan data sekunder berupa umur dari hasil analisis biostratigrafi. Hasil dari analisis kedua metode tersebut kemudian diintegrasikan untuk memberikan informasi menyeluruh mengenai kondisi batuan induk dan potensinya dalam menghasilkan hidrokarbon. Berdasarkan analisis geokimia, didapatkan bahwa mayoritas sampel batuan memiliki kuantitas material organik buruk, tipe kerogen III dan IV, dan tingkat kematangan belum matang. Kemudian, hasil analisis stratigrafi menunjukan bahwa batuan induk merupakan bagian dari Formasi Unk dengan lingkungan pengendapan delta yang menerus hingga ke laut dangkal. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa batuan induk di daerah “X” memiliki potensi yang rendah untuk menghasilkan hidrokarbon. ......Study of source rock potential is essential step in oil and gas exploration. This study provides an overview of the ability and effectiveness of source rock to produce hydrocarbons. Based on geochemical and stratigraphic analysis, this research studies the potential of rock outcrop source rocks in the “X” area, Waipoga Basin. Geochemical analysis aims to quantify the elements and processes that influence the evolution of the source rock. The analysis includes TOC, rock-eval pyrolysis, and vitrinite reflectance on 22 rock samples. Stratigraphic analysis aims to find information related to the age and depositional environment of the source rock. This analysis uses lithostratigraphy method based on lithology data, characteristics, thickness, and depositional age from the biostratigraphic analysis. The results are integrated to provide comprehensive information about the condition of the source rock and its potential. Geochemical analysis shows that most rock samples had poor quantity of organic material, kerogen type III and IV, and immature maturity level. The results of the stratigraphic analysis show that the source rock is part of the Unk Formation with a continuous delta to shallow marine depositional environment. This research concluded that the source rock in the “X” area has low potential to produce hydrocarbons.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Gusti Cahyaningrum
Abstrak :
Sungai Cipamingkis termasuk ke dalam Formasi Jatiluhur yang memiliki umur Miosen Tengah-Miosen Akhir, serta memiliki litologi batuan sedimen campuran silisiklastik dan karbonat dengan kandungan foraminifera besar. Pemahaman mengenai distribusi dan karakteristik foraminifera besar pada batuan sedimen campuran silisiklastik dan karbonat dapat membantu menginterpretasikan lingkungan pengendapan dan sedimentasi pada suatu daerah. Pada studi ini, dilakukan metode stratigrafi terukur dan analisis petrografi dari menghasilkan empat fasies batuan sedimen karbonat yaitu Foraminiferal Packestone, Foraminiferal Rudstone, Foraminiferal Bivalvia Rudstone, dan Coral Foraminiferal Bindstone dan fasies batuan sedimen campuran silisiklastik dan karbonat, yaitu Foraminiferal Algae Sandy Allochem Limestone, Quartz Muddy Sandstone, Foraminiferal Algae Allochem Sandstone, Foraminiferal Bivalvia Sandy Allochem Limestone. Berdasarkan kandungannya, terdapat lima genus foraminifera besar, yaitu Heterostegina (Ht), Operculina (Op), Lepidocyclina (Le), Amphistegina (Amp), dan Cycloclypeus (Cy) yang menunjukan lingkungan laut dangkal dengan salinitas normal. Pengendapan pada daerah penelitian dibagi menjadi empat fase yang berhubungan dengan naik dan turunnya muka air laut, sehingga terjadinya pencampuran berupa punctuated mixing dan facies mixing. Lingkungan pengendapan daerah penelitian masuk ke dalam lingkungan laut zona foreslope hingga open shelf. ......The Cipamingkis River is included in the Jatiluhur Formation which has a Middle Miocene-Late Miocene age, and has a sedimentary rock lithology of mixed of siliciclastic and carbonate with large foraminifera content. An understanding of the distribution and the characteristics of large foraminifera in a mixed siliciclastic and carbonate sedimentary rocks can help interpreting the depositional and sedimentary environment of an area. In this study, measured stratigraphic methods and petrographic analysis were carried out to produce four carbonate sedimentary rock facies, namely Packestone Foraminiferal, Rudstone Foraminiferal, Bivalvia Rudstone Foraminiferal, and Bindstone Coral Foraminiferal and a mixed siliciclastic and carbonate sedimentary rock facies, namely Algae Sandy Quartz Foraminiferal, Foraminiferal Muddy Sandstone, Foraminiferal Algae Allochem Sandstone, Foraminiferal Bivalvia Sandy Allochem Limestone. Based on the content, there are five larger foraminifera genera, namely Heterostegina (Ht), Operculina (Op), Lepidocyclina (Le), Amphistegina (Amp), and Cycloclypeus (Cy) which show a shallow marine environment with normal salinity. Sedimentation in the study area is divided into four phases associated with the rising and the falling of sea levels, resulting in a mixing in the form of punctuated mixing and facies mixing. The depositional environment of the study area falls into the marine environment, from the foreslope zone to the open shelf.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalisha Shafa Yumnanisa
Abstrak :
Formasi Ngimbang memiliki reservoir berupa batuan karbonat. Batuan karbonat memiliki kesulitan yang lebih khususnya pada reservoir hidrokarbon. Untuk mendukung kegiatan hal tersebut dibutuhkan pemahaman kondisi geologi di wilayah Cekungan Jawa Timur, salah satunya adalah studi mengenai fasies dan lingkungan pengendapan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi batuan inti, deskripsi petrografi, dan interpretasi log sumur. Data yang digunakan berupa 3 sumur dengan 30 sampel sayatan tipis. Dari analisis tersebut, didapatkan 6 fasies, yaitu mudstone, large foram wackestone, skeletal wackestone, large foram packstone, skeletal packstone-grainstone, dan shale dengan 3 asosiasi fasies, yaitu platform interior – open marine, platform-margin sand shoals, dan platform interior – restricted ......The Ngimbang Formation has a reservoir of carbonate rocks. Carbonate rocks have more difficulties, especially in hydrocarbon reservoirs. To support these activities, it is necessary to understand the geological conditions in the East Java Basin area, one of which is the study of facies and depositional environments. The methods used in this study are core rock description, petrographic description, and well log interpretation. The data used were 3 wells with 30 thin section samples. From the analysis, 6 facies were obtained, namely mudstone, large foram wackestone, skeletal wackestone, large foram packstone, skeletal packstone-grainstone, and shale with 3 facies associations, namely platform interior - open marine, platform-margin sand shoals, and platform interior - restricted.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krumbein, W.C.
New York: Appliton, Century Crafts, 1938
552.5 KRU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Cahyo Dwi Aryanto
Abstrak :
Intensitas pancaran unsur radioaktif berdasarkan data aktivitas batuan dan aktivitas pancaran ß serbuk di Pantai Sedau dilakukan menggunakan metode analisis Spektrometer Gamma dan alat cacah ß terhadap sembilan contoh sedimen dan batuan. Intensitas radioaktif batuan memperlihatkan kisaran U238 dari 0,1202 ± 0,008 Bq/25gr hingga 0,4348 ± 0,005 Bq/25gr; Th232 0,0768 ± 0,005 Bq/25gr hingga 0,4812 ± 0,015 Bq/25gr; sedangkan intensitas gross gammanya berkisar dari 1,0503 ± 0,029 Bq/25gr hingga 5,6433 ± 0,273 Bq/25gr. Semua contoh yang memiliki intensitas unsur radioaktif untuk aktivitas batuan tinggi berasal dari batuan yang sama (monzogranit), yaitu di lokasi SKP08-04. Hasil yang sama pada pancaran ß serbuknya yang memperlihatkan aktivitas ß gross tertinggi juga terjadi di lokasi SKP08-04 pada batuan monzogranit dengan intensitas paparan 0,370 ± 0,025 Bq/25gr. Berdasarkan pengamatan petrografi, monzogranit di SKP08-04 memperlihatkan pelimpahan feldspar dengan kondisi yang relatif belum teralterasi sedangkan berdasarkan analisis geokimia memperlihatkan afinitas berupa seri kalk-alkali yang tinggi potasium.
660 EKSPLOR 36:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library