Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sadhi Sanggakala
Abstrak :
Walaupun intensitas penggunaan ruang jalan sebagai ruang interaksi sosial di dalam lingkungan permukiman kampung kota dan perumahan Perumnas cukup tinggi. Aspek rancang kota yang berlaku belum menyentuh potensi tersebut. Panduan pembangunan ruang jalan pemukiman lebih menekankan pada standar lebar jalan.

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam upaya pemberdayaan ruang jalan ataupun pengembangan ruang terbuka lainnya pada permukiman menengah bawah perkotaan, baik pada permukiman kampung kota maupun perumahan Perumnas. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kajian secara kualitatif. Data yang didapat dirumuskan melalui pengamatan terukur (kuantitatif) melalui survey untuk menghitung intensitas interaksi yang terjadi.

Melalui telaah arsitektur yang berperan dalam pernbentukan ruang kota, kajian ini berhasil mengidentifikasikan unsur-unsur pembentuk ruang interaksi pada ruang jalan. Secara terukur (fisik) unsur-unsur pembentuk ruang interaksi meliputi kualitas dan bentuk keterlingkupan, orientasi, tempat duduk, lantai, sinar matahari, iklim, sirkulasi, pejalan kaki, fungsi kegiatan hunian dan komersil, dan elemen pendukung kegiatan. Unsur-unsur fisik tersebut dikaji melalui intensitas interaksi yang terjadi dalam kerangka waktu, kegiatan yang terjadi Serta jenis kelamin dan usia pelaku interaksi.

Ditinjau dari segi titik-titik (spots) ruang kegiatan interaksi yang terjadi, terdapat perbedaan berdasarkan fungsi kegiatan hunian dan fungsi kegiatan komersial (misalnya warung) yang menjadi Iatar interaksi. Ruang interaksi dibentuk oleh elemen atap sebagai peneduh terjadi pada setting fungsi kegiatan hunian dengan jarak sosial pada lebar jalannya. Pada setting fimgsi kegiatan komersil, ruang interaksi yang terjadi ditentukan oleh faktor perletakan atau lokasinya yang efektif berada pada persimpangan jalan. Ditinjau dan bentuk penggal jalan, pembentukan ruang interaksi dipengaruhi oleh keberagaman setting kegiatan yang terjadi, jarak bangunan dan sifat transparansi/keterbukaan, kepadatan serta keberadaan elemen-elemen yang mampu memfasilitasi posisi duduk dan lebar jalan.

Perbedaan ruang interaksi sosial antara pennukiman kampung dan Perumnas mempengaruhi intensitas pembentukan ruang interaksi baik dari jumlah pengguna maupun lamanya waktu penggunaan ruang interaksi itu sendiri.
Even high intensity the use of street space, as a social interaction space in kampong settlement environment & Perumnas settlement, urban design aspect has not been touching its potential. Design guidelines of street space for Settlement just talk about standard on width of street.

These research findings expect to be a consideration in case of street space empowerment, or another open space development at middle-low income settlement in urban area.

The research approach uses qualitative method. All data are from surveying and then it is formulated by quantitative method to count how high its intensity interaction.

By architectural literature observation on urban space typology, its findings are identifying interaction space factors on street space. Physically, interaction space factors are quality and form of enclosure, orientation, place for sitting, floor, sunlight, climate, circulation, pedestrian, activity on settlement and commercial function, supporting activity element. These physical factors are studied by interaction intensity in term of time, activity, sex and age of actors.

Based on interaction activity space spots, there is dilference between settlement activity function and commercial activity function (ex. warung) that become an interaction setting. Interaction space is formed by roof element, as shading, happened on settlement activity function with its special social distance and width of street On commercial activity function setting, interaction space is formed by site and location factors, that effective on street quarter.

Based on street space form, interaction space formation is influenced by diversity of activity setting, building distance and transparency, density and elements that facilitates place for sitting and width of street.

Social interaction space difference between kampong settlement and Perumnas influence intensity of interaction space, which is sum of users and how long their spent times in interaction space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ayu Civilia
Abstrak :
Kondisi geometrik jalan di pulau jawa memiliki kebegaragaman kondisi geometri tidak halnya pada pembangunan jalan tol. Seperti yang terjadi pada jalan Tol Cipularang dan Tol Semarang – Solo di mana pembangunan harus membelah bukit karena melalui rangkaian pengunungan Ungaran. Dengan kondisi jalan tol dengan jalan yang tentunya memiliki jalan yang menanjak dan menurun dengan rute yang cukup panjang. Hal tersebut tentunya mempengaruhi laju kendaraan yang melewati ruas jalan tol tersebut, khususnya kendaraan dengan dimensi dan volume yang besar. Penurunan kecepatan pada kendaraan tersebut dapat mempengaruhi kinerja jalan tol yang apabila dibiarkan akan menimbulkan antrian dan kemacetan yang cukup panjang. Data kecepatan kendaraan diperoleh dengan menggunakan metode spot speed area kemudian menghitung volume kendaraan yang melewati rute tersebut. Data kecepatan dan volume kendaraan diolah untuk mendapatkan faktor jam sibuk untuk menentukan jam tersibuk. Pemodelan tiga skenario dilakukan dengan menggunakan simulasi mikroskopik untuk mendapatkan desain jalur pendakian yang paling optimal. Simulasi lalu lintas terbaik ditunjukan pada skenario Austroads dengan merubah panjang taper, serta merubah titik awal pendakian menurut ketentuan DMRB. Sehingga, mendapatkan rekomendasi perbaikan jalur pendakian yang dapat menghasilkan karakteristik lalu lintas yang lebih baik. ......Geometric conditions of roads on the island of Java have a variety of geometric conditions, which is not the case for the construction of toll roads. As happened on Cipularang Toll Road and Semarang - Solo Toll Road where construction had to split a hill because it went through a series of Ungaran mountains. With the condition of toll road with roads that of course have uphill and downhill roads with quite a long route. This certainly affects the speed of vehicles passing through the road, especially vehicles with large dimensions and volumes. Vehicle speed can affect toll road performance which, if left unchecked, will cause long queues and traffic jams. Therefore, there is a limit to the maximum permissible ramp or critical length with a certain slope. Due to roads with such long and steep ascending, namely with the current climbing lane, a haigh accident rate is still indicated, so it is necessary to evaluate a good design for vehicles that cannot control their speed at both situations of ascending and descending. Vehicle speed data is obtained using the spot speed area method, and then traffic volume of vehicles passing that route segment is calculated. Vehicle speed and volume data is simulated and analyzed to obtain the peak hour factor and to determine the busiest hours. Three scenarios of modeling were carried out by using Vissim to get the most optimal design of climbing lane. Best traffic simulation showed in Austroads simullating scenario by changing the taper length, as well as changing the starting point of the ascent according to the DMRB provisions. In conclusion some recommendations are proposed for improving climbing lane that can produce better traffic performance as expected.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Salsabila
Abstrak :
ABSTRACT
Selain untuk aktivitas berjalan dan berkendara yang menjadi aktivitas utama, jalanan di Kampung Pondok Cina digunakan oleh anak-anak untuk aktivitas bermain. Penempatan aktivitas bermain yang sebenarnya tidak sesuai dengan fungsi ruang memiliki penyebab dan akibat yang berdampak terhadap aktivitas bermain itu sendiri dan aktivitas utama di ruang jalan. Dalam mencari penyebab dan akibat dari aktivitas bermain yang ada di ruang jalan, pengamatan dilakukan terhadap aktivitas bermain sepak bola, aktivitas bermain benteng, aktivitas utama di ruang yang ditempati, dan elemen yang ada di ruang yang ditempatinya. Penelaahan dilakukan dengan menggunakan 2 teori utama yaitu affordances dari Gibson 1986 dan teori konflik dari Lehtovuori 2009 . Hasilnya ditemukan bahwa suatu elemen yang ada di ruang memiliki banyak affordances sekunder selain affordances utama, sehingga menyebabkan terjadinya aktivitas di luar aktivitas utama. Affordances juga mengubah mekanisme dalam aktivitas bermain sepak bola dan aktivitas bermain benteng yang sebenarnya memiliki mekanisme tetap. Hasil lain yang ditemukan adalah aktivitas utama dan aktivitas bermain yang berada di ruang yang sama dalam satu waktu menyebabkan konflik. Namun semua aktivitas tetap dapat berjalan berdampingan karena adanya adaptasi yang dilakukan semua aktivitas yang terlibat.
ABSTRACT
In addition to the walking and driving activities that became the main activity, the streets of Kampung Pondok Cina were used by children for play activities. The placement of actual play activities that incompatible with the function of space has a cause and an effect that affects the play activity itself and the main activity in the street. To searching the causes and the effects of play activities in the streets, observation has done to the activities of playing soccer, the activity of playing the castle, the main activity in the occupied space, and the elements in the space itself. The study was conducted using two main theories of affordances from Gibson 1986 and theory of conflict from Lehtovuori 2009 . The result found that an element in space has many secondary affordances besides main affordances, that lead to activities outside the main activity. Affordances also altered the mechanisms in football playing and fort play activities that actually have a fixed mechanism. Other results that I found is the main activities and the play activities that were in the same room at one time caused the conflict. But all activities continued to work side by side because of the adaptation of all the activities involved.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library