Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nila Aliefia Fadly
Abstrak :
Sungai Ciliwung merupakan sungai yang memiliki fungsi yang sangat strategis. Pada saat ini, sungai Ciliwung dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan akibat pencemaran yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan yang dilakukan disepanjang sungai Ciliwung. Mengingat kondisinya yang mengkhawatirkan dan fungsinya yang strategis, maka perlu dilakukannya studi terhadap daya tampung dan daya dukung sungai Ciliwung. Penurunan daya tampung dan daya dukung sungai Ciliwung akan menurunkan kualitas airnya. Pencegahan penurunan kualitas sangat perlu dilakukan melalui pengelolaan sungai yang baik. Pengelolaan sungai dimulai dari penentuan beban dan kualitas limbah potensial yang masuk ke dalam sungai dan penentuan titik kritis atau titik pada sungai yang memiliki kualitas air yang sangat rendah. Kedua hal ini yang menjadi dasar untuk mengetahui daya tampung dan daya dukung sungai yang kemudian menjadi dasar untuk melakukan pengelolaan sumber daya air sungai sehingga perbaikan kondisi sungai dapat terwujud. Pengelolaan sumber daya air yang akan dilakukan adalah pembatasan limbah yang masuk melalui pembatasan jumlah penduduk, pembatasan kualitas dan kuantitas limbah domestik yang masuk ke sungai dan pembatasan limbah kegiatan instansional. Selain itu juga dilakukan penentuan besarnya reduksi beban limbah yang harus dilakukan terhadap air buangan yang akan dibuang ke sungai dan pengaturan titik discharge limbah sehingga purifikasi alami sungai dapat terjadi. Sungai Ciliwung yang diteliti pada penelitian ini adalah sungai Ciliwung bagian hilir yaitu dimulai dari Jembatan kelapa dua (Srengseng Sawah) hingga Pintu Air Manggarai. Penelitian dilanjutkan sipeanjang Banjir Kanal Barat (BKB) hingga ke Jl. Teluk Gong Raya (Jembatan Tiga). Penelitian diawali dengan penentuan beban pencemaran yang masuk ke sungai Ciliwung. Dari penentuan beban dapat terlihat daerah yang memiliki beban potensial. Perhitungan dilanjutkan dengan menghtung kualitas air sungai terhadap beban yang masuk ke sungai dengan menggunakan model QUAL2E. Dalam menggunakan model QUAL2E, perhitungan dilakukan dengan 5 skenario. Skenario 1 dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban air limbah domestik, kegiatan instansional dan sapah terhadap kualitas sungai. Skenario 2 dilakukan untuk mengetahui kualitas air sungai jika sampah tidak mencemari sungai dan skenario 3 dilakukan untuk mengetahui daya dukung awal sungai. Skenario 4 dan 5 kemudian dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu a, b dan c. Skenario 4a dilakukan untuk mengetahui pengaruh reduksi beban air limbah terhadap kualitas air sungai Ciliwung dengan hanya menurunkan konstrasi BODnya, sedangkan pada skenario 4b dilakukan untuk melihat pengaruh kenaikan debit air limbah kegiatan instansial yang telah tereduksi maksimal. Skenario 4c dilakukan untuk melihat pengaruh pengaturan titik Sungai Ciliwung yang diteliti pada penelitian ini adalah sungai Ciliwung bagian hilir yaitu dimulai dari Jembatan kelapa dua (Srengsng Sawah) hingga Pintu Air Manggarai. Dari Pintu Air Manggarai penelitian dilanjutkan disepanjang Banjir Kanal Barat(BKB) hingga ke Jl. Teluk Gong Raya (Jembatan Tiga). Penelitian diawali dengan penentuan beban pencemaran yang masuk ke sungai Ciliwung. Dari penentuan beban dapat terlihat daerah yang memiliki beban potensial. Perhitungan dilanjutkan dengan menghitung kualitas air sungai terhadap beban yang masuk ke sungai dengan menggunakan model QUAL2E. Dalam menggunakan model QUAL2E, perhitungan dilakukan dengan 5 skenario. Skenario 1 dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban air limbah domestik, kegiatan instansional dan sampah terhadap kualitas sungai. Skenario 2 dilakukan untuk mengetahui kualitas air sungai jika sampah tidak mencemari sungai dan skenario 3 dilakukan untuk mengetahui daya dukung awal sungai. Skenario 4 dn 5 kemudian dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu a,b dan c. Skenario 4a dilakukan untuk mengetahui pengaruh reduksi beban air limbah terhadap kualitas air sungai Ciliwung dengan hanya menurunkan konstrasi BODnya, sedangkan pada skenario 4b dilakukan untuk melihat pengaruh kenaikan debit air limbah kegiatan instansinal yang telah tereduksi maksimal. Skenario 4c dilakukan untuk melihat pengaruh pengaturan titik discharge baru terhadap kualitas sungai. Skenario 5a,5b dan 5c perlakuannnya adalah sama dengan skenario 4, tetapi perbedaanya terletak pada kualitas awal sungai yang masuk ke Jakarta. Pada skenario 5, kualitas sungainya sesuai dengan baku mutu sedangkan skenario 4 kualitas sungainya adalah kondisi eksisting. Hasil yang didapat adalah nilai konsentrasi BOD,DO dan Debit dari sungai Ciliwung dan BKB. Dalam penelitian ini, sungai dibagi atas 6 reach dan kemudian dibagi lagi menjadi elemen yang lebih kecil. Dari keenam reach ini, reach 3, 5 dan 6 memiliki titik discharge yang banyak dan berdekatan. Beban Potensial berasal dari Saluran Cijantung pada reach 1, saluran Pasar Minggu pada reach 2, saluran Cililitan pada reach 3, saluran Bidara Cina 2 pada reach 4, Kali Baru Barat dan Saluran Bali Matraman pada reach 5 dan Kali Krukut dan Pompa Siantar pada reach 6. Pada reach 4 dan 6, terdapat beban incremental di sepanjang sungai. Dari tiap beban potensial terjadi lonjakan nilai BOD dan penurunan nilai DO yang besar. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa salah satu penyebab tingginya nilai BOD sungai adalah karena sampah. Sampah dapat menaikkan nilai BOD hingga 11.59 % sampai 44.60 %. Kualitas air sungai yang memasuki kota Jakarta yaitu pada reach 1.1 telah berada diatas baku mutu air sungai KepGub DKI Jakarta No.582 Tahun 1995. Akibatnya, dengan penambahan beban pencemaran yang cukup besar dan dengan intensitas yang tinggi, maka kualitas air sungai Ciliwung makin ke hilir makin tercemar. Dari perhitungan yang dilakukan diketahui beban eksternal yang harus direduksi agar dapat memenuhi baku mutu sebesar 24.87% hingga 86.31%. Nilai Koefisien reaerasi (K2) sungai adalah 0.5 ? 1 yang merupakan range nilai reaerasi sungai dari kondisi yang kurang baik hingga baik. Namun, nilai K2 yang cukup baik masih menyebabkan nilai DO menjadi nol pada reach 3.2, sehingga dari titik inilah dasar pengelolaan sungai harus dimulai.Untuk itu perlu dilakukan reduksi beban limbah dimana perbedaan antara nilai DO dan BODnya tidak jauh sehingga nilai DO dapat terus terpelihara di sepanjang sungai. Dari skenario 4a dan 5a, walaupun telah dilakukan reduksi dan dicapai nilai BOD dibawah baku mutu, ternyata masih terdapat daerah yang mengalami titik DO yang nol. Berdasarkan skenario 4b dan 5b penurunan nilai BOD yang terjadi sama, sedangkan perbedaan nilai DO dapat terlihat mulai dari reach 3 dimana jika debit dinaikkan dan BOD diturunkan, penurunan nilai DO lebih kecil dan lebih mudah untuk menaikkan nilai DOnya. Sedangkan antara skenario 4a dengan 4b tidak terdapat perbedaan nilai penurunan BOD, hanya perbedaan kenaikan nilai DO di reach 6. Hal ini juga terjadi pada skenario 5a dan 5b. Pengaturan titik discharge limbah pada skenario 4c dan 5c ternyata belum dapat mengurangi nilai BOD secara keseluruhan, sedangkan peningkatan nilai debit pada kegiatan instansional baru perpengaruh pada kenaikan nilai DO mulai dari reach 3. Pola strategi pengurangan beban adalah melalui pengelolaan sampah yang baik, pengolahan air limbah baik melalui IPAL baik secara individual maupun komunal dan optimalisasi pemanfaatan situ/waduk dan pompa sebagai pereduksi beban limbah serta perbaikan sanitasi kampung dan relokasi penduduk yang tinggal di bantaran sungai. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No.582 tahun 1995 tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai menargetkan kualitas air sungai yang masuk pada reach 1.1 adalah 3 mg/L untuk DO dan 10 mg/L untuk BOD ternyata tidak dapat mempertahankan nilai DO jika mengikuti jumlah beban dan intensitas masukan air limbah yang ada walaupun telah direduksi. Nilai BOD seharusnya lebih rendah dan nilai DO lebih tinggi sehingga direkomendasikan untuk mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82 tahun 2001.
Ciliwung River is a river which has a strategic function. Nowdays, Ciliwung river is in polluted condition as a result of contaminants generated by various activities dicharged along the river stream. Because of that, It needs a study to estimate the load capacity and carrying capacity of Ciliwung river. Reducing the load capacity and carrying capacity of Ciliwung river, will reduce its water quality. It needs to design a good river management to prevent the quality degradation. The management will begin with determination of the wastewater potential load which discharge to the river and determination the critical point or the point which has the lowest oxygen level in the river. Both become a basic principle to estimate the load capacity and carrying capacity and become as a basic to manage the water resources so that the recovery of its quality will be achieved. Water resources management which will be done is by restricting the wastewater discharge through limiting the number of residents, restricting quality and amount of domestic waste discharged into the river and restricting of instantional wastewater. Besides that, it determines the amount of load reduced which will be discharged into the river and discharge point arrangement so that the river natural purification can be relized. Analitical research was carried out in the downstream Ciliwung River which start from Kelapa Dua Bridge at Srengseng Sawah to Manggarai Flood Gate. The research continues from Manggarai Flood Gate to the Teluk Gong Raya (Jembatan Tiga) along the West Canal Barat. The research begins with determination of waste load discharging to the Ciliwung River. From that, it can be known the area which has a potencial wastewater load. The determination is continue to estimate the river quality using the QUAL2E model. When using the model, calculation is done in 5 skenarios. The first scenario is done to study the influence of the domestic wastewater load, instantional wastewater load and solid waste to the river quality. The second scenario is done to study the effect of solid waste management to the river quality. The third scenario is done to study the carrying capacity of the river. The fourth and fifth scenario is divided to be 3 sub scenario which are a,b and c. Scenario 4a is done to study the influence of reducing waste load to the river quality by reducing its BOD concentration. Scenario 4b is done to study the influence of increasing the debit of reduced instantional wastewater to the river. Scenario 4c is be done to study the influence of arrangement of the new point discharge to the water quality. Scenario 5a,5b and 5c have the same objective but it has the headwater quality difference. In Fifth scenario, the headwater and river quality is the stream quality standart. The result of the QUAL2E model is BOD and DO concentration and river water debit. The river is divided into 6 reaches and divided to be smaller parts as an element. From these six reaches, the reach 3,5 dan 6 have a large number of point loads. The potential loads come from Cijantung Channel in reach 1, Pasar Minggu Channel in reach 2, Cililitan Channel in reach 3, Bidara Cina 2 Channel in reach 4, Kali Baru Barat Channel and Bali Matraman Channel in reach 5 and Krukut River and Siantar Pump in reach 6. In reach 4 and 6, there are incremental sources along the river. The potential loads will cause the increasing of BOD value and decreasing of DO value. One of the result is obtained that the solid waste discharged to the river will increase the BOD value for 11.59% to 44.60%. River water quality which entering the reach 1.1 is above the Jakarta stream standart river quality which is KepGub DKI Jakarta No.582 Tahun 1995. As a result, with addition of great amount and high intensity of waste load will increase the downstream Ciliwung river water quality greater than the upstream. From the load calculation ini reach 1.1, waste load which has to be reduced should be from 24.87% to 86.31%.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T40664
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anis
Abstrak :
ABSTRAK
Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kehidupan, tidak hanya bagi hewan dan tumbuhan tetapi juga dan terutama bagi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memanfaatkan air untuk berbagai kebutuhan seperti untuk minum, mandi, mencuci ataupun untuk pengairan sawah/ladang, perikanan dan lain sebagainya. Namun tidak selamanya air memberikan manfaat, karena air kadang kalajuga bisa berbahaya bagi kehidupan manusia. Hal ini bisa terjadi apabila sumber daya air yang ada tidak dikelola atau dikendalikan dengan baik.

Sumber daya air yang kita gunakan tidak selamanya mempunyai kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang kita harapkan. Keadaan alam dan terutama aktifitas manusia memberikan pengaruh yang besar terhadap hal tersebut. Perubahan ekosistem dan tata guna lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) akan mempengaruhi ketersedian sumber daya air.

Hujan yang jatuh pada suatu tata guna lahan akan menguap, meresap dan menjadi aliran/limpasan permukaan. Pemanfaatan lahan pada suatu DAS untuk berbagai penggunaan, akan mempengaruhi besarnya aliran yang terjadi di sungai. Hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya bagian hujan yang meresap ke dalam tanah tergantung pada masing-masing tata guna lahan di mana hujan jatuh. Sebagai contoh apabila lahan hutan pada suatu DAS berubah menjadi lahan pemukiman, tentu akan berpengaruh pada jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah Air hujan yang masuk ke sungai menjadi lebih banyak. Akibatnya kebanjiran akan sering terjadi pada musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.

Dengan demikian suatu tata guna lahan harmonis harus diupayakan untuk menunjang sungai yang berkelanjutan. Adapun pengertian sungai yang berkelanjutan adalah sungai yang mempunyai perbedaan debit maksimum rata-rata tahunan, debit rata-rata tahunan dan debit minimum rata-rata tahunan yang lidak besar serta dapat memenuhi berbagai kebutuhan air penduduk diwilayahnya secara kontinu sepanjang tahun. Oleh karena itu sungai yang berkelanjutan tergantung pada pola tata guna lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Koefisien limpasan merupakan bagian hujan yang menjadi limpasan permukaan. Koefisien ini tergantung pada pola tata guna lahannya. Limpasan inilah yang membentuk pola aliran sungai sepanjang tahun.

Tata guna lahan yang harmonis adalah suatu susunan/tatanan tata guna lahan yang dapat menentukan perbandingan luasan untuk masing-masing lahan yang proporsional. Tata guna lahan yang harmonis ini diperlukan untuk membantu menentukan besaran koefisien tata guna lahan yang mendukung suatu sungai yang berkelanjutan. Untuk memudahkan menentukan koefisien tata guna lahan yang harmonis tersebut diperlukan suatu tabel. Tabel ini memuat kombinasi luasan tata guna lahan untuk berbagai pola penggunaan lahan. Dengan acuan perhitungan adalah persentasi luasan hutan agar dihasilkan nilai koefisien tata guna lahan yang terkecil untuk berbagai pola tata guna lahan.
2000
S34945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Sungai sangat besar manfaatnya bagi umat manusia sejak zaman dahulu sampai zaman modern sekarang ini. Air sungai diperlukan unfuk minum, keperluan rumah tangga, sarana transportasi, untuk pengairan pertanian, dll. Sungai juga telah membangun tempat tinggal yang sangat luas dan subur bagi umat manusia yang berupa dataran alluvial yang sangat cocok untuk daerah pertanian. Mengingat hal - hal diatas maka aspek kuantitas, kualitas, dan keberlanjutan air sungai menjadi sangat penting untuk dipelihara mengingat peranaanya yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Maka dari itu diperlukan langkah - langkah teqiadu untuk menjaga aspek kuantitas, kualitas. dan keberlanjutan dari sungai sebagai sumber daya air. Indreswari (1996) mengajukan suatu teori indeks daya dukung lingkungan yang menunjukkan keberlanjutan sungai berdasarkan kondisi aliran dalam mencukupi kebutuhan air dan pengendalian kondisi ekstremnya. Metode tersebut kemudian dibuatkan modelnya dan dinamakan Sistem Penunjang Pengambilan Keputusan (SPPK) untuk pengelolaan keberlanjutan sumber daya air. Didalam SPPK keberlanjutan sungai ini .diperlihatkan baliwa aliran air sungai ditentukan oleh kondisi lingkungan alam dan pengembangan di Daerah Aliran Sungai. Perubahan yang terjadi pada Imgkungan alam di Daerah Aliran Siingai (DAS) akan sangat besar pengaruhnya pada aliran air sungai. Karya tulis ini mencoba untuk memeriksa ketangguhan teori tersebut untuk sungai-sungai Asahan, Citanduy, dan Kali Progo. Dalam proses pengerjaan karya tulis ini juga dilakukan pembuatan ulang model komputernya.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Munadi
Abstrak :

ABSTRAK
Untuk mengetahui keseimbangan suatu sungai, dewasa ini telah berkembang berbagai macam Model, baik Model fisik maupun Model matematika. Pada karya tulis ini dibahas keseimbangan sungai deugan menggu nakan Model matematika.

Salah satu metode dalam Model matematika yang di kembangkan sejalan dengan era komputelisasi adalah metode 4 titik implisit. Pada metode ini, pendekatan yang dilakukan beratuan pada 4 persamaan, yaitu persamaan momentum, persamaan kontinuitas air, persamaan kontinuitas sedimen dan persamaan angkutan sedimen; yang kemudian dirubah bentuknya ke dalam persamaan numerik untuk selanjutnya dirubah ke dalam program komputer.

Dengan memasukkan harga-hrga kondisi batas dan kondisi awal kedalam Model matematika yang berhasil dibentuk, akan didapatkan simulasi dari suatu sungai dengan faktor-faktor pentingnya yaitu tinggi air (h), kecepatan aliran (V), angkutan sedimen (S), dan elevasi sungai (Z).

Didalam analisanya, Model matematika dioobakan untuk 3 macam kondisi yaitu kondisi slope konstan dan landai, kondisi slope tidak beraturan serta kondisi slope hulu curam dan hilir landai.

Dari hasil-hasil perhitungan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa Model matematika ini dapat dipakai secara memadai untuk menghitung perubahan-perubahan tinggi air (h), kecepatan aliran (V), angkotan sedimen (S) dan dinamika dari elevansi sungai (Z) yang merupakan faktor-faktor penting keseimbangan sungai, perubahan-perubahan elevansi dasar sungai (Z) pada simulasi Steady flow tidak begitu besar dan simulai untuk ko disi Unsteady flow menimulkan perubahan yang besar pada elevasi dasar sunga (Z).
1997
S34700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eisya Asshafina Eloksari
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini membahas keberlanjutan ide dalam kebijakan pengelolaan sungai khususnya Sungai Ciliwung di Jakarta. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ide pembangunan yang berkembang pada masa Orde Baru masih dapat mempengaruhi kebijakan pengelolaan sungai yakni pada kasus Keputusan Menteri PUPR No.26 tahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain eksplanatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ide pembangunan menunjukkan persistensinya dan memiliki pengaruh terhadap kebijakan pengelolaan Sungai Ciliwung dari masa ke masa. Ide tersebut bertahan karena ortodoksi lama tidak runtuh sementara ide baru tidak mampu menemukan momen untuk terkonsolidasi. Peranan epistemic community pun ikut melanggengkan keberlanjutan ide tersebut.
ABSTRACT
This bachelor rsquo s thesis focuses on the discussion idea continuity in river management policy specifically in Ciliwung River in Jakarta. The purpose of this essay is to discover how pembangunan idea, which has its root in the New Order era, can still influence Ciliwung River management policies especially in the case study of Ministerial Decree of Ministry of Public Works and Public Housing No.26 2015. This research uses qualitative methods with explanative design. The findings suggest that pembangunan idea is persistent and has an influence on Ciliwung river management policies from time to time. The pembangunan ide persist because public does not consider it to be broken, hence the collapse of old orthodoxy did not happen. Meanwhile, the new idea cannot find its momentum to consolidate. Epistemic community helps the continuity of idea as supporting actor of the pembangunan.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover