Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Penelitian untuk mendapatkan enzim protease dari galur-galur Rhizopus koleksi biakan University of Indonesia Culture Collection (UICC) telah dilakukan. Hasil skrining dengan menggunakan medium Skim Milk Agar (SMA) menunjukkan bahwa semua galur Rhizonus nempunyai aktivitas proteolitik. Lima belas (15) dari 103 Rhizopus spp. yang diuji mempunyai aktivitas tinggi ditumbuhkan pada medium Barrow cair pada suhu inkubasi 35°C dan 40°C. R. oliwosposus UICC 8 dan UICC 116 nenunjukkan aktivitas enzim tinggi pada suhu inkubasi 35°C, " aktivitas terendah terdapat pada R. orvzae UICC 1. Pada suhu 40°C aktivitas tertinggi ada pada kapang R. orvzae UICC 85 dan terendah pada S. cohnii, UICC 30. Pengujian sifat-sifat enzim protease terhadap suhu optimum protease R. oligosporus UICC 116 nemberikan hasil 600C, sedangkan $i orvz.se UICC 85 yang diinkubasikan pada suhu 40°C nenunjukkan suhu optimum 90°C. pH optimum pada kedua kapang juga menunjukkan perbedaan yaitu pada L oliaosporus UICC 116 pH optimum adalah 3,0, sedangkan untuk $~ oryzae UICC 85 pH optimun adalah 4,5. Nilai Km = 0,105 dan Vmax = 0,027, pada $~ oliaosporus UICC 116. Nilai Km = 0,069 dan Finax = 0,014 pada L. oryzae UICC. 85. ...... The Proteolytic Activity of UICC Rhizopus at 35°C and 40°CA research on protease of Rhizopus spp. from the University of Indonesia Culture Collection (UICC) has been carried out. Screening of the proteolytic activity carried out using Skim Milk Agar as media showed, that 15 among 103 Rhizopus spp. strains exhibited a high proteolytic activity. Further examination on Barrow liquid medium at 35°C ad 40°C revealed that R. oligosporus UICC 8 dan UICC 116 showed the highest activity, while B? orvzae UICC 1 the lowest. At 40°C incubation oryza,e UICC 85 was the most active strain and R cohnii UICC 30 the lowest. The optimum temperature of the enzyme activity of R. olioosoorus UICC 116 grown at 35°C was 60°C, and for R. oryzae UICC 85 grown at 40°C was 90°C. The optimum pH activity of $i oligosporus'UICC 116 and L. oryzae UICC 85 was 3.0 and 4.5, respectively. The value of gin=0.105 and Amax=0.021 for g, Dligosnore$ UICC 116 and ism=4.069 and Vmax=0.014 for L. oryzae UICC 85.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilyas
Abstrak :
Aspergillus section Nigri adalah salah satu kelompok kapang yang memiliki peran penting dalam bidang mikologi pangan, kedokteran, dan bioteknologi. Kapang tersebut merupakan kandidat yang sering digunakan untuk rekayasa genetika dan pemerintah Amerika Serikat melalui Food and Drug Administration (FDA) memberikan status GRAS (Generally Regarded As Safe) dalam penggunaannya di bidang industri dan bioteknologi. Secara sistematika dan taksonomi, kapang Aspergillus section Nigri memiliki sejumlah permasalahan karena kapang tersebut sukar untuk diidentifikasi dan diklasifikasi. Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi dan analisis filogenetik terhadap 20 strain Aspergillus section Nigri terseleksi asal Kebun Raya Eka Karya, Bedugul Bali. Identifikasi kapang terseleksi dilakukan melalui pendekatan morfologi dan molekuler. Karakterisasi morfologi dilakukan dengan mengamati karakter fenotip di media CzA, MEA, CYA, MEA37, dan CY20S. Adapun analisis molekuler dilakukan melalui analisis sekuensing gen pada lokus ITS rDNA, gen ß-tubulin dan calmodulin. Analisis filogenetik dilakukan menggunakan analisis statistik neighbor-joining (NJ). Hasil analisis morfologi dalam penelitian ini belum dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan ke-20 strain pada tingkat takson spesies. Hasil analisis molekuler menunjukkan 7 strain memiliki kedekatan secara genotip dengan A. aculeatus pada kisaran homologi 97-99%, 4 strain memiliki kedekatan dengan A. niger pada kisaran homologi 99-100%, dan 9 strain memiliki kedekatan genotip dengan A. tubingensis pada kisaran homologi 97-100%. Hasil analisis molekuler juga menunjukkan 10 strain yaitu P03, P08, P09,P10, P12, P15, P16, P18, P19, dan P20 memiliki homologi yang rendah pada lokus gen ß-tubulin dan calmodulin sehingga secara genotip strain tersebut kemungkinan merupakan kandidat spesies yang berbeda. Hasil tersebut diperkuat oleh hasil analisis filogenetik NJ pada ketiga lokus. Berdasarkan hasil analisis filogenetik multilokus strain P01, P02, P11, dan P17 adalah takson A. tubingensis, strain P04, P05, P06, dan P07 adalah takson A. niger, dan strain P13 dan P14 adalah takson A. aculeatus. Hasil analisis filogenetik juga menunjukkan adanya spesies tersembunyi (cryptic species) dari beberapa strain Aspergillus hitam yang disolasi dari rhizosfer Piper asal Kebun Raya Eka Karya, Bedugul Bali, yaitu strain P03, P08, P09, P10, P12, P15, P16, P18, P19, dan P20. ......The black aspergilli (Aspergillus section Nigri ) are an important group of species in food mycology, medical mycology, and biotechnology. They are also candidates for genetic manipulation in the biotechnolology industries since A. niger used under certain industrial condition has been granted the GRAS (Generally Regarded As Safe) status by the Food and Drug Administration of the US government. Black aspergilli are one of the more difficult groups regarding classification and identification. In spite of the taxonomy of the Aspergillus species of the Nigri section being regarded as troublesome. This work aimed to identify and analyse the phylogeny of 20 selected strains of black aspergilli from Eka Karya Botanical Garden, Bedugul Bali. Morphological character were observed from culture were grown on CzA, MEA, CYA, MEA37, and CY20S. Meanwhile, molecular analysis have been conducted based on the ITS rDNA, ß-tubulin, and calmodulin genes. Morphological data result are useful for preliminary identification but it did not having been totally effective in describing and elucidating 20 selected strains into species level. Further molecular analysis showed that from 20 selected strains, seven strains have 97-99% similarity with A. aculeatus, four strains have 99-100% similarity with A. niger, and nine strains have 97-100% similarity with A. tubingensis. Based on molecular analysis particularly ß-tubulin and calmodulin genes, 10 strains (P03, P06, P08, P09, P10, P12, P15, P16, P18, P19, and P20) can be presumed as new species because of the low homology value to their closest related species. Based on the phylogenetic analysis strains of P01, P02, P11, and P17 were identified as A. tubingensis; strain P04, P05, P06, and P07 were identified as A. niger, and strain P13 and P14 were identified as A. aculeatus. Ten strains, namely, P03, P08, P09, P10, P12, P15, P16, P18, P19, and P20, form distinct lineage separated from other recognized Aspergillus in this section. Cryptic species probably exist among the Aspergillus section Nigri strains inhabiting Piper rhizosphere from Eka Karya Botanical Garden, Bedugul Bali.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library