Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
PATRA 13 (1-4) 2012
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
PATRA 8(1-4) 2007
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Jakarta: Lemhanas RI,
303 SWAN
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
Rudi Fachrudin
Abstrak :
Disepanjang hidupnya Divisi bambu Runcing (DBR) menolak perundingan-perUndingan diplomatik sebagai cara menyelesaikan revolusi Indonesia. Mereka melihat bahwa cara ini membutuhkan sikap yang terbuka untuk bekerja sama dengan Belanda yang sedang berusaha merestorasi ponjajahannya di Indonesia. Tapi pada saat yang sema DBR menganggap bahwa sikap ini sama halnya dengan menerima Belanda di Indonesia. Karenanya, DBR mempersalahkatn strategi diplomasi sebagai jalan yang menyalahi prinsip-prinsip revolusi nasionalis. Bagi DBRBelanda hanya harus dihadapi dengan perlawanan yang tanpa kompromi. Untuk ini DBR melancarkan aksi-aksi gerilyanya selama revolusi di beberapa bagian Jawa Barat, sejak pembentukannya di akhir Juli 1947 hingga Oktober 1749. Sebab Jawa Barat juga menjadi daerah yang berhasil direbut Belanda, yang kemudian di_absahkan lewat perundingan-perundingan yang dilakukannya dengan pemerintah Republik. Sementara aksi gerilya DBR ditujukan agar Belanda terusir dari Jawa Barat, dalam rangka keseluruhan impian DBR untuk mewujudkan sebuah negara Republik yang tak berkonsesi apapun kepada Belanda.pada saat yang sama DBR pun menjadi penentang pemerintah Republik yang te1ah menempuh kebijaksanaan diplomasi. DBR mempersalahkan bahwa, akibat-akibat kebiiakan-kebilakan yang disepakati pemerintah Republik guna menghadapi Belandalah yang menyebabkan Belanda dapat menguasai Jawa Barat. Bahkan, karena Pemerintah Republik tak ambil perduli dengan penentangan ini, DBR kemudian ikut serta dalam gerakan pemerintahan sebagai tandingan atas pemerintah Republik di Yogyakarta.Namun hambatan dan tantangan yang dihadapi DBR dalam perjuangannya ternyata lebih besar dan berat dari_pada kemampuan dan semangat yang dimilikinya. Belanda tak apat ditandingi secara militer ikap menetang DBR erhadap pmerintah Republik: kemudian membawa DBR untuk berhadapan kesatuan Siliwangi yang mendukung tindakan perundingan-perundingan. Apalagi pada akhirnva DBR sendiri menghadapi dari dalam tubuhnya sendiri.mampukah DBR mencapai tujuan-tujuan perjuangannya?
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12404
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Endri Gani
Abstrak :
Skripsi ini mencoba melihat perlawanan Rakyat Sumatera Barat pada masa revolusi, 1945-1949. dengan studi kasus perlawanan di kota Padang den sekitarnya (Padang Area). Perlawanan Rakyat Sumatera Barat termasuk perlawanan yang gigih dalam menghadapi pendudukan sekutu/Belanda. Hal ini terbukti, sumatera Barat relatif tidak pernah diduduki Sekutu ataupun Belanda. Bahkan ketika daerah-laerah di sekelilingnya membentuk negara sendiri. seperti Negara Sumatera Timur awal tahun 1948, Sumatera Barat justru menjadi pusat perlawanan Republik Indonesia dengan PDRJ-nya (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia). Perlawanan gigih tersebut, dimungkinkan karna tingkat kesadaran berbangsa rakyat Sumatera Barat telah tertanam kokoh. Sehingga perjuangan kemerdekaaan Indonesia. Untuk membebaskan diri dari pendudukan asing, dilakukan oleh segenap rakyatnya. Contoh kecil partisipasi masyarakat dalam perjuangan tersebut ialah. ketika Gubernur militer Sumatera Barat membutuhkan dana untuk meneruskan perlawanan. dengan sukarela rakyat Sumatera Barat memenuhi imbauan untuk menyerahkan 10% hasil pertanian dan harta kekayaan mereka untuk kas negara. Tumbuhnya tingkat kesadaran berbangsa pada rakyat Sumatera Barat dipengaruhi oleh faktor adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Faktor adat istiadat tersebut, seperti azas kebersamman den musyawarah yang selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, kuatnya Agama Islam dalam kehidupan masyarakat. Kebiasaan merantau. serta tingginya animo Rakyat Sumatera Barat untuk mengenyam pendidikan. Pads skripsi juga dikupas faktor adat istiadat minangkabau. sebagai salah satu faktor pendorong gigihnya perlawanan Rakyat Sumatera Barat terhadap pendudukan sekutu/Belanda pada mesa revolusi dengan titik berat penggambaran perlawanan di 'Padang area'.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S12307
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Darmiasti Loekman Hakim
Abstrak :
Peranan Keresidenan Pati pada awal kemerdekaan hingga Aksi Militer I Belanda sangat besar yaitu dalam bidang eko_nomi. Hal tersebut terlihat pada penyediaan minyak dan ga-ram bagi rakyat Indonesia. Perusahaan minyak di Cepu paling tidak dapat memenuhi kebutuhan minyak untuk daerah-daerah di Indonesia, khusus_nya Pulau Jawa. Pada masa revolusi, dimana minyak dari luar Jawa tidak dapat masuk ke Pulau Jawa karena politik yang di_jalankan oleh pemerintah Belanda, sehingga demikian besar andil perusahaan tersebut. Selain pembuatan garam yang diusahakan oleh Pemerintah Republik Indonesia di Madura, maka ada juga pembuatan garam yang dikerjakan oleh rakyat di sepanjang pesisir Rembang. Pembuatan garam yang diusahakan rakyat ini besar peranannya bagi pemerintah Republik Indonesia pada masa revolusi karena dapat memenuhi kebutuhan untuk daerah-daerah di pedalaman Pulau Jawa_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S12295
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Deutscher, Isaac
New York Univerrsity Press 1967,
947.084 1 Deu u
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ramadhan Karta Hadimadja, 1927-2006
Jakarta: Gunung Agung, 1986
899.221 RAM r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Thompson, Dorothy
England: Wildwood House, 1984
322.44 THO
Buku Teks Universitas Indonesia Library
New York: Hungarian Committe, 1958
943.9 F 23
Buku Teks Universitas Indonesia Library