Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baraban, Regina S.
"Buku yang berjudul "Successful restaurant design" ini ditulis oleh Regina S. Baraban dan Joseph F. Durocher. Buku ini membahas tentang desain-desain menarik untuk restoran."
New York: Van Nostrand Reinhold, 1988
R 690 BAR s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hardian Eko Nurseto
"Makan dan Makanan bagi manusia bukan hanya mengacu pada kebutuhan biologis semata, ada aspek budaya yang mengaturnya. Manusia dan pengetahuannya, termasuk makanan tidak dapat terpisahkan dari sosio-kultural dan lingkungan yang mereka buat. Baik dan buruknya makanan dipengaruhi oleh pengetahuan kita yang secara kultural belajar mengenai kriteria-kriteria terkait makanan. Restoran sebagai industri makanan, menyediakan arena untuk memberikan pengalaman makan pada konsumennya. Pengelola restoran menata dekorasi, memberikan pelayanan untuk mempengaruhi cita rasa konsumen. Cita rasa tidak hanya dipengaruhi oleh keahlian juru masak menciptakan makanan. Pelayanan dan suasana di restoran juga berpengaruh pada cita rasa.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan usaha pengelola restoran untuk menarik konsumen serta melihat relasi yang terjadi dalam pengelolaan restoran. Penelitian yang dilakukan pada Oktober 2013 hingga Mei 2014 ini, menggunakan metode etnografi untuk menggali lebih dalam aspek-aspek kultural yang terjadi dalam pengelolaan restoran. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa konsumen dan pengelola restoran mentransformasi makanan, pelayanan dan suasana menjadi sebuah komoditi. The art of cuisine yang membuat makanan terlihat cantik telah membuai mata konsumen hingga menengelamkan informasi nutrisi yang ada dalam makanan tersebut. Pelayanan yang ramah, suasana yang nyaman menjadi sebuah komoditi yang harus dibayar bersama makanan yang dimakan. Komodifikasi dalam upaya menarik konsumen tidak dilakukan oleh pengelola restoran saja, aktor-aktor lain diluar karyawan restoran juga turut andil. Seniman, komunitas, fotografer, dan media turut membantu dalam upaya menarik konsumen.

For a human, food and eating not only refer as biological needs, but also refer to the cultural aspect that governs it. Human and their knowledge, including food, cannot be separated from the socio-cultural and the environment they built. The goodness and the badness of food is affected by our cultural knowledge in learning of the criterias concerning food. Restaurants in the food industry provide an arena of experiencing food for their customers. Restauranteurs decorate and serve in a way that would affect the customer's taste. Taste is not only determined by the chef's expertise to process food, but also the ambience and service available in a restaurant.
This research aims to explain the effort of restauranteurs in attracting customers and to see the relations in progress in restaurant management. The Research that conducted in October 2013 and Mei 2014 used ethnographic method to dig deeper into the cultural aspects within restaurant management. The result of this research shows how customers and restauranteurs have transformed food, service, and ambience into a form of commodity. The art of cuisinie has made food to appear more beautiful, hence spoiling customers to put aside the nutritional information regarding the food they consume. Friendly, service, and comfortable ambience became commodities to spend your money on, along with the food itself. Commodification as an effort the lure customers in to the restaurant is not only done by the restauranteurs, but also other actors such as restaurant employees. Artists, communities, photographers, and media also take part in this effort.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa
"Tren pembukaan restoran kafe saat ini muncul secara konstan secara bersamaan. Walking Drums Cafe merupakan jenis cafe yang terus berkembang di Pati Unus dan Margonda. Dalam penelitian ini, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki peran persepsi kualitas (PQ), keadilan harga (PF), Atmosphere (ATM) dan kepuasan pelanggan (STF) pada niat berkunjung kembali (RI) pelanggan dan niat dari mulut ke mulut (WOM) terhadap Walking Drums Cafe. Untuk tujuan ini, data empiris dikumpulkan melalui instrumen survei tertulis dari pelanggan yang pernah mengunjungi atau sedang mengunjungi Walking Drums Cafe. Hipotesis dianalisis dengan estimasi kemungkinan maksimum. Temuan menunjukkan bahwa PQ dan PF  tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap STF sementara ada pengaruh yang signifikan dari ATM ke STF, PQ ke PF, dan STF terhadap WOM dan RI. Beberapa wawasan teoritis dan manajerial yang signifikan juga disajikan.

The trend of an opening of a cafe restaurants currently emerged in a constant way simultaneously. Walking Drums Cafe is the type of cafe which is growing continuously in Pati Unus and Margonda. In this research,  the aim of the current study is to investigate the role of perceived food quality (PQ), price fairness (PF), Atmosphere (ATM), and customer satisfaction (STF) on customers' revisit intention (RI) and word-of-mouth (WOM) intentions towards Walking Drums Cafe. For this purpose, the empirical data were collected by means of a written survey instrument from customers who had previously visited or currently visiting the Walking Drums Cafe. The hypotheses were analyzed with maximum-likelihood estimation. The findings revealed that PQ and PF didn’t have a significant impact to STF while there’s a significant impact from ATM to STF, PQ to PF, and STF to WOM and RI .Some significant theoretical and managerial insights are also presented."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deli Andini
"Sejak diadakannya PSBB karena Pandemik Covid-19, jumlah pesepeda mulai banyak ditemukan di kawasan Ibu Kota Jakarta kurang lebih, bertambah sekitar 10x lipat. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap keberadaan tempat makan seperti cafe, coffee shop yang sekarang menjadi tempat kumpul atau terbentuknya komunitas sepeda di Jakarta. Dimana, mereka menjadikan tempat makan tersebut sebagai titik point untuk beristirahat sejenak. Dengan adanya isu tersebut, serta respon terhadap pandemik Covid-19 menghadirkan sebuah ide dimana sebuah tempat makan yang biasanya orang ingin berlama lama untuk duduk disana, menjadikan konsep Drive-Thru untuk pesepeda merupakan program utama dari bangunan yang akan di rancang.

Since the PSBB was held due to the Covid-19 Pandemic, the number of cyclists began to be found in the Jakarta Capital area more or less, an increase of about 10 times. This also affects the existence of places to eat such as cafes, coffee shops which are now gathering places or the formation of a bicycle community in Jakarta. Where, they make the place to eat as a point to rest for a while. With these issues, as well as the response to the Covid-19 pandemic, presenting an idea where a place to eat that usually people want to sit for a long time, makes the Drive-Thru concept for cyclists the main program of the building to be designed. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudya Ridho Pambudi
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudya Ridho Pambudi
"Restoran adalah tempat makan di luar yang menyediakan makanan dan tempat untuk beraktivitas. Kini untuk memenuhi kebutuhan akan aktivitas yang beragam, restoran menghadirkan suasana yang menarik yang juga bertujuan untuk menarik pengunjung lebih banyak. Restoran tematik adalah salah satu jenis restoran yang mana makanan dan arsitektur memiliki hubungan dalam penciptaan suasana ruang di dalam restoran. Suasana ruang di suatu restoran memiliki peran yang sangat penting karena akan menentukan perilaku pengunjung. Prioritas utama di restoran tematik adalah arsitektur pembentuk ruangnya, sedangkan makanannya mengikuti tema atau konsep yang dihadirkan. Dalam pembentukan suasananya, restoran tematik menggunakan elemen-elemen interior dan eksterior yang memiliki hubungan antara tema atau konsep restoran.

Restaurant is a place where people go out and indulge themselves with food and activities. To meet today?s diverse needs and activities, restaurants offer unique atmospheres to attract more consumers. Thematic restaurant is a type of restaurant in which food and architecture meets to create the restaurant?s atmosphere. Spatial atmosphere in thematic restaurants has an important role in determining consumer?s behaviour. The main priority of thematic restaurants is how architecture built the space and food follows the built the theme or concept. In forming the atmosphere, thematic restaurants uses interior and exterior elements to built the theme and concept of the restaurant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Winaga
"Sebuah bagian dari rancangan ulang dari kawasan Pasar Baru, dirancang untuk mendukung visi dari rancangan Kawasan Pasar Baru yaitu menjadi pusat perdagangan barang dan jasa skala kota yang berbasis TOD tanpa menghilangkan identitas aslinya. Rancangan ini dilatarbelakangi sejarah dan identitas dari Jalan Pecenongan sebagai pusat kuliner malam hari sejak tahun 1970-an. Sebagai muka dari Jalan Pecenongan mencoba untuk mengumpulkan kuliner kuliner ternama menjadi satu tempat (one stop culinary service), mulai dari kuliner pinggiran hingga restoran. Sebagai urban generator di Jalan Pecenongan, rancangan ini menyumbangkan sebagian kecil ruang terbangun menjadi ruang yang dapat difungsikan sebagai jalan pintas pejalan kaki sekaligus mendukung konsep kantung pejalan kaki pada perancangan ulang kawasan ini. Kawasan pasar baru yang terkenal dengan kawasan melting pot (percampuran budaya India, Indonesia, dan China) menjadi potensi historical pada rancangan ini. Sehingga bangunan ini, mengusung konsep “mengaduk makanan” sebagai representasi percampuran kuliner India, Indonesia, dan Chinese sebagai sirkulasi pengguna. Rancangan mencoba menangkap dari pergerakan pejalan kaki di sepanjang jalan trotoar dan masuk ke dalam bangunan menuju pusat kuliner dengan menggunakan ramp. Sebagai pusat kuliner, dapur bukanlah menjadi area yang ditutupi melainkan menjadi area yang ditampilkan sebagai atraksi bagi pengunjung maupun pejalan kaki.

A part of the redesign of the Pasar Baru area, designed to support the vision of the Pasar Baru area design, which is to become a center for trade in goods and services on a city scale based on TOD without losing its original identity. This design is based on the history and identity of Jalan Pecenongan as a nighttime culinary center since the 1970s. As a face of Jalan Pecenongan, we try to collect famous culinary culinary delights into one place (one stop culinary service), ranging from suburban culinary to restaurants. As an urban generator on Jalan Pecenongan, this design contributes a small portion of the built space into a space that can be used as a pedestrian shortcut while supporting the concept of a pedestrian pocket in the redesign of this area. The new market area which is famous for its melting pot area (a mixture of Indian, Indonesian, and Chinese cultures) is a historical potential in this design. So that this building carries the concept of "stirring food" as a representation of the mixing of Indian, Indonesian, and Chinese cuisines as the circulation of users. The design tries to capture the movement of pedestrians along the sidewalk and into the building towards the culinary center by using a ramp. As a culinary center, the kitchen is not a covered area but an area that is displayed as an attraction for visitors and pedestrians. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo: Shotenkenchiku-Sha , 2002
R 725.7 CAF
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ghifari Abrar
"ABSTRAK
Perumahan perumahan yang tumbuh dengan pesat sekarang dilengkapi dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Salah satunya adalah komplek kuliner. Namun seringkali restoran restoran tersebut berpengaruh secara luas bukan hanya pada perumahan dan warganya namun juga pada warga secara luas. Hal ini perlu diamati untuk menentukan sejauh apa sebuah wilayah layan restoran tengah malam yang ada di perumahan. Identifikasi zona layan ini dilakukan agar pengaturan restoran tidak mengaggu warga warga perumahan. Selain itu area fisik dari restoran akan diamati sebagai indikasi suatu zona layanan dari sebuah restoran serta bagaimana aspek fisik tersebut berpengaruh. Metode yang digunakan adalah metode wawancara dan penggambaran rute dengan pengunjung restoran untuk mendapatkan data lokasi keberangkatannya serta rute yang ditempuh untuk menuju restoran tersebut. Hasil penelitian akan memberi masukan kepada pengembang untuk mengetahui potensi luas layanan dari restoran yang mereka buat.

ABSTRACT
Residential housing is growing rapidly. Now it rsquo s equipped with various facilities in it. One of them is a culinary complex. But often so, the restaurant restaurants are widely influence not only in housing and it citizens but also in the wider population near the housing. This needs to be observed to determine the extent of service area of a midnight restaurant in the housing area.. Identification of service zones is done so that the restaurant policy can be design to prevent the restaurant to cause disturbance aroung the neighbourhood. In addition, the physical area of the restaurant will be observed as an indication of a service zone of a restaurant and how the physical aspect can affect the service area. The method used is interviewing and route visualization within a map with restaurant visitors to get the data of their departure location and the route taken to get to the restaurant. The results of the study will give input to developers to know the wide potential of the services of the restaurant that they make "
2017
S67452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nur Chairunnisa
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis servicescape restoran Tugu Kunstkring Paleis menggunakan dimensi Ambient Condition; Spatial Layout and Functionality; Signs, symbols and Artifacts; dan Employees. Penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan teknik accidental, dan melibatkan 100 responden yang merupakan konsumen restoran Tugu Kunstkring Paleis. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai instrumen untuk pengumpulan data. Hasil dari penelitian ini menyarankan beberapa masukan terkait servicescape restoran Tugu Kunstkring Paleis agar dapat meningkatkan pengalaman yang baik bagi para konsumen.

The objective of this research is to analyze servicescape Tugu Kunstkring Paleis restaurant through Ambient Condition Spatial Layout and Functionality Signs, symbols and Artifacts and Employees dimension. This research use non probability sampling with accidental technique, and conducted on 100 customers of Tugu Kunstkring Paleis restaurant above 17 years. This research use questionnaire and interview as research instrument for data collection. Drawing on the result of this research suggests some recommendations on the servicescapes in Tugu Kunstkring Paleis restaurant to improve customers rsquo experience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>