Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christin Natalia
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5753
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanto Purnomo
"Salah satu darnpak penting akibat pembangunan industri adalah perubahan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran udara. Pencemaran udara yang teijadi selain pencemaran udara di ambien (outdoor air pollution) juga penoemaran udara dalam ruangan (indoor air pollution). Pencemazan udara di ambien teqiadi km-ena masuknya polutan dari hasil kegiatan industri, kendaraan bermotor, pembakaran hutan, letusan gunung berapi dan pembangkit tenaga Iistrik.
Di Kota Pontianak, Industri mebel teiah berkembang dengan pesat dalam 5 tahun terakhir. Sebagai industri sektor informal, kekuatan modal dan ketrampilan pekexja mempenganihi kemarnpuan produksi. Sistem kezja yang tidak mekanis dan tidak rnemiliki ikatan waktu yang ketat, pam pekeija menjadi teriibat secara iisik sepcnuhnya terhadap pekeijaannya, mengambil jam lembur dan bekezja jauh lebih lama dibandingkan tenaga kelja pada sektor formal. Selain itu, akibat dari keterbatasan modal pemilik usaha, keadaan lingkungan kerja tidak Clisiapkan untuk memberikan perlindungan dalam bekelja terhadap pCm&p&l?8ll partikulat PMN).
Pada penelitjan ini didapatkan konsentrasi debu kayu (PM|0) minimum 110,64 pg/m3 dan maksimum 135,18 pg/m3 dengan konsentrasi rata-rata l22,7pg/ma dan standar deviasi 5,59 pg/m3 sedangkan pekerja yang terpajan rnenunjukkan gcjala pcnyakit salman pcmapasan sebanyak 46 pekeija (74,9%) I-Iasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,0ll sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotcsa nol ditolak atau dapat dikatakan bahwa pada taraf kepcrcayaan 95% ada hubungan antara konsentrasi debu kayu (PM10) dcngan gejala penyakit saluran pemapasan setelah dikontrol oleh kamkteristik pekezja dan faktor lingkungan kerja.
Saran dalam penelitian ini adalah pcrlu dilakukan pengawasan terhadap keschatan pckerja industri informal rnclalui program pcnyuluhan dan pelayanan kcsehatan scoara spcsitik, pcrlu mcnerapkan kcselamatan dan kesehatan kerja dengan menyediakan alat pelindung diri berupa maskcr dan pcrlu dilakukan penclitian lebih lanjut mencakup pajanan debu kayu (PM 10) pada waklu malam hari, mcngingat scbagian bcsar proses produksi dilakukan sampai malam hari.

One of the important impacts from the effect of industrial development is environment quality alteration caused by air pollution. Air pollution occurred besides in ambience (outdoor air pollution) also inside room (indoor air pollution). Air pollution in ambience occur because present pollutant from industrial activity, motor vehicle, wood combustion, volcano explosion and electrical generator.
At Pontianak City, furniture industry has developed rapidly in past 5 years. As industry of informal sector, finance strength and employee ability a.&`ecting productivity ability. Non-mechanic work system and no time bond, employees become fully involved physically to their work, taking overtime and working longer than employees in fonnal sector. Besides, consequence nom owner finance limitation, work environment do not prepared to give protection in working toward exposure of particulate PMN. In this research obtained wood dust concentration (PMN) minimum 110.64 u/m3 and maximum 135.18 ug/m? with average concentration of 122.7 ug,/ma and deviation standard of 5.59 pg/m while exposed ployees show symptom of bronchi disease as much as 46 labors (74.9%).
Statistic test result shows p value = 0.011 so that concluded zero hypothesis rejected or said that Conlident Interval 95% thcre is a relation between wood dust concentration (PMN) with bronchi disease symptom after controlled by labors characteristic and work environment factor.
Suggestion in this research is require monitoring toward health of infomtal industry labor through counseling program and specific health service, require implementation of safety and health of work by providing self protector device in the form of masker and require advanced research of wood dust exposure (PM|o) in night, considering that most of production process performed until night.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Prameswari Hudono
"Latar belakang: Infeksi saluran napas akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang mempunyai angka mortalitas dan morbiditas yang besar di dunia maupun di Indonesia. Kejadian ISPA pada balita biasanya berulang merupakan sumber masalah karena mempengaruhi fungsi paru secara negatif dan merupakan sumber penggunaan antibiotik tersering. Diperlukan suatu strategi untuk mengurangi angka kejadian ISPA berulang pada balita. Imunostimulan OM-85 BV telah banyak diteliti manfaatnya dalam mengurangi beban penyakit ISPA pada dewasa dan anak. Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai peran penggunaan imunostimulan OM-85 BV untuk mengurangi angka kejadian ISPA pada balita di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian OM-85 BV terhadap angka kejadian ISPA dan kadar serum imunoglobulin A (IgA).
Metode: Studi uji klinis kuasi eksperimental di RS Cipto Mangunkusumo, dari Februari hingga November 2018, melibatkan 35 balita dengan riwayat ISPA berulang. Subjek diberikan OM-85 BV selama tiga bulan (10 hari per bulan). Pencatatan frekuensi ISPA dan rerata lama sakit dilakukan secara retrospektif sebelum terapi, dan secara prospektif selama enam bulan setelah terapi. Dilakukan juga pemeriksaan usap tenggorok dan kadar serum IgA sebelum dan sesudah terapi OM-85 BV.
Hasil: Pemberian OM-85 BV mengurangi angka kejadian ISPA pada balita sebanyak dua episode dalam enam bulan (p <0,05) dan mengurangi rerata lama sakit sebanyak satu hari (p <0,05). Terdapat peningkatan kadar serum IgA setelah pemberian OM-85 BV, namun tidak signifikan secara statistik (p =0,062).
Simpulan: Pemberian OM-85 BV dapat mengurangi angka kejadian ISPA dan rerata lama sakit pada balita, namun tidak meningkatkan kadar serum IgA secara bermakna.

Background: Acute respiratory tract infection (ARTI) is a disease with high mortality and morbidity in the world and in Indonesia. In children under five, ARTI is usually recurrent. It affects lung function negatively and is a source of frequent antibiotics use. A strategy is needed to reduce the incidence of recurrent ARTI in children under five years old. OM-85 BV is an immunostimulant that has been numerously studied in an effort to reduce the burden of ARTI in adults and children. Until now there has been no research using OM-85 BV evaluating its effect in reducing ARTI incidence in Indonesian children age five years and under.
Objective: Investigating the effect of OM-85 BV on the incidence of ARTI and serum level of immunoglobulin A (IgA) in children under five years old.
Methods: A quasi-experimental clinical trial was done at Cipto Mangunkusumo Hospital, from February to November 2018, involving 35 children under five with history of recurrent ARTI. Subjects were given OM-85 BV for three months (10 days per month). The frequency of ARTI and average duration of illness was recorded retrospectively before therapy, and prospectively for six months after therapy. Throat swabs culture and serum IgA level were measured before and after OM-85 BV therapy.
Results: The administration of OM-85 BV reduced the frequency of ARTI in subjects by two episodes in six months (p <0.05) and reduced the average duration of illness by one day (p <0.05). There was an increase in serum IgA level after OM-85 BV administration, but not statistically significant (p = 0.062).
Conclusion: Administration of OM-85 BV reduced the frequency of ARTI and decreased average duration of illness in children under five, but did not significantly increase serum IgA level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Banafsaj Zata Amani
"Kondisi kamar asrama pesantren dapat memicu timbulnya berbagai agen penyebab penyakit ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada santri di Pondok Pesantren ‘X’ yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur menggunakan desain studi cross sectional. Sebanyak 90 santri sebagai sampel penelitian dipilih sesuai kriteria inklusi yaitu bertempat tinggal minimal enam bulan di kamar asrama dan kriteria eksklusi yaitu sedang mengalami penyakit pernapasan tuberculosis (TBC). Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Penyakit Berbasis Lingkungan dengan delapan pertanyaan terkait kejadian ISPA, kondisi lingkungan kamar asrama (kelembaban, luas ventilasi, kepadatan hunian) dan perilaku (mencuci tangan, olahraga, konsumsi vitamin C) yang diisi oleh para santri dibawah bimbingan guru yang telah diberikan arahan terkait pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 43,3% santri di Pondok Pesantren ‘X’ mengalami ISPA, seluruh kamar asrama dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat, dan mayoritas santri telah telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam pencegahan ISPA dengan baik. Secara statistik, ditemukan adanya hubungan signifikan pada perilaku olahraga teratur terhadap kejadian ISPA (p=0,017), sementara kepadatan hunian, kelembaban, perilaku mencuci tangan dengan air dan sabun, dan perilaku konsumsi vitamin C tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian ISPA.

The condition of boarding school dorm rooms can trigger the emergence of various agents that cause ARI disease. This study aims to analyze environmental and behavioral factors related to the incidence of ARI among students at Pondok Pesantren 'X' located in East Java Province using a cross sectional study design. A total of 90 students as the research sample were selected according to the inclusion criteria, namely residing for at least six months in a dormitory room and the exclusion criteria being experiencing tuberculosis (TB) respiratory disease. Data was collected using an Environment-Based Diseases questionnaire with eight questions related to the incidence of ARI, dorm room environmental conditions (humidity, ventilation area, occupancy density) and behavior (hand washing, exercise, vitamin C consumption) which were filled out by the students under the guidance of a teacher who had been trained. given directions regarding filling out the questionnaire. The results showed that as many as 43.3% of students at Pondok Pesantren 'X' experienced ARI, all dorm rooms were in conditions that did not meet the requirements, and the majority of students had implemented clean and healthy living behavior in preventing ARI properly. Statistically, it was found that there was a significant relationship between regular exercise behavior and the incidence of ARI (p=0.017), while occupancy density, humidity, hand washing behavior with water and soap, and vitamin C consumption behavior did not have a significant relationship with the incidence of ARI."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhardi Jabang
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T57286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Aulia Fitrah
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit dengan angka kesakitan dan angka kematian pada balita yang cukup tinggi. Menurut Depkes RI 2001, ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita di Indonesia.
Dalam tugas akhir ini diselidiki faktor-faktor yang beresiko terhadap terjadinya ISPA pada balita di propinsi yang merupakan daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) ISPA pada balita di pulau Jawa. Penelitian menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 yang dilakukan pada Juni hingga Desember 2007.
Populasi penelitian tugas akhir ini adalah seluruh balita di pulau Jawa. Sampel diambil dengan cara sampling dua tahap, yaitu dengan menggunakan metode sampling probability proportional to size dan sistematic sampling. Untuk mencari propinsi di pulau Jawa yang merupakan daerah KLB kasus ISPA pada balita digunakan metode spatial scan statistics.
Diperoleh bahwa daerah KLB utama adalah propinsi Jawa Timur. Kemudian analisis regresi logistik biner dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor resiko terjadinya ISPA pada balita di Jawa Timur. Diperoleh bahwa balita dengan jenis kelamin perempuan, balita yang mendapat imunisasi DPT maupun campak, balita yang tinggal di kota, balita yang memiliki status ekonomi menengah dan menengah ke bawah, dan umur balita yang masih muda lebih cenderung untuk menderita ISPA. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S27807
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Zahra Syahidah
"ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang
bagian atas atau bawah saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Tingginya prevalensi ISPA akan mempengaruhi pola penggunaan antiinfeksi di
fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola penggunaan
antiinfeksi pada pasien ISPA di tiga puskesmas di Kota Depok tahun 2015. Desain
penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pengambilan data secara retrospektif
dari resep pasien, Sistem Informasi Pengelolaan Obat (SIPO), dan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS). Analisis dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif menggunakan metode Anatomical Therapeutical Chemical/Defined Daily
Dose (ATC/DDD). Antiinfeksi diklasifikasikan berdasarkan ATC dan kuantitas
dihitung dalam satuan DDD/1000 pasien perhari. Kualitas dinyatakan dalam jenis
obat yang termasuk dalam Drug Utilization 90% (DU 90%). Sampel adalah resep
pasien ISPA periode Januari-Desember 2015. Berdasarkan hasil analisis, kuantitas
antiinfeksi yang digunakan di Puskesmas Cipayung sebanyak 0,9496 DDD/1000
pasien perhari, di Puskesmas Limo sebanyak 0,7590 DDD/1000 pasien perhari, dan
di Puskesmas Bojongsari sebanyak 0,6483 DDD/1000 pasien perhari. Antiinfeksi
yang termasuk dalam DU 90% di Puskesmas Limo adalah amoksisilin,
kotrimoksazol, dan sefadroksil, sedangkan antiinfeksi yang termasuk dalam DU
90% di Puskesmas Cipayung dan Puskesmas Bojongsari adalah amoksisilin.
Persentase kesesuaian penggunaan antiinfeksi dengan formularium nasional di
Puskesmas Bojongsari adalah 71,43%, di Puskesmas Limo adalah 70%, dan di
Puskesmas Cipayung adalah 63,64%.

ABSTRACT
Acute Respiratory Infections (ARI) is an acute infection that attacks the upper or
lower respiratory tract caused by viruses or bacteria. Prevalence of ARI will affect
the pattern of anti-infection use in healthcare facilities. This research aimed to
evaluate the usage pattern of anti-infection for ARI patients at three Puskesmas in
Depok City in 2015. A design of this research use descriptive analytic with a
retrospective data collection taken from patients? prescriptions, Sistem Informasi
Pengelolaan Obat (SIPO), and Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS). This analysis are done through quantitative and qualitative using
ATC/DDD (Anatomical Therapeutical Chemical/Defined Daily Dose) method. The
anti-infection classification are based on ATC, and the quantity are counted by
DDD/1000 patients per day. The quality are stated in Drug Utilization 90% (DU
90%). The sample are the prescriptions of ARI patients within period of January till
December 2015. Based on the output of the analysis, the anti-infection used at
Puskesmas Cipayung are 0,9496 DDD/1000 patients per day, at Puskesmas Limo
are 0,7590 DDD/1000 patients per day, and at Puskesmas Bojongsari are 0,6483
DDD/1000 patients per day. The anti-infection included in DU 90% at Puskesmas
Limo are amoxicillin, cotrimoxazole, and cefadroxil, while the anti-infection
included in DU 90% at Puskesmas Cipayung and Puskesmas Bojongsari are
amoxicillin. The percentages of compatibility of anti-infection usage with national
formulary at Puskesmas Bojongsari is 71,43%, at Puskesmas Limo is 70% and at
Puskesmas Cipayung is 60,64%.
;;"
2016
S65397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yodi Mardian
"Indonesia telah melaksanakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat dan Manajemen Terpadu Balita Sakit untuk menurunkan beban penyakit dan kematian balita akibat pneumonia. Data temuan kasus dan tatalaksana pneumonia yang bersumber dari pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat dan Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan sumber penting laporan rutin Program Pencegahan dan Pengendalian ISPA.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang Sistem Informasi Program Pencegahan dan Pengendalian ISPA yang dapat meningkatkan kelengkapan laporan dan mempercepat pengiriman laporan Program Pencegahan dan Pengendalian ISPA. Penelitian ini menggunakan metode Rapid Application Development (RAD) dengan teknik prototyping.
Hasil dari penelitian ini adalah prototipe Sistem Informasi Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut berbasis web dan android. Prototipe Sistem Informasi Program Pencegahan dan Pengedalian ISPA berbasis web dan android dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengumpulan, pengolahan, pengiriman dan penyajian data Program Pencegahan dan Pengendalian ISPA.

Indonesia has implemented the Community-Based Integrated Management of Childhood Illness approach and Integrated Management of Childhood Illnesses to reduce the burden of illness and death of children under five from pneumonia. Data on case finding and management of pneumonia originating from the implementation of Integrated Management of Childhood Illnesses and Community-Based Integrated Management of Childhood Illness are important sources of routine reports of Acute Respiratory Infection Prevention and Control Programs.
This study aims to design an Acute Respiratory Infection Prevention and Control Program Information System that can improve report completeness and accelerate the delivery of Acute Respiratory Infection Prevention and Control Program reports. This study uses the Rapid Application Development (RAD) method with prototyping techniques.
The results of this study are a prototype of a web-based and android based Prevention and Control Program for Acute Respiratory Infection Program. Web-based and android-based Prevention and Control Program for Acute Respiratory Infection Program prototype can reduce the time needed for the process of collecting, processing, sending and presenting Acute Respiratory Infection Prevention and Control programs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Findra Setianingrum
"Infeksi saluran napas bawah merupakan salah satu infeksi penyebab kematian terbesar di dunia. Seiring dengan banyaknya kasus infeksi saluran napas bawah maka pemakaian antibiotik untuk mengatasinya pun semakin meluas, diantara antibiotik tersebut ialah siprofloksasin Oleh karena itu pola kepekaan bakteri, dalam hal ini bakteri gram negatif, perlu diketahui guna menjaga agar terapi yang diberikan pada pasien efektif dan tepat guna. Terlebih lagi, Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) Departemen Mikrobiologi FKUI merupakan laboratorium yang menerima spesimen dari banyak rumah sakit di Jakarta termasuk Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang merupakan rumah sakit rujukan nasional di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder isolat sputum tahun 2000-2005 di LMK FKUI yang mengandung bakteri gram negatif kemudian diuji sensitivitasnya terhadap siprofloksasin.
Metode penelitian yang digunakan ialah cross sectional. Hasilnya terdapat 2744 isolat bakteri gram negatif dengan tiga bakteri terbanyak yaitu Klebsiella pneumoniae ss pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, dan Enterobacter aerogenes. Ketiga bakteri tersebut mengalami penurunan sensitivitasnya terhadap siprofloksasin (K. pneumoniae ss pneumonia: 79.90% ?³ 62.86%, Pseudomonas aeruginosa: 73.68% ?³ 52.20% dan Enterobacter aerogenes: 79.03% ?³ 61.36% ). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan di rumah sakit, klinisi, dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam penanganan kasus infeksi di Indonesia.

Lower respiratory tract infection (LRTI) is one of the biggest cause of death related to infections around the world. The spread of LRTI followed by the wide use of antibiotics, included ciprofloxacin. For that reason, bacterial sensitivity pattern, in this case gram negative bacteria, is important to be knew to get the effective therapy for patients. Moreover, Clinical Microbiology Laboratory FKUI is references of many hospitals in Jakarta include Ciptomangunkusomo Hospital (RSCM) which is national reference hospital. This research use secunder data from sputum isolates contain bacteria gram negative that entered to LMK Department of Microbiology FKUI in from 2000 until 2005. Then, the isolates is examined for their sensitivity pattern against ciprofloxacin.
The research metode for this research is cross sectional. The result of this research, there is 2744 isolates that contain bacteria gram negatives. The most common bacterias are Klebsiella pneumoniae ss pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, and Enterobacter aerogenes. The sensitivity against ciprofloxacin in these three bacteria are decrease (K. pneumoniae ss pneumonia: 79.90% ?³ 62.86%, Pseudomonas aeruginosa: 73.68% ?³ 52.20% and Enterobacter aerogenes: 79.03% ?³ 61.36% ). This result could be used for further evaluation for stake holder in hospital, physician, and others that involved in control infection diseases in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryasni
"Infeksi saluran napas bawah telah menjadi penyebab banyak penggunaan antibiotik dan banyaknya kunjungan ke dokter di seluruh dunia. Infeksi saluran napas bawah terutama pada orang dewasa sebagian besar disebabkan oleh bakteri. Belakangan ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri gram negatif. Kepekaan suatu bakteri umumnya berubah-ubah terhadap suatu antibiotik. Untuk itu diperlukan suatu kajian berkala untuk mengetahui pola kepekaan bakteri terhadap antibiotik sebagai landasan dalam melakukan educated guess therapy.
Metoda penelitian ini adalah cross-sectional terhadap 2456 isolat yang berasal dari sputum penderita infeksi saluran napas bawah yang mengirimkan sampel ke Laboratorium Mikrobiologi Klinik Departemen Mikrobiologi FKUI pada tahun 2001-2005. Kemudian dilakukan uji sensitivitas terhadap amoksisilin.
Hasil penelitian didapatkan 28 jenis bakteri. Tiga bakteri yang memenuhi besar sampel dan kriteria inklusi adalah Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa dan Enterobacter aerogenes. Persentase kepekaan Klebsiella pneumoniae ss pneumonia 12.5% pada tahun 2001 menjadi 25.71% pada tahun 2005, Pseudomonas aeruginosa 3.94% tahun 2001 menjadi 6.59% tahun 2005, Enterobacter aerogenes 20.96% tahun 2001 menjadi 19.04% tahun 2005. Kebanyakan bakteri Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa dan Enterobacter aerogenes telah resisten terhadap amoksisilin.

Globally, lower respiratory tract infections account for a large proportion of antibiotic prescriptions and visits to family practitioners. Lower respiratory tract infections especially in adult, most of them cause by bacteria. Recently, reports from several cities in Indonesia mentioned that bacteria found in sputum of pneumonia patients are gram negative bacteria. Susceptibility of bacteria toward an antibiotic usually changes. Therefore, there should be an investigation to monitor the susceptibility pattern of bacteria toward antibiotic as a base to give an educated guess therapy.
Methods of this research is cross-sectional design toward 2456 isolate from sputum of lower respiratory tract infection patient in Clinical Microbiology Laboratory Faculty of Medicine University of Indonesia (FMUI) in 2001-2005.
The result is there are 28 species of bacteria. Three bacteria that fulfill the inclusion criteria are Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa and Enterobacter aerogenes. The susceptibility percentage of K. pneumoniae ss pneumonia 12.5% in 2001 become 25.71% in 2005, P. aeruginosa 3.94% in 2001 become 6.59% in 2005, and E. aerogenes 20.96% in 2001 become 19.04% in 2005. Most of Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa and Enterobacter aerogenes bacteria already resistant to amoxicillin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>