Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Muntaha
Abstrak :
Pokok pikiran (tesis) dari penelitian ini adalah pers Indonesia di masa reformasi politik dan krisis ekonomi mampu bertahan di masa krisis dengan berbagai modal/kekuatan yang dimiliki dan kiat/strategi manajemen bidang redaksional yang diterapkan secara konsisten dan kreatif dalam memproduksi produk. Secara makro, tesis ini sejalan dan memperkuat pendapat umum dari Picard (1988 a) maupun Lacy (1990) (dikutip Albarran, 1996:23 dan 158), bahwa kompetisi dalam industri Koran/harian mempertinggi kualitas pembuatan berita. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus (case study), dengan tipe penelitian multicases-multilevel dan pendekatan Ekonorni Media. Berita harian Kompas dan Jawa Pos tentang kampanye pemilu 1999 (17 hari kerja) menjadi obyek atau kasus. Analisis data dilakukan pada level teks (text), praktik wacana (discource practice) (organisasi/industri), dan level praktik sosiokultural (industri media cetak Indonesia). Data berita dikumpulkan dan dianalisis melalui content analysis; data kebijakan redaksional dilakukan melalui interview dengan Redaktur kedua media, kemudian dianalisis melalui analisis wacana; dan data sosiokultural industri pers dianalisis melalui pendekatan ekonomi Media. Hasil penelitian menunjukkan: meskipun proses memproduksi berita yang dilakukan redaksi kedua media relatif lama, produk akhir yang dihasilkan relatif berbeda. Dari seluruh produk yang diteliti sebanyak 346 item berita, dapat dikemukakan bahwa ciri Kompas adalah pasar bersifat nasional, isu yang diangkat redaksi bersifat umum, dan unsur kelengkapan berita cukup menonjol. Sedangkan Jawa Pos pasarnya lokal, mementingkan produk berita yang laku dijual (memiliki banyak isu), dan unsur kontroversi menonjol. Dari penelitian ini dapat disimpulkan pada tiga tingkatan: teks, wacana, dan sosiokultural. Perlama, dilihat dari isu (diversifikasi produk) yang dominan adalah jenis berita nasional (Kompas) dan berita lokal-daerah Jawa Timur dan Indonesia Timur (Jawa Pos). Kedua, obyektivitas pemberitaan, dari unsur faktualitas relatif sama (tinggi), keseimbangan sumber berbeda (Kompas lebih tinggi/bervariasi dibanding Jawa Pos), netralitas pemberitaan sama (tinggi). Ketiga, gaya pemberitaan berbeda; berita Kompas jumlahnya sedikit namun lengkap dan jumlah kolom umumnya banyak/panjang, berita Jawa Fos singkat-banyak, ukuran kolom kecil. Keempat, pada tingkatan organisasi dan industri, krisis ekonomi yang disusul dengan (re)regulasi bidang pers oleh pemerintah membawa dilemalparadoks; yaitu di satu sisi peluang berekspresi dan membuat media makin besar, namun di sisi lain tantangan untuk menjadi profesional makin ketat/kompetitif - mengingat struktur pasar berubah serta daya beli masyarakat turun. Perubahan struktur pasar ini, dan perkembangan industri media elektronik yang demikian gencar ("banjir" berita dalam berbagai format dan jam siar/tayang), menjadikan pihak manajemen industri media melakukan secara sadar berbagai langkah antisipasi; baik dengan mempertahankan produk namun mengemas dengan cara bervariasi (Kompas), maupun menciptakan jenis produk dengan substansi dan sentuhan yang khas dan mementingkan muatan daerah (Jawa Fos). Kelima, pada tingkat sosiokultural, pers Indonesia di masa reformasi menghadapi tantangan rill berupa kebebasan yang kian terbuka, dan mengarah pada kristalisasi sejati -industri pers yang kuat makin kuat yang lemah akan mati sebagai pranata (agen) demokratisisasi. Penelitian ini memberi kontribusi berupa: (1) gambaran nyata tentang upaya manajemen redaksi media cetak Indonesia memproduksi produk berita di masa eforia pers dan pemilu multipartai bersamaan dengan masa krisis ekonomi; dan (2) gambaran optimisme dari pengelola industri media bahwa meskipun terdapat banyak ancaman produknya tetap akan laku di pasar. Dari hasil penelitian ini direkomendasikan untuk mengadakan studi lanjut, antara lain: (1) studi tentang manajemen pemasaran khususnya bauran pemasaran (marketing mix) dengan unsur 4P (Price, Place, Product, Promotion) seperti strategi penetapan harga produk, strategi promosi berkala, strategi mengemas produk, dan strategi segmentasi konsumen melalui wilayah geografi tertentu; (2) studi tentang manajemen redaksional berupa optimalisasi sumberdaya untuk meningkatkan kualitas produk, seperti pemanfaatan Pusat Informasi Kompas sebagai bank data berita, pemanfaatan Dewan Pembaca Jawa Pos sebagai masukan terhadap kebijakan redaksional, dan sistem penugasan contingency plan untuk memburu narasumber yang bervariasi untuk berita investigatif; (3) studi tentang strategi industri media cetak bertahan di masa krisis dan recovery ekonomi, seperti penggunaan strategi bertahan (defence strategies) dan strategi menyerang (attack strategies) untuk memenangkan persaingan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
MacDougall, Curtis D.
New York: Macmillan, 1972
070.43 MAC i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Adji
Abstrak :
Profesi sebagai wartawan memiliki cukup banyak tekanan dan tuntutan yang dapat berasal dari luar dirinya maupun yang berasal dari dalam diri wartawan itu sendiri. Tekanan dan tuntutan tersebut dapat merupakan sumber stres atau stressor bagi seorang wartawan dalam melakukan pekerjaannya, sehingga tidak dapat dibiarkan berlarut-larut. Seorang wartawan, terutama yang bekerja di organisasi media berbentuk surat kabar, memilliki deskripsi kerja yang ketat, seperti misalnya deadline penulisan berita setiap hari, jam kerja yang panjang dan setiap saat harus bersedia mengejar sumber berita. Perlu dilakukan suatu usaha untuk mengatasi tekanan-tekanan maupun tuntutan yang dihadapi tersebut. Menurut Lazarus (1976), usaha untuk mengatasi berbagai tekanan itu disebut sebagai perilaku coping. Para ahli yang menelaah masalah coping sepakat untuk membedakan perilaku coping ini menjadi dua kategori besar, yaitu usaha yang bertujuan urituk menyelesaikan masalah yang dihadapi {Problem focused Coping atau / dan usaha yang bertujuan untuk mengurangi perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh masalah yang dihadapi Emotion-Focused Coping atau EFC. Dari kedua jenis coping di atas, beberapa ahli berusaha untuk mengembangkan strategi-strategi coping. Aldwin dan Revenson (1987) menyatakan bahwa terdapat delapan macam strategi coping, di mana 3 strategi mengarah pada masalah (PFC), 4 strategi mengarah pada emosi (EFC), dan 1 strategi mengarah pada PFC maupun EFC. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk mengetahui sumber stres apa saja yang dihadapi oleh wartawan surat kabar sehubungan dengan pekerjaannya, dan bagaimana perilaku coping yang ditampilkannva untuk mengatasi sumber-sumber stres tersebut. Maksud dari diadakannva penelitian ini adalah untuk memberi masukan dalam hal pengembangan sumber daya manusia di dunia pers atau kewartawanan. mengingat di Indonesia sekarano ,n, terdapat lebih dari 5000 orang yang bekerja sebagai wartawan serta semakin pesatnya industri penerbitan pers. Untuk mengetahui sumber stres yang dihadapi dan bagaimana perilaku coping yang ditampilkan oleh wartawan surat kabar, digunakan alat penelitian berupa kuesioner. Kuesioner ini disebarkan kepada para wartawan yang bekerja di surat kabar harian dengan karakteristik tertentu yang teiah ditentukan sebelumnya. Dari penyebaran kuesioner tersebut akan dilihat sumber stres apa saja yang dihadapi oleh wartawan surat kabar dalam melakukan pekerjaannya serta jenis dan strategi coping apa yang akan ditampilkannya dalam menghadapi sumber stres tersebut. Kemudian akan dilihat pula keterkaitan antara kedua hal tersebut. Dari hasil penelitian tersebut, diketahul bahwa terdapat sebelas sumber stres yang dihadapi wartawan surat kabar dalam menghadapi pekerjaannya, di mana kesebelas sumber stres tersebut termasuk ke dalam 2 jenis stressor. yaitu stressor internal dan stressor eksternal. Sumber stres yang paling banyak dihadapi oleh wartawan surat kabar adalah kesulitan untuk dapat menuliskan berita secara objektif. Sumber stres ini juga sekaligus dianggap sebagai stressor yang paling menekan. Jenis coping yang paling sering ditampilkan dalam menghadapi sumber stres adalah coping yang mengarah pada pemecahan masalah (PFC) dibandingkan dengan EFC. Sedangkan strategi coping yang paling banyak ditampilkan adalah usaha-usaha untuk mencari suatu keyakinan baru atau mengubah diri sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam penelitian ini tidak terlihat adanya keterkaitan antara jenis coping yang ditampilkan dengan stressor yang dihadapi, baik itu stressor internal maupun eksternal. Namun demikian, jika dilihat hubungan antara salah satu diantara delapan strategi coping (yaitu usaha untuk mencari kesepakatan dengan orang yang dianggap menimbulkan masalah) dengan stressor yang dihadapi, terlihat adanya suatu keterkaitan. Hal ini dapat diartikan bahwa secara umum tidak ada keterkaitan antara perilaku coping yang ditampilkan dengan sfressor yang dihadapi, baik yang internal maupun eksternal. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada mereka yang berminat untuk membahas permasalahan ini lebih lanjut, untuk membuat suatu alat ukur yang secara khusus dibuat untuk menelaah masalah wartawan, terutama yang bekerja dan tinggal di Indonesia, sehingga dapat dimungkinkan suatu hasil yang mampu menggambarkan keadaan wartawan Indonesia secara lebih baik.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Fort Worth Harcourt Brace College , 1997
070.43 REP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Luo, Wenhui
Taibei: Tian xia wen hua chu ban gu fen you xian gong si, 1994
SIN 070 LUO w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Putra Diviantama
Abstrak :
Artikel ini membahas pemberitaan surat kabar kompas terkait pansus dalam skandal Buloggate pada masa kepresidenan Abdurrahman Wahid. Pada tahun 2000 awal pada bulan juni mulai muncul terbitan berita tentang isu keterkaitan presiden dengan skandal korupsi Buloggate yang menjadikan tidak stabilnya kursi pemerintahan pada masa tersebut sampai dengan dikeluarkannya memorandum oleh keputusan DPR kepada presiden pada 2 Februari 2001. Topik pembahasan yang menjadikan Kompas sebagai episentrum penelitian belum banyak dibahas karena penelitian-penelitian sebelumnya masih berfokus pada Abdurrahman Wahid. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat-surat kabar Kompas, serta berbagai buku, dan jurnal penelitian terkait. Dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa pandangan berita yang diterbitkan Kompas terkait pansus dalam memberitakan proses skandal ini lebih kearah pro presiden dalam menunjukan pandangan-pandangannya dibandingkan DPR yang memang saat itu sering berkonflik dengan kubu presiden. ......This article discusses the news of kompas newspaper related to pansus in the Buloggate scandal during the presidency of Abdurrahman Wahid. In early 2000 in June news began to appear about the issue of the president's connection to the Buloggate corruption scandal which destabilized the seat of government at that time until the issuance of a memorandum by a DPR decision to the president on February 2, 2001. The topic of discussion that makes Kompas the epicenter of research has not been widely discussed because previous studies have still focused on Abdurrahman Wahid. This research uses historical methods consisting of four stages, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The sources used in this study are Kompas newspapers, as well as various books, and related research journals. In this study, it was found that the news views published by Kompas related to the committee in reporting on this scandalous process were more pro-presidential in showing their views than the DPR which at that time was often in conflict with the president's camp.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Achmad
Abstrak :
Iklan merupakan suatu strategi yang ampuh bagi para pengusaha (produsen) untuk melakukan penawaran-penawaran barang dan jasa. Demikian juga engan produk yang ditawarkan oleh pelaku usaha. Agar konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut maka promosi produk dilakukan melalui iklan. Di Indonesia produk yang dikeluarkan oleh pelaku usaha telah menggerakan kegiatan perekonomian. Menyampaikan informasi tentang produk ke dalam sebuah tayangan iklan berdurasi pendek, atau pamflet dan lain-lain, yang menjadikan salah satu faktor pemicu iklan terlalu mengubar janji, tidak kena sasaran ataupun membingungkan. Secara garis besar isi dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terdiri dari fungsi iklan sebagai media penyampaian informasi bila dikaitkan dengan Hak atas Informasi yang harus diberikan kepada Konsumen, Tanggung Jawab Pelaku Usaha Periklanan terhadap Iklan yang Menyesatkan, upaya UUPK dalam melindungi Konsumen Iklan serta Analisa lklan Jasa Angkutan Udara. UUPK memberdayakan Masyarakat umum, di mana UUPK tersebut mengamanatkan bahwa masyarakat adalah penyelenggara perlindungan konsumen, sehingga mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap barang yang beredar di pasar, namun tidak berwenang untuk memeriksa proses produksi. Bagi konsumen yang dirugikan dapat mengajukan gugatan kepada pelaku usaha baik secara individual maupun secara kelompok. Prosedur gugatan konsumen dapat diajukan pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) atau peradilan Umum. Dengan demikian, kehadiran UUPK akan menciptakan sistem perlindungan Konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum bila terjadi penyalahgunaan Iklan. Meskipun masih perlu dibuktikan lebih lanjut dengan penelitian dan pengumpulan data secara kuantitatif, namun dari hasil penyelesaian kasus-kasus yang ada, penulis melihat bahwa pemberlakuan pasal-pasal UUPK yang terkait dengan periklanan dalam kehidupan sehari-hari mampu memberikan Shock Therapy bagi pelaku usaha priklanan agar tidak menyalahi aturan-aturan tersebut dan senantiasa berupaya untuk memperhatikan hak-hak konsumen.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T36922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rich, Carole
Boston: Wadsworth and Cengage Learning, 2010
808.066 RIC w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asano, Ken`chi
Tokyo: Nihon Hyoronsha, 1993
JPN 070.43 ASA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roswita Oktavianti
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada jaringan komunikasi termediasi teknologi yang digunakan oleh wartawan untuk mengumpulkan berita. Dalam Teori Jaringan Aktor, teknologi diberikan peran sebagai aktor non-manusia dalam membentuk jaringan. Peran menjadi diperhitungkan, seperti yang terjadi pada para aktor manusia. Proses di mana seorang aktor bergabung jaringan dipandang sebagai translasi, suatu proses perakitan antara aktor manusia dan aktor non-manusia. Translasi memberikan peran masing-masing aktor, yang mungkin gagal atau berhasil. Keberhasilan translasi ditandai dengan jaringan yang stabil dan abadi. Penelitian ini kualitatif dengan studi jaringan milis komunitas wartawan untuk mengetahui cara wartawan membangun jaringan serta alasan untuk perakitan dan mempertahankan hubungan. Penelitian ini kemudian menemukan tidak hanya tentang jaringan aktor, tetapi juga jaringan berbagi aktor dan jaringan yang tidak dapat dibubarkan, atau ireversibel. This study focuses on technology-mediated communication network used by journalists to gather news. In the Actor-Network Theory, technology is given the role as non-human actors forming the network. Roles are taken into account, like that of the human actors. The process by which an actor joins the network is seen as a translation, a process of assembling human actors and non-human actors. Translation assigns the role of each actor, it may fail or succeed. The success of translation is characterized by a network that is stable and lasting. This qualitative research with case study of the network of journalist community mailing list is to find out how journalists construct a network as well as the reasons for assembling and maintaining relationships. The study then found out not only about the actor network, but also the actor-sharing network and a network that can not be dissolved, or irreversible.
2016
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>