Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farel Athallah Aqil
Abstrak :
Kebutuhan energi listrik global pada tahun 2022 mencapai 3,63 MWh per kapita didominasi dari pembangkit listrik batu bara, dan gas,. 61,55% sumber energi listrik di Indonesia berasal dari batu-bara. Transisi menuju energi baru terbarukan disepakati oleh seluruh negara dunia yang tertuang pada paris agreement dan COP 27 dengan target membatasi suhu global hingga 1.5 oC diatas tingkat pra industrialisasi. Indonesia menghadapi tantangan dalam transisi menuju energi baru terbarukan dimana terjadi penurunan penggunaan energi baru terbarukan dari 11,5% pada 2021 menjadi 10,4% pada 2022. Energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan Indonesia salah satunya adalah energi pasang surut. Letak geografis indonesia yang merupakan negara kepulauan menyimpan potensi energi tidal yang sangat besar. Kecepatan arus pasang surut di Indonesia sendiri mencapai 2,8 m/s. Dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mendapatkan turbin tidal yang ideal. Literatur terkait upaya meningkatkan nilai power coefficient turbin tidal membuktikan bahwa profil airfoil NACA 4418 yang dikenal memiliki stall delay dan ketahanan terhadap roughness mampu meningkatkan kinerja dari turbin tidal sumbu horizontal. Selain itu, penggunaan diffuser juga dapat meningkatkan power coefficient turbin dimana semakin besar sudut diffuser yang digunakan maka semakin besar nilai power coefficient yang dapat dihasilkan. Berdasarkan hasil eksperimen dengan variasi sudut diffuser 10,43° dan 15,34° didapatkan power coefficient tertinggi sebesar 34,8%. ......The global electricity demand in 2022 reached 3.63 MWh per capita, dominated by coal and gas power plants. In Indonesia, 61.55% of electricity comes from coal. The transition to renewable energy was agreed upon by all countries as outlined in the Paris Agreement and COP 27, with the goal of limiting the global temperature rise to 1.5°C above pre-industrial levels. Indonesia faces challenges in transitioning to renewable energy, with the share of renewable energy decreasing from 11.5% in 2021 to 10.4% in 2022. One of the renewable energy sources that Indonesia can harness is tidal energy. Indonesia's geographic location as an archipelago holds great potential for tidal energy, with tidal current speeds reaching up to 2.8 m/s. Further studies are needed to develop the ideal tidal turbine. Relevant literature on efforts to increase the power coefficient of tidal turbines shows that the NACA 4418 airfoil profile, known for its stall delay and roughness resistance, can enhance the performance of horizontal-axis tidal turbines. Additionally, the use of diffusers can also improve the power coefficient of the turbine, with larger diffuser angles resulting in higher power coefficients. Based on experimental results with diffuser angles of 10.43° and 15.34°, the highest power coefficient obtained was 34.8%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dakhilullah Muhazzib Darwisy
Abstrak :
Selama beberapa dekade, transformator telah menjadi salah satu alat yang sudah menjadi kebutuhan mendasar dalam distribusi jaringan listrik yang identik dengan ukurannya yang besar dan membutuhkan banyak tempat dalam penempatannya. Dalam sistem distribusi, fungsi utama transformator adalah mengubah besaran tegangan dari jaringan dari tegangan rendah, menengah atau tinggi menjadi tegangan tertentu yang nantinya dapat dengan aman disalurkan ke rumah-rumah dan industri. Dalam hal lain perkembangan sumber energi terbarukan seperti susunan panel surya dan turbin angin dapat membuat beberapa tantangan, saat mereka di masukkan kedalam jaringan seperti, menghasilkan energi yang tidak konsisten, beban listik yang berubah dengan cepat, dan banyak tantangan lain yang menyertainya. Untuk mengahadapi tantangan-tantangan dari sumber energi terbarukan, transformator konvensional tidak cukup fleksibel untuk mengelola beban yang berubah cepat dengan ayunan tegangan besar, mengelola koneksi DC dan AC, menangani aliran daya balik yang dihasilkan oleh konsumen yang juga menghasilkan energi. Kita dapat mencoba menerapkan tap changer ke trafo konvensional, tetapi karena sifat mekanis tap changer, mengubah koil dengan frekuensi tinggi akan lebih mudah aus pada tap changer. Sifat-sifat transformator konvensional adalah mudah dipengaruhi oleh tegangan input dan arus output yang akan menimbulkan masalah pengaturan tegangan, sehingga tidak cukup cocok untuk menangani banyak tantangan yang membutuhkan kontrol dan komunikasi yang lebih banyak yang harus disesuaikan dengan distribusi listrik. penetrasi energi terbarukan ini. Oleh karena itu diperlukan perangkat lain yang dapat mengatasi masalah tersebut. Di sinilah elektronika daya mulai mengambil perannya. Dalam beberapa dekade terakhir, semakin banyak perangkat distribusi listrik yang dilengkapi dengan elektronika daya dan terus meningkat karna adanya pengembangan bahan utama yang memungkinkan perangkat menangani tegangan tinggi dan arus tinggi dengan frekuensi dan kepadatan daya yang lebih tinggi. Dengan menggabungkan teknologi ini dengan tranformator, kita dapat membuka banyak kemungkinan yang dapat menjawab tantangan dari pengembangan energi terbarukan. Perpaduan antara trafo dan perangkat elektronika daya ini menghasilkan ide sebuah trafo pintar yaitu Solid State Transformer (SST) yang mampu berkomunikasi dan mengontrol antar bagiannya. Trafo jenis ini lebih "cerdas", lebih kecil, lebih fleksibel, dan lebih efisien. Trafo jenis baru ini akan memiliki banyak keunggulan seperti parameter input dan output yang dapat dikontrol, port AC dan DC pada trafo, kemampuan mencegah harmonik, kerangka kerja cerdas untuk pemantauan dan penilaian kondisi sistem, dan mampu membuat isolasi pada kesalahan bagian tertentu, dan masih banyak lagi. Skripsi ini bertujuan untuk mempelajari ruang lingkup kemampuan dan potensi smart transformer dalam aplikasi smart grid melalui jurnal dan simulasi. Transformator pintar dimaksudkan untuk dapat mengatasi tantangan yang datang dengan sumber energi terbarukan dan mampu melampaui batas teknis transformator konvensional dalam jaringan smart grid. ......For decades, transformer has become one of the most fundamental tools in electrical network distribution it was identic with its big bulked size. In the distribution system, transformer's main function is to change the voltage magnitude from the grid which is usually from medium to high voltage to a certain voltage that can be safely delivered to homes and industries. But with the recent development of renewable energy sources such as photovoltaic arrays and wind turbines that produce energy intermittently, create fast-changing loads, and many other challenges that come with it, these conventional transformers are not flexible enough to manage fast-changing loads with large voltage swings, manage both DC and AC connections, handle the reverse power flow that is produced by the consumer that also produces energy. We can try to implement a tap changer to the conventional transformer, but because of the mechanical nature of tap changers, changing the coil with high frequency will wear down the tap changer more easily. The properties of the conventional transformer are that it is easily affected by the input voltage and the output current that will create voltage regulation problems, hence it is not suitable enough to manage many challenges that needed more control and communication that the electrical distribution must adapt with this penetration of renewable energy. Hence we need another device that can solve the problem. This is where power electronic comes in. The possibilities of more electrical distribution devices equipped with power electronics are increasing with the development of compound materials that will allow the devices to handle high voltage and high currents with higher frequency and power density. By combining this technology with a transformer we can open up a lot of possibilities that can solve the challenges from the development of renewable energy. These combinations of transformer and power electronic devices resulted in the idea of a smart transformer which is the Solid State Transformer (SST) that is capable of communication and control between its part. This type of transformer is more “intelligent”, less bulky, more flexible, and more efficient. This new type of transformer will have a lot of advantages such as controllable input and output parameters, AC and DC port in the transformer, prevent harmonic, intelligent framework for condition monitoring and assessment, create fault isolation, have the ability of islanding, and many more. This bachelor thesis aims to study the scope of a smart transformer's capability and potential in a smart grid application through journals and simulation. The smart transformer is intended to be able to solve the challenges that come with renewable energy sources and able to surpass the technical limit of the conventional transformer in a smart grid network.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washington: Hemisphere, 1983
621.47 ALT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: World Scientific, 1985
621.042 ONE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Since 2008, the Global Center of Excellence (COE) at Kyoto University, Japan, has been engaged in a program called “Energy Science in the Age of Global Warming—Toward a CO2 Zero-Emission Energy System.” Its aim is to establish an international education and research platform to foster educators, researchers, and policy makers who can develop technologies and propose policies for establishing a CO2 zero-emission society no longer dependent on fossil fuels.
Tokyo: [, Springer], 2012
e20399065
eBooks  Universitas Indonesia Library