Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krishna Pandu Wicaksono
Abstrak :
Pruritus adalah salah satu komplikasi yang cukup sering ditemui pada pasien hemodialisis. Salah satu faktor yang berkontribusi untuk terjadinya pruritus adalah tingginya kadar kalsium serum. Kalsium dalam jumlah besar dapat berikatan dengan fosfat membentuk kristal. Kristal ini bila terdeposisi di kulit akan merangsang ujung saraf sehingga menimbulkan gatal. Penelitian kami mencari hubungan antara kadar kalsium serum dengan derajat pruritus dalam VAS. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dan dilakukan pada 108 pasien hemodialisis di Bangsal Hemodialisis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Februari 2009. Setiap pasien dianamnesis untuk dinilai derajat pruritusnya dan diambil data pemeriksaan kadar kalsium serumnya pada bulan Februari 2009. Berdasarkan kadar kalsium serumnya, pasien dibagi menjadi kelompok hiperkalsemia dan normal dengan batas 11 mg/dl. Lalu dilakukan uji statistik untuk menilai hubungan skor VAS pruritus dengan kadar kalsium serum pasien. Dilakukan juga uji untuk menilai korelasi skor VAS pruritus dengan kadar kalsium serum. Pasien berumur rerata 50,48 ± 13,44 tahun, terdiri dari 57,4% pria dan 42,6% wanita, dan lama HD rerata 2,3 (0,3-17,5) tahun. Sebanyak 54 pasien (50%) mengeluhkan pruritus dengan berbagai derajat. Dengan uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan yang bermakna antara skor VAS pruritus pada kelompok pasien yang kadar kalsiumnya normal dengan kelompok pasien hiperkalsemia (p<0,001). Dengan uji Spearman ditemukan korelasi positif sedang (r=0,495) yang bermakna (p<0,001) antara kadar kalsium pasien dengan skor VAS pruritus pasien. Disimpulkan bahwa kadar kalsium serum berpengaruh terhadap ada tidaknya dan derajat pruritus pada pasien hemodialisis kronik. ......Pruritus is one of the most commonly found complication in hemodialysis patient. One factor that is proposed to be contributing in pruritus is the high serum calcium concentration. High numbers of calcium molecules in the blood may bond with phosphate to form crystals. These crystals, when aggravated in the skin, may stimulate nerve endings and cause pruritic sensation. In this study, we try to find the association between the severity of pruritus, measured with Visual Analog Scale (VAS), with the concentration of serum calcium. We use croos sectional method for this study. A total of 108 hemodialysis patients in Bangsal Hemodialisis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo were studied in February 2009. Each patient was interviewed for assessment of the level of pruritus. We also noted their data of serum calcium concentration on February 2009. We categorized patients with calcium serum concentration >11 mg/dl into hypercalcemia group and those with calcium serum concentration <11 mg/dl into normal group. The patients have mean age of 50,48 ± 13,44 years and a mean duration of hemodialysis of 2,3 (0,3-17,5) years, 57,4% were male and 42,6% were female. By Mann-Whitney analysis, there was strong difference between pruritus VAS score of the hypercalcemia groups and the normal group (p<0,001). Also, by Spearmann analysis, there was significant (p<0,001), moderate positive correlation (r=0,495) between serum calcium concentration with the pruritus VAS score. It was concluded that the calcium serum concentration has significant influence on the existence and degree of pruritus in hemodialysis patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Nugraha
Abstrak :
ABSTRAK
Tekanan darah merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler yang mortalitasnya meningkat sampai 20 kali lipat pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Pemahaman yang benar mengenai mekanisme yang melibatkan perubahan tekanan darah intradialisis dapat mengarahkan pada pemilihan tatalaksana yang lebih baik. Kami meneliti pada 108 subjek, yakni pasien penyakit ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisis 2 kali seminggu minimal selama 3 bulan. Kemudian dilakukan pengambilan data pre dan pascadialisis berdasarkan hasil pengukuran menggunakan sphigmomanometer raksa selama menjalani bulan Februari 2009. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dan dilakukan pada 108 pasien hemodialisis di Bangsal Hemodialisis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Februari 2009. Berdasarkan perubahan tekanan darah intradialisis, pasien dibagi menjadi kelompok peningkatan tekanan darah sistolik, peningkatan tekanan darah diastolik, penurunan tekanan darah sistolik dan penurunan tekanan darah diastolik. Lalu dilakukan uji statistik untuk menilai korelasi perubahan tekanan darah dengan lama menjalani menjalani hemodialisis. Pasien berumur rerata 50,4 ± 13,4 tahun, terdiri dari 57% pria dan 43% wanita, dan lama menjalani HD rerata 3,73 ± 3,8 tahun. Dengan uji Pearson didapatkan korelasi positif yang bermakna antara lama menjalani HD dengan peningkatan (p<0.05, r = 0.522) maupun penurunan tekanan darah sistolik (p<0.05,r = 0.912). Disimpulkan bahwa lama menjalani HD mempengaruhi derajat peningkatan maupun penurunan tekanan darah sistolik intradialisis
ABSTRACT
Blood pressure is a determinant factor of cardiovascular disease and its mortality is 20 times greater in hemodialysis patients. A greater understanding of the mechanisms involved leads to more rational treatment and better BP control. In this study, we selected 108 patients that has already undergo hemodialysis twice a week for at least three months in Bangsal Hemodialisis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo in February 2009. We categorized patients into intradialytic systolic blood pressure increase, intradialytic diastolic blood pressure increase, intradialytic systolic blood pressure decrease, and intradialytic diastolic blood pressure decrease. The patients have mean age of 50,4 ± 13,4 years and a mean duration of hemodialysis of 3,73 ± 3,8 years, 47% were male and 43% were female. By Pearson analysis, there was significant positive correlation between intradialysis systolic blood pressure increase (p<0.05, r = 0.522) and intradialysis systolic blood pressure decrease (p<0.05, r = 0.912) with hemodialysis duration. It was concluded that duration of hemodialysis was related to intradialytic systolic blood pressure changes.
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Allan Taufiq Rivai
Abstrak :
Hipoalbuminemia merupakan komplikasi yang umum ditemui pada penyakit ginjal kronik. Hemodialisis dapat pula menyebabkan keadaan hipoalbuminemia. Kadar albumin kurang dari 4 g/dl termasuk faktor risiko utama mortalitas pada pasien hemodialisis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui status albumin serum pasien hemodialisis di RSCM pada bulan Februari tahun 2009 dan hubungannya dengan kelompok usia, jenis kelamin dan derajat lama hemodialisis (¡Ü 1 tahun dan > 1 tahun). Penelitian menggunakan desain potong lintang. Subjek adalah pasien yang menjalani hemodialisis di RSCM pada bulan Februari 2009. Data kadar albumin serum dibagi menjadi dua status, yakni normal dan hipoalbuminemia. Hubungan antara kelompok usia, jenis kelamin derajat lama hemodialisis dan status albumin serum diuji dengan uji chi square (p<0,05). Dari hasil penelitian, didapatkan 108 subjek dengan umur rerata 50,48 (SD 13,44) tahun, terdiri dari 57% pria dan 43% wanita. Median lama hemodialisis 2,3 (0,3-17,5) tahun. Proporsi hipoalbuminemia (kadar albumin serum < 4 g/dl) pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSCM bulan Februari 2009 sebesar 41,7%. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kelompok usia (< 50 tahun dan ¡Ý 50 tahun) ataupun jenis kelamin dengan status albumin serum (normal dan hipoalbuminemia). Terdapat hubungan yang bermakna antara derajat lama hemodialisis (¡Ü 1 tahun dan > 1 tahun) dengan status albumin serum pasien hemodialisis di RSCM pada bulan Februari tahun 2009 (OR = 2,56; CI: 1,01 ¨C 6,58). Kadar albumin serum cenderung lebih rendah pada pasien dengan lama hemodialisis satu tahun atau kurang. ......Hypoalbuminemia is a common complication in chronic renal disease. Hemodialysis can also cause hypoalbuminemia. Serum albumin level less than 4g/dl is a major risk factor for mortality in hemodialysis patients. The objective of the study is to know the state of serum albumin of hemodialysis patients in RSCM on February 2009 and its relationship with group age, sex, and degree of hemodialysis duration (¡Ü 1 year and > 1 year). The design used was cross sectional study. Subjects were patients who undergo hemodialysis in RSCM on February 2009. The data of serum albumin level was categorized into normal or hypoalbuminemia state. The association between group age, sex, and degree of hemodialysis duration with the state of serum albumin were tested using chisquare test (p<0.05). From the study, there were 108 patients with a mean age of 50.48 (SD 13.44) years old and a median hemodialysis duration of 2.3 (0.3-17.5) years, 57% were male and 43% were female. Proportion of hypoalbuminemia (serum albumin level < 4 g/dl) in patients who undergo hemodialysis in RSCM on February 2009 is 41.7%. There are no significant relationship between group age (< 50 years old and ¡Ý 50 years old) and sex with the state of serum albumin. The relationship between degree of hemodialysis duration (¡Ü 1 year and > 1 year) and the state of serum albumin is significant (OR = 2.56, CI: 1.01 ¨C 6.58). Serum albumin level tend to be lower in patients who undergo hemodialysis for 1 year or less.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Bima Prasetya
Abstrak :
Pruritus merupakan komplikasi yang cukup mengganggu bagi pasien hemodialisis. Salah satu faktor yang berkontribusi untuk terjadinya pruritus adalah kadar fosfat serum. Fosfat dalam jumlah besar akan membentuk kristal yang bila terdeposisi di kulit akan menimbulkan gatal. Pada penelitian ini kami membandingkan derajat pruritus yang dinilai dengan Visual Analog Scale (VAS) dengan kadar fosfat serum. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dan dilakukan pada 108 pasien hemodialisis di Bangsal Hemodialisis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Februari 2009. Setiap pasien dianamnesis untuk dinilai derajat pruritusnya dan diambil data pemeriksaan kadar fosfat serumnya pada bulan Februari 2009. Berdasarkan kadar fosfat serum, pasien dibagi menjadi kelompok hiperfosfatemia dan normal dengan batas 6,5 mg/dl. Lalu dilakukan uji statistik untuk menilai hubungan skor VAS pruritus dengan kondisi fosfat serum pasien. Dilakukan juga uji untuk menilai korelasi skor VAS pruritus dengan kadar fosfat serum. Pasien berumur rerata 50,48 ± 13,44 tahun, terdiri dari 57,4% pria dan 42,6% wanita, dan lama HD rerata 2,3 (0,3-17,5) tahun. Sebanyak 54 pasien (50%) mengeluhkan pruritus dengan berbagai derajat. Dengan uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan yang bermakna antara skor VAS pruritus pada kelompok pasien yang kadar fosfatnya normal dengan kelompok pasien hiperfosfatemia (p<0,001). Dengan uji Spearman ditemukan korelasi positif (r=0,342) yang bermakna (p<0,001) antara kadar fosfat pasien dengan skor VAS pruritus pasien. Disimpulkan bahwa ada tidaknya dan tingkat keparahan pruritus amat dipengaruhi kadar fosfat serum. ......Pruritus is still a disturbing complication for hemodialysis patients. One factor that is proposed to be deciding in pruritus is the serum phosphate concentration. High numbers of phosphate molecules in the blood may form crystals, which if aggravated in the skin, may stimulate pruritic sensation. In this study, we compare the severity of pruritus, measured with Visual Analog Scale (VAS), with the concentration of serum phosphate. We use croos sectional method for this study. A total of 108 hemodialysis patients in Bangsal Hemodialisis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo were studied in February 2009. Each patient was interviewed for assessment of the level of pruritus. We also noted their data of serum phosphate concentration. We categorized patients with phosphate serum concentration >6,5 mg/dl into hyperphosphatemia group and those with phosphate serum concentration <6,5 mg/dl into normal groups. The patients have mean age of 50,48 ± 13,44 years and a mean duration of hemodialysis of 2,3 (0,3-17,5) years, 57,4% were male and 42,6% were female. By Mann-Whitney analysis,There was strong difference between pruritus VAS score of the hiperphosphatemia groups and the normal group (p<0,001). Also, by Spearmann analysis, there was significant (p<0,001), positive correlation (r=0,342) between serum phosphate concentration with the pruritus VAS score. It was concluded that the existence and the level of pruritus was related to the concentration of the serum phosphate.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nissenson, Allen R.
Philadelphia, Pa: Elsevier Saunders, 2008
R 617.461 NIS h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pediatric dialysis, brings this knowledge together to provide the most comprehensive source of state-of-the-art information on the dialysis of infants, children and adolescents. With new chapters, updated chapters and references, and contemporary, unique perspectives from authors who are leaders in the global pediatric nephrology community, pediatric dialysis, an authoritative reference that will facilitate best practices in both acute and chronic dialysis. Experienced clinicians and trainees alike will find pediatric dialysis,not only another valuable contribution to the literature but an indispensable guide to managing their pediatric patients on dialysis.
New York: Springer, 2012
e20426338
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
"Handbook of Dialysis is now completely revised in its Fifth Edition. It continues to provides practical, accessible information on all aspects of dialysis with emphasis on day-to-day patient management. Authored by international experts, chapters provide complete coverage of hemodialysis, peritoneal dialysis, special problems in dialysis patients, and problems pertaining to various organ systems"--Provided by publisher.
Philadelphia : Wolters Kluwer Health, 2015
617.461 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Fauziyah
Abstrak :
ABSTRAK
Proses degenratif pada lansia menurunkan fungsi organ ginjal sehingga dapat memperburuk kondisi lansia dan berujung pada gagal ginjal. Proses hemodialisis merupakan cara mempertahankan fungsi ginjal. Pentingnya dukungan keluarga pada lansia dengan hemodialisis memberikan semangat hidup dan meningkatkan kesejahteraan lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada lansia dengan hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan melibatkan 86 lansia yang menjalani hemodialisis di Jakarta Kidney Center, Jakarta Selatan. Dukungan keluarga dinilai dengan kuesioner dukungan keluarga. Hasil penelitian ini mendapatkan rerata usia lansia dengan hemodialisis adalah 63.56 tahun dan rerata usia keluarga pelaku rawat adalah 44.01 tahun. Dukungan keluarga kategori baik didapatkan sejumlah 54.7%, dukungan di persepsikan oleh anggota keluarga pelaku rawat. Pemberi layanan kesehatan disarankan memberikan edukasi pentingnya dukungan keluarga pada lansia
ABSTRACT
Degenratif process in the elderly reduce the function of the kidneys that can worsen the condition of the elderly and lead to kidney failure. Hemodialysis process is how to preserve renal function. The importance of family support in elderly with hemodialysis giving spirit of life and improve the welfare of the elderly. This study aims to describe the family support to the elderly by hemodialysis. The study design was descriptive, involving 86 elderly undergoing hemodialysis in Jakarta Kidney Center, South Jakarta. Family support family support was assessed by questionnaire. The results of this study mean age of the elderly get by hemodialysis was 63.56 years and the mean age of family caregivers is 44.01 years. Family support both categories obtained a 54.7%, support the perception by a family member caregivers. Health care providers are advised to educate the importance of family support in elderly.
2016
S65079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Siska Ruthvina
Abstrak :
ABSTRAK Peresepan dosis hemodialisis meliputi frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah. Peresepan dilakukan untuk menghitung pencapaian adekuasi dengan menggunakan rumus Kt/V. Adekuasi hemodialisis berperan penting dalam penilaian keefektifan tindakan hemodialisis yang diberikan kepada pasien gagal ginjal terminal. Penelitian deskritif korelasi dengan pendekatan cross-sectional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah dengan adekuasi hemodialisis. Pengambilan data diperoleh dari data yang sudah berlangsung (retrospektif) dari bulan Maret-Mei 2015. Jumlah sampel pada penelitian adalah 96 orang yang ditentukan berdasarkan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah (p=0,008, α=0,05) dengan adekuasi hemodialisis. Perawat perlu memperhatikan pedoman pengaturan kecepatan aliran darah dalam pencapaian adekuasi hemodialisis.
ABSTRAK The prescribing of hemodialysis dose cover the frequency, duration of hemodialysis and quick of blood. Prescribing was conducted to calculate the adequacy outcome by using the formula Kt/V. Hemodialysis adequacy has an important role in assesing the effectiveness of hemodialysis actions to patients with end stage of renal disease.Correlation descriptive inquiry through cross-sectional aims to know the correlation between frequency, duration of hemodialysis and quick of blood with adequacy hemodialysis. Data collection retrieved from retrospective data from March to May 2015. The number of samples were 96 people who are determinated based on total sampling. The results indicated that there was a significant correlation between the frequency, duration of hemodialysis and quick of blood (p=0,008, α=0,05) with adequacy of hemodialysis (p = 0.008). Nurses need to pay attention to the guidelines of regulation of quick of blood in the outcome of hemodialysis adequacy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henrich, William L.
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2009
617.461 PRI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>