Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahrudin Alwi
Abstrak :
Penelitian ini ditulis dengan tema konsep siyasah pada pergerakan Islam di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif komparatif dengan sumber pencarian data berupa studi pustaka, mengambil dari sumber acuan seperti referensi buku dan penelitian sebelumnya. Setelah penelitian, penulis menemukan kesimpulan bahwa keempat organisasi ini sepakat bahwa Islam adalah agama yang syumu>l, lengkap, menyeluruh dan komprehensif. Maka Islam membahas seluruh segi kehidupan manusia termasuk politik. Meski memiliki pandangan sama tentang syumu>liyatul Islam, Islam yang komprehensif keempat organisasi ini memiliki pandangan yang berbeda terutama dalam implementasi konsep siyasah di kehidupan sehari-hari. ...... This research is written with the concept of siyasah theme on the movement of Islam in Indonesia. This study is a qualitative research comparative with the source of data search in the form of literature study, taking from reference sources such as reference books and previous research. After the research, the authors found the conclusion that these four organizations agree Islam is syumu>l, complete and comprehensive, then Islam discusses all aspects of human life including politics. Despite having the same view of syumu>liyatul Islam¸ complete and comprehensive, these four organizations have different views, especially in the implementation of the concept siyasah in daily life.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adhi Sulistyo
Abstrak :
Topik religiusitas merupakan salah satu topik yang sedang hangat dibicarakan di dalam masyarakat serta kerap kali menimbulkan polemik. Padahal, religiusitas di Indonesia memiliki keunikan-keunikannya sendiri termasuk religiusitas  masyarakat Jawa pesisir Selatan. Film Siti adalah salah satu film yang menggambarkan religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan realitas religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan dalam film Siti yang menunjukkan salah satu keunikan religiusitas yang ada di Indonesia dan berbeda dengan daerah Jawa lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teori representasi dari Hall (1995), pendekatan sastra serta analisis melalui teori religi Jawa Rahyono (2015). Hasil penelitian ini adalah bahwa religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan digambarkan sebagai penganut agama Islam Jawa yang sinkretis atau lebih dikenal dengan nama Agama Jawi  atau Kejawen berdasarkan analisis menggunakan pendapat dari Koentjaraningrat (1984). Hal ini dibuktikan berdasarkan penggambaran para tokoh cerita dalam film yang percaya  terhadap makhluk halus dan suka mengganggu, mempercayai alam (dalam konteks film ini: laut), yaitu dianggap mempunyai kekuatan dan berdampak besar bagi kehidupan, serta memiliki keyakinan kuat terhadap Tuhan. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa film Siti menggambarkan religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan memiliki keunikan tersendiri berbeda halnya dengan religiusitas masyarakat Jawa pesisir Utara dan pedalaman. ......Religiosity is one of the topics that is currently trending in the community and often causes polemic. In fact, religiosity in Indonesia has its own uniqueness including the religiosity of the people of the South coast Java. Siti is one of the movie that depicts the religiosity of the people in the South coast Java. Based on this background, this study aims to reveal the reality of the religiosity of the people of the South coast of Java in the movie Siti, which shows one of the uniqueness of religiosity in Indonesia and is different from other Javanese regions. The method used in this research is descriptive qualitative method with the theory of representation from Hall (1995), literary approach and analysis through Javanese religious theory from Rahyono (2015). The result of this study is that the religiosity of the people of the South coast of Java is depicted as Javanese Muslims who are syncretistic, better known as Jawi or Kejawen, based on analysis using the opinion of Koentjaraningrat (1984). This is proven based on the portrayal of the characters in the film who believe in spirits who disturb human life, who trust nature—in the context of this film; the sea, which is considered to have power and have a major impact on life, as well as having a strong belief in God. The conclusion of this research is that the movie Siti depicts the religiosity of the people of South coast of Java that has its own uniqueness that is different from the religiosity of the Javanese from the North Coast and inland area.

 

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Siti Rizqiyah
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang empat lirik lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi asal Lebanon, yaitu Maher Zain. Lagu-lagu yang dinyanyikan Maher Zain memiliki nilai religi Islam yang begitu kental. Dari beberapa lagu yang dinyanyikan, peneliti mengambil empat sampel lagu berdasarkan lagu yang bernuansa religi. Keempat lagu yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu Ra?iitu Billaahi Rabbaa, Rama?aan, Yaa Nabi Salaam lsquo;Alaika, dan Jannah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan analisis struktur, isi, dan nilai religi pada lagu Ra?iitu Billaahi Rabbaa, Rama?aan, Yaa Nabi Salaam lsquo;Alaika, dan Jannah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka. Penulis mengunduh keempat lagu tersebut di Internet, kemudian penulis menyesuaikan teks lirik lagu dengan akun resmi Awakening Records yaitu manajemen yang menaungi Maher Zain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat lagu yang dibahas oleh penulis memiliki nilai religi akidah, syariah, dan akhlak. Empat lagu yang diteliti lebih mengedepankan rasa cinta terhadap Allah, Rasul, agama Islam, serta menyajikan tema seputar kehidupan di akhirat. Lagu Ra?iitu Billaahi Rabbaa menunjukkan nilai religi berupa akidah Ilahiah dan Nubuwwah, nilai religi syariah, dan akhlak. Pada lagu Rama?aan terdapat nilai religi berupa syariah karena lagu ini erat kaitannya dengan ibadah. Lagu ketiga yaitu Yaa Nabi Salaam lsquo;Alaika mengandung nilai akidah Nubuwwah. Lagu terakhir yaitu Jannah memiliki nilai religi yaitu aspek akidah, karena erat kaitannya dengan beriman kepada hari kiamat. ...... This study discusses four song lyrics which are popularized by Lebanese singer, Maher Zain. The songs have very strong Islamic values. From the songs that are being analyzed, the writer take only four songs based on religious songs as samples. The four songs being used as research samples are Radhiitu Billaahi Rabbaa, Ramadhaan, Yaa Prophet Salaam 39 Alaika, and Jannah. This study aims to explain the analysis of structure, content, and religious values on songs that have been mentioned. This research uses qualitative method with literature study. The author downloaded the four songs on the Internet, and the author adjusted the lyrics of the song with the official account of Awakening Records, the management that overshadowed Maher Zain. The results showed that the four songs discussed by the author has religious values of creed, sharia, and akhlaq. The four songs studied put forward the love of Allah, the Prophet, the religion of Islam, and presents the theme about life in the afterlife. The song Radhiitu Billaahi Rabbaa shows religious values of Divine and Nubuwwah aqidah, shariah religious values, and morals. In Ramadhaan song, there is a religious value of sharia because this song is closely related to worship. The third song is Yaa Prophet Salaam 39 Alaika contains the value of the creed of Nubuwwah. The last song, Jannah, has a religious value which is aspect of aqidah because it is closely related with the faith of the Muslims to the doomsday.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Sobari
Abstrak :
Radikalisme merupakan sikap yang menginginkan perubahan menyeluruh dan revolusioner dengan membalikan nilai yang ada secara drastis lewat aksi dan kekerasan. Paham radikal telah tersebar di dunia pendidikan melalui proses Islamisasi, perekrutan, dan jaringan yang tertutup yang dilakukan secara terorganisir. Sejak terungkapnya para pelaku aksi bom Bali yang melibatkan alumni santri Pondok Pesantren Al-Islam di Lamongan, pesantren kerap dikaitkan dengan terorisme dan penyebaran radikalisme. Masuknya paham radikal salah satunya disebabkan oleh ketidakpahaman tentang ideologi bangsa yaitu Pancasila. Saat ini masyarakat hanya terbatas pada menghapal Pancasila namun tidak memahami dan mengamalkannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberi rekomendasi kepada instansi terkait dan masyarakat tentang pentingnya pendidikan Pancasila di pondok pesantren untuk mencegah radikalisme. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dan data diperoleh dari studi dokumen dan wawancara, kemudian data dianalisa. Hasil penelitian didapatkan bahwa penyebaran radikalisme di pondok pesantren terjadi karena kiai dan pengurus yang radikal serta dari media dan buku. Pentingnya pengajaran dan penanaman nilai-nilai Pancasila di pondok pesantren berdasarkan teori asosisasi diferensial agar Pancasila dipelajari dan ditanamkan sehingga paham radikal tidak bisa masuk, kemudian teori kontrol sosial agar nilai-nilai Pancasila dapat terus tertanam dan terjaga, dan teori penghukuman sehingga diharapkan mencegah terjadinya pelanggaran. ......Radicalism is an action that wants comprehensive and revolutionary change by drastically reversing existing values ​​through action and violence. Radical ideas have spread to the world of education through a process of Islamization, recruitment, and closed networks that are carried out in an organized manner. Since the revelations of the perpetrators of the Bali bombings involving alumni of Islamic boarding school students in Lamongan, Islamic boarding schools have often been associated with terrorism and the spread of radicalism. One of the reasons for the entry of radicalism is the lack of understanding of the nation's ideology, namely Pancasila. Currently people are only limited to memorizing Pancasila but do not understand and practice it. The purpose of this study is to provide recommendations to relevant agencies and the public about the importance of Pancasila Education in Islamic boarding schools to prevent radicalism. The research method used is qualitative and the data is obtained from document studies and interviews, then the data is analyzed. The results of the study found that the spread of radicalism in Islamic boarding schools occurred because of radical kiai and administrators as well as from the media and books. The importance of teaching and inculcating Pancasila values ​​in Islamic boarding schools is based on the theory of differential association so that Pancasila is learned and inculcated so that radicalism cannot enter, then the theory of social control so that Pancasila values ​​can continue to be embedded and maintained, and the theory of punishment so that it is expected to prevent violations.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Fat-Han Fadhilah
Abstrak :
Esai ini membandingkan Pondok Pesantren Darussalam Darussalam Banyu dan Pondok Pesantren Darussalam Tanjung Rema. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif dengan wawancara, observasi atau observasi lapangan langsung, dan studi literatur. Dalam esai ini, penulis menggunakan teori Mujammil Qomar tentang unsur-unsur pesantren yang membedakan antara Salafiah dan Khalafiah. Hasil penelitian menemukan bahwa Pondok Pesantren Darussalam Martapura Martapura memiliki dua konsep yang berbeda, yang terletak di pinggiran Banyu, mereka memiliki konsep Salafiah dan yang di Tanjung Rema memiliki konsep Khalafiah. Awalnya Pondok Pesantren Darussalam yang terletak di pinggiran Banyu hanya memberikan pelajaran awal, seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya minat masyarakat terhadap ilmu agama, KH. Badruddin sebagai pemimpin VII mengambil inisiatif untuk mengembangkan Pondok Pesantren Darussalam dengan menambahkan pembelajaran umum ke dalam kurikulum mereka. Namun, karena mandat pendiri untuk memisahkan antara pendidikan umum dan diniyah, Pondok Pesantren Darussalam, yang awalnya hanya di pinggiran Banyu, sekarang memiliki Pondok Pesantren lain di Tanjung Rema untuk pendidikan umum. Pondok Pesantren Darussalam di Tanjung Rema tidak hanya untuk pendidikan umum tetapi juga masih menyediakan pendidikan diniyah.
This essay compares the Darussalam Darussalam Banyu Islamic Boarding School and Darussalam Tanjung Rema Islamic Boarding School. The method used in this essay is a qualitative method with interviews, observations or direct field observations, and literature studies. In this essay, the author uses Mujammil Qomar's theory about the pesantren elements that distinguish between Salafiah and Khalafiah. The results of the study found that Darussalam Martapura Islamic Boarding School Martapura has two different concepts, the one that is located in the periphery of Banyu, they have a Salafiah concept and those in Tanjung Rema have a concept of Khalafiah. Initially the Darussalam Islamic Boarding School is located in the periphery of Banyu only providing early lessons, along with the development of the age and increasing public interest in the science of religion, KH. Badruddin as leader of VII took the initiative to develop Darussalam Islamic Boarding School by adding general learning into their curriculum. However, because of the mandate of the founder to separate between general and diniyah education, The Darussalam Islamic Boarding School, which originally was only in the periphery of Banyu, now has another Boarding School in Tanjung Rema for general education. Darussalam Islamic Boarding School in Tanjung Rema is not only for general education but also still provides diniyah education.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfin Muakip
Abstrak :
Madrasah menjadi salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Selain madrasah, terdapat juga pondok pesantren yang mayoritas berdiri bersama madrasah. Dengan perkembangan yang ada saat ini, madrasah menjadi salah satu pilihan oran tua dibanding sekolah umum. Fenomena Islamisasi ditambah lagi dengan berkembangnya modernisasi menjadi salah satu pendorong para orang tua untuk memasukkan anaknya ke madrasah. Namun, di sisi lain terdapat faktor-faktor yang memengaruhinya. Aktor sosial yang bergerak dengan berbagai idiologi yang diyakininya menjadi satu poin utama yang merubah paradigma tentang tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Sektor-sektor agama baik itu berupa organisasi dan ajaran agama telah banyak memengaruhi berjalannnya proses pengajaran di sebuah lembaga pendidikan. An-Nawawi Sarwodadi dengan tiga lembaga yang ada, menjadi salah satu Yayasan yang ikut dalam arus perkembangan pendidikan di Indonesia. Fenomena kesalehan dan proyek-proyek pendidikan yang ada akhirnya membuat pemahaman tentang pendidikan berbeda dibanding dengan pendidikan umum. Saya menggunakan metode kualitatif dan pendekatan etnografi untuk menghimpun data penelitian. Tulisan ini menggunakan konsep Educational Project dan Piety Project untuk menjelaskan berjalannya sistem lembaga baik pengajaran, kurikulum, aktor-aktor dan idiologi yang berjalan di An-Nawawi Sarwodadi. ......Madrasah becomes one of an educational institution in Indonesia which has a long history, besides a madrasah, there’s also an Islamic boarding school which most of it was built along with the madrasah. With the current development, madrasah becomes one of parents choice compared to other public schools. Islamization phenomenon coupled with the development of modernization becomes one of a promoter to the parents to schooling their child to the madrasah. But on the other side, some factors could affect it. A social actor who moves with their various ideologies becomes one of the main points that could change the paradigm about educational purposes that wants to achieve. The religious sectors either in the form of organization and religious teachings have greatly influenced the teaching process in an educational institution. An-Nawawi Sarwodadi with the three institutions available becomes one of the institutions which takes part in educational development in Indonesia. The phenomenon of piety and the educational projects available make the understanding of education different compared to public education. I am using the qualitative method and ethnography approach to accumulate the research data. This writing uses the concept of educational project and piety project to explain the operation of the system either the teachings, curriculum, actors, and ideologies running in An-Nawawi Sarwodadi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beta Firmansyah
Abstrak :
Penyakit yang sering terjadi pada lingkungan pondok pesantren yaitu skabies. Penyakit ini di sebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var hominis yang erat kaitannya dengan sanitasi kamar tidur dan personal hygiene santri di pondok pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sanitasi kamar tidur dan personal hygiene santri dengan gejala skabies di Yayasan Pondok Pesantren Daar El Hasanah Kabupaten Serang Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan total sampel sebanyak 77 santri di pondok pesantren Daar El Hasanah. Uji statistik yang dilakukan adalah uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan 44.2% responden mengalami gejala skabies. Diketahui pula adanya hubungan yang signifikan antara variabel kelembaban (p=0.001 OR=11.520), ventilasi (p=0.007 OR=4.156), penggunaan handuk (p=0.006 OR= 4.173), dan penggunaan pakaian (p=0.042 OR=2.923) terhadap gejala skabies. Sedangkan variabel suhu, kebersihan tempat tidur, mandi menggunakan sabun dan penggunaan alas kaki tidak ada hubungan yang signifikan terhadap gejala skabies. ......The disease that often occurs in Islamic boarding schools is scabies. This disease is caused by the mite Sarcoptes scabiei var hominis which is closely related to bedroom sanitation and personal hygiene of students in Islamic boarding schools. This study aims to analyze the relationship between bedroom sanitation and personal hygiene of students with scabies symptoms at the Daar El Hasanah Islamic Boarding School Foundation, Serang Regency in 2021. This study used a cross-sectional design with a total sample of 77 students at the Daar El Hasanah Islamic boarding school. The statistical test performed was the chi-square test. The results showed 44.2% of respondents experienced symptoms of scabies. It was also known that there was a significant relationship between the variables of humidity (p=0.001 OR=11.520), ventilation (p=0.007 OR=4.156), use of towels (p=0.006 OR= 4.173), and use of clothing (p=0.042 OR=2.923) on symptoms of scabies. Meanwhile, the variables of temperature, bed cleanliness, bathing using soap and using footwear had no significant relationship with the symptoms of scabies.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Puspa Riani
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis secara kriminologis peran sosial pesantren. Objek studi penelitian adalah Pondok Remaja Inabah Pondok Pesantren Suryalaya dikarenakan sangat fokus terhadap proses pembinaan khusus penyintas narkotika dan pelaku pelanggaran sosial. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peran sosial pesantren dalam upaya perbaikan perilaku. Analisis kriminologis menunjukan bahwa pembinaan dilakukan dengan Model 3R, Teori Pelabelan dan Containment Theory. Model 3R meliputi (1) tahap rehabilitasi secara karantina, (2) tahap reentry berupa transisi alamiah pasca karantina, dan (3) tahap reintegrasi dengan pembinaan di Fasilitas Bina Lanjut. Teori pelabelan berkorelasi dengan substansi nilai saat menjalani proses perbaikan perilaku. Anak bina dengan label pelanggar, didorong untuk melepaskan label tersebut (delabel) menuju label baru (relabel) dengan taubat, agar “terlahir kembali” (rebirth) dengan citra diri yang lebih positif dan termanifestasi dalam perilaku prososial. Containment Theory berkorelasi dengan penguatan faktor-faktor penahan diri seperti keinginan memperoleh masa depan lebih baik dan relasi yang baik dengan keluarga untuk mencegah anak bina melakukan perbuatan pelanggaran. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui observasi partisipan, wawancara mendalam dan studi literatur. Manfaat penelitian ini secara akademis mengembangkan khazanah studi mengenai analisis kriminologis pesantren dengan Model 3R, Teori Pelabelan dan Containment Theory. Manfaat secara praktis memberikan pandangan alternatif kepada pemangku kepentingan dalam menjalankan fungsi perbaikan perilaku. pesantren from the perspective of Criminology. The object of this research is Pondok Remaja Inabah Pondok Pesantren Suryalaya because its concern on the narcotics survivors and social offenders. This study aims to examine the extent social role of pesantren regarding behavior improvement. Analyzes from the perspective of Criminology shows that the program was carried out using The Triple R Model, Labeling Theory and Containment Theory. The Triple R Model implemented through, (1) the rehabilitation stage by quarantine program, (2) the reentry stage by natural transition after quarantine, and (3) the reintegration stage by undergoing the Advanced Development Program. Labeling theory correlates with the value that internalized in behavioural improvement process. The student that labeled as offender encouraged to detach that label (delabel) into a new label (relabel) with repentance so they are "reborn" with a more positive self-image and manifested in prosocial behavior. Containment theory correlates heavily with strengthening self-control factor such as willingness to achieve better future and good relation with family which prevent student from committing offended behavior. This research uses the qualitative approach through participant observation, in-depth interviews and literature study. This research academically provides a wealth of knowledge in development analysis of pesantren with Triple R Model, Labeling Theory and Containment Theory. While in the practice, this research will provide an alternative view for the stakeholder in carrying out the behavior improvement program.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Ratu Fauziah
Abstrak :
Sebagai institusi pendidikan berbasis agama di Indonesia, proses belajar di dalam pondok pesantren tidak hanya terjadi secara satu arah namun didalamnya juga terdapat keterlibatan para santri secara aktif. Tulisan ini berfokus pada proses pemaknaan dan pembentukan reflexive identity para santri PPTQ Al-Hakmiah sebagai bentuk dari proses belajar untuk menjadi seorang santri. Dalam konteks ini pendekatan connectionsim penulis gunakan untuk menjelaskan proses pemaknaan dari definisi santri yang khas oleh setiap santri yang didasari oleh keberagaman latar belakang sosial budaya. Proses belajar yang terjadi di dalam pondok pesantren merupakan apa yang disebut sebagai legitimate peripheral participation dimana hal ini sangat menentukan cara mencapai tujuan belajar yang bervariasi, porses belajar ini tentu saja tidak luput dari trial and error dengan adanya kecenderungan centripetal dan centrifugal yang memotivasi santri untuk terus melakukan proses pembelajaran di dalam pondok pesantren. Dengan mewawancarai santri yang belum memiliki pengalaman belajar di pondok pesantren, penelitian ini mencari tahu bagaimana mereka menghadapi perbedaan kebudayaan untuk mencapai tujuan belajar yang telah mereka maknai. ......As a religion-based educational institution in Indonesia, the learning process in Islamic boarding schools does not only occur in one direction but also includes the active involvement of santri. This paper focuses on the process of interpreting and forming the reflexive identity of the PPTQ Al-Hakmiah students as a form of the learning process to become a santri. In this context, the writer uses the connectionsim approach to explain the process of meaning from the typical santri definition by each santri based on the diversity of socio-cultural backgrounds. The learning process that occurs in Islamic boarding schools is what is referred to as legitimate peripheral participation where this greatly determines how to achieve varied learning goals, this learning process of course does not escape trial and error with the existence of centripetal and centrifugal tendencies that motivate students to continue carry out the learning process in Islamic boarding schools. By interviewing students who do not have experience studying in Islamic boarding schools, this study seeks to find out how they deal with cultural differences to achieve the learning goals they have defined.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003
297.67 IAI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>