Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adrial Mardensyah
Abstrak :
Saluran udara tegangan tinggi merupakan salah satu komponen dalam system tenaga listrik yang sering mengalami gangguan. Gangguan pada saluran udara dapat disebabkan hubungan singkat, beban lebih, surja petir, topan, cuaca buruk dan lain-lain. Gangguan ini dapat menyebabkan terganggunya kelangsungan operasi dan kerusakan peralatan pada sistem tenaga listrik. Untuk itu diperlukan system proteksi yang handal yang dapat mengidentifikasi gangguan dengan cepat sekaligus mengamankan bagian sistem yang terganggu dari bagian lain yang masih dapat berjalan normal. Suatu sistem proteksi karena berbagai macam faktor dapat mengalami kegagalan operasi, oleh sebab itu selain proteksi utama diperlukan proteksi cadangan yang dapat bekerja ketika proteksi utama gagal bekerja. Rele jarak dapat digunakan sebagai proteksi utama sekaligus sebagai proteksi cadangan jauh pada saluran udara tegangan tinggi. Sedangkan rele arus lebih dan rele gangguan tanah digunakan sebagai proteksi cadangan lokal jika rele jarak gagal bekerja. Dalam skripsi ini akan dilakukan studi perencanaan koordinasi rele proteksi untuk proteksi utama maupun proteksi cadangan pada saluran udara tegangan tinggi yang menghubungkan gardu induk Gambir Lama dengan gardu induk Pulomas. Koordinasi dilakukan dengan menghitung setelan rele jarak yang digunakan sebagai proteksi utama sekaligus sebagai proteksi cadangan jauh serta menghitung setelan rele arus lebih dan rele gangguan tanah yang digunakan sebagai proteksi cadangan lokal. Rele jarak dapat dikoordinasikan dengan auto reclose relay untuk menutup pemutus tenaga secara otomatis beberapa saat setelah terjadi gangguan. Rele jarak yang dikoordinasikan dengan auto reclose relay dapat meningkatkan kontinuitas pelayanan energi listrik. ......High voltage transmission lines is one of component in electrical power system, which subject to a lot of fault. This fault can caused by short circuit, overloads, lightning, wind etc,. Faults may caused disturbance in electrical power system and could also damaged component of the power system. In order to minimize damage caused by faults, it needs to install power system protection. The purpose of power system protection is to recognize certain system abnormalities which, if undetected could lead to damage of equipement or extended loss of service. In many cases it is not feasible to ensure that power system protection can operate correctly. For that, power system must have a back-up protection in cases the main protection failed to operate. Distance relay can operate both as main protection and remote back up protection to the adjacent feeder in transmission lines. Overcurrent and ground fault relay is use for local back up protection in transmission lines. This paper will study coordination of protection relay for both main and back up protection in transmission line connecting substation Gambir Lama ? Pulomas. This carry out by calculate relay setting for distance relay, overcurrent relay and ground fault relay to determine gradded settings to achieve selectivity. Distance relay also suitable for use in association with high speed auto reclosing for the protection of important transmission lines. The use of auto reclosing have advantages for reduction of the minimum interruptions of supply to consumer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40518
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qashtalani Haramaini
Abstrak :
[Sejalan dengan pertumbuhan industrialisasi, dimana kebutuhan akan tenaga listrik besar sekali, sehingga generator dapat digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Dalam pengoperasiannya, generator sering mengalami gangguan hubung singkat yang terjadi didalam maupun diluar generator. Gangguan tersebut dapat terjadi setiap saat dan bersifat merusak generator yang dapat mengganggu aliran daya kekonsumen. Akibat yang ditimbulkan tersebut maka perlu diberikan peralatan pengaman untuk generator, agar gangguan yang terjadi setiap saat dapat diamankan sedini mungkin tanpa merusak generator dan apabila generator dihubungkan kesistem tidak mengganggu sistem. Pemilihan rele pengaman untuk generator tersebut didasarkan pada gangguan yang mungkin timbul, yang ditinjau dari situasi dan kondisi setempat, sehingga setelah dihitung didapat peneyetelan rele diferensial dengan batas ambang 0,16 A dan rele arus lebih 0,96 A dengan waktu 2 detik , rele gangguan tanah stator 0,17 A, rele daya lebih 144 watt rele tegangan lebih 121 Volt, rele beban tak seimbang 0,94 A dan 12,4 detik, rele kehilangan medan 1,2 Ohm dan diameter kerja 9,7 Ohm dan rele daya balik disetel -2,34% ......, In line with the growth of industrialization, where the demand for power is enormous, so that the generator can be used as a source of power generation. In conducting the operation, the generator often experience short circuit that occurred within and outside the generator The disorder can occur at any time and destructive generator that can disrupt power flow to consument. With the impact that it should be given safety equipment to the generator, so that disturbance at any waktu can be secured as early as possible without damaging the generator when the generator is connected to a system and do not disturb the sistem. Selection of safety relays for the generator is based on problems that may arise, which in terms of local circumstances, so that can know what amount of the amount of influence in the disorder, which scale is used to determine the amount of setting. So that after calculation ,relay differential threshold setting is 0,16 A and overcurrent is 0,96 A with time delay 2 s,stator ground fault relay 0,17 A,Overload relay 144 W, Overvoltage 121 V, Load Unbalance relay 0,94 A and 12,4 s, Loss of Excitation relay 1,2 Ohm and diameter 9,7 Ohm and Reverse Power Relay is setting -2,34%]
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ilmiawan
Abstrak :
Teknologi Full Duplex merupakan teknologi yang saat ini sedang berkembang karena mampu untuk meningkatkan transfer rate dan mendapatkan efisiensi spektral yang tinggi. Teknologi Full Duplex memungkinkan untuk menggunakan pita frekuensi yang sama untuk melakukan pengiriman sinyal informasi dan penerimaan sinyal informasi dalam waktu yang bersamaan, namun mode ini memiliki permasalahan yaitu, adanya self-interference antara antena pengirim dan penerima, yang mengakibatkan sinyal yang diterima pada antena penerima tidak hanya sinyal informasi dari sumber namun juga sinyal pengganggu yang berasal dari antena pengirim self-interference. Pada tugas akhir ini, saya menganalisa Probabilitas Sukses jaringan Full-Duplex dimana pada infrastruktur jaringan Full-Duplex disertakan relai. Relai disini berfungsi sebagai penguat sinyal, guna meminimalisir efek dari self-interference. Langkah awal penulis adalah memodelkan jaringan FullDuplex Relaying beserta dengan parameter-parameter yang mempengaruhinya. Kemudian memformulakan parameter tersebut ke dalam persamaan matematis menggunakan teknik Rayleigh Fading Assumption. Hasil dari formula ini kemudian dijabarkan ke dalam bentuk Probabilitas Sukses dengan batasan parameter pembanding threshold ? , noise n , dan jarak R . Langkah berikutnya memverifikasikan formula ke dalam simulasi Monte Carlo. Perbedaan metode Probabilitas Sukses dengan Monte Carlo terletak pada 2 hal, yang pertama pada Monte Carlo parameter random akan diubah-ubah nilainya, dalam hal ini adalah noise. Perbedaan kedua pada metode Monte Carlo dilakukan pengulangan simulasi, hal ini mengakibatkan grafik yang dihasilkan lebih presisi dibandingkan metode Probabilitas Sukses biasa. Dalam skripsi ini, penulis mensimulasikan metode Monte Carlo dengan pengulangan simulasi sebanyak 5000 kali. Hasilnya, penulis mendapatkan grafik probabilitas sukses dengan pola eksponensial, sesuai dengan persamaan matematis. Dimana probabilitas maksimum jaringan relai full-duple x nirkabel sebesar 0,7 pada saat threshold atau ? bernilai 0 dB. ......Full Duplex technology is a technology that is currently being developed for being able to increase the transfer rate and obtain high spectral efficiency. Full Duplex allows to use the same frequency band to perform signal transmission information and reception information signal at the same time, but this mode has a problem, namely, the self interference between the transmitting antenna and receiver, resulting in the received signal at the receiving antenna is not only signals from a source of information but also a bully signal originating from the transmitting antenna selfinterference. In this report, I analyze success probability of Full Duplex network where the network infrastructure Full Duplex included relai. Relai here serves as a signal amplifier, in order to minimize the effects of self interference. The initial step is to model the Full Duplex Relaying network along with the parameters that influence it. Then formulated these parameters into a mathematical equation using the Rayleigh Fading Assumption technique. The results of this formula are further described in the form Probability of Success with restrictions comparator threshold parameters, noise n, and distance R . The next step is describe the formula into Monte Carlo simulation. Difference methods between Monte Carlo and probability of success lies in two things, the first is in Monte Carlo random parameter value will be changed, in this case the noise. The second difference in the method of Monte Carlo simulation is there are repetition, this has resulted in the resulting graph is more precise than the usual method of Success Probability. In this report, the authors simulate Monte Carlo method to simulate as much as 5000 times repetition.The result is, author get a success probability graph with exponential line, verified the formula. Where maximum success probability value of full duplex relaying wireless network is 0,7 when threshold or 0 dB.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayatullah
Abstrak :
Koordinasi Proteksi rele arus lebih menjadi bagian dari sistem proteksi tenaga listrik di pengeboran minyak lepas pantai. Penurunan produksi sumur menjadikan rekonfigurasi jaringan akan dilakukan sehingga studi koordinasi proteksi diperlukan agar mencapai keamanan dan keandalan operasional yang diinginkan. Studi koordinasi proteksi dilakukan dengan perangkat lunak Electric Transient and Analysis Program (ETAP). Studi ini membahas permasalahan koordinasi proteksi sistem eksisting pada sisi transmisi tenaga listrik akibat selektivitas proteksi yang kurang baik berdasarkan diagram star. Metodologi dalam perancangan ulang dilakukan dengan mengacu pada standar yang disesuaikan dengan sistem eksisting (ANSI) melalui perhitungan dengan luaran kualitatif. Perancangan ulang koordinasi sistem proteksi telah dilakukan sehingga mendapatkan koordinasi antar rele sesuai dengan tujuan awal (diatas 300ms antar rele). ......Overcurrent relay protection coordination is part of the electric power protection system in offshore oil drilling. The decrease in well production means that network reconfiguration will be carried out so that a protection coordination study is required in order to achieve the desired operational security and reliability. Protection coordination studies were carried out using the Electric Transient and Analysis Program (ETAP) software. This study discusses the problem of coordinating the protection of the existing system on the power transmission side due to deficient protection selectivity based on the star diagram. The methodology for redesigning is carried out by referring to standards adapted to the existing system (ANSI) through calculations with qualitative outcomes. Redesigning the coordination of the protection system has been carried out to obtain coordination between relays in accordance with the initial goal (above 300ms between relays).
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaky Ramadhan
Abstrak :
ABSTRAK Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Cianten merupakan pembangkit berskala kecil dengan kapasitas 0.95 MW. Pembangkit ini menggunakan sistem proteksi rele digital. Salah satu jenis rele yang digunakan adalah rele arus lebih 50/51T, pada rele 50/51T yang terpasang diberikan setelan rele untuk arus maksimal, setelan arus maksimal tersebut merupakan setelan yang sangat penting karena nilai setelan sangat berpengaruh terhadap proteksi alat alat pebangkit yang bernilai investasi tinggi, untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap penyetelan rele proteksi arus lebih 50/51T.Metode yang digunakan dalam menganalisis penyetelan rele arus lebih 50/51T dengan mendapatkan tingkatan karakteristik hubung singkat dan arus lebih menggunakan ETAP 12.6 dengan memberikan nilai gangguan terhadap sistem dari kisaran 10% sampai dengan 100% untuk hubung singkat dan pengasutan motor untuk beban lebih. Setelah didapatkan hasil pengujian penguji menganalisa dengan setelan yang ada. Didapatkan hasil pada pengujian hubung singkat setting rele 50T sudah sesuai dengan hasil pengujian, namun untuk rele 51T hasil pengujian membutuhkan nilai setelan waktu 6.5 detik.
ABSTRACT Mini hydro power plant (PLTM) Cianten is a small-scale plant with a capacity of 0.95 MW. This plant uses a digital relay protection system. One type of relay is used overcurrent relay 50/ 51T, 50/51T relay mounted given the maximum currents for relay settings, maximum flow setting is a very important setting because the value of the setting is very influential towards the protection tools of mini hydro high investment value. For it needs to be done analysis of overcurrent protection relay settings 50/51T. The methods used in analysing overcurrent relay setup 50/51T by getting short circuit characteristic levels and overload using ETAP 12.6 by giving the value of the disruption to the system from a range of 10% up to 100% for short circuit and for the overload by the starting motor case. After the test results obtained by testers analyse with existing settings. Obtained results on the short circuit relay setting 50T testing is in compliance with the test results, but for relay 51T test results requires the value of the setting time of 6.5 seconds.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library