Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Einstein, Albert, 1879-1955
London : Methuen , 1954
530.11 EIN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pathria, R.K.
New Delhi: Hindustan, 1974
530.11 PAT t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yilmaz, Huseyin
New York: Blaisdell, 1965
530.11 YIL i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Schroder, Ulrich E.
Singapire: World Scientific, 1990
530.11 SCH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
French, A.P.
New York: W.W. Norton, 1968
530.11 Fre s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Einstein, Albert, 1879-1955
New York: Dover, 1992
530.11 EIN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Einstein, Albert, 1879-1955
"Summary:
"First published in 1916; English edition first published in the United Kingdom 1920 by Methuen & Co. Ltd; First published by Routledge 1993.""
New York: Routledge, 2014
530.11 EIN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Khrisna Adiswara
"Model relativistik interaksi K-p diturunkan berdasarkan prinsip pertukaran satu hadron dengan menggunakan kinematika relativistik. Model ini terinspirasi dari keberhasilan Group Bonn pada model pertukaran satu boson untuk interaksi nukleon-nukleon (NN). Hadron yang dipertukarkan adalah meson skalar σ; meson vektor ω, ρ; hiperon Λ, Σ; dan resonan Λ(1600). Parameter yang dicari yaitu massa meson σ, konstanta kopling, dan parameter cut-off. Nilainilai parameter didapatkan dengan melakukan fitting terhadap data eksperimen penampang lintang diferensial K-p untuk energi kinetik laboratorium dari 48 MeV hingga 580 MeV. Penampang lintang diferensial dihitung dengan menggunakan teknik tiga dimensi. Proses fitting menghasilkan χ2/N = 9.99140. Model ini dapat mereproduksi data yang baik untuk energi di atas 200 MeV, tetapi sebaliknya untuk energi di bawah 200 MeV. Kontribusi resonan Λ(1600) sebagai partikel yang dipertukarkan masih sangat kecil dibandingkan partikel lain.

K-p interaction is modeled as one-hadron-exchange potential using relativistic kinematic, which is inspired by the success of the Bonn one-boson-exchange potential model for the nucleon-nucleon (NN) interction. The hadron being exchanged are scalar-meson-σ; vectormeson-ω, ρ; hyperon-Λ, Σ and resonance-Λ(1600). The parameters (mass of meson σ, coupling constant, and cut-off) are determined by means of fitting processes to experimental data of K-p differential cross section for kaon laboratory kinetic energies of about 48 MeV to 580 MeV . The differential cross sections are calculated using a three-dimensional technique. This model able to reproduce data above 200 MeV with χ2/N = 9.99140. The contribution of resonance-Λ(1600) is not large compared to other exchanged particles.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romansya Setyo Utomo
"Terinspirasi dari potensial pertukaran satu boson hasil penelitian Bonn University, interaksi K+p dimodelkan sebagai potensial pertukaran satu hadron menggunakan kinematika relativistik. Partikel atau hadron yang dipertukarkan adalah meson-skalar σ; meson-vektor ω dan ρ; hiperon Λ dan Σ; dan Σ (1385). Parameter-parameter ditentukan dengan proses fitting terhadap data eksperimen penampang lintang diferensial K+p untuk energi kinetik laboratorium kaon sekitar 20 MeV sampai 593 MeV. Penampang lintang diferensial dihitung menggunakan teknik 3D. Model yang dihasilkan masih belum cukup baik, dan memerlukan tambahan resonans. Kontribusi masing-masing partikel yang dipertukarkan juga akan didiskusikan.

Inspired by the Bonn NN one-boson-exchange potential, a K+p interaction is modeled as one-hadron-exchange potential using relativistic kinematic. The hadrons being exchanged are scalar-meson-σ; vector-meson ω and ρ; hyperon Λ and Σ; and Σ (1385). The parameters are determined by means of fitting process to experimental data of K+p differential cross section for kaon laboratory kinetic energies of about 20 MeV to 593 MeV. The differential cross sections are calculated using a 3D technique. This model seems to require an additional exchange resonance particle to get better results, the contribution of each exchanged particle will also be discussed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alpi Mahisha Nugraha
"Fenomena halo neutron dalam nuklir digambarkan adanya kemunculan ’ekor’ dan adanya ’ruang kosong’ antara core dan ekor pada distribusi neutron akibat energi ikat yang lemah. Metode analisa halo yang dikembangkan oleh V. Rotival dkk [Phys. Rev. C79, 054308 (2009)] untuk menghitung besaran-besaran halo berdasarkan model Hartree-Fock-Bogoulibov (HFB) pada isotop Cr dan isotop Sn menjadi salah satu alternatif untuk mempelajari fenomena halo. Berbeda dengan Rotival dkk, kami menggunakan model Relativistic Mean Field (RMF) pada penelitian ini. Berbeda dengan hasil perhitungan berdasarkan model HFB, kami fokus mengamati perilaku spektrum single particle energy level 1g9~2 terhadap kemunculan halo pada isotop Cr. Selain itu, pada penelitian ini kami juga memperlajari dampak dari suku cross coupling meson ω − ρ, suku-suku tensor dan suku pertukaran elektromagnetik pada model RMF terhadap kemunculan halo pada isotop Cr dan isotop Sn. Hasil perhitungan prediksi kemunculan halo berdasarkan model RMF lebih besar dibandingkan dengan hasil perhitungan berdasarkan model HFB (⟨Nhalo⟩RMF > ⟨Nhalo⟩HFB).

In neutron halo phenomenon, the neutron density displays an unusually extended ’tail’ and ’empty space’ between the core and the tail due to weak binding energy. New analysis method of the halo was developed by V. Rotival, et al.[Phys. Rev. C79, 054308 (2009)] in Cr-isotopes and Sn-isotopes, its usually applied with Hartree-Fock-Bogoliubov (HFB) model. Unlike them, we use the model of the Relativistic Mean Field (RMF) in this research. We observed different behavior at the level 1g9~2 in line with appearance of halo in Cr-isotopes. Moreover, in this research we also studied the effects of cross coupling meson ω − ρ, tensor, and electromagnetic exchange in RMF model appearance of halo in Cr-isotopes and Sn-isotopes. The prediction of the existence of halo based on RMF model is greater than the prediction based on HFB model (⟨Nhalo⟩RMF > ⟨Nhalo⟩HFB).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>