Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
Retno Furi Estining Ratri
"Film Till We Meet Again (月老 Yuè Lǎo) adalah film drama fantasi yang menceritakan mengenai perjalanan seorang pemuda bernama Ah Lun menjadi dewa cinta untuk menebus dosanya agar dapat bereinkarnasi menjadi manusia. Dalam perjalanan Ah Lun dihadapkan oleh dua pilihan, yaitu memilih antara bersama Xiao Mi atau menjalankan tugasnya sebagai dewa cinta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memaparkan konsep reinkarnasi yang ditunjukkan dalam film Till We Meet Again melalui aspek penokohan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan aspek penokohan mempengaruhi tindakan yang diambil oleh Ah Lun dalam menyikapi konflik yang dialami. Tindakannya dalam menyikapi konflik tersebut mempengaruhi hasil akhir yang diterima Ah Lun dalam bereinkarnasi.Film ini memberikan pemahaman bahwa kebahagiaan tidak selalu ditandai dengan pertemuan kembali, tetapi kebahagiaan juga dapat dicapai melalui perpisahan dan pesan bahwa untuk selalu bersikap baik dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk hidup.
Till We Meet Again (Yuè Lǎo) is a fantasy drama film about a young man named Ah Lun's journey to become a god of love in order to atone for his sins and be reborn as a human. On his journey, Ah Lun is faced with two choices: being with Xiao Mi or carrying out his duties as a god of love. This research aims to analyze and explain the concept of reincarnation shown in the film Till We Meet Again through the aspect of characterization. The method used in this research is the qualitative method. The results showed that the characterization aspects influenced the actions taken by Ah Lun in responding to the conflict experienced. The film conveys the message that happiness is not always marked by reunion, but can also be attained through separation, as well as the need to always be kind and not waste the opportunity to live."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Iqbal Eka Junianto
"Beberapa budaya memiliki konsep dan kepercayaan mengenai kehidupan dan kematian manusia, salah satunya adalah konsep reinkarnasi. Reinkarnasi merupakan kelahiran kembali atau siklus tidak terputus antara kehidupan dan kematian. Salah-satu penulis yang mengangkat tema reinkarnasi adalah Putu Fajar Arcana dalam kumpulan cerpen Samsara. Penelitian ini mengkaji hubungan antara konsep reinkarnasi yang tergambar pada cerpen “Requiem’, “Drupadi”, dan “Aku Cemas Menunggu Matahari” dalam kumpulan cerpen Samsara. Ketiga cerpen tersebut menarik untuk dikaji karena menggambarkan proses kompleks reinkarnasi yang dialami para tokoh dalam cerpen. Proses kompleks tersebut menarik untuk dibahas lebih dalam terhadap hubungannya dengan kepercayaan umat Hindu di Bali. Simbol-simbol umat Hindu dalam ketiga cerpen yang membedakannya dengan cerpen-cerpen lain dalam Samsara membuatnya semakin menarik untuk dikaji. Berdasarkan hal tersebut, dengan pendekatan kritis melalui penelitian ini, penulis berusaha menunjukkan kesesuaian dan penyimpangan konsep reinkarnasi dalam ketiga cerpen terhadap konsep umum reinkarnasi umat Hindu di Bali. Dari kajian yang dilakukan penulis, diperoleh kesimpulan bahwa penggambaran konsep reinkarnasi dalam ketiga cerpen tersebut memperlihatkan kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan kepercayaan Hindu. Kesesuaiannya terletak pada proses reinkarnasi para tokoh melalui karma, samsara, dan moksa dalam jiwa yang tetap sama. Ketidaksesuaian atau penyimpangan yang tergambar dalam ketiga cerpen adalah adanya tafsir baru penulis bahwa menjadi manusia belum tentu sebaik-baiknya wujud dalam bereinkarnasi.
Several cultures have their concepts and beliefs regarding the life and death of humans, one of which is the concept of reincarnation. Reincarnation is rebirth or an unbroken cycle between life and death. One of the writers who raised the theme of reincarnation is Putu Fajar Arcana in the short story collection Samsara. This study examines the relationship between the concept of reincarnation depicted in the short stories "Requiem", "Drupadi", and "Aku Cemas Menunggu Matahari" in the short story collection Samsara. The three short stories are interesting to study because they describe the complex process of reincarnation experienced by the characters in the short story. This complex process to be discussed in more depth in relation to the beliefs of Hindus in Bali. The symbols of Hindus in the three short stories that distinguish them from other short stories in Samsara make it even more interesting to study. Based on this, with a critical approach through this research, the author tries to show the suitability and deviation of the concept of reincarnation in the three short stories to the general concept of reincarnation of Hindus in Bali. From the study conducted by the author, it is concluded that the depiction of the concept of reincarnation in the three short stories shows conformity and incompatibility with Hindu beliefs. The suitability lies in the process of reincarnation of the characters through karma, samsara, and moksha in the soul that remains the same. The discrepancy or deviation depicted in the three short stories is the author's new interpretation that being human is not necessarily the best form of reincarnation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Newton, Michael
Minnesota: Llewellyn Publications, 2003
133.901 3 New j
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Afif Abdul Aziz
"Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran adalah Gereja bernuansa Jawa yang terletak di Bantul, Yogyakarta. Pasca gempa besar yang melanda Yogyakarta sebelas tahun lalu, Gereja ini mengalami pemugaran yang merubah bentuk gereja yang semula seperti Gereja pada umumnya menjadi Gereja yang bernuansa Jawa dan berbentuk Tajug. Aspek fisik dan nonfisik Gereja Ganjuran banyak diambil dari Kraton Yogyakarta, sehingga Gereja Ganjuran adalah reinkarnasi dari Kraton Yogyakarta. Selain itu, Orientasi pada kosmos adalah salah satu identitas dari Gereja ini. Skripsi ini mencoba membahas mengenai unsur apa saja yang dibawa dari Kraton Yogyakarta dan kemudian lahir kembali di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran.
Ganjuran Church is a Javanese themed church located in Bantul, Yogyakarta. Subsequent to the heavy earthquake in Yogyakarta eleven years ago, this church underwent a restoration which transformed the shape of the building. It was transformed from a regular church into a Javanese themed and Tajug shaped church. The physical and non physical aspects of Ganjuran Church is mainly adapted from Kraton Yogyakarta, so that Ganjuran Church can be called as its reincarnation. Furthermore, orientation in cosmos is one of the identity of this church. This work is an endeavour to discuss about the elements from Kraton Yogyakarta which is reincarnated in Ganjuran Church."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mo, Yan, 1955-
[place of publication not identified]: [publisher not identified], 2012
895.1 MOY l
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Aku memimpikan kita selama berabad-abad. Aku bermimpi kita terhuyung-huyung melewati Gobi, bangsa Mongol mengusir kita dengan cambuk. Saya bermimpi enam belas selir, merencanakan untuk membunuh Kaisar Jiajing yang sadis. Aku memimpikan Penyihir Wu menurunkan bilahnya, pipinya berlumuran darah. Saya memimpikan Anda sebagai Pengawal Merah remaja, mengamuk di jalanan Beijing. Saya belahan jiwa Anda, Pengemudi Wang dan sekarang saya memimpikan Anda. Anda belum mengetahuinya, tetapi segera saya akan membuat Anda memimpikan saya"
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018
823.92 BAR i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Fadia Laras Sati
"Reinkarnasi adalah salah satu konsep dalam kebudayaan Korea yang sering diangkat menjadi tema dalam drama selama beberapa tahun terakhir. Konsep reinkarnasi telah dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Korea sejak masa Kerajaan Goguryeo hingga saat ini. Penelitian mengangkat drama dengan tema reinkarnasi berjudul Death Game sebagai objek penelitian. Tujuan dari penelitian adalah untuk memaparkan konsep reinkarnasi yang dialami oleh tokoh utama Choi Yi Jae dengan memperhatikan perubahan sikap tokoh utama setelah reinkarnasi. Tokoh utama dalam drama mengalami reinkarnasi dengan cara yang berbeda dengan penggambaran reinkarnasi lainnya. Choi Yi Jae mengalami reinkarnasi sebanyak 12 kali yang berujung pada kematian sebagai bentuk hukuman atas penghinaannya terhadap kematian. Hasil penelitian menemukan bahwa reinkarnasi yang dialami tokoh Choi Yi Jae bertujuan untuk menebus karma buruk dari tindakan bunuh diri dan penghinaannya terhadap kematian. Penggambaran reinkarnasi dalam drama mengandung unsur Buddhisme dan perspektif modern. Melalui penggambaran proses reinkarnasi yang dialami oleh Choi Yi Jae, pengarang menyampaikan pesan bahwa bunuh diri adalah tindakan egois yang meninggalkan rasa bersalah, kesedihan, dan penderitaan mendalam bagi keluarga.
Reincarnation is a concept in Korean culture that has frequently been featured as a theme in dramas over the past several years. The concept of reincarnation has been widely believed by the Korean people from the Goguryeo Kingdom era to the present day. This study examines a reincarnation-themed drama titled “Death Game” as its object of analysis. The research aims to explore the concept of reincarnation experienced by the main character, Choi Yi Jae, focusing on the changes in the protagonist's attitude after undergoing reincarnation. The main character in the drama undergoes reincarnation in a way that differs from other portrayals of reincarnation. Choi Yi Jae experiences twelve cycles of reincarnation, each ending in death, as a punishment for his contempt toward death. The study found that the reincarnation experienced by Choi Yi Jae serves as a means of atoning for his bad karma resulting from suicide and his disdain for death. Furthermore, the depiction of reincarnation in the drama contains elements of Buddhism and a modern perspective. Through the portrayal of the reincarnation process experienced by Choi Yi Jae, the author conveys the message that suicide is a selfish act that leaves behind guilt, sorrow, and profound suffering for the family left behind."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mitchell, David A.
London : Sceptre , 2003
823.914 MIT C
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Coelho, Paulo, 1947-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015
869 COE a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library