Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gema Ramadhan Bastari
"Teori-teori dari studi regionalisme telah menjelaskan bagaimana dan mengapa kawasan berintegrasi. Salah satu perkembangan termutakhir dari studi ini adalah bahwa variabel interaksi sosial merupakan variabel kunci yang dapat meningkatkan kerekatan sebuah kawasan (regionness). Akan tetapi, penelitian yang ada masih belum mampu menjelaskan seperti apa dan dalam kondisi apa interaksi sosial yang diperlukan untuk mendukung integrasi kawasan. Dalam rangka menutupi kesenjangan teoritik tersebut, tesis ini membahas kemungkinan untuk mendesain integrasi kawasan dengan menginkorporasi pendekatan dari disiplin psikologi sosial. Secara khusus, penelitian ini menggunakan metode metateori untuk mengidentifikasi intertekstualitas antara teori tentang regionness dan teori pemahaman sosial. Temuan utama yang diperoleh dari upaya ini adalah bahwa konvergensi dan divergensi dalam integrasi kawasan tidak perlu dilihat sebagai oposisi biner, melainkan sebagai dua elemen yang memiliki fungsi esensial dalam menjamin integrasi kawasan. Dengan kata lain, peningkatan signifikan dari tingkat regionness di suatu kawasan hanya dapat dicapai dalam kondisi yang memungkinkan setiap aktor di kawasan untuk menjalani proses konvergensi dan divergensi dalam mengimajinasikan hasil akhir regionalisasi yang hanya dapat terbayangkan melalui proses kolektif tersebut.

Theories of regionalism have explained how and why regions are integrated. One of the most recent developments in this study is that social interaction is a key variable that can increase the regionness of a region. However, existing research has not been able to explain what kind of and under what circumstances social interactions are needed to support regional integration. In order to cover the theoretical gap, this thesis discusses the possibility of designing regional integration by incorporating approaches from social psychology. In particular, this study uses metatheory method to identify intertextuality between theories about regionness and theory of social understanding. The main finding of that approach is that convergence and divergence in regional integration need not be seen as a binary opposition, but rather as two elements that have an essential function in ensuring regional integration. In other words, a significant increase in regionness can only be achieved under a circumstance in which every actor in the region can undergo the process of convergence and divergence in imagining the final results of regionalization which can only be imagined through the collective process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T52097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guspiabri
"Salah satu satu ciri tingkat integrasi ekonomi regional yang mantap adalah terjadinya investasi lintas negara dalam satu kawasan yang lebih intensif dibandingkan dengan bagian dunia lainnya. Sejalan dengan perkembangan ekonominya, ASEAN-5 (Indonesia,Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand) bukan lagi hanya menjadi negara penerima FDI, tetapi juga telah muncul sebagai sumber/pemasok OFDI yang signifikan. Namun posisi tersebut kurang didayagunakan untuk kepentingan integrasi ekonomi kawasan. Investasi intra- ASEAN sebagai indikator adanya keterkaitan ekonomi yang kuat dalam ASEAN masih berada pada tingkat yang rendah dan OFDI ASEAN-5 lebih banyak keluar kawasan. Dinamika Asia Timur telah mengalihkan peluang untuk meningkatkan investasi intra-ASEAN melalui berbagai kerangka kerjasama ASEAN. Mengingat ASEAN adalah regionalisme yang berciri state-led, upaya meningkatkan performa investasi intra-ASEAN perlu ditempuh dengan memperbaiki perhatian pemerintah negara-negara ASEAN pada kegiatan OFDI masing-masing negara.
The existence of economic regional cooperation framework depends on the ability to fulfill several criteria, include intra -region investment performance. Following it?s economic achievement, ASEAN-5 countries (Indonesia,Malaysia, Singapore, Thailand and Philipines), already hold the status as sources countries of FDI. Base on this condition, ASEAN actually have more oportunity to increased economic linkages among it?s members through intra-ASEAN investment activities. Unfortunately (Despite of it?s big prospect), the reality show that larger protion of OFDI from ASEAN-5 goes to outside region. The East Asia economic dynamism has diverting the direction of ASEAN-5 OFDI from regional cooperation framework. Considering the state-led regionalism character of ASEAN, the performance of intra-ASEAN investment depends on policy toward OFDI by individual ASEAN-5 government."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27556
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library