Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sabrina Farahiyah
Abstrak :
Terjadinya penumpukan sampah yang terjadi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan keterbatasan lahan yang dimiliki oleh daerah untuk membangun TPA menimbulkan masalah persampahan. Menanggapi hal tersebut, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui pengelolaan sampah pada Tempat Pemrosesan Akhir Regional (TPA Regional) di Indonesia dengan studi kasus Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Regional Banjarbakula Provinsi Kalimantan Selatan (TPA Sampah Regional Banjarbakula) dan hubungan kerja sama antardaerah kabupaten dan kota dalam satu provinsi terhadap pengelolaan sampah pada TPA Sampah Regional Banjarbakula sebagai upaya untuk mengatasi masalah persampahan tersebut dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan karena TPA atau pun TPA Regional merupakan tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dengan bentuk penelitian yuridis-normatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa pengelolaan sampah yang dilakukan di TPA Regional sama seperti yang dilakukan di TPA, yaitu menggunakan metode lahan urug saniter; kerja sama yang dilakukan dalam pengelolaan sampah di TPA Sampah Regional Banjarbakula merupakan kerja sama daerah dengan daerah lain. ......The accumulation of solid waste that happened in the Landfill and the boundaries of land owned by the region to build a Landfill created a solid waste problem. Responding to this, the author conducted a study for solid waste management at Regional Landfill in Indonesia with a case study of the Banjarbakula Regional Landfill, South Kalimantan Province (Banjarbakula Regional Landfill) and cooperative relationship between districts and cities in one province towards solid waste management at the Banjarbakula Regional Landfill as an effort to solve the waste problem and its negative impact on the environment because Landfill or Regional Landfill is a place to process and return waste to the environment safely for human and the environment. This was a qualitative study with a descriptive design with juridical-normative research. The results of study showed that the solid waste management carried out in the Landfill was the same as that carried out in the Regional Landfill and was applied sanitary landfill method; the engagement in solid waste management at the Banjarbakula Regional Landfill was regional beetwen one cities to the others.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Budiarti
Abstrak :
Dalam menjalankan perannya sebagai pelayan publik, pemerintah sebagai aktor pembangunan dihadapkan pada berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai upaya menjawab permasalahan tersebut, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan atau program-program pembangunan untuk mencapai tujuan tersebut. Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Implementasi kebijakan pengelolaan limbah/sampah terpadu ini dibuat mengingat Kota Tangerang selatan merupakan kota mandiri pasca pemekaran daerah dari Kabupaten tangerang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskripsi. Informasi yang diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dengan narasumber yang mempunyai pengetahuan tentang kebijakan dan implementasi kebijakan. Pengelolaan sampah yang sebelumnya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Tangerang, tidak lagi merupakan urusan pemerintah kabupaten, tetapi menjadi urusan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, karena sudah mempunyai instansi sendiri yang menangani masalah sampah yaitu Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP). Penelitian ini bertujuan untuk membahas implementasi kebijakan pengelolaan sampah di kota baru tersebut. Dari hasil penelitian, implementasi kebijakan pengelolaan sampah di kota baru tersebut belum berjalan maksimal karena masih adanya berbagai kendala.
In carrying out its role as public servants, government as development actors are faced with various problems that occur in society. In an effort to answer these problems, the government issued a policy or development program to achieve those goals. Implementation of the policy in principle is the way to a policy can achieve its goals. Implementation of waste management policy/integrated waste is made considering the Tangerang City South is an independent city after the regional expansion of Tangerang Regency. This research uses qualitative research approach to the description. Information obtained by conducting in-depth interviews with sources who have knowledge of policy and policy implementation. Waste management that were previously the responsibility of the Tangerang regency government, no longer a government business distric, but the affairs of South Tangerang City government, because it already has its own agencies that deal with waste that is Department of Hygiene, Landscaping and Cemetery (DKPP). This study aims to discuss the implementation of waste management policy in the new city. From the research, implementation of waste management policy in the new town is not running maximum because there still exists a variety of conctraints.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heryanto
Abstrak :
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Pelaksanaan Pilot Proyek PPMS di Kota Bekasi merupakan upaya pemerintah yang diinisiatifi oleh Depkimpraswil dalam menangani permasalahan squatter di daerah, yang bertujuan untuk membantu pemerintah Kota Bekasi dalam merumuskan dan menyiapkan kebijakan penanganan squatter serta mengoptimalkan potensi masyarakat squatter melalui upaya pemberdayaan masyarakat yang merupakan konsep dasar dari kebijakan Pilot Proyek PPMS tersebut. Tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai proses pemberdayaan masyarakat squatter melalui pelaksanaan Pilot Proyek PPMS di Kawasan sekitar TPA Bantargebang Kelurahan Cikiwul Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi, yang dilhat dari tahap persiapan dan pelaksanaan kegitan program, dan kebijakan yang telah dihasilkan oleh pemerintah Kota Bekasi dalam rangka penanganan squatter sebagai strategi penanganan squatter. Serta untuk memperoleh gambaran mengenai hambatan atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Pilot proyek PPMS tersebut. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian mengambil sampel pelaksanaan Pilot Proyek PPMS pada kawasan sekitar TPA Bantargebang Keturahan Cikiwul Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. Dalam menentukan informan penulis menggunakan teknik Purposive sampling yaitu Sekretaris TKPP PPMS Kota Bekasi, P30K, KMK dan Fasiliotator, Aparat Kelurahan, tokoh masyarakat dan masyarakat squatter. Temuan penelitian menunjukan bahwa dalam pelaksanaan Pilot Proyek PPMS di kawasan sekitar TPA Bantargebang Kelurahan Cikiwul telah mencerminkan adanya proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini terlihat setelah dilakukannya kegiatan sosialisasi lanjutan pada masyarakat squatter melalui rembug warga tingkat kelurahan. Mulai tumbuh inisiatif dan prakarsa serta keikutsertaan dan partisipasi yang ditunjukkannya dalam tahapan penyusunan Rencana Tindak Masyarakat Squatter (RIMS) dengan menentukan sendiri kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan mereka (felt needs) yang meliputi perbaikan legalitas sosial, penguatan ekonomi dan perbaikan hunian dan lingkungan. Keadaan ini ditunjang oleh peran community worker yang ditunjukkan oleh Fasilitator dan KMK yang senantiasa mendampingi masyarakat dan pemerintah Kota Bekasi dengan memberikan bantuan pendampingan dan bimbingan teknis sesuai dengan tahapan kegiatan program. Untuk memudahkan proses pemberdayaan masyarakat selanjutnya dilakukan pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang didasarkan atas anggota dalam "lapak" dan dilatarbelakangi oleh kesamaan mata pencaharian masyarakat squatter sebagai "pemulung". Kemudian sebagai lembaga representasif yang mewadahi seluruh kepentingan dan aspirasi KSM tersebut dibentuk Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Dengan terbentuknya KSM dan BKM ini maka kegiatan penggalian gagasan (assessment) akan lebih mudah dilakukan. Begitu pula dalam pelaksanaan tahapan-tahapan kegiatan selanjutnya terlihat adanya partisipasi yang ditunjukkan oleh masyarakat squatter dalam menyukseskan pelaksanaan program. Adapun kebijakan yang telah dihasilkan dalam rangka penanganan permasaiahan squatter di Kota Bekasi tertuang dalam Keputusan Walikota Bekasi Nomor 64.A tahun 2004 mengenai Startegi Penanganan Squatter (SPS) Kota Bekasi Tahun 2004-2008 yang ditekankan pada "Penataan Fungsi Ruang dan Kawasan". Selanjutnya dalam menunjang pelaksanaan Pilot Proyek PPMS di lokasi sasaran pada kawasan sekitar TPA Bantargebang Kelurahan Okiwul telah dihasilkan Keputusan Walikota Bekasi No.400/Kep.226-Bappeda/VI/2003 tentang Pembentukan Institusi PPMS di Kota Bekasi. Meskipun pelaksanaan Pilot Proyek PPMS telah berjalan sesuai dengan kebijakan program yang telah ditetapkan, namun masih saja ditemui adanya kendala-kendala baik internal maupun eksternal. Kendala internal masyarakat meliputi sumber daya manusia dan perilaku dan kebiasaan hidup masyarakat pemulung. Sementara kendala eksternal berupa persepsi negatif unsur stakeholder terhadap keberadaan program, kurangnya Koordinasi, serta konsistensi kebijakan pemerintah terhadap penanganan squatter. Untuk itu diperlukan perbaikan terhadap beberapa hal oleh seluruh stakeholder pelaksana kegiatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dengan bersama-sama menciptakan upaya win-win solution dan pada akhirnya pelaksanaan Pilot Proyek PPMS dapat mendukung perkembangan pembangunan di wilayah Kota Bekasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dan Mugisidi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mutia R.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T41151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Fathul Arif
Abstrak :
ABSTRAK
Sampah merupakan masalah utama di Kota Tangerang Selatan. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, Pemerintah Kota memperkenalkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) kepada masyarakat. Untuk mengukur keberhasilan program ini, dilakukan evaluasi wawancara. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pendekatan CIPP (Context, Input, Process, Product). Penelitian ini berpendapat bahwa kendala sampah di Kota Tangerang Selatan adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan tiak tersedianya lahan TPS3R (Laystall) yang mumpuni. Penelitian ini melakukan survei terhadap 272 responden dari sampel yang diambil di kelurahan Pondok Kacang Timur, Pamulang Barat dan Setu Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat keberhasilan program pengelolaan sampah dengan konsep 3R di kotamadya Tangerang Selatan pada tahun 2011 dan 2012 mencapai 58,21% dan tergolong “cukup” sukses. Melalui penelitian ini, diharapkan program pengelolaan sampah dengan konsep 3R dapat ditingkatkan dan kendala yang menghambat dapat dihilangkan.
ABSTRACT
The garbage is a major problem in Municipality of South Tangerang. In resolving that problems, the Municipality introduces the concept of 3R (Reduce, Reuse, Recycle) to the community. To measure the success of this program, it is conducted evaluation by interviewing. Interview evaluation using CIPP (Context, Input, Process, Product) approach. This research argues that the obstacle of garbage problems in Municipality of South Tangerang are the lack of public awareness and the inavailability of land TPS3R (laystall). This research conducted a survey of 272 respondents from a sample taken in the Village of Pondok Kacang Timur, Pamulang Barat and Setu of Municipality of South Tangerang. It is concluded that the success rate of the waste management program with the 3R concept in Municipality of South Tangerang in 2011 and 2012 reached 58.21% and categorized as “enough” successfully. Through this research, this program can be improved and the constraints can be eliminated.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Puspawati
Abstrak :
Sampah merupakan hasil buangan dari aktivitas manusia, yang masih menjadi masalah bagi lingkungan. Pengelolaan sampah yang menitik beratkan pengurangan pada sumber sampah merupakan alternatif yang tepat. Sampah rumah tangga pengelolaannya dikembalikan pada masyarakat setempat, yang saat ini disebut pengelolaan sampah berbasis masyarakat Kampung Rawajati RW 03 merupakan Salah satu wilayah di Jakarta yang telah menerapkan sistem tersebut, tetapi belum diketauhui seberapa besar penurunan berat sampah di tempat ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penurunan berat sampah pada sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada bulan April s/d Mei 2008 di Kampung Rawajati RW 03 Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang berada di Kampung Rawajati, dimana sampel penelitiannya adalah ibu rumah tangga sebanyak 175 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan propotional random sampling. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Data diambil dengan tiga cara yaitu melakukan wawancara dcngan kuesioner, observsi dan penimbangan berat sampah. Hasil analisis menunjukan bahwa penurunan berat sampah rata-rata 28,27%, dimana berat awal/produksi sampah rata-rata per hari adalah 1845 gram/rumah dan rata-rata berat sampah setelah dilakukan pengolahan dan minimasi adalah 1324 gram/rumah. Berdasarkan analisis regresi linier ganda untuk variahel pengolahan dan minimasi sampah yang berpengaruh pada penurunan berat sampah adalah kegiatan reuse, daur ulang sampah dan pembuatan kompos, dimana ketiga variabei tersebut memiliki p value < 0,05, sedangkan reduce dan pemilahan tidak berpengaruh pada penurunan berat sampah. Kompos merupakan variabel yang paling besar pcngaruhnya terhadap penurunan berat sampah, bila pembuatan kompos dilakukan, maka berat sampah akhirnya akan berkurang scbcsar 657,26 gram setelah dikontrol varlabel berat sampah awal, jumlah anggota keluarga yang terlatih mengolah sampah, kegiatan reuse dan daur ulang sampah. Karakteristik rumah tangga yang dapat menggambarkan penurunan berat sampah adalah pelatihan sampah dan jumlah anggota rumah tangga yang terlatih mengolah sampah. Sementara jumlah anggota keluarga, penghasilan total rumah tangga dan pengetahuan ibu bukan merupakan karakteristik rumah tangga yang dapat menggambarkan penumnan berat sampah di Kampung Rawajati tahun 2008. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Pemerintah DK! Jakarta lebih mensosialisasikan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat kepada wilayah lain, misalnya memfasilitasi pclatihan-pelatihan tentang pengelolaan sampah pada tokoh-tokoh masyarakat wilayah lain agar tokoh masyarakat tersebut dapat merintis pengelolaan sampah wilayahnya. ......Solid waste is a represent result of discard from human activity, which still becomes the environment problem. Solid waste management which focuses to reduction of the source of waste is a correct alternative. The management of household waste which conducted by self supporting in local society is referred as a waste management system base on the society. The Kampung of Rawajati RW 03 is representing one of the region in Jakarta who applied the system, but not yet been known how high the reduction of household waste weight in this place. Objectives of the research are to find out reduction of waste weight in community based waste management system. This research was conducted at April until Mei 2008, in Kampung Rawajati RW 03, Sub district of Pancoran, South Jakarta. The populations of this research are all the domestic residing in Kampung Rawajati, where the sample research is housewife as much 175 responders. Collecting sample conducted with proportional random sampling. The design research is cross sectional. The data taken with three ways, there are interview by questioner, observation and weight balance of household waste. The analysis result showing that weight reduction of household waste is mean of 28,27%, where the mean of early/production weight per day is 1845 gram/house, and waste weight after processing and minimize is 1324 gram/house. Based to double linear regression analysis for the variable of processing and minimize solid waste who having an affect to weight reduction of waste are reuse activity, recycle and compost making, where all of the variables have p value < 0,05, while reduce and waste dissociation are not affect to weight degradation of household waste. Compos represent the biggest variable who has influence to weight reductive of household waste, if compost making conducted, hence waste weight will decrease equal to 657,26 gram alter controlled by early weight of garbage variable, amount of family member expert to maintain of garbage, reuse activity and waste recycle. Domestic characteristic which can show the weight reduction of household waste are waste training and amount of domestic member who expert to maintain of waste. However, amount of family member, domestic total income and mother knowledge are non representing domestic characteristic which can show the weight reduction in Kampong Rawajati at 2008. The result of this research is expected to assist the Govemment of DK1 Jakarta more socializing the community based waste management system to other regions, for example: training facility about solid management to elite figures at other regions to be a pioneer in garbage management at its region.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T32070
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Cahyo Wardoyo
Abstrak :
Pembuangan limbah cair domestik khususnya limbah rumah tangga yang diolah dengan septik tank, ternyata cukup menjadi masalah bagi kita. Sumur resapan yang dibangun untuk menetralisir air limbah septik tank menyita tempat atau membutuhkan lahan yang cukup luas dan tidak semua jenis tanah memenuhi persyaratan untuk bidang atau sumur resapan. Air limbah yang berasal dari septik tank mempunyai kandungan organik yang tinggi. Oleh karena itu pengolahannya dapat dilakukan dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana proses pembiakan bakteri anaerob pada biomedia (bioball), membandingkan kinerja reaktor (tangki) anaerobik yang bervariasi volume biomedianya, serta mencari pertumbuhan bakteri yang paling optimal dari berbagai variasi media tersebut. Kegiatan yang dilakukan selama penelitian meliputi studi literatur, penelitian di laboratorium Teknik Penyehatan Jurusan Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang meliputi pembuatan model reaktor/tangki pembiakan bakteri sistem attached growth skala laboratorium, memvariasikan reaktor dengan variasi volume media 25%, 50%, 75% dan 100% dari volume reaktor .sampling, serta analisa sampel berdasarkan periakuan yang diterapkan yaitu : Perlakuan I : Tanpa Periakuan, Periakuan II : Penambahan Asam Asetat, Periakuan III : Pengenceran Limbah, Perlakuan IV : Penambahan Makanan Burung. Hasil penelitian akan digunakan dalam perancangan dan operasional septic tank dari PT. DUSASPUN. Dari hasil penelitian diketahui bahwa reaktor dengan volume media 50% memiliki kinerja terbaik dibandingkan dengan reaktor yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa volume media 50% sebagai ruang tempat hidup mikroorganisme sebanding dengan jumlah dan pertumbuhan mikroorganisme itu sendiri. Perlakuan III mampu meningkatkan efisiensi penyisihan COD dan SS dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Keadaan tersebut menyimpulkan bahwa proses biologis baru dapat berjalan dengan baik jika beban organiknya (kandungan COD) rendah. Dari hasil pengamatan mengenai pH untuk semua perlakuan, dapat disimpulkan bahwa untuk penelitian ini rentang ph yang optimum untuk terjadinya reaksi kimiawi mikroorganisme adalah antara 6,5 - 7,5. Temperatur yang ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme pada penelitian ini berada pada rentang 28 - 30_C dan optimum pada suhu 29_C. Pemberian nutrisi sangat membantu dalam proses pertumbuhan mikrorganisme.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Vikana
Abstrak :
Skripsi ini membahas faktor ndash; faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan pemilahan sampah di Kota. Penelitian ini dilakukan secara post-positivis dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan observasi. Implementasi kebijakan sampah di Kota Depok dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan birokrasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada kekurangan dari faktor komunikasi dan sumber daya, yang dapat dilihat dari ketidakjelasan dan inkonsistensi pesan yang disampaikan, perbedaan perubahan yang diinginkan, keterbatasan fasilitas pendukung, dan kurangnya kesadaran masyarakat. ......This thesis discusses about the factors affecting the policy implementation of Waste separation in Depok.As a policy carried out by Depok City Government through Depok City Cleanliness. This research was conducted post positivist with descriptive design. Data collection techniques are by conducting in depth interviews, documentation studies, and observations. Implementation of waste separation in Depok city influenced factor factor that is comunicatins, resources, dispottion and bureaucracy. The results showed that the implementation of garbage policy in Depok City is influenced by the following factors include the factors of uncertainty and inconsistencies of messages conveyed, differences in desired changes, limited support facilities, lack of public awareness.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Leo
Abstrak :
Penelitan ini membahasas mengenai analisis manajemen pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru. Latar belakang dari penelitian ini, ketidaksiapan Pemerintah Kota Pekanbaru pada masa transisi penanganan manajemen pengelolaan sampah dari pihak ketiga sehingga menyebabkan adanya timbunan sampah yang tidak terangkut seluruhnya oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru karena jumlah sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang kurang mendukung serta masih rendahnya partisipasi dari masyarakat untuk mengelola sampah. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis manajemen pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivism dengan metode kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu menemukan bahwa manajemen pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru masih belum cukup baik, hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator berikut: jumlah petugas kebersihan yang masih belum memadai; kinerja pegawai yang belum maksimal; penegakan hukum/pemberian sanksi pada pelanggar pembuang sampah belum berjalan; sarana dan prasana pengelolaan sampah yang belum memadai; sistem pengolahan di TPA yang belum menggunakan sistem sanitary landfill; ketersediaan anggaran baik dari penerimaan retribusi dan biaya operasional masih belum memadai serta belum adanya insentif bagi pengguna sampah; dan peran serta masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung pelaksanaan pengelolaan sampah baik dari penyediaan wadah sampah, pemilahan dan pembayaran retribusi.
This research examines the analysis of waste management which conducted by the Department of Environment and Sanitation Services of Pekanbaru City. The background of this research unpreparedness of Pekanbaru Municipal Government during the transition of handling of garbage management management from third party causing existence of a high piles of waste that are not fully carried by the Environment and Sanitation Services of Pekanbaru City because the lack of human resources, facilities and infrastructure are not support, and there is no awareness from society to manage the waste. The purpose of this research is to analyze the management of waste management in Pekanbaru City. This research uses post-positivism approach with qualitative method. The result of this research is finding that waste management in Pekanbaru City is still not good enough, it can be seen from the following indicators: the number of janitor is still not enough; performance of employees who have not maximized; law enforcement/sanctioning of violators of garbage disposal not yet in operation; facilities and infrastructure of inadequate waste management; a processing system in a landfill that has not yet used a sanitary landfill system; the availability of budget both from the receipt of retribution and operational costs is still not adequate and there is no incentive for users of waste; and community participation that has not fully supported the implementation of waste management from the provision of waste containers, sorting and retribution payments.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>