Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tran, Van Doan
Washington: The council for research in values and philosophy, 2001
128.33 TRA r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Windo Wibowo
Abstrak :
Rasionalisme dan empirisme merupakan dua aliran filsafat yang besar dalam periode filsafat Modern. Kedua aliran ini memiliki kecenderungan yang berbeda sekaligus bertentangan satu sama lain. Rasionalisme mengutamakan pengetahuan a priori ementara empirisme mengutamakan pengetahuan a posteriori. Di dalam filsafat Kant (_kritisisme_) ditemukan corak yang berbeda dari dua aliran itu. Dalam kritisisme Kant pengetahuan dijelaskan sebagai sintesis antara unsur a priori dan a posteriori. Dengan pemikiran Kant itu penulis dalam skripsi ini menyelenggarakan sintesis antara rasionalisme dan mpirisme yang mana notabene kedua aliran tersebut saling bertentangan.
Rationalism and empiricism are two huge philosophies in the Modern age. Those twoschools of thought either have different dispositions and contraries each other. Rationalism raises the a priori knowledge meanwhile empiricism raise the a posteriori knowledge. In Kant_s philosophy (_criticism_) was found different pattern than those two schools of thought. In Kant_s criticism knowledge was explained as a synthesis between the a priori and a posteriori elements. With those of Kant_s thought, the author in this thesis organizing synthesis between rationalism and empiricism in which those two school of thought are basically in contradiction each other. Key words: A posteriori, a priori, empiricism, epistemology, criticism, rationalism, sensibility, understanding, Vernunft.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16075
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alu Salsabillah Aprillianti
Abstrak :
Dalam tradisi filsafat rasionalis, rasio atau akal menempati posisi tertinggi, sedangkan hasrat direduksi menjadi pelengkap yang tunduk pada otoritas rasio sehingga manusia menjadi identitas bentukan sosial yang opaque (kaku) dan fasis. Sejarah yang bertumpu pada rasio menyebabkan alienasi dan dan mengorbankan fakultas penting lainnya dalam diri manusia, yaitu hasrat. Deleuze dan Guattari, sebagai filsuf pasca-Nietzsche ingin mengembalikan hasrat ke tatanan diskursus, dengan menjadikannya mesin yang produktif dan kreatif. Melalui pemikiran yang radikal, keduanya menawarkan kehidupan yang “abnormal” dari kaca kenormalan sosial yang saat itu didominasi oleh kapitalisme lanjut.  Artikel ini menggunakan metode deskriptif-analisis dan pendekatan kualitatif untuk menganalisis revolusi hasrat yang diwujudkan melalui agen skizofrenia pada sosok Mimi Peri. Data dikumpulkan melalui kajian literatur berupa gambar, tulisan, dan video untuk menyusun bukti kolektif yang menunjukkan Mimi Peri sebagai agen skizofrenia. Artikel ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam gerakan revolusi hasrat umat manusia, khususnya untuk mengolok-olok sistem kapitalisme. ......In the tradition of rationalist philosophy, reason occupies the highest position, while desire is reduced to a complement subordinate to the authority of reason, making humans into opaque (rigid) and fascist social constructs. History, which relies on reason, leads to alienation and sacrifices another important faculty within humans, which is desire. Deleuze and Guattari, as post-Nietzschean philosophers, aim to restore desire to the order of discourse by making it a productive and creative machine. Through radical thinking, they offer a life that is "abnormal" from the perspective of social norms, which were dominated by advanced capitalism at the time. This article uses descriptive-analytical methods and a qualitative approach to analyze the revolution of desire manifested through the schizophrenic agent in the figure of Mimi Peri. Data is collected through literature review in the form of images, writings, and videos to compile collective evidence showing Mimi Peri as a schizophrenic agent. This article is expected to make a significant contribution to the revolution of human desire, particularly to mock the capitalist system.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library