Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Anjani Murti Indra Hapsari
"Sikap menyalahkan korban pemerkosaan yang berkembang di masyarakat menjadikan pemerkosaan salah satu jenis kejahatan yang paling banyak tidak dilaporkan. Penerimaan masyarakat terhadap mitos pemerkosaan dipengaruhi oleh pandangan yang konservatif, seperti peran gender seksis pada budaya patriarkal yang lahir dari ajaran agama yang kuat di masyarakat. Berbagai penelitian berusaha mengungkap peran religiusitas terhadap penerimaan mitos pemerkosaan dan menemukan bahwa religiusitas pada mahasiswa pria memiliki korelasi dengan penerimaan mitos pemerkosaan. Penelitian ini menguji adanya hubungan antara penerimaan mitos pemerkosaan dan religiusitas pada mahasiswa pria di Jakarta dan sekitarnya dan menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan (r = -0,150*; p = 0,022; LoS = 0,05). Peneliti menyarankan penelitian lebih lanjut dan intervensi untuk mengurangi berkembangnya penerimaan mitos pemerkosaan khususnya di institusi pendidikan.
Blaming the rape victims is one issue that evolved in our society, making rape as one of the criminal scenes most underreported. Rape myth acceptance is influenced by conservative beliefs, such as sexist gender role in patriarchy culture that was born from strong religious core in certain community. Several studies were conducted to examine the relationship between rape myth acceptance and religiosity and most found that religiosity in male college students correlated with rape myth acceptance. This research is held to find the connection between rape myth acceptance and religiosity in male college students in Jakarta and the surrounding areas and found significant negative correlation (r = -0,150*; p = 0,022; LoS = 0,05). Researcher suggested further studies to be conducted and also intervention to decrease the development of rape myth acceptance, especially in educational settings."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55442
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muthia Nadia Rukmana Putri
"
ABSTRAKStudi ini bertujuan untuk mengetahui resepsi mahasiswa perempuan Indonesia terhadap isu pemerkosaan dalam film Gone Girl (2014) yang berkaitan dengan mitos-mitos tentang pemerkosaan yang dipercaya oleh masyarakat luas. Walaupun mendapat pujian karena dianggap sebagai film psikologi thriller yang brilian, film ini juga mendapat banyak kritik karena penggambaran isu perkosaan pada film ini dianggap problematik. Hasil studi yang menggunakan teori Encoding/Decoding milik Stuart Hall (1980) dan analisis tekstual dari isu pemerkosaan yang terdapat pada film ini menunjukkan bahwa film ini memang menguatkan kepercayaan yang salah seperti "perempuan memberi kesaksian palsu bahwa telah diperkosa" dan mitos-mitos tentang pemerkosaan lainnya yang tidak selalu benar. Data yang didapat dari hasil diskusi kelompok terarah (FGD) dan wawancara dibagi ke dalam tiga tipe pemaknaan atau pembacaan menurut Hall, yaitu: dominant/preferred, negotiated, and oppositional readings. Kesimpulan dari studi ini adalah meskipun beberapa responden menganggap film ini terlalu dibuat-buat dan tidak realistis, semua responden setuju bahwa penggambaran isu pemerkosaan, khususnya kesaksian palsu yang diberikan oleh Amy, menunjukkan bahwa mitos-mitos tentang pemerkosaan mungkin bukanlah hanya sekedar mitos.
ABSTRACTThis study examines young Indonesian college women's reception of the rape narrative in Gone Girl (2014) in relation to the widely accepted rape myths. Despite being praised as a brilliant psychological thriller, Gone Girl (2014) has received criticism for its problematic depiction of rape. Using Stuart Hall's Encoding/Decoding theory (1980) and a textual analysis of the rape narrative in the film, it is discovered that the film actually perpetuates the false belief that "women cry rape" and many other misleading rape myths. The data obtained from focus group discussion (FGD) and interviews are put under Hall's dominant/preferred, negotiated, and oppositional readings. It is concluded that though some of the respondents considered the film is too staged and unrealistic, the fact that all of the respondents condemn this film for sensationalising the false accusation of rape shows that rape myths may not be just myths after all."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library