Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Lukmanda Evan
Abstrak :
Salah satu algoritma perhitungan dosis berkas elektron yang digunakan pada perencanaan radioterapi eksternal adalah algoritma Fermi-Eyges dengan model Hogstrom. Perbandingan antara hasil kalkulasi Fermi-Eyges model Hogstrom dengan hasil pengukuran langsung dilakukan dalam penelitian ini melalui analisa kuantitatif terhadap PDD untuk lima energi (6, 9, 15, 18, dan 21 MeV) dan lima ukuran lapangan (5 cm x 5 cm, 10 cm x 10 cm, 15 cm x 15 cm, 20 cm x 20 cm, dan 25 cm x 25 cm). Kalkulasi dosis dilakukan dengan perangkat lunak Matlab R2009b. PDD hasil perhitungan didapati memiliki diskrepansi rata-rata total 23,19% terhadap PDD hasil pengukuran. Hasil juga menunjukkan bahwa kalkulasi Fermi-Eyges Hogstrom kurang sesuai dengan data pengukuran pada energi tinggi dan lapangan kecil (diskrepansi rata-rata tertinggi ditemukan pada lapangan 5 cm x 5 cm energi 21 MeV senilai 46,33%) dan sesuai pada energi tinggi dan lapangan besar (diskrepansi rata-rata terendah ditemukan pada lapangan 25 cm x 25 cm energi 21 MeV senilai 5,49%). One of the algorithms utilized on electron beam external radiotherapy planning is the Fermi-Eyges (Hogstrom model) formulation. Dose calculation results of Fermi-Eyges (Hogstrom model) formulation for five energy (6, 9, 15, 18, dan 21 MeV) and five field-size (5 cm x 5 cm, 10 cm x 10 cm, 15 cm x 15 cm, 20 cm x 20 cm, dan 25 cm x 25 cm) are compared with those of experimental results for the same parameter. Dose calculation is performed with Matlab R2009b software. The result showed that calculated PDD disagreed by averaged 23,19% with the experimental result on all energies and field-sizes at all depths. Also shown by the result that Fermi-Eyges Hogstrom calculation disagreed significantly with measurement on high-energy, small field-sized beams (greatest discrepancy was found at 21 MeV, 5 cm x 5 cm beam as great as 46,33% averaged at all depths) while agrees on high-energy, large field-sized beams (least discrepancy was found at 21 MeV, 25 cm x 25 cm beam as much as 5,49% averaged at all depths).
2011
S1639
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny
Abstrak :
Latar Belakang: Hingga saat ini belum pernah dilakukan studi untuk menganalisis parameter dosimetri diantara teknik Three Dimentional Conformal Radiotherapy (3D-CRT), Intensity Modulated Radiotherapy-Step and Shoot (IMRT-SS), IMRT-Helical Tomotherapy (HT) dan Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT) pada kanker prostat di Departemen Radioterapi RSUPN Cipto Mangunkusumo. Metode: Studi eksperimental eksploratorik dengan melakukan intervensi pada 10 data CT plan pasien kanker prostat yang diradiasi di Departemen Radioterapi RSUPN-CM. Dosis 78 Gy diberikan pada PTV dalam 39 fraksi. Hasil: rerata V75Gy rektum dan buli antara teknik 3D-CRT dengan tiga teknik lainnya, seluruhnya memperlihatkan perbedaan yang bermakna (p <0,05). Rerata V5Gy RVR antara teknik 3D-CRT vs VMAT dan HT, IMRT-SS vs HT dan VMAT vs HT bermakna secara statistik dengan nilai p<0,0001. Rerata durasi penyinaran paling tinggi didapatkan dengan teknik HT (rerata 4,70±0,84 menit). Kesimpulan: Angka V75Gy Rektum dan buli antara teknik 3D-CRT berbeda signifikan dibandingkan dengan tiga teknik lainnya. Teknik IMRT-SS menggunakan 5 arah sinar ko-planar mampu memberikan distribusi dosis yang baik terhadap PTV dan organ kritis meskipun tidak superior dibandingkan dengan teknik HT dan VMAT. Teknik HT memiliki konformitas yang lebih inferior dibandingkan dengan teknik VMAT. Durasi penyinaran terpendek dengan menggunakan teknik VMAT, berbeda signifikan dibandingkan dengan 3 teknik lainnya. Background: There is limited study comparing dosimetry parameters between four different techniques; Three Dimentional Conformal Radiotherapy (3D-CRT), Intensity Modulated Radiotherapy-Step and Shoot (IMRT-SS), IMRT-Helical Tomotherapy (HT) and Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT) in relation to prostate cancer in Radiotherapy Department RSUPN Cipto Mangunkusumo. Method: Experimental study with intervention on 10 prostate cancer patients' CT planning data. All the subjects underwent radiation in radiotherapy department RSUPN-CM. 78 Gy dose in 39 fractions was given for PTV. Results: The mean V75Gy rectum and bladder between 3D-CRT and the other three above mentioned techniques all showed significant results (p <0.05). V5Gy RVR between 3D-CRT vs VMAT and HT, IMRT-SS vs HT and VMAT vs HT is statistically significant (p <0.0001). The longest radiation time was done with HT (mean 4.70±0.84 minutes). Conclusion: V75Gy rectum and bladder between 3D-CRT is statistically significant compared with the other three techniques. Even though, it is not superior compared to HT and VMAT, IMRT-SS using 5 co-planar beams are able to provide good dose distribution for PTV and critical organs. HT have inferior conformity compared to VMAT. Shortest radiation time was done using VMAT (statistically significant compared to three other techniques).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library