Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
David Andi Wijaya
"Terlepas dari kemajuan teknologi di bidang kanker terutama radioterapi yang sudah dicapai, banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan radiosensitivitas sel kanker untuk meningkatkan rasio terapeutik dan mengatasi radioresistensi sel kanker. Pada telaah ini, kami mengevaluasi mekanisme antikanker ekstrak Annona muricata L. dan senyawa bioaktifnya seperti acetogenin annonaceous, annomuricin, annonacin, curcumin,
dll.; dan lebih jauh mengkorelasikan mekanisme zat tersebut dengan potensi untuk meningkatkan atau mengurangi radiosensitivitas sel kanker berdasarkan pencarian literatur. Berbagai jalur telah dilaporkan dan berdasarkan bukti literatur bahwa kebanyakan dari mereka dapat meningkatkan radiosensitivitas, kami melihat Annona muricata L. memiliki potensi masa depan yang menjanjikan sebagai agen peningkat radiosensitivitas. Studi lanjutan diperlukan untuk mendapatkan bukti yang sahih.

Despite achieved technological advances in cancer treatment especially in radiotherapy,
many efforts are being made in improving cancer cells radiosensitivity to increase therapeutic ratio and overcome cancer cells radioresistance. In the present review, we evaluate the anticancer mechanism of Annona muricata L. extract (mainly leaves extract) and its bioactive compound such as annonaceous acetogenins, annomuricin, annonacin, curcumin, etc.; and further correlate them with the potential of the mechanism to increase or to reduce cancer cells radiosensitivity based on literature investigation. Various
pathways were reported and based on the literature evidence that most of them could lead to increased radiosensitivity, we see that Annona muricata L. has a future promising potential as a radiosensitizer agent. Further studies are needed to establish more valid
evidence.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Trisna Kumala Dewi
"Latar Belakang: Radioterapi adalah salah satu terapi kanker yang telah banyak digunakan untuk mengendalikan tumor secara lokal dan regional. Namun, tumor yang resisten terhadap radiasi dapat mengurangi efektivitas terapi. Radiosensitizer adalah agen penting untuk meningkatkan sensitivitas radiasi. Ulva lactuca (U. lactuca) adalah sejenis ganggang dan sudah terbukti memiliki efek antitumor. Diketahuinya jalur kerja U. lactuca mungkin memberikan pemahaman dasar terkait perannya sebagai radiosensitizer.
Metode: Telaah sistematis dilakukan melalui pencarian literatur pada beberapa database. Pedoman PRISMA digunakan untuk melaporkan hasil pencarian. Studi in vivo atau in vitro yang menganalisis efek U. lactuca pada kanker dimasukkan dalam penelitian ini. Telaah kritis dinilai menggunakan Systemic Review Centre for Laboratory animal Experimentation Risk of Bias (SYRCLE RoB) tool pada studi in vivo dan Science in Risk Assessment and Policy (SciRAP) pada studi in vitro.
Hasil: Tujuh artikel dimasukkan dalam telaah sistematis ini. Semua studi in vivo memiliki bias risiko rendah. Dua penelitian melaporkan bahwa U. lactuca memiliki efek antitumor (CEA, AFP, kadar bcl-2 menurun dan kadar p53 meningkat). Enam studi menunjukkan bahwa U. lactuca juga memiliki efek antioksidan (MDA, TNF alpha, kadar NO menurun, sementara TAC, MPO, SOD, CAT dan GR, GST, kadar GSH meningkat, dengan aktivitas pembersihan radikal). Lima penelitian menunjukkan bahwa U. lactuca memiliki aktivitas antikanker terhadap Caco-2 dan HT-29 CRC, MCF-7, Fem-x, HepG2, dan lini sel Hela.
Kesimpulan: Aktivitas radikal bebas, p53, dan caspase-8, 9 adalah jalur utama efek antitumor U. lactuca. Jalur ini mungkin mengungkap potensinya sebagai radiosensitizer, yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

Introduction: Radiotherapy is one of the main treatments for cancer. It had been widely used to control tumor locally and regionally. However, a radioresistant tumor might compromise efficacy of the therapy. Radiosensitizer is an important agent to improve radiation sensitivity. Ulva lactuca (U. lactuca) is a type of algae with known antitumor effects. Analysis of its molecular pathway might provide basic understanding of its role as radiosensitizer.
Method: A systematic review was conducted through literature searching on several databases. PRISMA guideline was used to present the results. In vivo or in vitro study which analyzed U. lactuca effects on cancer were included in this study. In vivo studies were critically appraised using Systemic Review Centre for Laboratory animal Experimentation Risk of Bias (SYRCLE RoB) tool and in vitro studies were critically appraised using Science in Risk Assessment and Policy (SciRAP).
Result: Seven articles were included in this systematic review. All in vivo studies had low risk bias. Two studies reported that U. lactuca had antitumor effect (CEA, AFP, decreased bcl-2 levels and increased p53 level). Six studies showed that U. lactuca also had antioxidant effect (MDA, TNF alpha, decreased NO levels, while TAC, MPO, SOD, CAT and GR, GST, increased GSH levels, with radical scavenging activity). Five studies showed that U. lactuca had anticancer activities against Caco-2 and HT-29 CRC, MCF-7, Fem-x, HepG2, and Hela cell lines.
Conclusion: Free radicals scavenging activity, p53, and caspase-8, 9 were the primary pathways of U. lactuca antitumor effects. These pathways might unravel its potential as radiosensitizer, which needs further analysis in future studies.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Radityamurti
"Latar Belakang: Vitamin D telah terbukti memiliki sifat anti kanker sebagai antioksidan, anti-proliferasi, dan diferensiasi sel. Khasiat vitamin D sebagai agen antikanker memicu peneliti untuk mencari tahu apakah vitamin D bermanfaat sebagai radiosensitizer. Berbagai penelitian telah dilakukan pada cell line dalam berbagai jenis kanker, tetapi manfaat vitamin D sebagai radiosensitizer masih kontroversial.
Tujuan: Manfaat vitamin D sebagai radiosensitizer masih kontroversial karena beberapa hasil studi yang tidak jelas. Ulasan ini bertujuan untuk menyelidiki pemanfaatan Vitamin D3 (Kalsitriol) sebagai radiosensitizer di berbagai lini sel melalui tinjauan literatur.
Bahan/Metode: Pencarian sistematis dari pangkalan data literatur medis yang tersedia dilakukan pada studi in vitro dengan Vitamin D sebagai radiosensitizer di semua jenis cell line. Sebanyak 11 studi in vitro dievaluasi.
Hasil: Sembilan studi dalam ulasan ini menunjukkan efek yang signifikan dari Vitamin D sebagai agen radiosensitizer dengan meningkatkan autofagi sitotoksik, meningkatkan apoptosis, menghambat kesintasan sel dan gen pemicu proliferasi sel dengan menghambat ReIB, dan menginduksi senesens. Dua penelitian lainnya menunjukkan tidak ada efek yang signifikan dalam mekanisme radiosensitisasi vitamin D karena kurangnya bukti dalam lingkungan in vitro.
Kesimpulan: Vitamin D memiliki sifat antikanker dan dapat digunakan sebagai radiosensitizer dengan berbagai mekanisme di berbagai cell line. Penelitian lebih lanjut terutama dalam pengaturan in vivo perlu dievaluasi.

Background: Vitamin D has been shown to have anti-cancer properties as antioxidants, anti-proliferative, and cell differentiation. The property of vitamin D as an anticancer agent triggers researchers to find out whether vitamin D is useful as a radiosensitizer. Multiple studies have been carried out on cell lines in various types of cancer, but the benefits of vitamin D as a radiosensitizer are still become controversial.
Purpose: The benefits of vitamin D as a radiosensitizer are still controversial due to some incoherent study results. This review aim to investigate the utilization of Vitamin D3 (Calcitriol) as radiosensitizer in various cell line through review of literature.
Materials/Methods: A systematic search of available medical literature databases was performed on in vitro studies with Vitamin D as radiosensitizer in all types of cell line. A total of 11 in vitro studies were evaluated.
Results: Nine studies in this review showed significant effect of Vitamin D as radiosensitizer agent by promoting cytotoxic autofagi, increasing apoptosis, inhibition of cell survival and proliferation promoting gene in ReIB inhibition, and inducing senescenes. The two remaining studies showed no significant effect in radiosensitizing mechanism of Vitamin D due to lack of evidence in vitro settings.
Conclusion: Vitamin D have anticancer property and can be used as radiosensitizer by imploring various mechanism pathways in various cell line. Further research especially in vivo setting need to be evaluated.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narisa Dewi Maulany Darwis
"Latar Belakang: Kemoradiasi merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatan kesintasan sel. Diperlukan penelitian in-vitro untuk mengembangkan potensi-potensi agen kemoradiosensitiser tersebut, namun sayangnya tidak banyak laboratorium yang melakukan protokol uji radiosensitivitas sel di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini ditujukan untuk membangun protokol clonogenic assay agar radiosensitivitas dan efek radiosensitiser dapat diukur dengan baik. Metode: Lini sel yang digunakan adalah MCF-7 adenokarsinoma payudara dan HeLa yang merupakan adenokarsinoma cervix uteri. Linear accelerator digunakan sebagai cell irradiator. Clonogenic assay digunakan untuk menilai radiosensitivitas sel MCF-7 dan HeLa serta mengexplorasi efek cisplatin sebagai radiosensitiser pada dua sel tersebut. Radiosensitivitas sel akan dipresentasikan pada kurva quadratic linear. Hasil: Didapatkan bahwa Radiosensitivitas sel MCF-7 dan HeLa didapatkan dengan α/β ratio 4.56 dan 4.94. IC50 cisplatin pada Hela adalah 10.4 uM dan MCF-7 adalah 250nM. Cisplatin memiliki potensi sebagai radiosensitiser pada lini sel kanker payudara dengan SER-D10 dan SER-D50 1.83 dan 2.87 pada dosis 50nM, serta SER-D10 dan SER-D50 2.23 dan 3.31 pada dosis 100nM. Kesimpulan: Protokol colony assay dapat dimanfaatkan untuk menentukan kesintasan sel terhadap radiasi, kemoterapi, dan kemoradiasi. Cisplatin memiliki potensi sebagai radiosensitizer terhadap sel MCF-7, yang merupakan lini sel adenokarsinoma payudara.

Background: Chemoradiation is a therapeutic approach aimed at improving treatment results. There is a lack of laboratories in Indonesia that conduct cell radiosensitivity testing protocols, which hinders the development of potential chemo-radiosensitizer agents through in-vitro research. Methods: The purpose of this research is to develop a clonogenic assay protocol in order to accurately measure radiosensitivity and the impact of the radiosensitivity. We use MCF-7, a breast adenocarcinoma cell line, and HeLa, a cervical cervix adenocarcinoma cell line. The study uses a linear accelerator as a device to irradiate cells. We explore the radiosensitivity of MCF-7 and HeLa cells and investigates the impact of cisplatin, a radiosensitizer, on these two cell types. Clonogenic assays are employed to assess the in-vitro susceptibility of cells to radiation, chemotherapy, and chemoradiation. The cell's radiosensitivity to these three interventions will be presented in a quadratic linear curve. Results: The radiosensitivity of MCF-7 and HeLa cells was determined to have an α/β ratio of 4.56 and 4.94, respectively. The IC50 of cisplatin in Hela cells is 10.4 μM, while in MCF-7 cells it is 250nM. Cisplatin demonstrates potential as a radiosensitizer on the breast cancer cell line, with SER-D10 and SER-D50 values of 1.83 and 2.87 at a dose of 50nM, and SER-D10 and SER-D50 values of 2.23 and 3.31 at a dose of 100nM. Conclusion: the colony assay protocol is a reliable method for assessing cell sensitivity to radiation, chemotherapy, and chemoradiation. Cisplatin exhibits potential as a radiosensitizer against MCF-7 cells, a specific type of breast adenocarcinoma cells."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library