Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Caecilia Windiyaningsih
"Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam upaya pemberantasan rabies pada manusia, tetapi masih belum berhasil menurunkan kasus rabies pada manusia menjadi nol. Selain itu kasus gigitan hewan penular rabies masih tinggi yaitu 330 kasus. Kecamatan tertular rabies ada tiga kecamatan adalah Kecamatan Pengalengan, BaIeendah, dan Bojongsoang. Belum disusun perencanaan strategi pemberantasan rabies pada manusia tahun 1999 -2004. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung perlu membuat perencanaan strategi pemberantasan rabies pada manusia untuk tahun 2000.
Rancangan penelitian adalah riset operasional atau terapan dengan analisa kualitatif dan kuantitatif untuk mendeskripsikan hasil kesepakatan dan analisa perencanaan strategi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.
Dari analisa faktor eksternal dan internal Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :
Analisa faktor eksternal nilainya 2,78 yang artinya adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung sudah memanfaatkan peluang tetapi belum optimal dan masih banyak faktor ancaman dalam pemberantasan rabies pada manusia. Analisa faktor internal nilainya 2,23 yang artinya adalah organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung masih lemah dalam melaksanakan pemberantasan rabies pada manusia. Menurut analisa faktor internal dan eksternal Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung terletak pada posisi sel V yang artinya adalah pada posisi Hold dan Maintain. Strategi yang hams dilakukan adalah market penetration dan product development.
Menurut analisa SWOT untuk strategi Market Penetration dan Product Development adalah sebagai berikut:
Strategy Market Penetration terdiri dari faktor kekuatan, kelemahan , peluang, dan ancaman adalah sebagai berikut:
Faktor Kekuatan yang harus dimanfaatkan secara optimal adalah sbb :
Desiminasi informasi dan Kemitraan dengan Biofarma, Dinas Kesehatan dan Kanwil Depkes Propinsi dan Dinas Peternakan Kabupaten Bandung.
Faktor Kelemahan yang hares dihiiangkanl diminimalisasikan adalah sebagai Belum adanya nisi, misi,dan tujuan yang jelas dalam pemberantasan rabies pada manusia serta koordinasi lintas program I lintas sektor terkait belum mantap. Faktor Peluang yang hams lebih dimanfaatkan adalah sebagai berikut : Meningkatkan program dengan lintas sektor terkait, penyuluhan kepada masyarakat, Optimalisasi Political Will dari Pengambil Keputusan Pemerintah Daerah I Dinas Peternakan Kabupaten Bandung.
Faktor Ancaman yang hams diminimalisasikan :
Dukungan politis dari lintas program I lintas sektor terkait kurang
Strategy Product Development :
Faktor Kekuatan yang hams ditingkatkan adalah sebagai berikut :
Sumber daya manusia jumlah cukup dan kinerja bagus.
Faktor kelemahan
Belum menunjuk "Rabies Center", SOP pemberantasan rabies pada manusia kurang diimplementasikan, koordinas lintas program kurang
Faktor peluang :
Penelitian tentang rabies pada manusia, pelatihan petugas, dan adanya kebijaksanaan Desentralisasi! Otonomi Daerah segera harus dilaksanakan.
Ancaman :
Kerjasama Lintas Sektor Terkait kurang memadai.
Bentut Perencanaan Strategi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Untuk tahun 1999 -- 2004 adalah sebagai berikut :
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung adalah bebas rabies pads manusia pada pertengahan tahun 2000.
Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung adalah melakukan koordinasi dengan lintas program terkait dan lintas sektor terkait dengan mengadakan penjadwalan kegiatan bebas rabies pada manusia pada pertengahan tahun 2000.
Tuj uan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung adalah :
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM terkait dalam pengendalian program rabies pada manusia.
Nilai market penetration berdasarkan Quantitative Strategic Planning Matrix untuk tahun 1999 -- 2004 sesuai dengan kesepakatan para pengambil keputusan di Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung nilai Market Penetration adalah 3,62 . Kegiatan utamanya desiminasi informasi tentang pemberantasan rabies pada manusia, Kemitraan dengan Biofarma, Dinas dan Kantor Wilayah Kesehatan Propinsi serta Dinas Peternakan Kabupaten Bandung, dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penanganan kasus gigitan hewan penular rabies. Nilai Product development 2,80, kegiatan utamanya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia dalam pemberantasan rabies pada manusia, menunjuk "Rabies Center" dan mengimplementasikan SOP pemberantasan rabies pada manusia.
Saran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :
- Sumber daya manusia di Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung pengetahuan dan
ketrampilan dalam pengendalian rabies perlu ditingkatkan melalui pelatihan ,
pertemuan lintas program dan lintas sektor terkait, serta tukar- menukar informasi
melalui segala media.
- Kebijaksanaan , pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis pengendalain rabies pada manusia perlu diimplementasikan secara optimal.
- Segera menunjuk Puskesmas ! Rumah Sakit sebagai "Rabies Center" serta melengkapi tenaga yang terampil dalam penanganan kasus gigitan , peralatan dan obat untuk kasus gigitan hewan penular rabies.
- Desiminasi informasi tentang pengendalian rabies pada manusia kepada lintas program dan lintas sektor terkait.
- Diadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang penanganan luka apabila digigit anjing dan tata cara memelihara anjing yang benar .
- Melakukan penelitian tentang faktor -faktor yang beperan terhadap tingginya kasus gigitan oleh anjing liar.

Bandung District of Health Services has carried out of some other activities on human rabies control programme, but at present human rabies still there and number of animal bite by stray dog is high that is 330 cases. The sub District has rabies infected such as : Pengalengan, Baleendah, and Bojongsoang Sub Districts. According above problem, researcher would to design of strategic planning for human rabies eradication.
The design of research use Qualitative and Quantitative to discrption of agreement from the analysis of planning strategic from Bandung District of Health Services. The value of external factors is 2,78, it's mean Bandung District of Health Services has applied of opportunity, but they have some threats to rabies control programme. The value of internal factors is 2.23, it's mean Bandung District of Health Services not strong , because there are some weakness to rabies control programme. The position of Internal - external Matrix is 5 sel , that is mean Bandung District of Health Services Hold and Maintain position and will be succes must use strategic Market Penetration and Product Development.
The Strategic of Market Penetration base on SWOT analysis as follows : Market Penetration Strategic :
Strength Factors :
Desimination of information of human control programme and patnership with Biofarma, Provincial Health Services and Regional Office of Health in Prance also Bandung District of Livestock Services.
Weakness Factors :
Vision, Mission, and Goal not clearence yet about human rabies control programme and cooperation with others program me and others sector that concerned to rabies eradication programme not available yet.
Opportunity Factors :
To improve the human rabies control programme with other sector that concerned to rabies eradication programme, health education to community about tackling of animal bite case and optimalization of political will to decision makers.
Threat Factors :
Cooperation with others sector that concerned to rabies eradication not available yet.
Product Development :
Strength Factors :
Human Resources is avaible.
Weakness Factors :
"Rabies Center not determined yet and coordination with others programme not available yet.
Opportunity Factors :
To propose of research animal bite cases by stray dog, training to health officer for human rabies control programme, and there is desentralization 1 otonomy.
Threat factors:
Cooperation with others sector that concerned to rabies eradication not available yet.
The design of strategy planning to eradication human rabies by Bandung District of Health Services in 1999-2004 as follows :
Vission : human rabies eradication in middle 2000 year.
Mission : coordination with other sectors programme and sector that concerned to human rabies eradication activities in 1999-2004 years.
Goal : to improve knowledge and skill of human resources that concerned of human rabies control program.
The value of number quantitative strategic planning by market penetration to 1999 - 2004 is 3.62, and the main of activities as follows : desimination information about human rabies control programme,patnership with Biofarma, Provincial of Health Services and Regional Office of Health also Bandung District of Livestock Services, health education to community about to tackling of animal bite case.
The value of number quantitative strategic planning by product development to 1999-2004 is 2.80, and the main of activities as follows : to improve of knowledge and skill of human resources that concerned of human rabies control programme and to determined of "Rabies Center" also to optimalized of SOP.
The sugestion to Bandung District of Health Services for rabies control programme as follows :
- To improve quality and frequention of the resource person at Bandung District of Health Services of the human rabies control programme.
- To apply of the rabies policy, operational and technical guidelines of human rabies control programme.
- To determined of "Rabies Center" as soon as possible from Health Center/Hospital is strategy location in rabies endemic areas , and Equipment also Human Rabies Vaccine must available.
- Desimination about vision,mission, and goal of other sectors that concerned of rabies control programme.
- To improve quality and frequention of health education to community about case management of animal bite case and to care of animal (dog)
- To propose of animal bite case research by stray dog."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"D1 Indonesia. Rab1es masih dianggap sebaga1 penyaklt zoonosis yang palmg umum. Hal mi bukan karena JUmla/J kasus kemallan tetap1 jumlah kasus manus1a yang digig1t oleh hewan yang tennfeks1 virus rabies a tau yang d1cunga1. Sebag1an besar kasus rabies manusia yang disebabkan oleh gigitan anjing, selain g1g1tan kucing dan kera. Jika rab1es dapat d1h1/angkan dan anjlng, rabies pada kucmg dan kera juga bisa dihilangkan sebagai rabies spontan di dua binatang langka Rabies d1sebabkan oleh v1rus RNA dari spesies Rhabdovmdae, dan menyerang sistem saraf pusat. Hal ini /Jampir selalu fatal }ika profilaks1s pasca paparan tidak d1berikan sebelum timbulnya ge]ala parah pada orang tidak divaksinasi. Diagnosis didasarkan pada se)arah kontak dekat dengan air liur yang terinfeks1 (melalui g1gitan atau goresan) dan pengembangan tanda-tanda dan ge)ala Geja/a tahap awal adalah demam, malaise, diikut1 oleh agitas1. perilaku nonnal, kecemasan halusmas1 meluas ke de/mum, hipersal1vas1, penyakit anjing gila, aerophobia, gejala neuro/ogis seperli kejang fanng, kelumpuhan. keJang. dan akhimya kematian U)llaboratorium untuk mendeteksi virus rabies dalam air liur dapat dilakukan oleh Reverse transknps1 dukuli oleh Polymerase Chain Reaction (RTIPCR) dan iso/asi v1rus dalam kultur jaringan. Biopsi kulit akar ram but d1 tengkuk dipe1 iksa untuk antigen rabies di saraf kulit di dasar folikel ram but o/eh immunofluoresence pewamaan. Perlakuan setelah terkena adalah pembersihan lesi, pemilahan intradennal anti-rabies imunisasi untuk mempercepat respons imun. anti-rab1es serum, menghentikan proses infeksi, intravena ribavirin, dan interferon a/fa intraventricular, konsentrasi tingg1 pada mfus ketamm untuk menghambat replikasi virus rabies. Akhimya, vaksinasi adalah pencegahan terba1k"
610 BULHSR 13:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Ika Budi Setyowati
"ABSTRAK
Penyakit zoonosis telah menjadi ancaman global, salah satunya adalah rabies. 150 negara di dunia terjangkit rabies dan 55.000 orang meninggal setiap tahunnya. Case Fatality Rate CFR rabies sebesar 100 dan belum terdapat obat yang efektif untuk menyembuhkan rabies. Di Indonesia, terdapat 25 provinsi endemis rabies. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui korelasi antara faktor agen, pejamu dan lingkungan dengan prevalensi rabies di Indonesia Tahun 2015. Desain studi yang digunakan adalah korelasi dengan uji statistik regresi linier sederhana serta unit analisisnya adalah Provinsi. Terdapat korelasi antara spesimen positif r=0,606, Pvalue=0,003 , tingkat partisipasi angkatan kerja r=0,435, Pvalue=0,004 , dan cakupan vaksin anti rabies r= -0,567 , Pvalue=0,041 dengan prevalensi rabies. Perlu penelitian lebih lanjut pada tingkat yang lebih kecil dengan variabel yang bervariasi.

ABSTRACT
Zoonotic diseases has become global threats, one of which is rabies. 150 countries around the world contracted rabies and 55,000 people died every year. case fatality rate CFR of rabies is 100 and there is not yet an effective medicine to cure rabies. In Indonesia, there are 25 provinces of contracting rabies. The purpose of this research is to know the correlation between the factors of the agent, host, and environment with rabies prevelency in Indonesia by 2015.the study design used is correlation with simple linear regression statistical tests and analysis unit was provincial. There is a correlation between a positive specimens r 0,606, pvalue 0,0003 . labour force participation rate 9r 0,435, pvalue 0,004 and coverage of rabies vaccine 9r 0,567, pvalue 0,041 with rabies prevelensi. Needs to be more research on a smaller level with variables that varied."
2017
S69691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library