Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Retno Dewati
"Pati ganyong berasal dari rimpang tanaman ganyong ( Canna edulis. Ker.) yang dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Namun, pati ganyong masih memiliki sifat yang kurang menguntungkan. Pada penelitian ini telah dilakukan pencampuran pati ganyong dengan asam oleat untuk mendapatkan eksipien dengan karakteristik pati ganyong yang lebih baik. Proses pencampuran diawali dengan melarutkan asam oleat 4% dan 9% dalam etanol 96% kemudian dicampur dengan pati ganyong. Hasil pencampuran dimasukkan dalam oven dengan suhu 50°C selama 6 jam, menghasilkan pati yang disebut pati ganyong oleat (PGO). Selanjutnya pati ganyong yang dicampur asam oleat diuji karakteristik fisika (densitas bulk, higroskopisitas), karakteristik kimia (derajat substitusi), karakteristik fungsional (viskositas dan kekuatan gel).
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan viskositas dan higroskopisitas namun terjadi penurunan kekuatan gel. PGO 9% memiliki derajat substitusi yang lebih baik dari PGO 4%. Hasil penelitian menunjukkan pati ganyong yang dicampur asam oleat dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi seperti untuk pengental dan disintegran.
Queensland arrowroot starch is obtained from Queensland arrowroot rhizomes, it could be used as a pharmaceutical excipient. However, Queensland arrowroot starch as an excipient still has unbeneficial properties. The study about Queensland arrowroot mixing with oleic acid had been done to reach better characteristic of this excipient. This proccess was started from oleic acid 4% and 9% dissolved in ethanol 96% then mixed with Queensland arrowroot and heated at the temperature of 50°C dur ing 6 hours, resulting a modified starch called oleic arrowroot starch (OAS). The oleic arrowroot starch were characterized physically (bulk density, hygroscophicity), chemically (degree of substitution) and functionally (compressibility, gel strength).The results showed that the viscocity and hygroscopicity were increased but the gel strength was decreased. OAS 4% and OAS 9% have better degree of substitution than SO 4% .The study showed that OAS can be applied as the pharmacy excipient such as thickening agent and desintregrant."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
14-21-022035342
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Purnama Fajri
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat dan menganalisis pengaruh pati ganyong terpregelatinasi terhadap laju larut ketoprofen. Proses pregelatinasi pati ganyong dilakukan pada suhu 55°C, 65°C, dan 75°C dengan menggunakan double drum drier. Formulasi tablet dibuat sebanyak empat formula menggunakan metode cetak langsung dengan avicel pH 102, SSG, aerosil, talk dan Mg Stearat sebagai bahan tambahan. Uji laju larut tablet dilakukan menggunakan alat tipe 2 dalam medium dapar fosfat pH 7,2 dengan volume 900 ml dan kecepatan putaran 50 rpm. Hasil uji laju larut menunjukan pada menit ke 10 tablet yang menggunakan pati ganyong terpregelatinasi sebagai pengisi (formula A, B, C) mempunyai laju larut yang lebih tinggi dibandingkan dengan tablet yang menggunakan pati ganyong yang belum terpregelatinasi (formula D). Pati ganyong terpregelatinasi suhu 55°C (formula A) memiliki laju larut yang lebih tinggi dibandingkan dengan pati ganyong terpregelatinasi suhu 65 0C dan 75°C (formula B dan C).
It has been done a research to know and analysis the influence of pregelatinized Queensland arrowroot starch to ketoprofen dissolution rate in tablet. Pregelatinized process were doing at temperature 55°C, 65°C and 75°C using double drum drier. Tablet formulation were made in 4 formula using direct compression method with avicel pH 102, sodium starch glycolate, aerosil, talk and magnesium stearate as excipient. Dissolution testing using aparatus 2 method in 900 ml medium buffer phospate pH 7,2 and 50 rpm. In first 10 minute tablet with pregelatinized queensland arrowroot starch (formula A, B, and C) have higher disolution rate than tablet with native queensland arrowroot starch (formula D). Besides that pregelatinized queensland arrowroot starch using temperature 55°C (formula A) showed higher dissolution rate compare to pregelatinized at 65°C and 65°C (formula B and C)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32985
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library