Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yona Wia Sartika Sari
Abstrak :
Secara global, populasi lansia terus bertambah seiring dengan kemajuan sektor kesehatan, yang ditandai dengan peningkatan harapan hidup dan angka kematian yang lebih rendah. Peningkatan jumlah lansia di Indonesia berlangsung dalam kurun waktu sekitar 50 tahun pada 1971-2021. Pada tahun 2021, proporsi lansia mencapai 10,82 persen, artinya Indonesia dapat dikatakan negara dengan struktur penduduk tua (ageing population). Diproyeksikan pada tahun 2045, persentase lansia Indonesia diperkirakan akan mencapai hampir seperlima dari seluruh penduduk Indonesia atau sekitar 19,9 persen. Sehingga diperlukan perhatian terhadap upaya peningkatan kualitas hidup lansia. Jumlah usia lanjut di Kecamatan Gandus sebanyak 4.979 jiwa dengan cakupan pelayanan usia lanjut sebesar 40,3% pada tahun 2021. Penurunan kondisi fisik dan mental penduduk lansia seiring dengan bertambahnya umur, mengakibatkan para lansia sangat rawan terhadap gangguan berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mekanisme coping dengan kualitas hidup lansia setelah dikontrol variabel konfounding usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status tinggal bersama, dan status pernikahan. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Gandus Kota Palembang April-Juni 2022. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional, pengambilan sampel yaitu simple random sampling, pengambilan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuisioner pada 110 responden lansia. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pada responden yang memiliki kualitas hidup baik, 75% menggunakan coping adaptif. Hasil regresi logistik menunjukkan hubungan bermakna antara mekanisme coping dengan kualitas hidup lansia setelah dikontrol variabel pendidikan dan pekerjaan (p value = 0,001, CI = 2,0 - 14,8). Penggunaan mekanisme coping adaptif merupakan faktor meningkatnya kualitas hidup, peningkatan kualitas hidup ini meningkat pada lansia yang berpendidikan tinggi dan memiliki pekerjaan. ......Globally, the elderly population continues to grow along with the progress of the health sector, which is characterized by increased life expectancy and lower mortality rates. The increase in the elderly population in Indonesia lasted for 50 years in 1971-2021. In 2021, the proportion of elderly reached 10.82 percent, it means that Indonesia is described as a country with an aging population structure. It is projected that in 2045, the percentage of Indonesia's elderly is expected to reach almost one-fifth of the entire population of Indonesia or about 19.9 percent. Therefore, it is necessary to pay attention to efforts to improve the quality of life in elderly. The elderly population in Gandus District is 4,979 people with the elderly service coverage of 40.3% in 2021. The decline in the physical and mental condition of the elderly population along with increasing age, makes the elderly very vulnerable to various diseases. This study aims to determine the relationship between coping mechanisms and the quality of life in elderly after controlling for the confounding variables of age, gender, education, occupation, cohabitation status, and marital status. This research was conducted in the Gandus District, Palembang City in April-June 2022. The study used a cross-sectional study design, sampling was simple random sampling, data collection was carried out through interviews using questionnaires on 110 elderly respondents. The results of this study found that respondents who have a good quality of life, 75% have used adaptive coping. The results of logistic regression showed a significant relationship between coping mechanisms and quality of life in elderly after being controlled by education and work variables (p value = 0.001, CI = 2.0 - 14.8). The use of adaptive coping mechanisms is a factor to improve the quality of life, the improvement of the quality of life will increase in elderly with higher education and having a job.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman
Abstrak :
Pandemi COVID-19 berdampak sangat luas, khususnya pada orang dengan HIV/AIDS sering mengalami stress dan cemas lantaran takut tertular COVID-19, yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama masa pandemi COVID-19. Metode penelitian ini adalah cross sectional, jumlah sampel sebanyak 133 orang diambil secara convenience sampling. Resiliensi diukur menggunakan kueosiner (CD-RISC-25), dukungan sosial (MSPSS) dan kualitas hidup menggunakan (WHOQoL-HIV-BREF). Dari hasil analisis Chi-Squaire bahwa resiliensi memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Demikian juga dukungan sosial memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Sedangkan dari hasil analisis regresi logistic berganda menunjukkan bahwa resiliensi menjadi variable dominan yang mempengaruhi kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS dengan nilai OR=59,533. Kesimpulan ada hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup, dan responden yang memiliki resiliensi tinggi memiliki kecenderungan 59,53 kali lebih tinggi memiliki kualitas hidup baik dibandingkan dengan responden yang memiliki resiliensi sedang dan rendah setelah dikontrol oleh status pernikahan, tingkat penghasilan dan lama didiagnosa HIV. ......During the COVID-19 pandemic the impact was very broad, including people with HIV/AIDS, eexperienced fear of contracting COVID-19. The aim of this study was to determine the relationship between resilience and social support with the quality of life among people living with HIV/AIDS (PLWH) during pandemic. Methods: This research was a cross sectional study, involved 133 respondents that took part in the survey. The resileience was measured by (CD-RISC-25) questionnaire, and the social support was measured by (MSPSS), while the quality of life was measured by (WHOQoL-HIV-BREF). Results: resilience has a significant relationship with quality of life with (p = 0.000 < = 0.05). Likewise, social support has a significant relationship with quality of life (p = 0.000 < = 0.05). Multiple logistic regression analysis show that resilience is the dominant variable that affected the quality of life in people with HIV/AIDS with OR=59,533. The conclusion : resilience and social support with quality of life, and respondents who have high resilience have a 59.53 times higher tendency to have a good quality of life compared to respondents who have moderate and low resilience after being controlled by marital status, income status and duration of HIV diagnosis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Rosvitha Amanda Dewi
Abstrak :
Kriminalitas merupakan masalah sosial yang jumlahnya meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Konsekuensi akibat melakukan tindak pidana adalah dimasukkan ke dalam lembaga pemasyarakatan. Lingkungan lembaga pemasyarakatan berpotensi menimbulkan gangguan kejiwaan dan berpengaruh terhadap kualitas hidup narapidana, terutama narapidana wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gangguan jiwa pada narapidana wanita dan hubungannya dengan masing-masing domain kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan memanfaatkan kuesioner MINI ICD-10 untuk mendiagnosis gangguan jiwa serta kuesioner WHOQOL-BREF untuk skoring kualitas hidup. Dilakukan dari Agustus-Oktober 2015 di Rumah Tahanan Wanita Kelas IIA Jakarta Timur. Data dianalisis dengan menggunakan Pearson Chi-square. Dari 104 responden, 61 diantaranya memiliki gangguan jiwa dengan gangguan jiwa terbanyak adalah episode psikotik berulang. Dari 61 responden dengan gangguan jiwa, 39 orang memiliki kualitas hidup buruk pada domain kesehatan fisik (p=0,90). Pada domain psikologis, 30 dari 61 responden memiliki kualitas hidup buruk(p=0,50). Pada domain hubungan sosial, 43 dari 61 responden memiliki kualitas hidup buruk serta pada domain lingkungan(p=0,47), 43 dari 61 responden memiliki kualitas hidup buruk (p=0,56). Berdasarkan uji hipotesis tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara gangguan jiwa dengan kualitas hidup pada narapidana wanita. Ketiadaan makna tersebut dapat disebabkan oleh adanya ketidaksadaran responden terhadap gangguan jiwa yang diderita, ketersediaan fasilitas, dan perbedaan respon adaptasi. Walaupun demikian, sebagian besar narapidana wanita memiliki kualitas hidup yang buruk. ......Criminality is a social problem, which keep increasing after years in Indonesia. The consequence for committing a criminal action is imprisoned. Being held in prison can be a burden for offenders especially the female offenders, thus it led to mental illness. Mental illness can affect many aspects in life, in other words, individual's quality of life. Based on those facts, this research aim to get the relationship between mental illness and four domains of quality of life. This research has cross-sectional design which all the data was collected using two main questionnaires, MINI ICD-10 to diagnose the mental illness and WHOQOL-BREF for quality of life scoring. This study was conducted from August 2015-October 2015 in Rumah Tahanan Wanita Kelas IIA East Jakarta. Data were analyzed using Pearson Chi-square. The result showed that from 61 from 104 respondents have mental illnesses. In related with quality of life, 39 from 61 respondents with mental illnesses have poor quality of life in physical domain (p=0,90); 30 from 61 respondents with mental illnesses have poor quality of life in psychological domain (p=0,50); 43 from 61 respondents with mental illnesses have poor quality of life (p=0,47) in social relationship domain; 43 from 61 respondents with mental illnesses have poor quality of life (p=0,56) in environment domain. Based on hypothetical testing, it is found that there?s no association between mental illness and quality of life among women prisoners. This result could be affected by awareness about their mental illness, jail's facility, and adaptation response. Despite of that, most of respondents have poor quality of life.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meksi Paldo Rerung
Abstrak :
Poulasi perempuan menopause di Indonesia akan diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2025, menopause sebagai suatu kondisi yang normal memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi menopause. Menopause memiliki dampak pada beberapa aspek seperti fisik, mental, sosial dan ekonomi dan Kualitas hidup. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparasi dengan membandingkan kualitas hidup kelompok perempuan menopause Bekerja dan IRT. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 128 orang dengan menggunakan instrumen Utian Quality of Life (UQOL), analisis hasil data responden menggunakan uji t independen untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kualitas hidup pada perempuan menopause bekerja dan IRT . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor rerata pada masing-masing aspek QOL adalah aspek pekerjaan 23.86, kesehatan fisik 25.17, emosional 20.04, dan seksual 9.08 hasil temuan ini menunjukkan skor pada masing-masing aspek kelompok bekerja berada di atas rerata sedangkan pada kelompok IRT berada di bawah skor rerata. Skor total QOL perempuan bekerja adalah 84.54 sedangkan pada kelompok IRT adalah 67.20. analisis uji t independen ditemukan nilai signifikansi pada aspek dan total QoL 0.00 atau < 0.05 menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok sampel. Berdasarkan hasil temuan pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup perempuan menopause bekerja dan IRT, di mana kualitas hidup perempuan menopause bekerja lebih baik daripada kualitas hidup perempuan menopause IRT. ......The population of menopausal women in Indonesia is expected to increase in 2025, menopause as a normal condition has several factors that can affect menopause. Menopause has an impact on several aspects such as physical, mental, social and economic and quality of life. The research method used in this study is a comparative method by comparing the quality of life of a group of working menopausal women and housewifes. The number of respondents in this study was 128 people using the Utian Quality of Life (UQOL) instrument. The analysis of the results of the respondent's data used an independent t test to determine whether there were differences in the quality of life of working menopausal women and housewifes. The results of this study indicate that the average score for each aspect of QOL is 23.86 for work, 25.17 for physical health, 20.04 for emotional, and 9.08 for sexuality. below the mean score. The total QOL score for working women was 84.54 while in the housewifes group it was 67.20. independent t-test analysis found a significance value in the aspect and total QoL 0.00 or <0.05 indicating there was a significant difference in the two sample groups. Based on the findings in this study, it can be concluded that there are differences in the quality of life of working menopausal women and housewives, where the quality of life of working menopausal women is better than the quality of life of menopausal women of housewifes.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library