Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadang Irawan
Abstrak :
Alasan utama mengapa prakarsa manajemen mutu adalah akibat kurangnya fokus pada faktor-faktor sukses kritis (critical success factors) yang sangat penting untuk mencapai sasaran bisnis. Faktor sukses kritis ini merupakan hal pokok, dan proses kunci yang memberi dampak padanya harus merupakan fokus perhatian manajemen. Dimensi-dimensi penilaian yang diukur dalam kuesioner ini menggunakan konsep penilaian mutu yang dikembangkan oleh Malcolm Baldridge, tujuh dimensi mutu: kepemimpinan,informasi dan analisis, perencanaan strategis, pemanfaatan sumber daya manusia, jaminan mutu, hasil, dan kepuasan pelanggan. Analisis Differential Item Functioning (DIF) digunakan untuk perbedaan secara konsisten diantara respons item-item pada survei diantara pegawai dengan lokasi berbeda, pegawai kantor pusat dan pegawai kantor wilayah PT PN. Dalam proses deteksi Differentia/ Item Functioning (DIF) menggunakan BLDG-MG, terdapat 12 item (1-PL=1O item;2-PL=10 item; dengan 8 item berada pada kedua PL tersebut) yang mengandung bias dan memberikan petunjuk bagi manajemen adanya perbedaan respons penilaian manajemen mutu antara pegawai kantor pusat dan pegawai kantor wilayah. DIF pada 12 item tersebut dapat menjadi arahan untuk melakukan penetapan prioritas program dalam rangka meniadakan perbadaan tersebut yang mungkin muncul karena perbedaan sosialisasi, akurasi pemahaman pertanyaan atau proses belajar, meskipun responden yang dipilih memiliki kualifikasi yang sama.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Uli Artha Br
Abstrak :
Product Quality Review (PQR) merupakan salah satu penerapan aspek manajemen mutu yang diatur dalam CPOB. Oleh karena itu perlu dilakukan secara berkala terhadap semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan, produk, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap produk XXX pada periode review 2021 dan mengetahui rekomendasi yang diperlukan produk XXX untuk periode review berikutnya. Pembuatan PQR dilakukan dengan membuat trend data berdasarkan data harian, laporan hasil uji diluar spesifikasi dan membuat laporan PQR sesuai jadwal yang telah ditetapkan, kemudian diperiksa oleh kepala departemen QA, QC, Produksi, R&D, Registrasi, CMD, serta kepala departemen lain yang terkait, selanjutkan dimintakan persetujuan dari head of manufacturer. Hasil review menunjukkan produk XXX pada periode review 2021 telah menggunakan bahan awal yang sudah diperiksa dan disetujui oleh bagian Quality Control, memenuhi spesifikasi proses dan produk yang telah ditetapkan, dan telah dilakukan validasi proses, validasi metode, kualifikasi alat dan utilitas dan rekomendasi yang diperlukan produk XXX untuk periode review berikutnya yaitu melengkapi data secara digital. ......Product Quality Review (PQR) is an implementation of quality management aspects regulated in CPOB. Therefore it is necessary to carry out periodic inspections of all registered drugs, including export products, with the aim of proving process consistency, suitability of product and material specifications, to see trends and identify necessary improvements for products and processes. This study aims to conduct a review of XXX products in the 2021 review period and find out the recommendations needed for XXX products for the next review period. Making PQR is done by making trend data based on daily data, reporting out-of-spec test results and making PQR reports according to a predetermined schedule, then being checked by the heads of the QA, QC, Production, R&D, Registration, CMD departments, and heads of other related departments, then seek approval from the head of manufacturer. The results of the review show that XXX products in the 2021 review period have used starting materials that have been checked and approved by the Quality Control section, meet predetermined process and product specifications, and have carried out process validation, method validation, tool and utility qualifications and recommendations needed for the product XXX for the next review period, namely completing data digitally.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hadi HS
Abstrak :
ABSTRAK
Mutu produk baik industri jasa maupun industri manufaktur merupakan salah satu kriteria pengukuran kinerja suatu industri tersebut. Dalam era industrialisasi, pengendalian mutu menjadi semakin penting, terutama setelah adanya kebijakan dan banyaknya seminar-seminar tentang Gugus Kendali Mutu dan Pengendalian Mutu Terpadu yang makin digalakkan oleh pemerintah akhir-akhir ini.

Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Pengendalian mutu terpadu (PMT) adalah sistem manajemen yang mengikut sertakan seluruh karyawan pada suatu perusahaan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Dengan segala kegiatan yang dilakukan di perusahaan diarahkan untuk kepuasan pelanggan.

Pada kesempatan peresmian kerja sama GKM?PMT antar BUMN Departemen Pekerjaan Umum yang diselenggarakan pada tanggal 29 November 1990, PT Jasa Marga (Persero) menampilkan sebuah Gugus Kendali Mutu dengan tema : Pelayanan Gardu Cepat. Hasil GKM tersebut kini telah diterapkan pada Cabang-Cabang yang volume lalu lintasnya besar diseluruh Indonesia.

PT Jasa Marga (Persero) yang bergerak dibidang Industri Jasa dan bukan industri manufaktur, maka penerapan GKM dan PMT dirasakan kurang lancar seperti apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh salah satu kekhasan sektor jasa itu sendiri yaitu mutu jasa sangat dipengaruhi faktor kemanusiaan, maka erat kaitannya dengan tingkah laku individu pemberi jasa tersebut.

Gugus Kendall Mutu dan Pengendalian Mutu Terpadu menuntut ide?ide yang baru tanpa henti-hentinya dan kreativitas yang timbul dari tenaga keria di bagian operasionial. Pada sisi lain sistem Merit merupakan salah satu alat untuk menimbulkan dan mendorong motivasi kerja pegawai dalam bentuk pemberian irnbal jasa sesuai dengan prestasi yang dikorelasikan dengan performansi pegawai ybs. Jadi dengan Sistem Merit yang sesuai, akan mendorong kreativitas dan membantu menemukan ide?ide yang baru tanpa henti?hentinya.

Upaya perusahaan dalam melaksanakan sistem merit pada tahun 1991 secara sederhana dengan mengaitkan besarnya tunjangan (transport dan uang makan) dengan jumlah kehadiran pegawai ybs, membuahkan hasil yang positif, sehingga pada tahun 1992 sistim ini akan diimplementasjkan secara penuh, dengan harapan ikiim kenia yang sehat, dinamis dan kompetitip, ?reward and punishment? secara efektif dapat dilaksanakan guna menunjang manajemen perusahaan secara lebih profesional.

Sebagai konsekwensi sistim ini akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dan produktivitas, Juga akan mendorong profesionalisme pegawai khususnya pada level?level manajer menengah yang dalam pelaksanaan tugas?tugasnya memerlukan daya inovasi yang tinggi.

Keterlibatan sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam pengendalian mutu terpadu, dimana para karyawan tidak hanya bekerja secan fisik untuk berkarya, akan tetapi juga dituntut untuk menyumbangkan pemikirannya demi peningkatan dirinya sendiri dan perusahaan. Sejalan dengan misi perusahaan bahwa pemerataan pembangunan,fungsi perusahaan adalah mengembangkan, memelihara dan mengoperasikan jalan tol. Serta tujuan operasional perusahaan adalah pemupukan keuntungan, maka pola ?Training and Development? di PT Jasa Marga (Persero) ditekankan untuk mengatasi kebutuhan jangka pendek, sudah tepat yaitu memenuhi keterampilan yang diperlukan saat ini. Antisipasi kebutuhan keterampilan untuk masa depan melalui pengembangan karyawan dalam proses persiapan akhir? akhir ini.

Guna memformulasikan sistim merit yang akan diimplementasikan secara penuh dan dengan upaya terus menerus, Tim GKM-PMT yang telah dibentuk perusahaan berusaha keras dengan cara pendekatan dan menggalakkan GKM di Tingkat Operasional (Cabang?cabang) PT Jasa Marga (Persero) seluruh Indonesia, sehingga ?Sistem Merit? dan penerapan GKM-PMT PT Jasa Marga (Persero) seluruh Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 24?25 Pebruari 1992, dirasakan manfaatnya.

Pengalaman nyata tersebut menunjukkan bahwa peranan Sistem Merit bermanfaat dalam meningkatkan manajemen kualitas perusahaan dan sejalan dengan jiwa Sistem Merit yang Iebih menekankan pada kualitas kerja karyawan dibanding dengan kuantitas kerja.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Rachma Tresnasari
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam menghadapi tantangan global yang kompetitif, produk dan layanan yang berkualitas merupakan hal yang penting saat ini. Penurunan kualitas pada produk maupun pelayanan dapat mengakibatkan penurunan kepuasan pelanggan secara signifikan. Manajemen kualitas merupakan pendekatan yang sangat cocok untuk mengatasi kebutuhan dan permintaan saat ini terkait globalisasi dan internasionalisasi pendidikan. Maka, institusi pendidikan perlu untuk menerapkan prinsip manajemen kualitas dalam meningkatkan kualitasnya dan melakukan pengembangan secara berkelanjutan dalam menghadapi permasalahan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kesuksesan terkait implementasi manajemen kualitas terpadu pada institusi pendidikan. Principle Component Analysis dengan rotasi promax digunakan untuk mengekstraksi faktor-faktor terkait manajemen kualitas terpadu. Korelasi pada masing-masing faktor terhadap faktor lainnya diidentifikasi menggunakan korelasi Pearson dan koefisien Spearman. Pada penelitian ini, penggunaan metode Principle Component Analysis menghasilkan tujuh faktor kesuksesan, yaitu sistem manajemen, kepemimpinan, suasana sekolah, manajemen staf pengajar dan karyawan, kepuasan staf dan siswa, kualitas pelayanan antardepartemen, dan komunikasi. Analisis korelasi menggunakan korelasi Pearson dan koefisien Spearman menunjukkan nilai positif yang dihasilkan pada semua faktor menunjukkan adanya hubungan monotonic di antara faktor-faktor. Korelasi yang paling kuat terdapat pada faktor manajemen staf pengajar dan karyawan dengan kepuasan staf dan siswa dengan nilai 0,788 pada korelasi Pearson dan nilai dan 0,787 pada koefisien Spearman.
ABSTRACT
In order to deal with a competitive global challenge, qualified products and services are considered to become important matter nowadays. The decline of quality occurred in products or services may lead to a decreased level of customer satisfaction significantly. Quality management is the most suitable approach to cope with current needs and demands due to globalization and internationalization towards education. Hence, education institutions need to apply the principles of quality management to improve quality and perform continuous quality improvement in facing the current problems. This research aim to identify the critical success factors towards total quality management implementation in education institutions. Principle Component Analysis with promax rotation is used for extracting such factors related with total quality management. The correlation among each factors towards another was identified using Pearson's correlation and Spearman's coefficient. On this research, the use of Principle Component Analysis method resulted seven critical success factors which consist of management system, leadership, school climate, teaching staff and employee management, staff and student satisfaction, departmental service quality, dan communication. Correlation analysis using Pearson's correlation and Spearman's coefficient indicates positive values resulting from all factors that signifies monotonic relationship exist among factors. The strongest correlation occurred towards teaching staff and employee management and staff and student satisfaction, denoted with the score of 0.788 and 0.787 for Pearson's correlation and Spearman's coefficient, respectively.
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library