Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Esther Iriana
"Dalam mempersiapkan diri memasuki era globalisasi, dimana peluang dan tantangan begitu kompetitif, industri konstruksi khususnya kontraktor perlu turut mempersiapkan diri untuk dapat turut mengarnbil bagian dalam persaingan tersebut. Salah satu cara yang dituntut adalah standar sertifikasi manajemen mutu yang bersifat Internasional. Yaitu dengan memberlakukan sistem manajemen mutu ISO 9002. Sertifikasi ISO 9002 merupakan satu bagian dari ISO 9000 dari yang banyak digunakan pada kalangan industri konstruksi. Dengan sistem manajemen mutu ISO 9002 diharapakan dapat menghasilkan produk yang konsisten. Untuk itu peneliti mencoba untuk menganalisa lebih jauh hubungan yang terjadi antara pengalaman waktu pelaksanaan ISO 9002 terhadap kinerja proyek pada industri konstruksi di Indonesia. Untuk menunjang analisa yang akan dilakukan, penulis memilih PT. Waskita Karya yang telah memberlakukan sistem manajemen mutu ISO 9002 sejak tahun 1995, sebagai sumber informasi yang akan digunakan sebagai sampel penelitian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Sulistio
"ISO 9000 adalah syarat untuk memenangkan persaingan global. Implementasinya berbanding lurus dengan peningkatan kehandalan proses. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistim untuk meningkatkan kehandalan proses. Salah satu perangkat TQM untuk menganalisa kehandalan rnelalui metode statistika adalah Probabilitas Risk Assesment (PRA), dimana di dalamnya terdapat metode analisa induktif dengan alat bantu analisa Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Tujuannya adalah mencegah kegagalan produk akibat proses perakitan sebelum produk tersebut sampai ke pelanggan. Dengan analisa FMEA dapat ditentukan proses kritis pada perakitan yang menjadi penyebab kegagalan produk. Hasil dari analisa digunakan sebagai masukan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan proses.

ISO 9000 is a requirement for winning gloal competition. The implementation is equivalent with reability process improvement. Total Quality Management (TQM) is a system to improve process reability. One of TQM tool to analyze reability through statistical method is Probabilistic Risk Assesment (PRA), which have inductive analysis method tool analysis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). The purpose of FMEA is preventing product failure causes by assembly process before its reach through customer's hand. Using FMEA analysis it can be predict the critical process at assembly line that causes product failure. The result is use as input for company's process improvement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The fast development of science and technology and rapid change in this life has recently been an inevitable phenomenon. Education institution as open social institution regarded as agent of change is demanded to respond this change. The decree No. 20, 2003 about National Education System Section 50 article 3 concended that the central government and/or local government should conduct at least one education unit to all education levels ini which it is later projected to be education unit with international standard. One of the efforts to reach education with either national or international standard is by the implementation of quality management ISO. One of the characteristics of education institution with national standard is by the implementation of the principles of management ISO 9001:2000, while one of the characteristics of education institution with international standard is the implementation of management ISO 9001:2000. This article will deal with the implementation of management ISO 9001:2000 in education institution."
ELH 63:3 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fanshurullah Asa
"Memasuki Melinium ke tiga, pada hakekatnya adalah era penjelajahan kompetisi pada tingkat global pada hampir semua bidang kehidupan, tidak terkecuali didalamnya industri konstruksi. Dimana parameter keunggulannya terformulasi pada kata kunci "asas profesionalisme" atau dalam kata lain "mutu" . Realitas ini semakin terpacu secara akseleratif & eksponensial oleh kemajuan yang pesat pada bidang teknologi terutama informasi dan komunikasi serta transportasi. sehingga pada gilirannya mencairkan sekat - sekat ekonomi, budaya, geografi, politik bahkan ideologi. Singkatnya, kita sedang menuju tatanan "masyarakat dunia".
Fenomena di atas pada perspektif ekonomi diperkuat dengan munculnya kesepakatan berbagai negara atau kelompok dalam membentuk blok ekonomi baru, seperti APEC, AFTA, NAFTA serta Masyarakat Ekonomi Eropa yang bersatu menjadi pasar tunggal.
Upaya Indonesia mengantisipasi era "competitive advantage" itu haruslah dengan meningkatkan mutu serta daya saing baik dalam sistem manajemen mutu maupun produk. Di mana parameter dalam era globalisasi, tentunya selalu menggunakan standar mutu dan sertifikasi mutu yang bertaraf internasional pula termasuk di dalamnya dunia konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Christina
"Kegiatan produksi sebaiknya dilaksanakan menurut prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan dari proses CPOB yang menjamin obat yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar. Proses produksi dipengaruhi oleh kapasitas dari mesin maupun waktu total produksi.Kapasitas yang besar merupakan tujuan utama produksi untuk mendapatkan output sebanyak-banyakanya dalam waktu yang singkat. Peningkatkan kapasitas dapat dilakukan dalam berbagai proses produksi. Kapasitas ini mempengaruhi Production Cycle Time yaitu, waktu yang dibutuhkan satu batch produk dari datangnya bahan sampai rilis produk. CAPA merupakan bagian yang penting dalam penindaklanjutan inspeksi diri maupun deviasi. CAPA adalah proses yang membantu peningkatan dalam proses pada perusahaan. Hal ini penting untung terus mengembangkan perusahaan dalam banyak bagian. CAPA ini dapat terjadi karena deviasi maupun inspeksi diri. Inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB. Penambahan kapasitas pada proses produksi pada PT. Dankos Farma PKPA Periode 10 Januari-5 Maret 2021 dilaksanakan dengan melakukan pembuatan TSK sebagai standarisasi proses SUCU ganti produk pada mesin cetak tablet yang merupakan bottleneck proses produksi tablet secara keseluruhan, selain itu juga melakukan pembuatan TSK sebagai standarisasi proses coating yang merupakan bottleneck dari proses produksi tablet T yang sedang dibutuhkan serta pembuatan rekap data suhu dan RH untuk ruang Aging sebagai proses optimalisasi suhu dan RH yang mempercepat proses. Sementara itu, mengenai penyelesaian CAPA, 13 CAPA telah terimplementasi dan bukti telah di-submit untuk verifikasi dan 17 CAPA dalam tahap on progress karena membutuhkan data pendukung tambahan yang belum dapat diperoleh selama masa PKPA.

Production activities should be carried out according to established procedures and comply with the provisions of the GMP process which ensures that the drug produced meets quality requirements and fulfills the provisions of the manufacturing permit and distribution permit. The production process is influenced by the capacity of the machine and the total time of production. Large capacity is the main goal of production to get as much output as possible in a short time. Increase capacity can be done in various production processes. This capacity affects Production Cycle Time i.e., the time it takes one batch of product from the arrival of the material to the release of the product. CAPA is an important part in the follow-up of self-inspection and deviation. CAPA is a process that helps improve processes in a company. This is important in order to continue to develop the company in many ways. This CAPA can occur due to deviation or self-inspection. Self-inspection is to evaluate whether all aspects of production and quality control of the pharmaceutical industry meet the GMP requirements. Increase capacity in the production process at PT. Dankos Farma PKPA 10 January - 5 March 2021 period was carried out by making TSK as a standardization of the SUCU process for changing products on tablet printing machines which is the bottleneck of the tablet production process as a whole, in addition to making TSK as a standardization of the coating process which is a bottleneck of the production process T tablets that are currently in need also making a recap of temperature and RH data for the Aging room as a temperature and RH optimization process that speeds up the process. Meanwhile, regarding the completion of the CAPA, 13 CAPAs have been implemented and evidence has been submitted for verification and 17 CAPAs are in the on progress stage because they require additional supporting data that cannot be obtained during the PKPA period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni Matajang
"Perkembangan teknologi yang semakin pesat menyebabkan meningkatnya persaingan khususnya di industri kopi. Menurut data ICO terjadi peningkatan jumlah ekspor, produksi, dan konsumsi kopi dunia dan Indonesia pada tahun 2020. PT XYZ sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan biji kopi harus terus meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan agar dapat terus bersaing. Namun pada 3 tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah biji kopi defect dan pada tahun 2020 sebesar 21,4%. Skripsi ini membahas bagaimana cara mengurangi tingkat kecacatan pada biji kopi yang diekspor dengan menggunakan metode peningkatan kualitas dengan mengikuti tahapan pada six sigma, dan mencari penyebab kecacatan pada biji kopi tersebut. Hasil perhitungan diperoleh angka DPMO pada PT XYZ sebesar 0,1790 dan untuk nilai sigmanya yaitu sebesar 2,42. Faktor penyebab dari meningkatnya jumlah biji kopi defect material, mesin, dan lingkungan. Beberapa solusi yaitu dengan melakukan pengecekan waktu pembelian bahan baku dari petani sebelum membeli bahan baku dari pengepul, membuat dan mengatur jadwal pemeriksaan rutin mesin atau penggantian mesin yang tidak layak pakai, memberi pelatihan kepada operator dan pembuatan SOP serta instruksi kerja di setiap stasiun kerja, Membeli alat pendeteksi kadar air untuk bahan baku kopi, dan penambahan green house.

Rapid technological developments have led to increasingly fierce competition, especially in the coffee industry. PT XYZ as a company engaged in the processing of coffee beans must continue to improve the quality of products in order to continue to compete. However, in the last 3 years there has been an increase in the number of defective coffee beans, in 2020 by 21.4%. This thesis discusses how to reduce the level of coffee bean defects by using the quality improvement method by following the stages in six sigma, and looking for the causes of these defects. The calculation results obtained that the DPMO at PT XYZ is 0.1790 and the sigma value is 2.42. Factors causing the increasing number of defective coffee beans are materials, machines, and the environment. Some of the solutions are to check the time of purchasing raw materials from farmers before buying raw materials from collectors, make and schedule routine inspections of machines or replace machines that are not suitable for use, provide training to operators and make SOPs and work instructions for each job. stations, Purchase of water content detectors for coffee raw materials, and add a green house."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Saputri
"Bertambahnya jumlah human service organization (HSO) yang disebabkan oleh meningkatnya populasi manusia berimplikasi pada semakin ketatnya persaingan diantara HSO untuk memperoleh sumber daya baik material maupun non material. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk dapat mempertahankan kepercayaan customer selaku penyedia sumber daya dengan menjaga kualitas mutu pelayanan. Kepercayaan customer berhubungan erat dengan loyalitas mereka terhadap organisasi. Upaya menjaga standar kualitas mutu pelayanan dapat dilakukan dengan menerapkan standarisasi ISO 9001:2015. Human Initiative merupakan salah satu HSO yang telah menerapkan standar ISO 9001 sejak tahun 2011. ISO 9001:2015 berfungsi sebagai panduan organisasi dalam melaksanakan proses manajemen sehingga kualitas layanan yang dihasilkan tetap dapat terjaga serta diharapkan mampu mencapai kepuasan customer. Komitmen untuk mencapai kepuasan customer didukung dengan adanya penerapan sistem feedback response mechanism atau FRM. Penggunaan sistem FRM merupakan wujud nyata dari meningkatkan keterlibatan customer. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat perkembangan penerapan ISO 9001:2015 di Human Initiative, mengetahui prinsip-prinsip ISO 9001:2015 pada sistem FRM yang dilaksanakan oleh Direktorat Operation Human Initiative, dan mengetahui faktor pendukung serta penghambat penerapan ISO 9001:2015. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskripsi. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, serta analisa dokumen. Informan penelitian berjumlah sembilan orang yang terdiri dari tujuh staf departemen Operation selaku pelaksana sistem FRM dan dua penerima manfaat selaku target sistem FRM. Teknik analisa data dilakukan melalui empat tahapan, yaitu sortir dan klasifikasi, pengkodingan, interpretasi dan elaborasi data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi ISO 9001 sudah dilaksanakan sejak tahun 2011 yang diinisiasi oleh pendiri sekaligus pemimpin organisasi saat itu. Sebelum penerapan ISO, standar operasional program masih terpisah-pisah. Setelah ISO 9001 diterapkan, Human Initiative memiliki satu pedoman yang digunakan dalam membuat aturan, memahami pentingnya dokumentasi, dan melaksanakan kegiatan pendukung lainnya seperti refreshment training tahunan, monitoring, dan evaluasi standar. Dalam upaya mewujudkan visi organisasi, yaitu memartabatkan manusia, Human Initiative menerapkan sistem FRM sebagai saluran komunikasi dua arah antara organisasi dengan customer. Dalam prosesnya, sistem FRM yang dilakukan di direktorat Operation Human Initiative memiliki lima tahapan, yaitu sosialisasi dan penyebaran saluran FRM, tahap pengumpulan data, pencatatan data, analisa dan tindak lanjut, serta tahap improvement program. Dalam proses tersebut, sistem FRM melibatkan kerjasama antar divisi, yaitu divisi Customer Relation Management (CRM), divisi Monitoring Evaluation Accountability and Learning (MEAL), dan divisi-divisi program. Sistem FRM yang dilaksanakan telah menerapkan prinsip-prinsip ISO 9001:2015, yaitu (1) prinsip fokus utama pada customer, terlihat dengan menjadikan customer Human Initiative sebagai target sistem FRM; (2) prinsip kepemimpinan, terlihat dari peran pemimpin dalam sistem FRM; (3) prinsip keterlibatan anggota, dilihat dari kolaborasi antar divisi/ unit dalam menjalankan sistem FRM; (4) prinsip pendekatan pada proses dilihat dari proses sistem FRM yang terdiri dari serangkaian tahapan. Implementasi ISO 9001:2015 di Human Initiative dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, antara lain adanya komitmen kuat dari pemimpin organisasi untuk mengimplementasikan standar, penerapan ISO 9001:2015 yang dilaksanakan secara natural, dukungan dari para staf yang ditunjukkan dengan sikap kooperatif mereka terhadap kegiatan audit. Meskipun demikian, implementasi ISO 9001:2015 juga menghadapi kendala seperti adanya retensi dari beberapa staf dan masih kurangnya pemahaman staf terhadap konsep ISO 9001:2015.

The increasing number of Human Service Organizations (HSOs), driven by population growth, has led to heightened competition among organizations to secure both material and non-material resources. Therefore, it is crucial for organizations to maintain customer trust as key stakeholders and resource providers by upholding service quality. Customer trust is closely linked to their loyalty toward the organization. One effective way to maintain service quality standards is by implementing the ISO 9001:2015 standard. Human Initiative is one such HSO that has adopted ISO 9001 since 2011. ISO 9001:2015 serves as a guide for managing organizational processes to ensure consistent service quality and enhance customer satisfaction. The organization’s commitment to customer satisfaction is evident in its application of the Feedback Response Mechanism (FRM) system, which aims to increase customer engagement through structured two-way communication. This study aims to examine the development of ISO 9001:2015 implementation at Human Initiative, explore the application of ISO 9001:2015 principles within the FRM system managed by the Operations Directorate, and identify supporting and inhibiting factors of the standard's implementation. The research employs a qualitative descriptive method with data collected through interviews, observations, and document analysis. The informants consist of nine individuals: seven staff members from the Operations Department who implement the FRM system and two beneficiaries as system targets. Data analysis was conducted in four stages: sorting and classification, coding, interpretation and elaboration, and drawing conclusions with verification. The findings indicate that the implementation of ISO 9001 began in 2011, initiated by the organization’s founder and then-leader. Prior to implementation, program standard operating procedures (SOPs) were fragmented. After adopting ISO 9001, Human Initiative established a unified guideline for rule-making, recognized the importance of documentation, and introduced support activities such as annual refreshment trainings, monitoring, and standard evaluation. To realize its organizational vision of "dignifying humanity," Human Initiative implements the FRM system as a communication channel between the organization and its customers. The FRM system within the Operations Directorate comprises five stages: dissemination of communication channels, data collection, data recording, analysis and follow-up, and program improvement. These processes involve cross-divisional collaboration among Customer Relationship Management (CRM), Monitoring Evaluation Accountability and Learning (MEAL), and program departments. The FRM system reflects the application of ISO 9001:2015 principles: (1) Customer focus, demonstrated through targeting Human Initiative customers in the FRM system; (2) Leadership, evident in the involvement of leaders in system management; (3) Engagement of people, seen in inter-unit collaboration; and (4) Process approach, reflected in the structured FRM stages. Several supporting factors influence the implementation of ISO 9001:2015 at Human Initiative, including strong leadership commitment, a naturally integrated application of the standard, and active support from staff, indicated by their cooperative attitude during audits. However, challenges remain, such as staff turnover and a lack of comprehensive understanding among some employees regarding ISO 9001:2015 concepts."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosea Rizzall S.
"PT X adalah perusahaan modal asing yang berlokasi di Tangerang dan bergerak di industri tekstil. Perusahaan ini berorientasi ekspor (temtama ke Jepang), di mana untuk itu kualitas mempakan Salah satu tuntutan utama dari para konsumennya. Untuk memenuhi Iuntutan itu, maka PT X telah berhasil meraih serlitikat ISO 9002 versi 1994 pada tahun 1998. Kemudian pada tahun 2001, PT X memutuskan untuk melakukan upgrade senifikatnya menjadi sertifikat ISO 9001 tahun 2000.
Penulisan skripsi ini difokuskan pada usaha membantu PT X dalam rangka meraih sertifikat ISO 9001 Iahun 2000, khususnya pada bagian teknik Stalistik yang dilewalkan perusahaan pada saat meraih ISO 9002 tahun 1994. Yang dilakukan pertama kali adalah dengan mengkaji persyaralan ISO 9001 tahun 2000 yang berkailan dengan Ieknik statislik, sehingga kemudian bisa didapatkan 4 kriteria teknik statistik yang sesuai dengan persyaratan ISO 9001 tahun 2000. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap teknik statistik yang sudah dipakai PT X selama ini dengan melakukan 2 pendekatan secara teori maupun dengan menggunakan 4 kriteria di atas. Evaluasi juga kemudian dilakukan terhadap bagan kendali sebagai Ieknik statistik perbandingan. Dari evaluasi kemudian diketahui bahwa teknik slatistik yang dipakai di PT X selama ini adalah modifikasi dan pre-control technique, Juga bisa disimpulkan bahwa bagan kendali lebih unggul dalam evaluasi dan karenanya diusulkan sebagai teknik statistlk yang akan dipakai PT X dalam rangka sertifikasi ISO 9001 tahun 2000.
Bagan kendali ini kemudiarl dicoba diterapkan sebagai suatu studi kasus, di mana sebagai objek Studi kasus dipilihlah proses drawing, dan produk TC 35 (produk dipilih dengan menggunakan diagram pareto). Dari bagan kendali, bisa disimpulkan bahwa proses drawing tidak terkontrol. Dari sini kemudian digunakan alat-alat kualitas seperti diagram sebab akibat, pair comparison matrix dan why-why diagram untuk memperbaiki kinerja proses drawing. Studi kasus ini makin memperlihatkan bahwa bagan kendali bisa dipakai sebagai dasar untuk melakukan analisa dan perbaikan terhadap proses."
2001
S49942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justine Zohra Charollyne
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Plenert, Gerhard
"This practical guide explains how to implement a strategic performance model and select and integrate appropriate metrics to acheive desired goals.
"
New York: McGraw-Hill, 2012
658.401 3 PLE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>