Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qomariyah
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Merokok adalah salah satu penyebab Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM). PPOM bersifat ireversibel sehingga perlu pencegahan dan penanganan lebih dini. Obstruksi saluran nafas pada PPOM dimulai pada saluran nafas kecil, sehingga belum menimbulkan keluhan dan gejala paru. Obstruksi saluran nafas kecil memperlihatkan penurunan nilai V25 pada pemeriksaan kurva 'flow volume'; pada pemeriksaan faal ventilasi paru lain seperti FVC, FEV1, MMF dan PFR belum terlihat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pada perokok tanpa keluhan dan gejala penyakit paru telah ditemukan obstruksi saluran nafas yang dapat dilihat dengan pemeriksaan 'flow volume' dan pemeriksaan faal ventilasi lainnya. Pemeriksaan dengan alat Autospirometer AS500 dilakukan pada 132 orang pria berumur 30 - 39 tahun, yang dibagi dalam 4 kelompok: 33 orang tidak merokok / merokok ≤ 1 batang/hari (kontrol), 33 orang perokok ringan (merokok 5-10 batang/hari), 33 orang perokok sedang (merokok 10-20 batang/hari) dan 33 orang perokok berat (merokok > 20 batang/ hari). Masing-masing perokok telah merokok selama 10-15 tahun. Sebelum pemeriksaan kurva 'flow volume', OP harus memenuhi syarat antara lain pengisian kuesioner, pemeriksaan fisik dan rontgen foto torak.
Hasil dan Kesimpulan: Pada pemeriksaan kurva 'flow volume' didapatkan penurunan bermakna untuk nilai V50 (p0,05).
Dari basil pemeriksaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada perokok ringan, sedang, maupun berat, yang telah merokok selama 10 - 15 tahun, tanpa keluhan dan gejala penyakit paru, telah didapatkan obstruksi saluran nafas kecil.

ABSTRACT
Scope and Method of Study: Smoking is one of the causes of Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). COPD is irreversible so that early precautionary measures and prevention must be taken. The obstruction in COPD begins in the small airways, but at the beginning shows no complaint. Obstruction of the small airways cause a decrease in V25 on the flow volume curve, while other pulmonary function tests such as FVC, FEV1, MMF and PFR are still normal.
The purpose of this study is to reveal whether smokers who have no complaints and symptoms of pulmonary disease already have changes in pulmonary function, which can be detected by flow volume curve and other pulmonary function tests. Pulmonary function was assessed with Autospirometer AS 500 on 132 males, age 30 - 39 years. They were divided into 4 groups: 33 nonsmokers / control (smokes ≤ 1 cigarette/day), 33 mild smokers (smokes 5-10 cigarettes/day), 33 moderate smokers (smokes 10-20 cigarettes/ day), and 33 heavy smokers (smokes > 20 cigarettes/day). Each have been smoking cigarettes for 10-15 years. Questionnaires, physical examination, and chest X-ray were done prior to carrying out the pulmonary function tests.
Findings and Conclusions: The flow volume curve showed a significant decrease in V50 {p
For V50, there was a significant decrease for the heavy smokers compared to control group and the mild smokers. No decrease was observed for V75, FVC, FEVI, FEV1%, MMF and PFR (p>0.05).
The conclusion from this study is that mild smokers, moderate smokers, and heavy smokers, who have been smoking for 10 - 15 years, without complaints and symptoms of pulmonary disease, al-ready have obstruction of the small airways.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Muchlis
"Krisis ekonomi yang diperberat oleh berbagai bencana telah menyebabkan banyak orang tua mengalami keterpurukan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerja, menurunnya daya beli serta harga barang yang melambung, sehingga tidak dapat memenuhi hak dan kebutuhan anak. Akibat lebih jauh yaitu banyaknya anak yang terpaksa meninggalkan sekolah dan rumah guna mencari nafkah di jalanan, sehingga jurnlah anak di jalanan di kota besar menunjukkan peningkatan yang tajam.
Situasi kehidupan di jalanan memberikan akses bagi anak-anak tersebut untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat memberikan penghasilan atau sekedar bergaul dan bermain bersama teman sebayanya. Namun demikian kehidupan di jalanan juga membuat anak jalanan cenderung untuk melakukan kebiasaan yang buruk. Sebuah survey besar pada tahun 2001, dikatakan merokok merupakan kebiasaan buruk yang paling banyak dilakukan oleh anak jalanan, setelah itu kebiasaan rninuman keras, memakai napza dan kebiasaan lain termasuk sex bebas. Sementara itu situasi dan lingkungan sehari-hari di jalanan sangat membahayakan kehidupan anak karena ancaman kecelakaan dan kesehatannya. Salah sate ancaman kesehatan yang dapat timbul adalah terpaparnya anak-anak tersebut dengan bermacam polutan udara yang ada di sekitar lingkungan sehari-harinya beraktifitas. Di jalanan pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor merupakan penyumbang terbesar polusi udara. Zat yang dihasilkan emisi gas buang kendaraan bermotor antara lain karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrokarbon, partikel, sulfur oksida, asam organik, aldehid dan timbal.
Jakarta merupakan kota ke 3 setelah Meksiko dan Bangkok sebagai kota dengan dengan polusi udara yang terparah. Sebagian besar polutan udara di Jakarta dan kota besar lainnya berasal dari kendaraan bermotor. Lebih dari 20% kendaraan di Jakarta diperkirakan melepas gas beracun tersebut melebihi ambang batas yang dinyatakan aman dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor akan terus meningkatkan pemakaian bahan bakar yang mengakibatkan polusi udara yang meningkat pula.
Pencemaran udara oleh polutan sisa pembakaran kendaraan bermotor di Indonesia dan tahun ke tahun cenderung meningkat. Kondisi pencernaran udara terlebih di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung tingkat polusi udaranya kini tengah mencapai ambang batas yang membahayakan kesehatan manusia selain juga merusak lingkungan seperti beberapa jenis tanaman yang mati akibat kadar gas buang yang mencemari udara semakin berat. Pencemaran tak dapat terelakkan lagi akibat terus membengkaknya jumlah kendaraan bermotor, di Jakarta sendiri jumlah kendaraan bermotor pada akhir tahun 2002 saja sudah mencapai 3,5 juta unit.
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta melaporkan kondisi/kualitas pencemaran udara pada tahun 2001 : Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sebesar 72,15 % tergolong kategori sedang 19,1 % kategori bails, 8,49 % masuk kategori tidak sehat, dan sisanya 0,27 % termasuk kategori sangat tidak sehat. Angkutan darat berperan memberikan kontribusi pencemaran udara dengan komposisi 78,32 % (SO2), 29,18 % (NO2). 62,62 % (Hidrokarbon), 85,78 % (CO), serta debu (partikulat) 6,9 %."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library