Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amatul Firdaus Ramadhan
Abstrak :
Latar belakang: Permen hisap propolis madu (buatan Universitas Indonesia) diduga dapat mempengaruhi pembentukan biofilm Candida albicans ATCC 10231. Tujuan: Menganalisis Efek permen propolis madu terhadap viabilitas biofilm Candida albicans ATCC 10231. Metode: Candida albicans ATCC 10231 dikultur pada 96-wellplate yang sebelumnya diberikan coating saliva dan coating serum pada masing-masing wellplate. Kemudian pada kelompok perlakuan diberikan larutan permen propolis madu, permen X dan permen madu dengan konsentrasi larutan permen 50%. Wellplate diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam lalu diuji dengan MTT Assay. Hasil: Pada coating saliva maupun coating serum, kelompok permen X menunjukkan peningkatan pembentukan biofilm Candida albicans ATCC 10231 terhadap kelompok kontrol (P,0.05). Tidak ada perbedaan bermakna pembentukan biofilm Candida albicans ATCC 10231 antara kelompok permen propolis madu dan permen madu terhadap kelompok kontrol baik pada coating saliva maupun coating serum. Kesimpulan: Permen hisap propolis madu (buatan Universitas Indonesia) memiliki kecenderungan menurunkan pembentukan biofilm Candida albicans ATCC 10231.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Abigael Hotma Parsaulian
Abstrak :
Proses ekstraksi propolis menghasilkan produk samping berupa propolis wax yang cenderung tidak diinginkan oleh masyarakat. Sifat antimikroba dan antioksidan dari propolis wax dapat dimanfaatkan menjadi zat aktif pada sabun transparan. Sabun propolis wax transparan yang dihasilkan secara kualitas syarat mutu SNI 06-3532-1994 tidak berbeda nyata dengan sabun propolis komersil yang telah dijual di pasaran. Sampel diuji aktivitas antimikroba menggunakan metode Total Plate Count. Hasil persentase penghambatan mikroba asal tangan sabun propolis wax dengan kadar 1%; 1,5%; dan 2% secara berturut-turut yaitu 28,25%; 45,06% dan 62,62% sedangkan sabun komersil Lifebuoy dengan uji yang sama memiliki persentase penghambatan mikroba sebesar 53,54%. Untuk hasil uji organoleptik, dari segi penampakan dan aroma sabun panelis lebih menyukai sabun propolis wax 1%, sedangkan dari segi kesan halus dan busa yang dihasilkan panelis lebih menyukai sabun propolis wax 2%.
The extraction process of propolis produces by-products named propolis wax tends unwanted by people. Antimicrobial and antioxidant properties of propolis wax can be utilized as an active substance in transparent soap. Propolis wax transparent soap produced in the quality of SNI 06-3532-1994, are not significantly different with propolis soap commercial that has been sold in the market. Then the antimicrobial activity of samples were tested using Total Plate Count method. The percentage inhibition of microbial origin hands of propolis wax transparent soap 1%, 1.5% and 2% respectively are 28.25%, 45.06% and 62.62%, while commercial Lifebuoy soap with the same test has microbial inhibition percentage of 53.54%. For organoleptic test results, in terms of appearance and scent soap panelists prefer the propolis wax soap 1%, while in terms of subtle impression and the resulting foam soap panelists preferred 2% propolis wax.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiarrahman
Abstrak :
Propolis merupakan zat yang dihasilkan oleh lebah yang memiliki manfaat sebagai antiviral, antifungal, dan antibacterial activity. Produksi propolis dilakukan melalui ekstraksi menggunakan etanol dan pengenceran menggunakan air sehingga untuk meningkatkan kemurnian produk maka etanol dan air perlu dihilangkan lagi pada produk akhir dengan cara dievaporasi pada tekanan vakum. Proses evaporasi yang sudah dikembangkan belum mampu meregenerasi etanol dengan baik dan kapasitas produksi propolis masih dalam jumlah kecil, sehingga perlu dilakukan proses optimasi dan peningkatan produksi propolis. Pada penelitian ini disimulasikan evaporator vakum untuk mendapatkan kondisi operasi optimum untuk memproduksi propolis. Pada penelitian ini digunakan program COMSOL Multiphysics yang berbasis Computational Fluid Dynamics(CFD). Dari hasil simulasi yang telah dilakukan dengan melihat profil penurunan etanol dan melakukan variasi kondisi operasi diketahui bahwa kondisi operasi optimum pada suhu 343 K, tekanan 5x10-3 atm serta lama proses evaporasi sekitar 13 jam. Pada kondisi operasi ini mampu memberikan penurunan etanol lebih signifikan daripada variasi kondisi operasi lainnya. Hasil ini masih perlu dievaluasi lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimum untuk mengevaporasi solvent. ......Propolis is substance which produce by honey bees. Propolis has many benefit for the health, such as antiviral, antifungal and antibacterial activity. Propolis was produced by extraction using ethanol and then diluted in water. Increasing the quality of product, solvent needed to remove from the product by means evaporated at vacuum pressure. Evaporation processes which has been developed not able to regenerate the solvent . Based on this condition, it is necessary to optimize evaporation process. This research simulating a vacuum evaporator to obtain the optimum operating conditions to produce propolis. This research using programme COMSOL Multiphysics, programme based on Computational Fluid Dynamics (CFD). The simulation results that have been made known that the optimum operation condition was at 343K in temperature and pressure of 5x10-3 atm with evaporation time about 13 hours. These results still needed to be evaluated to obtain optimum number of operation condition in evaporating solvent.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Ricky Pramanta
Abstrak :
Simulasi proses produksi dilakukan dengan mengekstraksi bahan baku propolis trap dengan etanol. Selain itu dilakukan pencampuran dengan bahanbahan tertentu, penyaringan hasil, aging, freezing, dekantasi dan terakhir pendestilasian untuk mendapatkan hasil produksi propolis cair. Dari komponen-komponen yang ada ditentukan unit prosedur yang akan digunakan, harga setiap komponen dan unit operasi. Penentuan kelayakan ekonomi juga dilakukan mulai harga bahan baku untuk produksi aliran produk propolis cair, penggunaan air, labor dan equipment dependent, waste treatment sampai utilitas. Dari hasil simulasi yang didapat diharapkan dapat dihasilkan harga jual yang lebih besar dari unit production cost dengan payback period yang singkat. Pemodelan proses produksi yang dilakukan untuk menghasilkan produksi yang optimal ini disimulasikan dengan menggunakan piranti lunak SuperPro Designer 5.5. Data yang digunakan berasal dari beberapa penelitian sebelumnya yang dimasukkan sebagai data dan kemudian disimulasikan dengan software tersebut. Dari simulasi ini ditargetkan produksi mencapai kira-kira 60 liter propolis cair per minggu
Simulation of the production process is carried out by extracting raw propolis trap with ethanol. In addition also mixing certain components, filtering results, aging, freezing, decanting and destilation to get the last production of propolis liquid. From the component, that is prescribed procedure to be used, the price of each component and unit operations. Determination of economic feasibility is also done from the price of raw materials fot the production of liquid propolis products flow, use of water, labor and equipment, waste treatment to dependent utilities. The simulated results obtained are expected to generated a sale greater than the unit production cost with a short payback period. Modeling of the production process is done to generate the optimal production is simulated using software SuperPro Designer 5.5. Data used derived from some previous study is entered as data and the simulated with software. From the simulation is targeted to production reached approximately 60 liters or propolis liquid per week.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Max Raymond Jonathan
Abstrak :
ABSTRAK

Sebagai sebuah sumber makanan yang berasal dari alam, propolis memiliki potensi sebagai anti bakteri, anti virus, anti jamur, dan juga anti parasit. Uji aktivitas antimikroba pada propolis penting dilakukan untuk mengetahui potensi lebih jauh mengenai propolis. Propolis yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel - sampel Propolis Apis mellifera dan Propolis Trigona spp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari kedua jenis propolis dalam menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri patogen, yaitu Escherichia coli, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi,dan Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode cakram kertas. Konsentrasi propolis yang digunakan sebesar 300 ppm dan 3000 ppm. Bakteri patogen dibiakkan dan ditanamkan ke dalam Seed Layer. Dari semua data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kuersetin bukan hanya satu – satunya senyawa yang memiliki potensi sebagai antimikroba dalam propolis, karena ada salah satu sampel dimana konsentrasi yang dimiliki jauh lebih kecil, namun memberikan zona aktivitas antibakteri yang dapat menyaingi konsentrasi sampel yang jauh lebih besar. Dari seluruh sampel, aktivitas paling kuat dihasilkan oleh Propolis Apis mellifera asal Arab. Sementara Bacillus subtilis merupakan bakteri yang paling dihambat pertumbuhannya. Kemudian, sampel Propolis Apis mellifera dari merupakan sampel dengan aktivitas inhibisi terbanyak.


ABSTRACT

As a food source that comes from nature, propolis has potentials as an antibacterial, anti-viral, anti-fungal, and anti-parasite. The antimicrobial activity test in propolis is an essential thing to do to know more about the potential of propolis itself. Types of propolis that used in this research are Apis Mellifera Propolis samples and Trigona spp Propolis samples. The aim of this research is to determine the ability of both types of propolis in inhibiting pathogens bacterial growth., namely Escherichia coli, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi,and Staphylococcus aureus using the disk diffusion method. The concentration of propolis that used are 300 ppm and 3000 ppm. The pathogen bacterias cultured and implanted into the seed layer. From all the obtained data, it can be concluded that quercetin is not the only compound that has antimicrobial potential, because there is one sample with small concentration that gives an inhibition zone almost as big as another sample with high concentration. From the entire samples, Propolis from Arab is the most potent sample by producing the biggest zone of inhibition. Meanwhile, the growth of Bacillus subtilis is the most inhibited from all sampels. Propolis from China has the highest inhibition activity compared to another samples.

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S57322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darin Safinaz
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Propolis merupakan bahan herbal yang mengandung flavonoid sebagai antibakteri yang dapat menurunkan aktivitas mieloperoksidase (MPO) yang merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh. Permen propolis madu merupakan pemanfaatan propolis yang sedang dikembangkan. Tujuan: Menganalisis pengaruh permen propolis madu terhadap aktivitas MPO saliva terstimulasi. Metode: Sampel saliva terstimulasi dikumpulkan dari subjek sebelum dan sesudah pengonsumsian permen propolis madu selama 7 hari 2 kali sehari. Aktivitas MPO diukur dengan melihat nilai OD microplate reader dan dianalisis dengan Wilcoxon Hasil: Aktivitas MPO sebelum perlakuan 0.071 dan setelah perlakuan 0.076. Kesimpulan: Aktivitas MPO meningkat setelah pengonsumsian permen propolis madu dan bermakna secara statistik.
ABSTRACT
Background: Propolis is natural product contain flavonoid which has antibacterial effect that could decrease the myeloperoxidase (MPO) activity as host defence system. Propolis honey candy is propolis utilization which is being developed. Aim: To analyze the effect of propolis honey candy to the MPO activity in stimulated saliva. Method: Stimulated saliva sample was collected from subject before and after consume propolis honey candy twice a day for seven days then calculated by OD value using microplate reader and analyzed with Wilcoxon Result: MPO activity before and after consumption is 0.071 and 0.076 Conclusion: MPO activity increase with significant differences after propolis honey candy consumption
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrie Octavianus Thioritz
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Streptococcus mutans (S.mutans) merupakan bakteri utama penyebab karies. Virulensi S.mutans dapat digambarkan melalui profil protein. Telah banyak penelitian yang menyebutkan propolis memiliki sifat anti bakteri dan dapat menurunkan prevalensi S.mutans. Tujuan: Mengetahui perbedaan efek antara permen propolis hisap, permen X dan permen madu terhadap profil protein S mutans yang diisolasi dari plak gigi. Metode: Sampel plak diambil sebelum dan sesudah perlakuan lalu dibiakkan pada medium agar dan medium cair TYS Broth. Profil protein dianalisis dengan metode SDS PAGE. Hasil: Permen X dan permen madu meningkatkan ekspresi protein GbpB, GbpC dan menurunkan ekspresi protein GtfB, GtfC, GtfD dan AgI/II. Permen propolis hisap dan permen madu sama-sama meningkatkan ekspresi protein GbpD. Kesimpulan: Permen X dan permen madu memiliki efek yang cukup mirip dalam mengubah profil protein S.mutans. Sementara permen propolis hisap memiliki efek berlawanan dengan permen X dan permen madu.
ABSTRACT
Background: Streptococcus mutans (S.mutans) is the main bacteria that caused caries. S.mutans’ virulence can be observed by protein profile. There have been lots of researches which proved that propolis has antibacterial properties and can reduce the prevalence of S.mutans. Objectives: To know the differences between the effects of propolis candy, X candy, and honey candy to the protein profile of S.mutans that isolated from dental plaque. Methods: Plaque samples were taken before and after treatment and then cultured on agar and liquid medium TYS Broth. Protein profile was analyzed using SDS PAGE method. Result: X candy and honey candy both increase the protein expression of GbpB, GbpC and decrease the protein expression of GtfB, GtfC, GtfD and AgI/II. Propolis candy and honey candy both increase the protein expression of GbpD. Conclusion: X candy and honey candy have fairly similar effects in changing the protein profile of S.mutans. While, propolis candy has the opposite effects with X candy and honey candy.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karla Monica Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Propolis telah diketahui dapat mencegah terjadinya karies. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas antibakteri propolis, yaitu dengan pengujian aktivitas laktoperoksidase. Tujuan: Mengetahui efektifitas permen propolis madu yang dilihat dari aktivitas laktoperoksidase pada saliva tanpa stimulasi. Metode: Disain penelitian ini adalah eksperimental laboratorik yaitu pretest-posttest dan menggunakan sampel saliva yang diambil dari 120 subjek. Sampel saliva yang dikumpulkan kemudian ditambahkan dengan Kalium Iodida, Buffer fosfat, dan Hidrogen peroksida. Aktivitas laktoperoksidase ditunjukkan dengan nilai absorbansi yang dihitung menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 340 nm. Hasil: Uji statistik menunjukkan bahwa pengaruh permen propolis madu terhadap aktivitas laktoperoksidase tidak signifikan (p>0.05). Kesimpulan: Permen propolis madu memiliki kecendrungan meningkatkan aktivitas laktoperoksidase, walaupun secara statistik tidak signifikan.
ABSTRACT
Background: Propolis is well known for preventing caries. Further study is needed to test the antibacterial effectivity of propolis through lactoperoxidase activity. Objective: This research was purposed to determine the effectivity of honey propolis hard candy which is shown by salivary lactoperoxidase activity in unstimulated saliva. Methods: This study design was pretest-posttest laboratory experimental design. This study used saliva which is collected from 120 subjects. Collected saliva is then reacted with Potassium Iodide, Phosphate Buffer, and Hydrogen Peroxide. Salivary lactoperoxidase activity is shown by absorbance value which is calculated by microplate reader at wavelength 340 nm. Result: Honey propolis hard candy increase salivary lactoperoxidase activity although statistically not significant (p>0.05). Conclusion: Honey propolis hard candy has tendency to increase salivary lactiperoxidase activity.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Annisa Septiani
Abstrak :
Latar belakang: Telah terbukti propolis memiliki sifat antibakteri. Pemanfaatan propolis yang sedang dikembangkan oleh Universitas Indonesia adalah permen propolis madu yang diduga dapat mempengaruhi aktivitas mieloperoksidase saliva. Tujuan: Mengetahui pengaruh konsumsi permen propolis madu terhadap aktivitas mieloperoksidase pada saliva tanpa stimulasi. Metode: Aktivitas mieloperoksidase dianalisis berdasarkan nilai absorbansi yang diukur menggunakan microplate reader dengan panjang gelombang 450 nm. Pengukuran aktivitas mieloperoksidase berdasarkan perubahan warna oksidasi DAB (3,3 diaminobenzidine) dan guaiacol. Hasil: Permen propolis madu memiliki kecenderungan meningkatkan aktivitas mieloperoksidase, namun secara statistik tidak signifikan. Kesimpulan: Efek permen propolis madu tidak mempengaruhi aktivitas mieloperoksidase, sehingga aktivitas mieloproksidase dalam saliva dapat bekerja optimal dan tidak mengganggu keseimbangan rongga mulut.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Istigfara Nindya Kirana
Abstrak :
Propolis merupakan zat resin yang diproduksi oleh lebah tak bersengat yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Salah satu manfaat yang dimiliki oleh propolis adalah antikanker. Aktivitas antikanker yang dimiliki oleh propolis diduga berasal dari kandungan yang dimilikinya, terutama senyawa fenol maupun flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dua ekstrak etanol propolis dari lebah Homotrigona fimbriata dan Tetragonula biroi terkait aktivitasnya sebagai antikanker terhadap sel HepG2. Di samping itu, dilakukan pula penetapan kadar fenol total serta kadar flavonoid total. Kedua propolis diekstraksi secara maserasi kinetik menggunakan pelarut etanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian digunakan untuk penetapan kadar fenol melalui metode Folin-Ciocalteu dengan standar asam galat serta penetapan kadar flavonoid melalui metode kolorimetri AlCl3 menggunakan standar kuersetin. Uji antikanker dilakukan melalui uji MTT terhadap sel HepG2 untuk memperoleh nilai IC50. Dari hasil analisis, ditetapkan kadar fenol total untuk Homotrigona fimbriata sebesar 29,87 mgEAG/g dan untuk kadar flavonoid total sebesar 2,31 mgEK/g. Kadar fenol total Tetragonula biroi menunjukkan hasil sebesar 12,26 mgEAG/g dan kadar flavonoid 1,09 mgEK/g. Pada uji MTT diperoleh nilai IC50 Homotrigona fimbriata sebesar 2613,39 µg/mL dan Tetragonula biroi 4015,71 µg/mL. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol propolis Homotrigona fimbriata dan Tetragonula biroi tidak aktif sebagai antikanker terhadap sel HepG2. ......Propolis is a natural resinous mixture produced by stingless bees which propolis itself has various health benefits. An example of benefit that handed by propolis is anticancer. This anticancer activity suspected derive from its compounds, particularly phenolics and flavonoids. This research aimed to examine two ethanolic extracts of propolis that are collected from Homotrigona fimbriata and Tetragonula biroi related to their activity as anticancer agent towards HepG2 cell line. Besides that, determination of total phenolic content and total flavonoid content were observed too. The extraction of both propolis were performed by kinetic maceration using ethanol as solvent. The extracts then used to determine total phenolic content through Folin-Ciocalteu method using gallic acid as standard also determine total flavonoid content which carried out using AlCl3 colorimetric method with quercetin as standard. The anticancer activity test was done using MTT assay towards HepG2 cells to obtain IC50 value. From the analysis results, it was established that total phenolic level of Homotrigona fimbriata was 29,87 mgGAE/g and result for total flavonoid content was 2,31 mgQE/g. The result of determining total phenolic content from Tetragonula biroi was 12,26 mgGAE/g and the total flavonoid level was 1,09 mgQE/g. In MTT assay, the IC50 value for Homotrigona fimbriata was 2613,39 µg/mL and for Tetragonula biroi was 4015,71 µg/mL. Thus, it may be concluded that ethanolic extract of propolis collected from Homotrigona fimbriata and Tetragonula biroi are not active as anticancer agent against HepG2 cell line.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>