Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yessi Yolanda Guci
"Kalimat perintah larangan dalam wacana pada poster-poster larangan membeli minuman beralkohol bagi orang-orang di bawah 18 tahun di Belanda rata-rata memiliki bentuk yang berbeda dari kalimat perintah larangan pada umumnya yaitu tidak diawali kata "jangan" atau "tidak boleh" dan tidak diakhiri dengan tanda seru. Poster-poster larangan tersebut pun memiliki tujuan khusus yaitu untuk melarang orang-orang di bawah umur 18 tahun untuk meminum ataupun membeli alkohol sesuai dengan peraturan pemerintah Belanda yang dikeluarkan per tanggal 1 Januari 2014. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana kepaduan wacana terbentuk pada poster-poster larangan membeli minuman beralkohol bagi yang berusia di bawah 18 tahun. Poster-poster dalam penelitian ini diambil dari website google.nl dengan kata kunci alcoholverbod onder 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana pada tujuh poster larangan membeli minuman beralkohol bagi yang berusia di bawah 18 tahun di Belanda menjadi padu karena adanya peran dari alat pemarkah kohesi (kohesi leksikal dan gramatikal) dan koherensi (tempat dan tujuan) di dalam tujuh poster larangan tersebut.

In the discourse of Dutch posters forbidding alcoholic beverages consumption for people under 18 years old, the imperative sentences stated are mostly different from the common imperative sentences. The sentences in most posters do not use imperatives such as "do not" ("jangan" in Bahasa Indonesia) or "must not" ("tidak boleh" in Bahasa Indonesia), and the sentences do not end with a exclamation mark. These posters have specific purpose that is to forbid people under 18 years old to consume or purchase alcoholic beverages in accordance with the Netherlands Government Regulation issued on January 1st, 2014. The problem that will be discussed in this thesis is how the cohesion of discourses in posters prohibiting people under 18 from purchasing alcoholic beverages is formed. The posters, which will be the focused of my research, is taken from google.nl website with the keyword alcoholverbod onder 18. The research result shows that the discourses of Dutch poster forbidding alcoholic beverages consumption for people under 18 years old are coherent due to cohesion markers (lexical and grammatical) and coherence markers (place and purpose)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saila Salsabila
"Sebagai salah satu cabang Pedagang Besar Farmasi di Indonesia yang menyalurkan obat dan alat kesehatan, KFTD Tangerang harus selalu menerapkan prinsip K3 dalam kegiatan distribusi obat untuk menjamin terciptanya lingkungan kerja yang aman. Prohibition Sign atau rambu larangan adalah salah satu jenis rambu yang perlu dan wajib tersedia di gudang maupun kantor PBF sebagai upaya PBF dalam memenuhi prinsip K3. Apoteker sebagai penanggung jawab di PBF melakukan identifkasi rambu larangan serta penerapan K3 di KFTD Cabang Tangerang dibutuhkan agar pengendalian serta penyimpanan obat dan BMHP dapat terjaga dengan baik. Penelitian dilakukan melalui wawancara dengan petugas gudang serta apoteker penanggung jawab PBF KFTD Tangerang serta observasi langsung lalu dilakukan perbandingan antara hasil yang ada di lapangan dengan standar K3 yang berlaku. Dari hasil pengamatan, pemasangan rambu Prohibition Sign di KFTD Tangerang masih kurang lengkap sehingga perlu dilakukan pemasangan rambu-rambu yang belum ada namun risiko bahaya yang mungkin terjadi masih termasuk dalam tingkat bahaya rendah sehingga dapat ditoleransi. Hambatan-hambatan pelaksanaan K3 yang teridentifikasi dan belum terlaksana menyeluruh juga masih bisa diatasi dengan sosialisasi petugas dan pengadaan fasilitas-fasilitas yang belum tersedia.

As one of the branches of Pharmaceutical Distributor in Indonesia that distributes medicines and medical devices, KFTD Tangerang must always apply OHS principles in medicine distribution activities to ensure the creation of a safe work environment. Prohibition Signs is one of the sign that is necessary and must be available in PBF warehouses and offices as PBF's efforts to fulfill K3 principles. Apothecary as the person in charge at PBF need to identify prohibitory signs and implement OHS at KFTD Tangerang Branch so that control and storage of medicines and BMHP could be maintained properly. The research was carried out through interviews with warehouse staff and the apothecary in charge of PBF KFTD Tangerang as well as direct observation and then a comparison was made between the results in the field and the applicable OHS standards. From the results of observations, the installation of Prohibition Signs at KFTD Tangerang is still incomplete so it is necessary to install signs that do not yet exist, but the risk of danger that may occur is still included in the low danger level so it can be tolerated. Obstacles to the implementation of K3 that have been identified and have not been implemented comprehensively could still be overcome by socializing officers and providing facilities that are not yet available."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Mahfud MD
Malang: UB Press, 2010
342.598 MOH c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library