Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syaiful Wahdi
Abstrak :
PT. A adalah sebuah perusahaan memproduksi produk kemasan fleksibel untuk perusahaan-perusahaan lain yang sudah cukup berkembang. Untuk mengantisipasi tingkat persaingan yang semakin ketat, pihak manajemen dari perusahaan ini ingin mengetahui bagaimana kinerja perusahaan selama ini. Unfuk itulah maka diperlukan suatu indikator untuk mengetahui kualitas kerja dari pemsahaan agar nantinya dapat dibuat kebijakan-kebijakan yang dapat meningkaikan kemajuan perusahaan. Perhitungan produktivitas parsial dan total dapat_ berguna qntuk méngetahui sebenapa-“bésaf efisiensi dan efekti\Htas pénggunaan sumber daya yang ada untuk kepentingan perusahaan. Dari hasi! perhitungan produktivitas parsial dapat diketahui pada bagian mana perusahaan ini telah berjalan baik dan di bagian mana masih terdapat kekurang-kekurangan_ Dari hasil ini kemudian akan dicari akar penyebab masalah untuk kemudian diambil tindakan dalam mengatasi masalah tersebut. Sedangkan dari hasil pemitungan produktivitas total dapat diketahui kinerja pemsahaan secara keseluruhan sehingga dapat dikeluarkan kebijakan yang bersifat menyeluruh. Setelah kondisi perusahaan dapat diketahui dengan jelas maka kemudian dibuat perencanaan peningkatan produktivilas perusahaan. Dari sini diharapkan nantinya tingkat produktivitas perusahaan akan meningkat sehingga keuntungan yang diperoleh dapat lebih besar yang dapat menambah kemajuan perusahaan untuk bisa memenangkan persaingan yang sangat ketat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Hari Susilo Budi
Abstrak :
Continuous Improvement merupakan suatu strategi yang mutlak dilaksanakan oleh setiap industri jika ingin tetap eksis di era global ini. Aktivitas R&D (penelitian dan pengembangan) salah satunya adalah melakukan pengamatan terhadap produk, kinerja, strategi persamaan, dsb. Dengan demikian Tools yang yang berhubungan dengan peningkatan kinerja R&D perlu dikembangkan. Dalam suatu diskusi tentang usulan produk baru atau varian biasanya harus disertakan estimasi biaya. Ada beberapa cara untuk melakukan estimasi untuk mendapatkan Harga Pokok Produksi antara dengan melakukan perincian biaya-biaya untuk desain; proses; material; dsb atau dengan cara prakiraan secara intuisi berdasarkan pengalaman (empiris). Masing-masing cara memiliki keuntungan dan kerugian. Penelitian ini dilakukan untuk mencari / mengembangkan suatu metoda yang membantu proses estimasi biaya pembuatan cetakan plastik suntik, agar tidak memakan waktu lama tetapi hasilnya mendekati harga riil.

Studi pustaka, diskusi, pengamaan langsung dan indentifikasi bentuk dan dimensi produk plastik merupakan langkah awal bagi penelitian ini, dilanjutkan dengan penelusuran disain, perhitungan kebutuhan bahan dan permesinan serta komponen biaya pembuatan cetakan. Pada akhimya dengan melakukan iterasi desain & perhitungan untuk berbagai bentuk dan dimensi didapat trend harga pokok produksi cetakan plastik suntik. Dengan menganalisa trend harga pokok produksi cetakan plastik suntik ditemukan suatu formula empiris l metoda yang berguna dalam kegiatan estimasi biaya. Formula tersebut berbentuk persamaan Biaya pembuatan cetakan yang merupakan fungsi dimensi panjang, lebar dan tinggi (bentuk kotak); diameter dan tinggi (bentuk silindris) suatu produk cetak.


Continuous improvement as a strategic weapon for industry if they want to be exists in the global era. One of R&D activities is doing research in product, performance, company strategic, etc. Therefore tools that are related with the increasing of R&D performance need to be developed. In the discussion about proposal of new product or variant usually have to include cost estimation. There are many ways to estimate the production cost, for example by breaking down the cost of design, process, material, etc or by intuitive method basically under experience. Each of these methods has advantages and disadvantages. This research has been done for searching developing a method that will to estimate the cost of making injection plastic molding in order to shorten the estimation time but the result is closely the real cost. The research is started by doing literature study, discussion, survey, dimension & shape identification of plastic product, continued with tracking of design, material & machining calculation and the costs of mould manufacturing Finally by iterating the design & calculation for dimension & shape, a trend/slope for production cost of injection plastic molding is obtained. By analyzing the trend/slope of production cost of injection plastic molding, the empirical formulation/method for cost estimation of injection plastic molding is obtained. The formula is a function of length, weight and height (for box Shape); diameter and height (for cylindrical shape) of molding product.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutadi
Abstrak :
Dengan semakin ketatnya persaingan dalam bisnis manufaktur, PT X yang memproduksi Kotak Terminal Batas (KTB) untuk keperluan sambungan jaringan PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) ke pelanggan, menghadapi masalah produksi dan persediaan yang fluktualif. Untuk menyelesaikan masalah, PT X memerlukan adanya penentuan perkiraan jumlah permintaan, kecepatan produksi, pola produksi dan persediaan pengaman yang memberikan hasil produksi yang ekonomis. Langkah pertama penyelesaian masalah itu adalah menentukan pola peramalan permintaan KTB berdasarkan data permintaan masa lampau. Langkah kedua yaitu menentukan kecepatan produksi yang memberikan biaya produksi terendah. Langkah ketiga adalah menentukan pola produksi yang memberikan total biaya produksi terendah. Dan langkah terakhir adalah menentukan jumlah persediaan pengaman pada tingkat terpenuhinya permintaan sebesar 99%. Dari langkah pertama penyelesaian masalah diperoleh hasil bahwa pola peramalan permintaan siklik memberikan proyeksi permintaan yang terbaik, dengan persamaan d'= 13.664 + 5.396,66 Cos (π/6)t - 3.191,6 Sin (π/6)t. Dari langkah kedua penyelesaian masalah didapatkan bahwa hasil penelitian membuktikan kecepatan produksi 105% dari kecepatan produksi yang ada selama ini, memberikan biaya produksi per unit yang terendah. Sedangkan untuk langkah ketiga penyelesaian masalah didapatkan bahwa pola produksi yang memberikan total biaya produksi terendah adalah pola produksi yang mengikuti pola peramalan permintaan. Dan akhirnya jumlah persediaan pengaman yang dapat memberikan tingkat terpenuhinya permintaan 99% adalah sebesar 1.209 unit KTB.
Fierce competition in manufacturing industry, PT X which producing KTB to connect TELKOM networking to their customer, faced with fluctuated production and inventory problem. For the problem solving, PT X needs to act determining prediction number of demand, production rate, aggregate planning for manufacturing and safety stock. The first step to solve that problem is to determine KTB's trend forecasting demand, which based on the past demand. The second step is to determine the lowest cost of production rate. The third step is to determine aggregate production planning for manufacturing with the lowest total production cost. Then the final step is to determine number of safety stock at coverage of expected demand 99%. From the first step of problem solving obtain the best projected demand is the cyclic trend of forecasting demand, with equation of forecasting demand d'= 13.664 + 5.396,66 Cos (π/6)t - 3.191,6 Sin (π/6)t. From the second step of problem solving obtain the result of research is production rate 105% from all this time production rate getting lowest unit production cost. While the third step of problem solving obtains aggregate production planning which getting lowest total production cost is aggregate production planning which the output closely following demand (chase demand). And finally number of safety stock obtain at coverage expected demand 99% is 1.209 unit KTB.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T7529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihanggodo
Abstrak :
Produk furnitur Indonesia merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah. Saat ini komoditi tersebut banyak dijumpai di pasaran dalam dan luar negeri. Kondisi tersebut mengakibatkan industri furnitur semakin berkembang, dan persaingan diantara perusahaan industri tersebut semakin meningkat. Untuk dapat memasuki pasar global, maka perusahaan harus dapat melakukan kegiatan secara efisien dan efektif dengan melakukan peningkatan daya saing, yang mana perusahaan harus dapat membangun keunggulan bersaing dengan mengkombinasikan strategi untuk mempengaruhi konsumen dan bisnis. Furnitur Tambora yang merupakan unit bisnis dari PT. Veneer Products Indonesia adalah perusahaan yang memproduksi furnitur dengan bahan baku kayu Duabanga yang berasal dari Hak Pengusahaan Hutannya yang terletak di kaki Gunung Tambora Propinsi Nusa Tenggara Barat. Diawal berdirinya industri furnitur Tambora bertujuan untuk memanfaatkan kayu Duabanga tersebut secara optimal agar mendapat nilai jual yang tinggi. Untuk memenangkan persaingan dan memperoleh bagian pasar di dalam sebuah industri, maka perusahaan harus mempunyai peningkatan daya saing yang tepat. Dengan demikian perusahaan menyusun strategi daya saing dengan mengadaptasi perubahan yang terjadi dalam lingkungan industri furnitur. Tujuan penelitian untuk mengetahui posisi daya saing Tambora sebagai unit usaha PT. Veneer Products Indonesia dalam industri furnitur dan untuk mengetahui strategi apa yang tepat bagi Tambora dalam meningkatkan daya saing. Metode penelitian dengan melakukan analisis diskriptif yang bersifat kuantitatif mengenai daya saing perdagangan furnitur, dengan memetakan posisi bersaing dalam analisa I-E Matrix dan hasil penelitian menunjukkan furnitur Tambora masuk dalam katagori posisi daya saing kuadran I yang menunjuk kebijakan pertumbuhan yang agresif atau intensive growth strategy. Dengan memperhatikan tingkat-tingkat persainagn SBU furniture Tambora dalam industri sejenis, disimpulkan berada posisi kuat sehingga disarankan untuk menetapkan Strategy Intensive, yaitu upaya peningkatan target pasar dengan melalui usaha-usaha pemasaran, pengembangan pangsa pasar melalui jaringan distribusi dan mengembangkan produk/jasa yang melalui peningkatan sumber daya manusia professional.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T5918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subyantoro S.
Abstrak :
ABSTRAK
Tahap perencanaan dan pengendalian produksi dalam suatu sistem manufaktur merupakan faktor yang menentukan efektivitas suatu perusahaan.

Melalui perencanaan dan pengendalian produksi maka dapat diambil keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi produk yang dihasilkan. Dengan meramalkan permintaan (demand) dari kendaraan bermotor yang tepat sebagai masukkan utamanya, maka dapat ditentukan perencanaan yang strategis atas permintaan tersebut selama jangka waktu menengah melalui metode perencanaan agregat (aggregate planning). Dari perencanaan jumlah kendaraan yang diramalkan, maka dapat ditentukan jumlah stamping yang dibutuhkan untuk membuat kendaraan tersebut. Dalam peramalan diperhatikan faktor-faktor dan inflasi, suku bunga bank dan juga indeks harga saham , dimana faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi peramalan.

Perencanaan agregat yang akan ditentukan adalah pengaruh dari produksi yang tetap dan variasi tenaga kerja (workforce); tenaga kerja konstan, variasi inventors dan stockout; Tenaga kerja rendah konstan dan subkontrak; tenaga kerja konstan dan lembur (overtime), dari keempat perencanaan tersebut ditentukan hasil yang optimum.
ABSTRACT
The Planning And Controlling Production by Using Aggregate Planning Method (Case Study; Stamping Process Inautomotive Production Of Daihatsu In Year 2000)

The phases of planning and controlling production in a manufacture system will be the factor to determine effectivity of a company. By using the planning and controlling production, an optimum decision can be taken based on the resources of the company in fulfilling demand of the products. By using an exact forecast for the demand of the automotive, it will be able to determine the strategic planning on the demand for the middle period by using the aggregate planning methode. From the forecast of the number of the vechicles planned, it will be able to determine number of stamping required to produce the vechicles. In making the forecasting, the factors of inflation, bank's interest, foreign exchange, and share price indeks have to be noticed as these factors will influence the forecast.

The set up of aggregate planning is a result of the exact production and various workforce; constant workforce, various inventory and stockout; the low constant workforce and subcontract; constant workforce and overtime. The optimum result can be established from for planning.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heroe Sunarko
Abstrak :
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia Kedua pada tahun 1945 dan kemudian disusul oleh adanya pendudukan dan pengawasan Sekutu atas negara Jepang, telah membawa perubahan-perubahan yang sangat signifikan dalam berbagai aspek kebbidupan masyarakat. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh Pihak Sekutu, baik dalam bidang politik maupun ekonomi, diarahkan untuk penghapusan unsur-unsur feodal dan militer dari masyarakat Jepang serta untuk lebih menjamin terciptanya tatanan sosial, politik dan ekonomi yang lebih adil dan demokratis (Ryoosuke Ishii, 1989: 166). Langkah-langkah reformasi ekonomi yang dicanangkan pihak Sekutu dalam upaya menciptakan tatanan ekonomi yang lebih adil ditempuh melalui pembubaran zaibatsu (klik keuangan) yakni: Mitsui, Mitsubishi dan Sumitomo, karena dinilai telah melakukan praktek-praktek monopoli dan merugikan rakyat. Selain itu, Pemerintah juga mengadakan peninjauan dan penataan kembali kepemilikan tanah (land reform) , serta pada saat yang bersamaan, memperbaiki produk-produk hukum dengan mensahkan Undang Undang Anti Monopoli (Dokusen Kinshi Ho) dan Undang Undang Dekonsentrasi (Shuchu Haijo Ho). Dengan serangkaian kebijakan tersebut, maka Jepang mulai membangun kembali perekonomian nasional dengan menitik beratkan pada sektor industri. Slogan-slogan yang dipakai pemerintah Jepang sejak awal Meiji, yakni 'memperkaya negeri dan memperkuat militer' (fukoku kyohei) mulai ditinggalkan dan lebih menekankan pada semangat "meningkatkan produksi dan memajukan industri" (shokusan kogyo). Upaya-upaya rekonstruksi perkonomian nasional Jepang dan diikuti pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, tidak dapat dipungkiri menjadi pendorong bagi terbentuknya berbagai organisasi bisnis atau perusahaan, dalam berbagai bentuknya, yang bergerak dalam berbagai sub-sektor ekonomi. Dalam konteks ini, perusahaan-perusahaan Jepang memainkan peranan dan berfungsi sama tak ubahnya seperti organisasi-organisasi bisnis di negara-negara industri dan dimanapun juga, yakni untuk memperoleh, sejauh mungkin, keuntungan atau produksi maksimum (profit maximization) dan perluasan usaha (Business expansion) dengan biaya yang rendah (Gregory, 1982:4). Untuk mencapai tujuan tujuan tersebut, maka perusahaan memanfaatkan modal, sumber daya manusia dan teknologi yang mencakup mesin-mesin dan alat-alat produksi yang dimilikinya. Namun demikian, gambaran mengenai keberadaan sebuah perusahaan sebagai organisasi ekonomi yang berorientasi pada perolehan keuntungan merupakan gambaran dari sisi luar suatu organisasi bisnis. Dalam masyarakat dan kebudayaan Jepang, sebuah perusahaan. diberi makna yang lebih dalam dan khusus dari sekedar sebuah unit organisasi bisnis.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Purnawarman
Abstrak :
Industri makanan merupakan subsektor yang merupakan bagian dari agroindustri yang memiliki peranan besar dalam perekonomian, terutama terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja. Industri makanan juga penting fungsinya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Selain itu merupakan bagian dari penguatan 10 klaster industri dalam rangka pengembangan sejumlah subsektor yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009. Sehingga untuk mendukung program tersebut diperlukan suatu analisis faktor produksi dan produktivitas yang akan bermanfaat untuk memberikan gambaran kinerja Industri makanan dalam penentuan kebijakan yang bersifat strategis dan tepat, terutama dalam menghadapi dampak krisis ekonomi. Dari hasil analisis regresi yang dilakukan dengan data panel mempergunakan fungsi produksi Cobb-Douglas, dapat diketahui bahwa Industri makanan skala besar dan sedang pada saat periode sebelum krisis ekonomi (1992-1997) bersifat padat tenaga kerja (labour intensif), decreasing return to scale, elastisitas subsritusi antara kapital dengan tenaga kerjanya bersifat elastis, tingkat TFP (Total Factor Productivity) rata- rata mengalami penurunan (bernilai negatif), produktivitas rata-rata tenaga kerja relatif meningkat walau tidak stabil, dan produktivitas rata-rata kapital menurun. Sedangkan pada saat setelah krisis ekonomi (1998-2003), industri makanan skala besar dan sedang bersifat padat kapital (capital intensif), decreasing retum to scale, elastisitas substitusi antara kapital dengan tenaga kerja bersifat inelastis, tingkat TFP-nya masih mengalami penurunan, namun Iebih baik daripada sebelum krisis ekonomi, rata-rata produktivitas tenaga kerja mengalami kenaikan dan rata-rata produktivitas kapital mengalami penurunan. Sedangkan efisiensi saat sebelum krisis ekonomi Iebih baik dibandingkan setelah krisis ekonomi. Hasil diatas memperlihatkan bahwa kebijakan pemerintah selama ini dalam perbaikan produktivitas sudah cukup baik, akan tetapi dalam efisiensi perlu diadakan perbaikan Iebih lanjut. Sehingga dalam usaha mendukung pengembangan dan revitalisasi industri makanan selanjutnya, maka pemerintah perlu memperhatikan dan mengambil kebijakan yang berfokus pada peningkatan efisiensi tanpa melupakan pembukaan Iapangan kerja, dan perbaikan produktivitas tenaga kerja dan kapital yang didukung oleh kemajuan teknologi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Amarta
Abstrak :
Pada akhir-akhir ini situasi bisnis di Indonesia semakin tidak menentu apalagi dengan melemahnya nilai tukar dollar AS terhadap mata uang lainnya terutama Yen Jepang dan Hark Jerman. Hal ini akan meningkatkan jumlah pembayaran bunga dan cicilan hutang Indonesia dalam dollar AS ke Jepang, Jerman Barat dan negara-negara Eropa lainnya. Fluktuasi kurs ini menyebabkan semakin raahalnya harga barang-barang impor yang sebagian besar harus dibayar dengan mata uang non dollar yang diperkirakan m'enguat terhadap dollar AS. Sementara itu prospek harga minyak bumi yang raasih merupakan sumber da.na' terbesar dalam neraca pembayaran Indonesia dan merupakan penyumbang yang besar dalam komposisi PDB Indonesia, tetap ti-dak menentu belakangan ini. Minyak mentah dan hasil olahan minyak, keduanya mengalami penurunan nilai ekspor pada akhir tahun 1988 dan diperkirakan tidak akan meningkat selama tahun 1989 ini. Dila-in pihak, kebutuhan minyak mentah untuk bahan pelumas dalam negeri semakin meningkat sehingga akan mempengaruhi penerimaan nilai eks-por migas ini. Gejala yang cukup mencemaskan tsb. adalah akibat dari muncul-nya regulasi dan penentuan kuota ekspor oleh negara-negara pengim-por komoditi primer sehingga pendapatan Indonesia disektor non mi-gas akan terpengaruh. Ketiga hal tsb di atas secara tidak langsung akan mengakibat-kan defisit pada neraca pembayaran Indonesia sehingga pemerintah akan mengalami kesulitan dalam pembayaran bunga dan cicilan hutang nya. Sedangkan Debt Service Ratio Indonesia selama ini masih ter-golong tinggi ( 40% ). Maka diperkirakan pemerintah akan mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan baru untuk menurunkan DSR yang masih tinggi tsb, antara lain melalui deregulasi di berbagai sektor ser-ta untuk meningkatkan pendapatan negara melalui pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan. Tingkat bunga pinjaman di dalam negeri yang tinggi akan mele-mahkan minat investasi, sehingga pertumbuhan angkatan kerja yang tidak didukung oleh penyediaan lapangan kerja yang cukup, akan mengakibatkan pengangguran. Pengangguran dan menurunnya pertumbuhan pendapatan domestik bruto (GDY)dapat diartikan sebagai menurunnya daya beli masyarakat. Sementara itu harga-harga di dalam negeri masih terus menga-lami'kenaikan akibat inflasi. Demikian pula dengan tenaga listrik yang merupakan sumber daya penting bagi industri manufacturing mengalami kenaikan yang cukup berarti. Peningkatan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan merupakan perjuangan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada pajak atas ekspor migas. Dan i-ni merupakan salah satu dari berbagai penyebab kenaikan harga. Meningkatnya biaya industri (biaya resources) dan keadaan nilai rupiah yang over value menyebabkan produk manufaktur dari Indo nesia tidak dapat bersaing dipasaran internasional. Sedangkan situ as i persaingan dalam negeri sudah demikian ketat, sehingga peru-sahaan perlu untuk mengambil langkah-langkah penting dalam mengha-dapi situasi seperti ini. Langkah-langkah penting tsb. adalah per-baikan dalam perencanaan produksi yang menyangkut peningkatan aku-rasi ramalan permintaan dan peningkatan produktivitas melalui effi siensi menyeluruh. Effisiensi yang akan ditinjau di sini adalah effisiensi dalam pengendalian persediaan karena setiap perubahan perencanaan tentu akan mengakibatkan perubahan dalam keputusan biaya persediaan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rachim
Abstrak :
ABSTRAK
Masyarakat Indonesia pada masa kini telah semakin mempercayai ilmu kedokteran didalam usaha memelihara kese hatan tubuhnya dari gangguan berbagai macam penyakit. Hal ini mengakibatkan konsumsi obat jadi didalam negeri mening kat dengan pesat. Peningkatan permintaan terhadap obat jadi membuka peluang untuk para penanam modal memasuki industri farmasi dengan mendirikan perusahaan farmasi pembuat obat jadi. Perusahaan farmasi yang jumlahnya berkembang dengan pesat ini memperketat persaingan didalam industri ini. Di Indonesia terdapat dua macam perusahaan pembuat obat Jadi, yakni perusahaan farmasi milik pemerintah (BUMN) yang mem produksi obat generik dan non generik sedangkan perusahaan farmasi lainnya adalah perusahaan farmasi swasta yang umum nya hanya memproduksi obat jadi non generik.

Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesa (Ditjen POM Depkes RI) mengatur tata cara dan pengawasan terhadap pembuatan dan penyaluran obat jadI. Pada tanggal 28 Januari 1989, Pemerintah melalui Menteri Kesehatan RI mengeluarkan peraturan untuk mewajibkan penulisan resep dan/atau menggu? nakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerin tah. peraturan ini mengakibatkan pangsa pasar yang tersedia bagi para produsen obat jadl swasta semakin sempit. Persa ingan yang ketat didalam industri ini mengakibatkan para produsen harus berusaha untuk memperkecil pengeluaran biaya agar dapat mengoptimalkan daya saing perusahaan.

PT. MAGMA PARMA yang merupakan salah satu perusahaan yang tergerak didalarn industri farrnasl ini mengalami penuru0 nan tingkat penjualan akibat adanya peraturan pemerintah mengenai pemakaian obat generik pada rumah sakit pemerintah yang merupakan pangsa pasar yang paling potensíal bagi perusahaan farmasi. Untuk mengatasi hal ini perusahaan tersebut harus meningkatkan promosi agar dapat menguasai pangsa pasar diluar rumah sakit pemerintah. Salah satu usaha yang dapat agar diperoleh dana untuk meningkatkan promosi dengan tidak menurunkan harga jual obat jadi adalah dengan melakukan penekanan biaya produksi obat jadi. Salah satu komponen didalam perhitungan biaya produksi adalah biaya persediaan bahan baku.

PT. MAGMA FARMA didalam meiaksanakan produksi obat jadi tidak melakukan perencanaan terhadap pembelian bahan baku obat jadi. Disamping tidak terencananya persediaan bahan baku, perusahaan ini juga metniHki kelemahan didalam prose dur pembelian bahan baku untuk persediaan. Penulis didalam penelitian ini, melakukan perhitungan biaya persediaan bahan baku abat jadi dengan mempergunakan rumus economic order quantity dan mendapatkan hasil bahwa perusahaan ini masih dapat menekan pengeluaran blaya persediaan pertahun yang cukup besar. Derigan adanya dana hash penghematan biaya persediaan bahan baku, maka dana tersebut dapat dialihkafl ke bagian pemasaran untuk dlpergunakan sebagaj bhaya promosi obat jadi perusahaan.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Rizaldi
Abstrak :
Le sujet du service financièr et bancaire devient un sujet important et intéressant pour l?économie d?indonésie, La structure et la composition du marché financièr et bancaire en Indonésie changent excessivement depuis la crise financière et économique qui frappent le pays depuis 1997. Plusieurs banques ont été fermees depuis 1997 par le gouvernement a cause de la malgestion de leur fonds la violence des fonds des déposants pour leurs propres groupes des compagnies. De banques étrangères qui opèrent leurs activité en Indonésie sont flânées à cet euphorie. L'abondance des crédits circulé est devenue des prêt non exécution et tous les efforts sont pris a fin de résoudre ces prêts non exécution. L?autre aspect important de la crise de finances est que les banques étrangères representent la possibilité de choisir une banque fiable et convinient situé en Indonésie au lie de placer les fonds dans des banques d?outre-mer qui posent des des problèmes d'eloignerneflt et des problème de langues. De banques étrangères commence à. gagner des endroits sur le marché pour compléter le râle de la banque locale qui a été largement identifiée par le public jusqu? au début de la crise financière. Toutefois pour attirer le nouveatix clients et les garder la banque devrait offrir le vrai service ia clientèle et promouvoir des avantages financiers. Ceci nécessitera de fournir une large gamme des produits par les canaux divers de distributions (branchements amé1io1, les distributeurs autornatiques/A TMs, téléphone, Internet) en modules de service qui répondent aux besoins de différents types de clients). Ii est intéressant de voir comment une banque étrangère fait face au changement du marché comment et cette banque progresse sur la marché. HSBC en tant qu'une de principales banques en Asie avec une base de clients dans tous les pays en Asie adopte ce changement de marché financier et a commencé à offrir ces produits personnels intéressants. Car un de cette expansion agressive est la croissance nombreuse de client ce qui entraîne un besoin de la croissance de ressources pour maintenir le niveau du service fourni au client. Il faut ouvrir plus de bureaux et de branchements. Mais alors la banque devrait calculer le coût de la création des nouveaux branchements des établissements avec le bénéfice gagné par la banque en détail.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>