Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sari Budi Subekti
"ABSTRAK

Penelitian ini ingin melihat perbedaan prokrastinasi akademik berdasarkan demografi (usia, kelas/angkatan, dan jenis kelamin) mahasiswa Universitas Indonesia. Perilaku prokrastinasi akademik diukur dengan menggunakan Procrastination Assessment Students Scale (PASS). Partisipan dalam penelititan ini adalah 208 Mahasiswa Universitas Indonesia program sarjana (S1). Dari analisis data diketahui bahwa frekuensi perilaku prokrastinasi akademik pada area tugas makalah kelompok cenderung lebih tinggi pada rata-rata mahasiswa daripada mahasiswi UI. Selanjutnya, diketahui bahwa frekuensi perilaku prokrastinasi akademik pada area tugas administratif cenderung lebih tinggi pada rata-rata usia 22 tahun dan 23 tahun daripada usia 20 tahun mahasiswa Universitas Indonesia. Adapula, perilaku prokrastinasi akademik tugas makalah individual dipersepsikan sebagai suatu masalah, cenderung lebih tinggi pada rata-rata angkatan 2011 daripada angkatan 2010 mahasiswa UI. Terakhir, alasan perilaku prokrastinasi akademik cenderung lebih tinggi pada rata-rata mahasiswi daripada mahasiswa yaitu alasan rendahnya self-esteem dan kesulitan membuat keputusan


ABSTRACT

This study would like to see the difference of academic procrastination based on demographics (age, grade level/class, and gender) students of Universitas Indonesia. Meanwhile, academic procrastination behavior was measured by using Students Procrastination Assessment Scale (PASS). The participants in this study were 208 undergraduate students of Universitas Indonesia. Based on the data analysis was known that the frequency of academic procrastination behavior on writing group a term paper tend to be higher on average Universitas Indonesia male students than female students. Furthermore,it was also known the frequency of academic procrastination behaviour on administrative tasks of students Universitas Indonesia tend to be higher on age average among 22 years old and 23 years old than 20 years old. Beside that, academic procrastination behaviour on writing individual a term paper of students Universitas Indonesia which was perceived as problem, tend to be higher on average grade/class 2011 than 2010. Last, the reason of academic procrastination behaviour tend to be higher on average female students than male students was reason for low self-esteem and difficulties making decisions

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima E. Delta
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Prokrastinasi Akademis dengan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Prokrastinasi akademis adalah suatu perilaku menunda untuk memulai atau menyelesaikan suatu tugas dalam konteks akademis (Ferrari, 1995). Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto field study. Prokrastinasi Akademis diukur dengan skala Prokrastinasi Akademis yang terdiri dari 20 item (a= .833). Motivasi Berprestasi diukur dengan Skala Motivasi Berprestasi yang terdiri dari 30 item (a = .833).
Hasil penelitian pada 57 orang mahasiswa (41 perempuan, 16 laki-laki) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dengan rentang angkatan 2003, 2004, 2005, 2006 dengan korelasi pearson menunjukkan hubungan yang signifikan secara negatif antara prokrastinasi akademis dengan motivasi berprestasi (r = - .382**,p<.01) yang berarti semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademisnya maka akan semakin rendah motivasi berprestasi. Sementara dengan menggunakan analisa regresi dengan metode stepwise, ditemukan bahwa dimensi tangguh dari motivasi berprestasi paling mempengaruhi prokrastinasi akademis (0.518, p=.000<.05).
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk mengambil sampel yang lebih luas, tidak hanya di Fakultas Psikologi, namun juga di Fakultas/Jurusan lainnya. Kemudian dapat dikombinasikan dengan metode wawancara agar hasil penelitian lebih optimal.

Purpose of this study is to find out the correlation between Academic Procrastination with Achievement Motivation at Student College in Faculty Psychology University of Indonesia. Academic procrastination can define as delaying behavior to start or to finished tasks in context academic. (Ferrari, 1995). This study are constitute of ex post facto field study. Using correlation pearson and regresi analyse for statistic method. Academic Procrastination measured by Academic Procrastination scale, that consist of 20 item with (a= .833). Furthermore, Achivement motivation measure by Achivement Motivation Scale, that consist of 30 item with (a = .833).
Result of this study at 57 university student (41 women, 16 men) at Faculty of Psychology University Indonesia with distance lift 2003, 2004, 2005, 2006 . Statistical correlation pearson show significan correlation negatively between academic procrastination with achievement motivation (r = - .382**,p<.01) which mean, more and more score of academic procrastination, then so get lower the score of achievement motivation. Meanwhile, using analyse regresion with stepwise method. This study findout that dimension sturdy of achivement motivation is the most have great influence to academic procrastination (0.518, p=.000<.05).
Basic on result, suggest to take sample more widely, not only in Faculty of Psychology but at other Faculty. Also, can combine with interview methode for optimal and enrichment result.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Monica
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara prokrastinasi akademik dan optimisme pada mahasiswa di Universitas Indonesia. Prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai penundaan yang disengaja dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan akademis dan mungkin disebabkan oleh takut akan kegagalan, kecenderungan untuk menunda pengerjaan tugas yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan, pengelolaan waktu yang buruk, atau ketidaksukaan terhadap tugas tertentu. Optimisme didefinisikan sebagai keyakinan secara umum akan adanya hasil yang baik. Pengukuran prokrastinasi akademik menggunakan alat ukur Procrastination Assessment Scale for Students (PASS) yang disusun oleh Solomon dan Rothblum (1984). Pengukuran optimisme menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang disusun oleh Carver dan Scheier (1994). Partisipan penelitian berjumlah 669 mahasiswa di Universitas Indonesia. Melalui teknik statistik Pearson Correlation, diketahui bahwa terdapat hubungan negatif antara prokrastinasi akademik dan optimisme yang signifikan. Melalui teknik statistik one way anova, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat prokrastinasi akademik berdasarkan semester, namun terdapat perbedaan tingkat prokrastinasi akademik berdasarkan fakultas. Tidak terdapat perbedaan tingkat optimisme berdasarkan semester ataupun fakultas.

This research was conducted to find the correlation between academic procrastination and optimism among students in University of Indonesia. Academic procrastination defined as intentional delay in completing academic-related tasks and may result from a fear of failure, a tendency to postpone tasks necessary to achieve a specific goal, poor time management, or task aversiveness. Optimism defined as expectations that good things will happen. Academic procrastination was measured using an instrument named Procrastination Assessment Scale for Students (PASS) made by Solomon and Rothblum (1984). Optimism was measured using Life Orientation Test-Revised (LOT-R) made by Carver and Scheier (1994). Participants of this research were 669 students in Universitas Indonesia. The Pearson Correlation indicates negative significant correlation between academic procrastination and optimism. The One Way Anova analysis indicates no differences in academic procrastination based on semester, but there is differences in academic procrastination based on faculty. There is no differences in optimism based on semester and faculty."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leidar Fitriza Nabila
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa berdasarkan tingkat perkualiahannya. Pengukuran kecenderungan prokrastinasi yang dilakukan menggunakan Tuckman?s Procrastination Scale oleh Tuckman (1991) dan prokrastinasi yang dilakukan diukur menggunakan Active Procrastination Scale oleh Choi dan Moran (2009). Responden berjumlah 109 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dari seluruh tingkat perkuliahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara prokrastinasi dan tingkat perkuliahan. Hasil penelitian ini menunjukkan banyaknya prokrastinator dan prokrastinator aktif pada seluruh responden. Prokrastinator paling banyak terdapat pada mahasiswa tingkat pertama. Prokrastinator aktif paling banyak terdapat pada tingkat akhir.

This research aimed to examine the differences of procrastination in every college's years. The tendency to do procrastination were measured by Tuckman?s Procrastination Scale which made by Tuckman (1991) and which procrastination they do were measured by Active Procrastination Scale which made by Choi and Moran (2009). The respondents were 109 college students from Faculty of Psychology, University of Indonesia from every college?s years. The result of this research showed that there is no a significant differences in procrastination and college's years. The result also showed that there is many procrastinators and active procrastinators in all respondents. The highest amount of procrastinators are in first year of college. The highest amount of active procrastinators are in last year of college.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Pradipta
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan memvalidasi alat ukur baru yang mengukur tingkat neurotic. Total dari 167 mahasiswa sarjana psikologi dari University of Queensland di runjuk untuk merespon 17 pertanyaan untuk mengukur tingkat neurotik. Dari 17 pertanyaan, 12 dipilih untuk mempertahankan kualitas dari pertanyaan tersebut dan memiliki konsistensi internal yang baik = 6. Untuk memvalidasi alat ukur ini analisa validasi konkuren di gunakan dengan cara mengkorelasikan dengan skala yang telah dibuat yang mengukur prokratinasi aktif, tingkat malu, dan reflektivitas diri yang telah ditemukan dengan neurotik. Kemudian tingkat neurotik bisa digunakan sebagai alat yang memprediksi itu semua. Secara keseluruhan, alat ukur yang baru ini memiliki validitas dan reliabilitas yang baik karena alat ukur ini memiliki akurasi yang baik terhadap apa yang diukur. Implikasinya, skala ini bisa digunakan untuk tujuan akademis, karena majoritas partisipan dipenelitian ini adalah mahasiswa jadi untuk penelitian selanjutnya skala ini bisa ditambah variabel lainnya seperti GPA, atau academic achievement.

The purpose of this study is to develop and validate a new scale measuring neuroticism. A total of 167 undergraduate psychology students from the University of Queensland were asked to provide responses to 17 items measuring neuroticism. Of the total 17 items, 12 were kept to maintain item quality and good internal consistency 76. To validate the new scale, concurrent validity analyses were conducted by correlating the new scales with three established scale measuring active procrastination, embarrassability, and self reflectiveness that have been found to be associated with neuroticism. Thus, neuroticism could be the use as a predictor them. Overall, the new scale has good validity and reliability because it has good accuracy towards what it supposed to measure. For future use, this scale could be used to academic use, because most of the participants were student it could add another variable such as GPA, or academic achievement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinni Rahmawati
"Penelitian sebelumnya menemukan bahwa welas asih berperan sebagai mediator dalam hubungan antara penundaan dan stres. Di sisi lain, munculnya konsep prokrastinasi aktif yang melihat prokrastinasi dari sudut pandang yang lebih positif menimbulkan pertanyaan baru, apakah welas asih secara konsisten berperan sebagai mediator dalam konteks hubungan prokrastinasi yang aktif dan penuh tekanan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran welas asih sebagai mediator dalam hubungan antara prokrastinasi aktif dan stres. Partisipan dalam penelitian ini adalah 221 mahasiswa aktif dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang terdiri dari 63 laki-laki (28,51%) dan 158 perempuan (71,49%). Pengukuran ketiga variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan kuesioner self report yaitu Tuckman Procrastination Scale (TPS) untuk menyaring partisipan yang prokrastinasi, Active Procrastination Scale (APS) untuk mengukur prokrastinasi aktif, Perceived Stress Scale (PSS) untuk mengukur tingkat stres, dan Skala Cinta Kasih. (SCS) untuk mengukur belas kasihan diri. Hasil penelitian menemukan bahwa prokrastinasi aktif berpengaruh langsung negatif dan signifikan terhadap stres. Namun, hasil uji hubungan mediasi (efek tidak langsung) menunjukkan bahwa welas asih tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan antara prokrastinasi aktif dan stres.

Previous research has found that compassion acts as a mediator in the relationship between procrastination and stress. On the other hand, the emergence of the concept of active procrastination which sees procrastination from a more positive point of view raises new questions, whether compassion consistently acts as a mediator in the context of an active and stressful procrastination relationship. Therefore, this study aims to determine the role of compassion as a mediator in the relationship between active procrastination and stress. Participants in this study were 221 active students from various universities in Indonesia consisting of 63 men (28.51%) and 158 women (71.49%). Measurement of these three variables was carried out using a self-report questionnaire, namely the Tuckman Procrastination Scale (TPS) to screen for procrastination participants, the Active Procrastination Scale (APS) to measure active procrastination, the Perceived Stress Scale (PSS) to measure stress levels, and the Loving Kindness Scale. (SCS) to measure self-compassion. The results found that active procrastination had a negative and significant direct effect on stress. However, the results of the mediation relationship test (indirect effect) show that compassion does not act as a mediator in the relationship between active procrastination and stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiya Zhafirah Wahyuningtyas
"Perilaku prokrastinasi akademik umum terjadi pada mahasiswa, diperkirakan sebanyak 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik. Maka dari itu, penting untuk diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berkaitan agar dapat menambah pengetahuan dalam rangka menangani prokrastinasi akademik. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengonfirmasi kemungkinan peran coping adaptif sebagai mediator dalam hubungan antara conscientiousness dan prokrastinasi akademik, yang hingga saat ini belum diteliti pada mahasiswa Indonesia. Penelitian korelasional ini dilakukan dengan pengumpulan data yang menggunakan kuesioner daring. Semua alat ukur yang digunakan telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia, yaitu Academic Procrastination Scale (Dzakiah & Widyasari, 2021) untuk mengukur prokrastinasi akademik, IPIP-BFM 50 (Akhtar & Azwar, 2019) untuk mengukur conscientiousness, dan COPE (Widiastari & Suwartono, 2021) untuk mengukur coping adaptif. Sebanyak 238 mahasiswa S1 usia 18-25 dari berbagai daerah berpartisipasi dalam mengisi kuesioner. Berdasarkan analisis regresi berganda ditemukan bahwa semakin tinggi conscientiousness dan coping adaptif maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik individu. Akan tetapi, coping adaptif tidak memediasi hubungan conscientiousness dalam memprediksi prokrastinasi akademik. Conscientiousness merupakan faktor yang kuat dalam memprediksi prokrastinasi akademik.

Academic procrastination behavior is common among students, it is estimated that as many as 70% of students do academic procrastination. Therefore, it is important to investigate further about the related factors in order to increase knowledge in dealing with academic procrastination. This correlational study aims to confirm the possible role of adaptive coping as a mediator in the relationship between conscientiousness and academic procrastination, which has not been studied in Indonesian students until now. Data was collected using an online questionnaire. All instruments already adapted to Bahasa Indonesia, namely the Academic Procrastination Scale (Dzakiah & Widyasari, 2021) to measure academic procrastination, IPIP-BFM 50 (Akhtar & Azwar, 2019) to measure conscientiousness, and COPE (Widiastari & Suwartono, 2021) to measure adaptive coping. A total of 238 respondents which are undergraduate students aged 18 - 25 participated in completing the online questionnaire. Based on multiple regression analysis, it was found that the higher the conscientiousness and adaptive coping in someone, the lower the level of academic procrastination they have. However, adaptive coping does not mediate the relationship of conscientiousness in predicting academic procrastination. Conscientiousness is a strong factor in predicting academic procrastination."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu Ahmad Gamal Arigi
"Latar Belakang: Pendidikan kedokteran dianggap sebagai salah satu pendidikan yang memiliki stressor tinggi. Banyaknya sumber stressor dari mahasiswa tersebut apabila tidak sejalan dengan strategi coping yang baik maka berdampak terhadap keinginan untuk menunda menyelesaikan tugas akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan dan perbandingan jenis penggunaan strategi coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa kedokteran tahap preklinik. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dilakukan pada 202 mahasiswa semester 2, 4, 6 Fakultas Kedokteran Universitas Mataram pada April 2023. Data didapatkan menggunakan instrument Brief Cope dan kuesioner Prokrastinasi akademik yang sebelumnya sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil: Terdapat hubungan antara penggunaan strategi coping dengan prokrastinasi akademik mahasiswa kedokteran Preklinik dengan nilai p=0.002 (<0.05). Terdapat perbedaan nilai penggunaan strategi coping dan Prokrastinasi akademik pada mahasiswa semester 2, 4 dan 6 dengan nilai uji P pada nilai penggunaan strategi coping 0,008 (p<0,05) dan nilai prokrastinasi akademik sebesar 0,010 (p<0,05). Problem focused coping pada aspek planning dan jenis prokrastinasi akademik pada aspek penundaan dalam memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 3.20 dan 2.55. Kesimpulan: Prokrastinasi akademik pada mahasiswa merupakan masalah yang sering terjadi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya yaitu strategi coping. Sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan strategi coping yang efektif guna mengurangi prokrastinasi akademik dan meningkatkan prestasi akademik serta kesejahteraan mereka.

Background: Medical education is an education that has a high stressor. The many sources of stress for these students, if not accompanied by effective coping strategies, will have an impact on starting and delaying completing academic assignments. This study explores the relationship and comparison of coping strategies and academic procrastination in medical students at the preclinical stage. Methods: This study used a cross-sectional study design and was conducted on 202 students in grades 2, 4, and 6 of the Faculty of Medicine, University of Mataram, in April 2023. Data were obtained using the Brief Cope instrument and an academic procrastination questionnaire, which had been tested for validity and reliability. Results: There was a relationship between the use of coping strategies and academic procrastination in preclinical medical students, with p = 0.002 (<0.05). There are differences in scores using coping strategies and academic procrastination for students in grades 2, 4, and 6, with a P value of 0.008 (p<0.05) for coping strategies and 0.010 (p<0.05) for academic procrastination. Problem-focused coping on planning aspects and types of academic procrastination on aspects of delays in starting or completing assignments have the highest average scores of 3.20 and 2.55. Conclusion: Academic procrastination among students is a problem that often occurs. One of the factors that can influence it is the coping strategy. It is necessary to develop and implement effective coping strategies to reduce academic procrastination and increase academic achievement and welfare."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Adyaksa Bagaskara
"Perubahan metode pembelajaran pada mahasiswa dari tatap muka menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dapat mengakibatkan berbagai masalah pada mahasiswa, antara lain masalah academic burnout yang ditandai oleh kondisi kelelahan fisik, perilaku sinis yang ditandai dengan menurunnya motivasi, dan kurangnya efikasi diri yang disebabkan oleh banyaknya tuntutan akademik (Schaufeli et al., 2002). Salah satu faktor yang dapat memengaruhi academic burnout mahasiswa adalah perilaku prokrastinasi akademik. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara prokrastinasi akademik dan academic burnout di situasi PJJ selama pandemi Covid-19. Pengukuran academic burnout dilakukan dengan menggunakan Maslach Burnout Inventory Student Survey (MBI-SS), sedangkan pengukuran prokrastinasi akademik dilakukan dengan menggunakan Academic Procrastination Scale-Short Form (APS-S). Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (N=201; perempuan = 82.6%). Hasil analisis Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara prokrastinasi akademik dan academic burnout pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia r(201)= .19, p < 0.01. Kemudian, terdapat hubungan yang signifkan antara prokrastinasi akademik dan dimensi academic burnout yaitu exhaustion r(201) = .35, p < 0.01, cynicism r(201) = .36, p < 0.01, dan academic inefficacy r(201) = .46, p < 0.01. Temuan penelitian ini memberi masukan bahwa perilaku prokrastinasi akademik berhubungan dengan adanya kecenderungan academic burnout mahasiswa.

Changes in learning methods for students from offline to distance learning (PJJ) can cause various problems for students, including academic burnout which are characterized by physical exhaustion, cynical behavior marked by decreased motivation, and lack of self-efficacy caused by academic demands (Schaufeli et al., 2002). One factor that can influence student academic burnout is academic procrastination. This study wants to examine the relationship between academic procrastination and academic burnout during the PJJ situation. Measurement of academic burnout was carried out using Maslach Burnout Inventory Student Survey (MBI-SS), whereas measurement of academic procrastination was carried out using Academic Procrastination Scale-Short Form (APS-S). The participants of this study were students of the Faculty of Psychology, University of Indonesia (N=201; female = 82.6%). Pearson Correlation analysis shows that there is a significant positive correlation between academic procrastination and academic burnout r(201)= .19, p < 0.01. Furthermore, there is a significant correlation between academic procrastination and the dimensions of academic burnout, namely exhaustion r(201) = .35, p < 0.01, cynicism r(201) = .36, p < 0.01, and academic inefficacy r(201) = .46 , p < 0.01. Findings of this study provide input that academic procrastination is related to the tendency of academic burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Dinda Zhafira
"Mahasiswa tingkat akhir yang menghadapi tuntutan skripsi cenderung menggunakan waktu sebelum tidur untuk menggunakan media sosial sebagai pelarian. Namun, aktivitas tersebut dapat berkembang menjadi perilaku maladaptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi prokrastinasi waktu tidur terhadap penggunaan media sosial bermasalah pada mahasiswa tingkat akhir. Partisipan pada penelitian ini adalah 358 mahasiswa tingkat akhir yang mengerjakan skripsi (perempuan=265, laki-laki=93), berusia 18–25 tahun (M=21,58, SD=0,794), dan menggunakan media sosial. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa prokrastinasi waktu tidur dapat memprediksi penggunaan media sosial bermasalah secara signifikan dengan kontribusi yang sedang (R2=0,091, p<0,01). Disarankan untuk memperhatikan proporsi demografis partisipan di penelitian selanjutnya.

Final-year students facing the pressures of their thesis tend to use their bedtime to engage with social media as a form of escape. However, this activity can develop into maladaptive behavior. This study aims to determine the role of bedtime procrastination towards this problem in final year students. Participants in this research were 358 final year students who were doing their thesis (female=265, male=93), aged 18–25 years (M=21.58, SD=0.042), and used social media. The results of the regression analysis showed that bedtime procrastination significantly predicts problematic social media use with a moderate contribution. (R2=0,091, p<0,01). It is suggested that future research should consider the demographic proportion of participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>