Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Estyar Dian Wahyuarti
Abstrak :
Road in DKI Jakarta province is an important transport infrastructure to support so needed planning road repair to use budget. It is effective to use of budget so needed determine road repair works priority scale, damaged road was found such as lack of road repairs. Therefore, it is required to study suitable method that can be applied to determine road repair works priority scale. In determining road repair works priority scale based on Analitical Hirarchy Process AHP method, there is several factors were found. it is recommended to use Analitical Hirarchy Process AHP method. Therefore the rank of priority scale obtained may closely represent effectiveness of using the budget. And that produce procedure for choosing priority to use of budget in road repair.
Jalan di Provinsi DKI Jakarta merupakan prasarana transportasi yang penting sehingga dibutuhkanlah perencanaan pekerjaan perbaikan jalan dengan tujuan penggunaan anggaran. Dengan penggunaan anggaran yang efektif dibutuhkan penentuan skala prioritas pekerjaan perbaikan jalan, banyak ditemukan jalan yang belum mendapat perbaikan. Dengan demikian perlu mengkaji metode penetapan skala prioritas pekerjaan perbaikan jalan. Berdasarkan penentuan skala prioritas pekerjaan perbaikan jalan dengan metode Analitical Hirarchy Process (AHP) diperoleh faktor-faktor dengan dominan dari masing-masing. Metode Analitical Hirarchy Process (AHP) disarankan untuk digunakan pada perencanaan pekerjaan perbaikan jalan sehingga urutan skala prioritas dapat menggambarkan penggunaan anggaran dengan baik. Serta menghasilkan prosedur untuk memilih prioritas penggunaan anggaran dalam perbaikan jalan.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Saputra
Abstrak :
Salah satu parameter yang bisa dipakai dalam mengukur kinerja keandalan sistem distribusi adalah nilai WASRI (Weighted Average System Reliability Index) Semakin tinggi nilai dari indeks tersebut maka semakin rendah keandalan dari sistem distribusi. Untuk mencapai tingkat keandalan yang sesuai maka perlu diadakan kegiatan pemeliharaan. Efektifitas (E) kegiatan pemeliharaan diperoleh dari perbandingan antara perubahan nilai WASRI dengan biaya kegiatan pemeliharaan terkait. Dengan mengurut nilai E berdasarkan besarnya akan didapatkan prioritas kegiatan pemeliharaan untuk mencapai tingkat keandalan sistem yang diinginkan dari anggaran kegiatan pemeliharaan yang ada. Dengan studi kasus sistem distribusi listrik bandar udara Soekarno-Hatta, berdasarkan data dihitung perubahan laju kegagalan pada subsistem, komponen indeks keandalan dan Efektifitas kegiatan pemeliharaan dari biaya pemeliharaan yang ada. Didapatkan 3 peringkat prioritas tertinggi untuk pemeliharaan dari jaringan Technical Priority berturut-turut adalah T2-T0-T6 dan untuk jaringan General Priority adalah P15-P7-P55.
One of the parameters that can be used in measuring the performance of distribution system reliability is the value of WASRI (Weighted Average System Reliability Index). To achieve an appropriated reliability its need to do a maintenance. E (Effective) value of maintenance activities can be calculated by divide the WASRI changing value with the cost of maintenance activities at that subsystem. By ranking the E value, we will know the priority of maintenance activity to achieve the reliability target based on cost of maintenance. Based on data at Soekarno-Hatta Airport electric distribution system, we can calculate the change of subsystem failure rate, reliability index component and the effectivity of maintenance task. The highest ranking for maintenanace task at Technical Priority are T2-T0-T6 and at General Priority are P15-P7-P55.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T30804
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Diarjo
Abstrak :
Konektifitas infrastruktur Jakarta dengan kota Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi sebagai kota penyangga dapat meningkatkan hubungan keterkaitan antar sektor ekonomi, hal tersebut melatar belakangi KP3EI merumuskan Jabodetabek Metropolitan Priority Area MPA sebagai sarana Program Percepatan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi melalui pembangunan infrastruktur. Berkaitan dengan peran dan fungsinya sebagai ibukota negara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 dan posisi strategis dalam penyumbang PDRB Jabodetabek dan PDB Indonesia terbesar, Provinsi DKI Jakarta dituntut terus berbenah diri melalui pembangunan untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan yang kompleks. Struktur perekonomian di DKI Jakarta pada tahun 2011, keterkaitan ke belakang total terbesar terjadi pada sektor 10 industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 3,586958; Keterkaitan ke depan total terbesar terjadi pada sektor 10 industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 6,5545510; menempatkan sektor 6 makanan, minuman dan tembakau, sektor 9 kertas dan barang cetakan, sektor 10 pupuk, kimia dan barang dari karet, sektor 13 alat angkut, mesin dan peralatannya, sektor 15 listrik menjadi sektor kunci dianalisa menggunakan tabel input output DKI Jakarta 2006 yang sudah di perbaharui menjadi 2011 menggunakan metodologi RAS. Pada tahun tersebut, pengganda output total terbesar adalah sektor 10 industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 3,586958048; Pengganda pendapatan total terbesar adalah sektor 10 industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 0,9150094; Pengganda lapangan kerja terbesar adalah sektor 26 angkutan udara sebesar 0,0877197; Analisa investasi pembangunan infrastruktur melalui koridor MPA memiliki dampak yang signifikan di Provinsi DKI Jakarta kurun waktu 2012-2020, pada 15 proyek dengan nilai Rp. 110,357 trilyun di shock investasi pada sektor konstruksi, angkutan rel dan jasa penunjang angkutan sehingga terjadi kenaikan output total sebesar Rp. 217,681 trilyun, kenaikan pendapatan total sebesar Rp. 39,743 trilyun, kenaikan lapangan kerja total sebanyak 439.276 orang dalam perekonomian.
Infrastructure connectivity with the city of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi city as a buffer to improve the relationship between economic sectors, it is the background for formulating KP3EI Greater Jakarta Metropolitan Priority Area MPA as a means of Acceleration Program through the Economic Development Acceleration and Expansion trough infrastructure development. Relating to the role and function as a state capital in accordance with Law No. 29 Year 2007 and a strategic position in Jabodetabek GDP and GDP contributor biggest Indonesian, Jakarta demanded continues to improve itself through the development to be able to cope with complex problems. Structure of the economy in Jakarta in 2011, the largest total backward linkages occur in sector 10 industrial fertilizer, chemical and rubber goods amounted to 3.586958 linkage to the biggest total in 10 sectors industrial fertilizer, chemical and rubber is 6.5545510 put the 6 sectors food, beverages and tobacco, sector 9 paper and printing, sector 10 fertilizer, chemical and rubber products, sector 13 transportation equipment, machinery and tools, sector 15 electrical into sector analyzed using a key input output tables of Jakarta in 2006 which has been updated to 2011 using the RAS methodology. In this year, largest total output multiplier is sectors 10 industrial fertilizer, chemical and rubber goods of 3.586958048 largest total income multiplier is sector 10 industrial fertilizer, chemical and rubber goods of 0.9150094 largest employment multiplier is 26 sectors air transport of 0.0877197. Analysis of infrastructure investments through the corridors MPA had a significant impact in Jakarta period 2012 2020, at 15 projects with a value of Rp. 110,357 trillion shocking investment in sector construction, rail freight, and transport support service resulting in an increase in total output of Rp. 217,681 trillion, an increase in total revenue of Rp. 39,743 trillion, an increase 439.276 in total employment in the economy as much as people.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T47040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Paramita
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas bagaimana konsumen usia diatas 55 tahun mengkategorikan barang konsumsi ke dalam tingkat kebutuhan (primer/ sekunder/ tersier), ada tidaknya perubahan dalam mengkategorikan barang dan jasa ke dalam tingkat kebutuhan pada saat konsumen berusia diatas 55 tahun dibandingkan sebelum berusia 55 tahun serta faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang berusia di atas 55 tahun dalam memenuhi kebutuhan yang berdasarkan pada tingkat prioritas (intensitas). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 64 orang. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa perbedaan personal / karakteristik konsumen usia diatas 55 tahun mengakibatkan adanya perbedaan kebutuhan. Disamping itu berdasarkan analisis data terkait dengan kebutuhan konsumen usia diatas 55 tahun, ditemukan fakta bahwa mereka cenderung menitikberatkan hanya pada hal hal yang terkait dengan kebutuhan primer bagi mereka. Penelitian ini juga menitikberatkan pentingnya faktor atribut produk, lingkungan pembelian dan sumber informasi sebagi faktor faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen usia diatas 55 tahun. Berdasarkan penelitian, disarankan kepada perusahaan agar mengamati perubahan kebutuhan terhadap barang konsumsi, atribut atribut yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan strategi pemasaran bagi barang konsumsi yang akan dipasarkan kepada konsumen dengan usia diatas 55 tahun.
ABSTRACT
This master thesis discusses how consumer aged over 55 years old categorized consumer goods based on priority levels (primary/ secondary/ tertiary), whether or not there is any change in the way consumers aged over 55 categorize goods into each priority levels compared with the way said consumers did before they reached the age of 55. This thesis also discusses the factors that influence the consumer behavior of consumers aged over 55 years old in order to meet their needs based on the priority levels (intensity). This is a quantitative research with descriptive research design. The sampling method used in this research is purposive sampling with total number of respondents of 64 people. The result shows that the differences in the personal characteristics cause differences in the needs of consumers. In addition, it is revealed that respondents tend to emphasize their primary needs more than the rest of their needs. The study also shows the importance of product‘s attributes purchase environment and sources of information as factors that might influence the purchase decisions of consumers aged over 55 years old. Based on the study, advised the company to observe the changing needs of the consumer goods, attributes attributes that influence decision making and marketing strategy for consumer goods that will be marketed to consumers over the age of 55 years.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library