Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kebijakan pemerintah di bidang produksi dan perdagangan beras terus menjadi kontroversi karena sifat komoditas beras yang sangat terkait dengan stabilitas makroekonomi terutama infkasi, ketahanan pangan, pengangguran dan kemiskinan. Tulisan ini membahas kondisi perberasan dan kebijakan perdagangan beras di Indonesia di tengah iklim liberalisasi saat ini. Data menunjukkan Indonesia mengalami surplus beras dari tahun ke tahun, terutama pada lima tahun terakhir. Pada kenyataannya Indonesia terus melakukan impor beras. Angka resmi yang dikeluarkan sejumlah sumber mengenai jumlah beras yang masuk ke pasar domestik bahkan jauh lebih besar dari angka yang dilaporkan BPS. Pemerintah dinilai tidak konsisten dengan sejumlah kebijakan yang dikeluarkan berkaitan larangan import dan penetapan tarif bea masuk import beras. Kelemahan data tampaknya telah menumbulkan kekhawatiran akan jaminan keamanan pangan sehingga impor beras tetap dilakukan di tengah kebijakan yang melarang import. Tingginya marjin ekonomi yang terbentuk dari selisih antara harga beras import dan harga beras domestik kemungkinan besar menjadi alasan dari kuatnya keinginan melakukan import beras, baik oleh Bulog maupun pihak swasta yang menjadi mitra kerja Bulog."
Jurnal Kebijakan Ekonomi, 2 (2) Desember 2006: 183-196, 2006
JUKE-2-2-Des2006-183
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Yudhi Supriadi
"Penulisan disertasi ini terbagi dalam 3 bagian utama: Pertama, menghitung biaya pokok penyediaan tenaga listrik tahun 2014 dibedakan menurut karakteristik pembangkit di masing-masing wilayah dan waktu (peak dan off-peak) menggunakan metode revenue requirement. Penggunaan biaya universal memperlihatkan bahwa subsidi lebih banyak dinikmati oleh wilayah Jawa, sedangkan penggunaan biaya pokok yang berbeda memperlihatkan sebaliknya. Penggunaan biaya pokok yang berbeda juga menghasilkan total alokasi subsidi yang lebih rendah dibandingkan penggunaan biaya universal. Di masa depan, penerapan biaya menurut wilayah dan waktu dalam menghitung alokasi subsidi hendaknya diikuti dengan penerapan tarif regional serta melibatkan pemerintah daerah setempat terkait cost sharing subsidi. Kedua, menghitung biaya penyediaan listrik di masing-masing kelas pelanggan dibedakan menurut wilayah menggunakan metode Long Run Marginal Cost berdasarkan rencana jangka panjang penyediaan listrik 2015-2024. Terjadi distorsi tarif (subsidi silang antar kelas pelanggan) dimana kelas pelanggan industri mensubsidi kelas pelanggan rumah tangga.
Tingginya selisih biaya penyediaan dan tarif berlaku, menyebabkan PLN kehilangan kesempatan untuk membiayai investasi ketenagalistrikan di Indonesia yang rata-ratanya per tahun mencapai US$ 6,94 miliar. Ketiga, mengaplikasikan metode Frisch untuk menghitung elastisitas permintaan terhadap harga melalui elastisitas pengeluaran. Nilai elastisitas harga yang diperoleh digunakan untuk menganalisis perubahan kesejahteraan rumah tangga, redistribusi dan inefisiensi subsidi menggunakan data triwulanan Susenas 2014 berdasarkan tiga skenario kenaikan tarif. Pencabutan subsidi untuk rumah tangga dengan daya minimal 1.300 VA dan pengurangan subsidi untuk rumah tangga dengan daya maksimal 900 VA memperlihatkan adanya penurunan kesejahteraan rumah tangga, dan peningkatan persentase penduduk miskin namun redistribusi subsidi menjadi lebih baik serta inefisiensi subsidi pada rumah tangga daya terpasang 450 VA. Sebelum kebijakan menaikkan tarif diimplementasikan hendaknya dilakukan verifikasi rumah tangga melalui pencocokan dan penelitian di lapangan dengan harapan di masa depan subsidi menjadi lebih tepat sasaran.

The writing of this dissertation is divided into three main ideas: First, calculate the cost of supplying electricity in 2014 is differentiated according to the characteristics of the plant in each region and time (peak and off-peak) using the revenue requirement method. The use of universal costs shows that more subsidies are enjoyed by the Java region, whereas the use of different basic costs shows otherwise. Different cost of use also resulted in a lower total subsidy allocation than the use of universal costs. In the future, the implementation of costs by region and time in calculating the subsidy allocation should be followed by the application of regional tariffs and involving local governments on the cost-sharing of subsidies. Second, calculate the cost of providing electricity in each class of customers differentiated by region using Long Run Marginal Cost method based on long-term plan of electricity supply 2015-2024. There is a tariff distortion (cross-subsidy between customer classes) where the class of industrial customers subsidizes the class of household customers.
The high cost of provisioning and tariffs is prevailing, causing PLN to lose the opportunity to finance an electricity investment in Indonesia, which averaged US $ 6.94 billion per year. Third, apply the Frisch method to calculate the elasticity of demand for prices through the elasticity of expenditure. The value of elasticity of prices obtained is used to analyze changes in household welfare, redistribution, and inefficiency of subsidies using quarterly data of Susenas 2014 based on three tariff increment scenarios. The abolition of subsidies for households with a minimum power of 1,300 VA and a reduction in subsidies for households with a maximum of 900 VA shows a decrease in household welfare, and an increase in the percentage of the poor but better redistribution of subsidies and the inefficiency of subsidies in installed households of 450 VA. Before the policy of raising tariffs implemented, household verification should be conducted through matching and field research in the hope that in the future subsidies will be more targeted.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2446
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Akbar Maulana
"

Perumahan adalah bagian dari kebutuhan dasar manusia. Namun, banyak keluarga miskin yang tidak mampu walau hanya sekedar memiliki rumah ukuran kecil. Keadaan ini diperparah dengan peningkatan harga rumah ukuran kecil yang sangat tinggi, dimana lebih tinggi dari peningkatan pada rumah ukuran sedang dan besar. Penelitian ini menganalisis hubungan antara harga rumah dengan variabel-variabel makro ekonomi (suku bunga, produk domestik regional bruto/PDRB per kapita, inflasi, dan biaya konstruksi) sehingga pemerintah pusat dapat memberikan sebuah kebijakan yang sesuai untuk mengendalikan harga rumah. Penelitian ini menggunakan data panel yang terdiri dari 14 kota dan delapan tahun (2009–2016). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan hubungan antar empat pasar rumah berdasarkan ukuran: perumahan keseluruhan, kecil, sedang, dan besar. Walaupun, semua variabel yang signifikan secara statistic menunjukkan hubungan positif terhadap harga rumah. Hubungan positif suku bunga mengindikasikan bahwa sisi suplai pada pasar rumah di Indonesia lebih sensitif daripada sisi permintaan. Lebih lanjut lagi, pemerintah sebaiknya memperhatikan  tingginya pertumbuhan tahunan rata-rata biaya konstruksi di ibu kota negara—Jakarta—dan kota-kota satelit, dimana berkaitan dengan tingginya pertumbuhan harga rumah di daerah tersebut.


Housing is part of a human’s basic needs. However, many poor families cannot afford to buy even a low-cost or small property. This is exacerbated by a rapid yearly increase in the price of small housing, which is greater than that of larger houses. This research analyzes the relationship of housing price with macro economy variables (interest, gross regional domestic products/GRDP per capita, inflation, and construction cost) so that the central government can deliver an appropriate policy to control housing price. This research analyzes a data set of 14 cities as cross-sectional data and eight years (2009–2016) as the time span using panel data analysis. The result shows that there are relationship differences among four types of markets: general, small, medium, and large housing. However, all significant variables show positive relations to housing price. Importantly, a positive interest rate indicates that the supply side of the Indonesian housing market is more sensitive to it rather than the demand side. Moreover, the government should be concerned about the high growth of the yearly average construction cost in the capital city—Jakarta—and the satellite cities, which is associated with the high growth of housing price.

"
2018
T51986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asreza
"Tesis ini membahas mengenai optimasi Alokasi BBM Solar Subsidi pada suatu wilayah distribusi. Untuk mengetahui berapa jumlah Alokasi BBM Solar Subsidi yang sesuai pada suatu wilayah distribusi menjadi tujuan dari optimasi. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa parameter yang dijadikan kriteria optimasi dan kendala - kendala yang membatasi fungsi tujuan dari optimasi. Untuk melakukan optimasi Alokasi BBM Solar Subsidi pada suatu wilayah distribusi tersebut digunakan metode Program Linear.

This thesis discusses the optimization of the diesel fuel subsidy allocation in a distribution area. To find out how much diesel fuel subsidy allocation corresponding to a distribution area is the objective of optimization. This can be obtained by using some parameters used as optimization criteria and constraints - constraints that limit the objective function of optimization. To perform the optimization allocation of diesel fuel subsidies in an area that distribution method is used Linear Program."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28806
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1999
S27777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sri Handayani
"ABSTRAK
Harga beras yang cenderung meningkat terus beberapa tahun terakhir tentunya berpengaruh pada konsumsi beras, terutama pada rumah tangga berpendapatan rendah. Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh perubahan harga beras terhadap pola konsumsi pangan dalam jangka pendek (triwulan I dan III tahun 2011) menurut kelompok pendapatan rumah tangga dan tipe provinsi di mana mereka tinggal berdasarkan persentase penduduk miskin.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Triwulan I dan III Tahun 2011 dan Potensi Desa (PODES) 2011. Model Linear Approximation/ Almost Ideal Demand System (LA/AIDS) digunakan untuk mengestimasi sistem permintaan. Parameter regresi dalam model LA/AIDS diestimasi dengan Seemingly Unrelated Regression (SUR) dengan pendekatan Generalized Least Square (GLS). Dengan menggunakan hasil estimasi fungsi permintaan maka dihitunglah elastisitas permintaan pangan terhadap harga beras.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan beras semakin elastis terhadap perubahan harga beras. Rumah tangga berpendapatan rendah yang tinggal di provinsi miskin cenderung tidak responsif terhadap perubahan harga beras dan mengurangi konsumsi pangan lain, supaya tetap dapat mengkonsumsi beras pada tingkat yang sama sebelum kenaikan harga beras.

ABSTRACT
The increase in rice price for the last few years may have effect on rice consumption of low-income households. This research identifies the impact of change in rice price on consumption behavior in the first and third quarter of 2011 according to income groups and the type of province where they live categorized by percentage of poor people.
This research used both cross sectional data of the 2011 first and third quarter of National Socioeconomic Survey (SUSENAS) and Village Census (PODES) in 2011. Linear Approximation/Almost Ideal Demand System (LA/AIDS) model is applied. Seemingly Unrelated Regression (SUR) using Generalized Least Square (GLS) method is used to estimate the food demand system. The results of the estimation are used to compute the price elasticity of all food demand.
The results indicate that the demand for rice is less inelastic to rice price change in the 3th quarter. Low-income households living in poorer provinces tend to be unresponsive to the rice price change on rice consumption and reduce consumption of other foods to maintain rice consumption.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yowaldi
"ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengamati hubungan antara harga tanah dan
jarak ke CBD di Bekasi. Asumsi yang digunakan adalah bahwa hubungan antara
harga tanah dan jarak ke CBD adalah negatif dan signifikan. Data yang digunakan
dalam analisis pada tesis ini adalah data harga tanah yang bersumber dari Dinas
Tata Kota Bekasi pada tahun 2011 yang terdiri dari 12 kecamatan. Dari hasil
analisis, di dapatkan hubungan antara harga tanah dan jarak ke CBD adalah
negatif dan signifikan. Selain itu juga diketahui faktor-faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi harga tanah di Bekasi selain dari lokasi ke CBD. Kami
menggunakan kondisi infrastruktur di sekitar daerah penelitian sebagai factor lain
yang mempengaruhi harga lahan. Untuk infrastruktur jalan, hasilnya adalah
signifikan dan negatif dan untuk infrastruktur pipa air, hasilnya adalah positif dan
signifikan.
Tesis ini juga membandingkan hasil dari analisis dengan hasil dan kondisi
pada kota Jakarta, karena Jakarta memiliki hubungan dan keterkaitan erat dengan
perkembangan dan pembangunan di Kota Bekasi. Hasil yang didapatkan bahwa
Jakarta dan Bekasi memiliki hubungan yang sama antara harga tanah dan jarak,
yang berbeda adalah hanya pada koefisiennya. Kami juga mencoba untuk
mengaitkan hasil analisis ini ke RTRW 2010 - 2030 Kota Bekasi. Dalam RTRW
Kota Bekasi 2010 - 2030, perencanaan perkotaan di Bekasi dikembangkan
menjadi 3 sistem hirarki yaitu 1 CBD, 4 sub CBD dan 7 sub CBD dengan tingkat
layanan lingkungan. Berdasarkan analisis hubungan antara harga tanah dan jarak
ke CBD di Kota Bekasi bahwa penerapan sistem hirarki 3 belum mempengaruhi
pola harga lahan di Bekasi dan Pusat Kota atau CBD masih sebagai inti dan pusat
kegiatan di Bekasi.

ABSTRACT
This paper aims to observe the relationship between land price and distance
to CBD in Bekasi. The assumption is that the relationship between land price and
distance to CBD is negative and significant. In the analysis, we use data from city
and regional planning in 2011 that consist of 12 sub district in Bekasi. From the
statistical analysis result, the relationship between land price and distance to CBD
is negative and significant. Furthermore, there are other factors that can influence
the land price in Bekasi besides the location. We use infrastructure condition
surrounding area of observation. For road infrastructure, the result is significant
and negative and for water pipe infrastructure, the result is positive and
insignificant.
In addition, this paper is also comparing the result from the Jakarta. The
result is almost similar and the different is only on the coefficient. We also try to
relate the result of this paper to the master plan 2010 – 2030 of Bekasi. In master
plan Bekasi 2010 – 2030, urban planning in Bekasi is developed into 3 hierarchy
systems which are 1 CBD, 4 sub CBD and 7 sub CBD with neighbourhood
services level. Based on the analysis of the relationship between land price and
distance to CBD, the implementation of the 3 hierarchy system are not yet effect
the land price pattern in Bekasi and CBD is still as the core and centre of activity
in Bekasi."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enggar Rindu Primandani
"Krisis keuangan di Amerika Serikat yang dikenal dengan Subprime Mortgages telah memicu tsunami global, yang kembali mengkoreksi perekonomian dunia setelah membukukan pertumbuhan signifikan pada tahun 2007 dan awal 2008. Seperti bursa-bursa dunia laimya yang tcrkcna imbas krisis fmansial Amerika, Bursa Efek Indonesia memberlakukan kebijakan auto-rejection guna menjaga stabilitas harga-harga saham di bursa. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh implementasi kebijakan auto-rejection terhadap harga saham.
Hasil penelitian menunjukkan (l) Secara individual dengan menggunakan sampel dari 62 saham uji terdapat perubahan harga saham pada saat penerapan kcbijakan auto-rejection; (2) Secara individual dengan menggunakan sampel dari 62 saham uji terdapat perubahan volatilitas harga saham pada saat penerapan kebijakan auto-rejection; (3) Secara agrcgat dengan menggunakan sampei dari 62 saham uji terdapat perubahan pertumbuhan (growth) harga saham pada saat penerapan kebijakan auto-rejection.

Financial crisis in United States which known as subprime mortgages has caused global tsunami and also made correction to global economy airier a good achievement on 2007 and 2008. As the other stock market, Bursa Efek Indonesia has implemented auto-rejection policy to maintain the stock price. This thesis was designed to elaborate the impact of auto-rejection policy implementation on the price stock.
This research shows (l) Individually, there was price changes by the implementation of auto-rejection policy on 62 stocks price; (2) Individually, there was volatility changes by the implementation of auto-rejection policy on 62 stocks price; (3) By aggregate, there was stocks growth by the implementation of auto-rejection policy on 62 stocks price.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T29156
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>