Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmadji Prawirasetia
Abstrak :
Pemeriksaan Antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, Tujuannya agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Pelaksanaan pelayanan antenatal di tingkat pelayanan dasar telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI yaitu pemeriksaan dilakukan empat kali atau lebih dengan distribusi pemeriksaan satu kali pada triwulan I, satu kali pada triwulan II dan dua kali atau lebih pada triwulan III. Hasil kegiatan pelayanan antenatal pada tahun. 1996 - 1997 dan 1997 - 1998 di tingkat Kabupaten Ciamis dan Kota Administratif Banjar menunjukkan adanya kesenjangan antara target yang harus dicapai dibandingkan dengan cakupan dimana cakupan kegiatan pelayanan antenatal masih rendah. Dengan deraikian yang menjadi permasalahan di Kabupaten Ciamis adalah permintaan efektif yang merupakan gambaran tingkat permintaan ibu terhadap pelayanan antenatal masih rendah. Melalui penelitian ini akan diperoleh gambaran tingkat permintaan terhadap pelayanan antenatal oleh bidan di desa dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan tersebut. Penelitian ini adalah deskriptif analitif dilaksanakan dengan pendekatan kros - seksional. Untuk mendapatkan gambaran hubungan variabel dependen dan independen dilakukan dengan pendekatan studi kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin dengan bayi urnur 28 hari yang ada diwilayah kota Adrninistratif Banjar, Pada penelitian tidak dilakukan pengambilan sampel karena seluruh populasi menjadi obyek penelitian. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa terdapat 45 % ibu yang memiliki tingkat permintaan pelayanan antenatal yang tinggi yaitu yang melaksanakan pemeriksaan empat kali atau lebih dengan pemeriksaan pertama pada triwulan I sesuai distribusi pemeriksaan yang ditetapkan Departemen Kesehatan. Kelompok umur 20 - 35 tahun merupakan yang terbanyak (89,2 %) dengan tingkat pendidikan terbanyak yaitu lulusan SD/MI sebesar 56,7 %, sedangkan yang tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD/MI sebesar 9,2 %. Pada penelitian ini ditemukar 11,7 % ibu yang bekerja yaitu 1,7 % sebagai pegawai negeri sipil dan 10 % sebagai buruh, bertani dan berdagang. Terdapat 46 % ibu memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai kehamilan dan 98,3 % mengetahui manfaat pemeriksaan kehamilan bagi kesehatan dirinya, 47,5 % ibu termasuk dalam kelompok paritas berisiko, serta 23,3 °/a memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap pemeriksaan kehamilan. Sebanyak 94,2% Ibu menyatakan dekat antara jarak rumah dengan tempat pelayanan dan 55 % menyatakan biaya pemeriksaan mahal serta 66,7 % ibu memeriksakan kehamilannya atas dorongan atau anjuran pihak ketiga dan yang terbanyak memberikan dorongan adalah suami atau keluarga. Melalui penelitian ini ingin dibuktikan 11 hipotesis dan dari hasil analisa bivariat diketahui lima hipotesis dapat dibuktikari yaitu adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan, pengetahuan, paritas, kebutuhan dan biaya dengan tingkat permintaan pelayanan antenatal oleh bidan di desa. Menyikapi kenyataan bahwa tingkat permintaan terhadap pelayanan antenatal masih rendah, perlu dlakukan upaya-upaya untuk meningkatkannya antara lain dengan mengubah kebijakan distribusi pemeriksaan menjadi dua kali pada triwulan II dan dua kali atau lebih pada triwulan III, mengingat kenyataan dilapangan menunjukkan hanya sedikit ibu yang memeriksakan untuk pertama kalinya pada triwulan I.
The antenatal care is the pregnancy examination given to examine mother and the baby condition periodic1y. The aim was that the pregnant women could trough-pass the pregnancy, the bearing periods and maternity well, safely and yield healthy babies. The implementation of antenatal care services at the basic level has imposed by The Ministry of Health Republic of Indonesia. Where the antenatal care should be given four times or more : once visit at the first trimester, once visit at the second trimester and twice or more at the third trimester. The antenatal care services activities at Kabupaten Ciamis and kota Administratif Banjar are very low. It is indicated by the gap between the targeted output with the result of antenatal care activities where the result was very low. The result of antenatal care activities was as a figure of effective demand. Because of that the problem of Kabupaten Ciamis was low of demand level to the antenatal care services. This analysis would obtain the description of demand level to the antenatal care services by midwives at the villages and some factors relevant with those demand level. This study is study with a cross-sectional design. To prove relationship of the dependent variable and independent variables the quantitative approach was conducted. The population was selected as the bearing women with their twenty eight days babies in the entire Kota Administratif Banjar. The entire population was the object of the observation. Univariat analysis result indicate that 45 percent mothers have high antenatal demand level with four times or more. The first antenatal care at the first trimester based on antenatal care policy by the Ministry of Health. Women age 20 - 35 have the most antenatal demand ( 89,2 percent) with SD or MI education at the most 56,7 percent and uncompleted graduation or no education of SD or MI (primary school) 9,2 %. This analysis found that 11,7 % women are worked, 1,7 % as a civil servant, 10 percent as working women, farmers, and traders. The mother have well knowledge of pregnancy was 45 percent and 98,3 % know the benefit of antenatal care for their own health, 47,5 % as a risk parity and 23,3 percent have high needs to the antenatal care services. It was very close distance to the service post was acknowledged by 94,2 percent mothers and 55 percent mothers acknowledged that the antenatal care services are expensive and 66,7 percent mothers examine their pregnancy motivated by third party and most given their husband or family. From the bivariat analysis have know five hypothesis was significant. Education, knowledge, parity, needs and cost have relationship with demand of antenatal care services by midwives at the villages. Behaves to the fact for the low demand of antenatal care service, some efforts are still needed to increase it. Among others are by reducing distribution of antenatal care policy. It is twice in the second trimester, twice or more, at the third trimester knowing the fact in the field exhibited only few mothers do the first antenatal care at the first trimester.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triwandha Elan
Abstrak :
Untuk mewujudkan manusia yang berkualitas, perlu peningkatan kualitas manusia mulai sejak pembuahan. Peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak merupakan titik intervensi yang paling strategis dalam upaya tersebut. Kondisi kesehatan di Kabupaten Bogor masih memprihatinkan. Hal ini digambarkan dengan angka kematian bayi 67.67 per 1000 kelahiran hidup, dan angka kematian ibu 420 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu umumnya terjadi pada kelompok ibu hamil risiko tinggi. Disamping itu kematian bayi pada masa perinatal juga masih tinggi. Kematian ini seharusnya dapat dicegah, bila kelompok ibu hamil risiko tinggi terdeteksi sedini mungkin dan pelayanan pada masa perinatal ditingkatkan. Hal ini bisa dicapai dengan meningkatkan pelayanan kehamilan. Pada penelitian ini telah dianalisis pelaksanaan kegiatan pelayanan kehamilan, dengan menggunakan indikator cakupan K1, K4, Fel, Fe3, TT1, dan TT2. Dianalisis keterkaitan antara cakupan pelayanan kehamilan dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan neonatal, deteksi ibu hamil risiko dan akseptor aktif per pasangan usia subur. Secara tidak langsung dapat pula diidentifikasi proporsi pertolongan persalinan oleh dukun dan persalinan yang tidak termonitor. Analisis dilakukan pada tingkat kabupaten dan tingkat kewedanaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa dibandingkan dengan target, pada seluruh kewedanaan di Kabupaten Bogor. Pencapaian K1 cukup baik {76 % - 102 %), namun pencapaian K4 masih kurang (57 % - 84 %). Bila ditinjau kualitas pelayanan kehamilan dengan indikator ?5T'', terlihat bahwa masih cukup banyak pemeriksaan kehamilan yang tidak memenuhi standar "5T" tersebut. Pada penelitian ini terlihat bahwa pencapaian K1 dan K4 belum mampu " mengungkit " kegiatan kesehatan ibu dan anak yang lain, terutama terhadap cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Lebih lanjut lagi, bila cakupan K1 dibandingkan dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan dukun, terlihat adanya persalinan di masyarakat yang tidak termonitor (15 % - 49 %). Penelitian ini menunjukkan perlunya dilakukan analisis dan evaluasi lintas program yang berkesinambungan pada semua tingkat. Hasil analisis dan evaluasi lintas program tersebut perlu ditindaklanjuti untuk mempercepat peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak. Secara khusus perlu diperhatikan bahwa intervensi dan penentuan target tidak dapat disamakan untuk semua kecamatan. Kondisi dan potensi dari masing-masing wilayah perlu dipertimbangkan. Untuk mengkaji kualitas pelayanan kehamilan secara mendalam perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang mencakup aspek masukan, proses, dan keluaran. Daftar Pustaka : 17 ( 1976 - 1997 )
The improvement of mother and child health is the most strategic factor in this effort. The health status in Bogor Regency is still very low. It is represented by infant mortality rate (IMR) 67.67 per 1000 life birth and mother mortality rate (NfNR) 420 per 100.000 life birth. Mother mortality generally happens to the group of high risk pregnant mother. Besides infant mortality rate in the prenatal period is still high. This mortality actually could be prevented, if the group of high risk pregnant mother is detected as early as possible and the service in the prenatal period enhanced. This case can be achieved by improving antenatal care. In this research the performance of antenatal care activity has been analyzed by using indicator of Kl, K4, Fel, Fe3, TT1, dan TT2 coverage. Also being analyzed the relation between antenatal care coverage and birth coverage conducted by health worker, neonatal care, detection of high risk pregnant mother and active acceptor per fertile couple. Indirectly it also could be identified the proportion birth service by traditional medical practitioner. This analysis is conducted at regency and district level. Analysis result shows that the achievement of K1 in all districts in Bogor Regency is quite good (76 % - 102 %), nevertheless the achievement of K4 is still low (57 % - 84 %). If antenatal care quality observed by using "5T' indicator, it's found many pregnant service which doesn't fulfill '5T' standard. In this research also found that the achievement of K1 and K4 is still unable to "increase" another mother and child activities, especially concerning birth coverage by health worker. So far, if the Kl coverage compared with birth coverage by health worker and traditional medical practitioner, found child birth among the people which is un monitored (15 % - 49 %). This research shows the importance of performing continuous program crossing analysis and evaluation for all levels. The result of crossing program analysis and evaluation should be followed up to accelerate the improvement of mother and child health quality. It is necessary to consider that intervention and target determination can't be similari2ed for all sub districts. Condition and potential of each sub districts is necessary to be considered. To observe the quality of antenatal care in detail it is necessary to conduct further investigation that cover all input, process, output aspects. Library list : 17 ( 1976 - 1997 )
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Terry Yuliana Rahadian Pristya
Abstrak :
Penyalahgunaan operasi sesar dan dilakukan tanpa keperluan medis berisiko munculnya masalah kesehatan jangka panjang maupun pendek. Tren persalinan sesar di Indonesia tahun 2007-2012 mengalami peningkatan dua kali lipat. Sikap tenaga pemeriksa kehamilan menjadi isu dalam menurunkan angka persalinan sesar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tenaga pemeriksa kehamilan dengan persalinan sesar. Metode penelitian cross sectional ini menggunakan sampel penelitian 5.143 wanita usia subur 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir di wilayah perkotaan Indonesia yang terpilih dalam sampel SDKI 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan kehamilan pada spesialis kandungan 6,6 kali lebih tinggi 95 CI 3,2-13,7 , sedangkan pemeriksaan kehamilan pada spesialis kandungan dan bidan 0,5 kali lebih rendah untuk melakukan persalinan sesar dibandingkan dengan pemeriksaan kehamilan 2,1 kali lebih tinggi 95 CI 1,0 ndash;4,3 untuk melakukan persalinan sesar dibandingkan dengan ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilannya di bidan setelah dikontrol oleh usia ibu, tempat periksa hamil, paritas, dan tempat melahirkan. Adanya interaksi spesialis kandungan dengan sosial ekonomi untuk persalinan sesar. Penetapan peraturan dilakukannya persalinan sesar oleh institusi kesehatan, serta melakukan upaya protektif dan preventif persalinan pada kelompok masyarakat ekonomi tinggi bertujuan untuk mengurangi terjadinya persalinan sesar yang tidak perlu. ......Abuse of caesarean section and performed without medical purposes risky health long and short problems. Trends cesarean deliveries in Indonesia in 2007 and 2012 has increased two fold. The attitude of antenatal care provider become an issue in reducing the number of cesarean delivery. The purpose of this study is to know the relationship antenatal care provider with cesarean section. The methods of this this study is cross sectional, using sample of 5.143 women of childbearing age 15 49 years who gave birth to the last child through cesarean delivery and cesarean deliveries in urban areas selected in the sample Indonesia Demographic and Health Survey 2012. The results showed that antenatal care in obstetrician 6.6 times higher 95 CI 3.2 to 13.7 , while antenatal care in obstetrician and midwife 0.5 times less likely to perform cesarean delivery compared with antenatal 2.1 times higher 95 CI 1.0 to 4.3 to perform cesarean delivery compared with women who undergo pregnancy examinations in midwifery after controlled by maternal age, a pregnancy check, parity, and place of birth. Their interaction with the content of socio economic specialist for a cesarean delivery. Formation of rules does a cesarean delivery by health institutions, as well as make efforts to protective and preventive labor in high economic communities aim to reduce the occurrence of unnecessary cesarean deliveries.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T46874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anifatun Mu Asyaroh
Abstrak :
[Pemanfaatan antenatal care (ANC) yang baik dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Di Indonesia, pemanfaatan ANC diukur melalui tiga dimensi, yaitu frekuensi kunjungan 4 kali atau lebih, kunjungan K4, dan komponen ANC yang lengkap. Angka kunjungan antenatal minimal 4 kali sudah mencapai 88%. Namun, cakupan kunjungan K4 dan kelengkapan komponen pelayanan antenatal cenderung masih rendah (74% dan 13%) dari target 95% yang harus dicapai pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemanfaatan ANC (frekuensi kunjungan, cakupan kunjungan K4, dan komponen layanan antenatal) di Indonesia tahun 2012, dengan menggunakan data Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012 dan desain penelitian cross sectional. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa status ekonomi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan dan kunjungan K4 yang dilakukan oleh ibu, setelah dikontrol variabel umur, status kawin, pendidikan ibu, pendidikan pasangan, jarak, paparan media, pengetahuan ibu, dan dukungan suami. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kelengkapan pemanfaatan komponen antenatal yang diterima oleh ibu adalah pengetahuan ibu, setelah dikontrol variabel umur, pendidikan ibu, pendidikan pasangan, dan dukungan pasangan. ......Good utilization of antental care (ANC) can reduce maternal and neonatal mortality. In Indonesia, the utilization of ANC is measured by three dimensions: frequency of visits, timing (K4 visits: once in 1st trimester, once in 2nd trimester, and twice in 3rd trimester), and component of ANC. Proportion of woman who had four or more ANC visits was about 88%. However, coverage of K4 visits (74%) and completeness of component of ANC tends to be low than the target (95%) that must be reached in 2014. The aim of this study is to examine determinant of utilization of ANC (frequency of visits, K4 visit, and components of ANC services) in Indonesia 2012, using Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) data 2012 and the cross-sectional research design. Multivariate analysis showed that the economic status is the main factors of four or more ANC visits and K4 visits, after controlled by mothers age, marital status, mothers education, partners education, distance, media exposure, maternal knowledge, and partners support. The factors that most influence on the completeness of component of ANC received by the mother is a mothers knowledge, after controlled by mothers age, maternal education, partners education, and partners support., Good utilization of antental care (ANC) can reduce maternal and neonatal mortality. In Indonesia, the utilization of ANC is measured by three dimensions: frequency of visits, timing (K4 visits: once in 1st trimester, once in 2nd trimester, and twice in 3rd trimester), and component of ANC. Proportion of woman who had four or more ANC visits was about 88%. However, coverage of K4 visits (74%) and completeness of component of ANC tends to be low than the target (95%) that must be reached in 2014. The aim of this study is to examine determinant of utilization of ANC (frequency of visits, K4 visit, and components of ANC services) in Indonesia 2012, using Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) data 2012 and the cross-sectional research design. Multivariate analysis showed that the economic status is the main factors of four or more ANC visits and K4 visits, after controlled by mother’s age, marital status, mother's education, partner’s education, distance, media exposure, maternal knowledge, and partner’s support. The factors that most influence on the completeness of component of ANC received by the mother is a mother's knowledge, after controlled by mother’s age, maternal education, partner’s education, and partner’s support.]
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Utama Surya
Abstrak :
LATAR BELAKANG : Gangguan implantasi pada awal kehamilan menyebabkanIskemia plasenta dan dapat berakibat preeklamsia pada kemudian hari. Pada tahapselanjutnya iskemia plasenta menghasilkan radikal bebas dan berakibat stres oksidatif.Preeklamsia merupakan hasil dari ketidakseimbangan antara produksi radikal bebasdengan antioksidan sehingga terjadi reaksi inflamasi berlebihan pada kehamilan yangberakibat disfungsi endotel. Antioksidan dan inflamasi dalam tubuh ditentukan oleh statusgizi seseorang yang dinilai dari kadar serum ibu seperti seng, selenium, besi dan tembaga.Oleh karena itu perlu penelitian untuk menilai status gizi mikro dengan preeklamsia. TUJUAN : Diketahuinya perbedaan kadar seng, selenium, besi tembaga, danrasio tembaga seng serum maternal pada preeklamsia dibandingkan kehamilan normal. METODE : Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan jumlah sampel30 preeklampia dan 30 normal yang melakukan persalinan di RS Cipto Mangunkusumodan RSUD Tangerang. Pasien diambil darah untuk kemudian diproses menjadi serum danlalu diukur kadarnya. Setelah itu data disajikan dalam tabel dan dianalisis dengan uji ttidakberpasangan. Penelitian ini sudah lolos kaji etik dan mendapat persetujuanpelaksanaan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM. HASIL : Kadar serum seng pada preeklamsia dan normal adalah 45,03?10,84dan 41,37?10,59 ?g/dl dengan p=0,868, IK 95 3,66 -1,87-9,21 . Kadar seleniumadalah 84,93?13,67 dan 65,03?15,28 ?g/l dengan p=0,445, IK 95 19,9 12,4-27,39 .Kadar besi 115,77?49,14 dan 75,63?43,79 ?g/dl dengan p=0,409, IK 95 40,13 16,0964,17 .Kadar tembaga 219,85?45,92 dan 207,98?47,66 ?g/dl dengan p=0,73 IK 95 118,63 -123,25-360,52 dan rasio tembaga seng 5,15?1,54 dan 4,96?1,62 dengan p=0,803 1,9 IK 95 -6,25-10,06. KESIMPULAN : Terdapat perbedaan rerata kadar selenium dan besi pada preeklamsiadengan kehamilan normal namun tidak berbeda bermakna secara statistik. Tidak terdapatperbedaan rerata kadar seng, tembaga dan rasio tembaga seng pada preeklamsia dengankehamilan normal. ...... BACKGROUND: Poor implantation in early pregnancy lead to placental ischemia wasthe pathogenesis of preeclampsia. On further stage, placenta ischemia generated oxidativestress. Preeclampsia was a manifestation of the free radical and antioxidant imbalanceresulting inflammation and endothelial dysfunction. Antioxidant dan inflammation wasdetermined by nutrition status that measured in maternal serum such zinc, selenium, ironand copper. Therefore, measuring micronutritional status in preeclampsia was needed. OBJECTIVE: Investigate the mean difference of zinc, selenium, iron, copper, andcopper zinc ratio of maternal serum in preeclampsia comparing healthy pregnancy. METHOD: This was a cross sectional study enrolled 30 preeclampsia patientsand 30 healthy pregnancy visiting Cipto Mangunkusumo and Tangerang Hospital. Bloodwas withdrawed from vein for further processed. Data was presented in table and wasanalyzed by unpaired t test. This study had been granted ethical clearence and approvedby Ethical Committee for Health Research Faculty of Medicine University of IndonesiaCipto Mangunkusumo Hospital. RESULTS: The zinc maternal serum level in preeclampsia and healthypregnancy were 45.03 10.84 and 41.37 10.59 g dl, p 0.868, 95 CI 3.66 1.87 9.21 respectively. Selenium level were 84.93 13.67 and 65.03 15.28 g l, p 0.445, 95 CI19.9 12.4 27.39 . Iron level were 115.77 49.14 and 75.63 43.79 g dl, p 0.409, 95 CI40.13 16.09 64.17 . Copper level were 219.85 45.92 dan 207.98 47.66 g dl, p 0.7395 CI 118.63 123.25 360.52 and copper to zinc ratio were 5.15 1.54 and 4.96 1.62dengan p 0.803, 1.9 95 CI 6.25 10.06. CONCLUSION: Selenium and iron level in preeclampsia and healthy pregnancy weresignificantly difference. However, it was not significance statistically. Zinc, copper andcopper to zinc ratio were not significantly different.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sabi`ah Khairi
Abstrak :
Anemia dalam kehamilan merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah dikembangkannya konsep tentang proses pengambilan keputusan pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil anemia. Penelitan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Theoretical sampling digunakan untuk merekrut 25 partisipan di wilayah Kabupaten Lombok Timur NTB. Penelitian ini telah menemukan sebuah konsep, yaitu: "ketidakberhasilan memutuskan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan". Diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan edukasi secara intensif terkait nutrisi dan anemia dalam kehamilan, melibatkan partisipasi dan pendekatan kepada suami dan keluarga dengan tetap menghormati aspek budaya. ......Anemia in pregnancy is considered indirect cause of maternal mortality. The purpose of this study is to develop a concept of decision -making in fulfilling the nutritional needs of pregnant mothers with anemia. This research used qualitative method with grounded theory approach. Theoretical sampling was used to recruit 25 participants living in East Lombok district. A concept "the failure in making decision to fulfill the nutritional needs during pregnancy" was finally formulated. It is expected that medical practitioners improve the education related to the nutritional needs and anemia during pregnancy more intensively, in which the involvement husbands and family participation is very necessary while maintaining the respect towards cultural aspects.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30967
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabi`ah Khairi
Abstrak :
Salah satu penyebab anemia adalah kekurangan nutrisi. Kondisi anemia dalam kehamilan merupakan kondisi yang berisiko dan menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan konsep tentang proses pengambilan keputusan pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil anemia. Metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory digunakan dengan 25 partisipan yang diperoleh melalui metode theoretical sampling di wilayah Kabupaten Lombok Timur, NTB. Melalui analisis data tematik diperoleh konsep kegagalan memutuskan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Pengambilan keputusan, baik oleh suami atau diri sendiri yang gagal memenuhi kebutuhan nutrisi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hasil penelitian ini menyarankan agar petugas kesehatan meningkatkan edukasi secara lebih intensif terkait nutrisi dan anemia dalam kehamilan, melibatkan partisipasi suami dan keluarga dalam edukasi dengan tetap memperhatikan aspek sosial budaya.

Failure in Deciding A Nutrition Requirement During Pregnancy: A Grounded Theory Study among Anemic Maternal Women. One of the causes of nutritional deficit is anemia. Anemia in pregnancy indirectly causes maternal mortality. This study aimed to develop a concept of decision-making in fulfilling the needs of nutrition in pregnant mothers with anemia. A grounded theory approach was applied involving 25 participants recruted through a theoretical method sampling in the East Lombok district. Through a thematic analys it was founded that there was a failure relating concept in decision making to meet nutrition requirement during pregnancy. There are several factors affect decisions made both by husbands and pregnant woman which were lead to failure. The finding recommends the care providers to improve health education regarding the importance of adequate nutrition for pregnant women and to involve husband and family during education proces while constantly respects social cultural aspects.
STIKes Yarsi Mataram ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: P.G. Publishing, 1988
612.6 ADV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover