Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taty Nurti
Abstrak :
Pelayanan antenatal bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik, dapat melahirkan bayi yang sehat dan mempersiapkan ibu untuk pemberian ASI eksklusif. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus. Kehamilan walaupun merupakan peristiwa yang normal namun bersifat dinamis yang secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko termasuk ancaman terhadap kelangsungan hidup ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas layanan antenatal pada Puskesmas di Kota Jambi. Sampel penelitian ini adalah delapan Puskesmas yang melaksanakan pelayanan antenatal. Karena Kota Jambi terdiri atas delapan kecamatan, maka dari setiap kecamatan dipilih secara acak satu Puskesmas dari Puskesmas yang ada. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Metode pengumpulan data mencakup: (1) pengamatan terhadap 96 spot kegiatan pelayanan antenatal ; (2) wawancara terhadap 96 klien segera setelah selesai menerima pelayanan (exit interview); (3) penilaian terhadap kegiatan manajemen pelayanan antenatal berdasarkan keberadaan perangkat dan produk manajemen; dan (4) pengamatan terhadap sarana penunjang. Hasil pengamatan terhadap spot pelayanan kualitasnya masih kurang terlihat pada puskesmas yang diteliti penyediaan pelayanan TT dan Fe hanya 78%, pemberian informasi kesehatan ibu hamil hanya 55%, 60% mempunyai tenaga terampil, 49% responsif terhadap klien, ulang kepada klien dan 35% menggunakan waktu lebih dari 10 menit untuk pemeriksaan kehamilan kepada klien. Berdasarkan wawancara dengan klien sebagian besar merasa "puas" terhadap pelayanan yang telah diberikan. Kepuasan disini didasarkan kepuasan dari pelayanan TT dan Fe 65%, pemberian informasi 71%, kompetensi teknis petugas 97%, interaksi petugas-klien 96%, melaksanakan tindak lanjut 93%, waktu tunggu kurang dari 10 menit 64%. Walaupun pengetahuannya tentang pelayanan antenatal masih rendah hanya 23%. Dari aspek manajemen, hanya 13% puskesmas yang melaksanakan manajemen pelayanan antenatal dengan baik. Namun 88% Puskesmas mempunyai kelengkapan sarana dasar pelayanan antenatal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kualitas layanan yang diberikan masih kurang, walaupun mayoritas klien mengatakan "puas" dengan pelayanan yang diberikan. Namun pengetahuan klien pada umumnya masih kurang. Manajemen pelayanan antenatal masih belum baik, walaupun sarana pelayanan antenatal relatif lengkap. Untuk memperbaiki kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas disarankan sebagai berikut: Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi untuk membuat kebijakan tertulis tentang pelayanan antenatal dan menggunakan waktu pada saat pertemuan bidan bulanan sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta melaksanakan pelatihan konseling pelayanan antenatal. Kepada Kepala Puskesmas meneruskan kebijakan kepala dinas dengan membuat prosedur kerja secara tertulis tentang pelayanan antenatal serta melengkapi sarana yang masih kurang. Kepada petugas pelayanan antenatal agar melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, mengikuti pertemuan bulanan dan pelatihan konseling serta memberikan informasi (konseling) kepada klien tentang pelayanan antenatal. Kepada institusi pendidikan Poltekkes Jambi diharapkan dapat menambahkan materi kuliah tentang mutu layanan kesehatan sebagai muatan lokal. Kepada peneliti lain dapat meneruskan penelitian ini dengan pendekatan kualitatif untuk menggali lebih mendalam variabel kualitas pelayanan dan kepuasan klien dalam pelayanan antenatal.
The quality of Antenatal care at Community Health Center of Jambi in 2002The purpose of antenatal care is to keep the pregnant woman safe during pregnancy, experiences proper labor and healthy postpartum, delivers a healthy baby and prepares mother to give exclusive breast feeding. Pregnancy is a reproduction process that needs some special treatment. Even though pregnancy is normal process, it is dynamic which is risky to mother live. The research objective is to obtain the description on antenatal care quality at Community Health Center (CHC) in Jambi Municipality. The samples of this research are taken from 8 CHC. Jambi Municipality has eight sub districts then each sub district was considered for one CHC randomly. This research design is cross sectional. Its method covers : observation of 96 spot services which gives antenatal care, interview to the 96 clients after receiving the service (exit interview), assessment on antenatal service management in view of facility and product management availability and supervision on supporting facility. On the spot supervision of CHC reveals that the quality is quantity low, there are 78% of CHC providing TT immunization and Fe tablet, 55% giving the information of the health pregnancy, 60% having skilled antenatal care provider, 49% responsive to the client, 95, 8% reminding client to go visiting CHC again, and only 35% using more than I0 minutes to examine pregnant woman. Based on the interview, most of respondents satisfied with the services. This satisfaction is based on TT immunization and Fe tablet (65%), giving information (71 %), provider technical competency (97%), and provider-client interaction (96%), doing the follow up (93%), waiting time less than 10 minutes (64%). However, only 23% of the respondent knows the antenatal care. From management view, only 13% of CHC has conducted good antenatal care management. However, 88% of CHC has good basic facility of antenatal care. It is concluded that antenatal care is still unqualified although most patients are satisfied with the service. Generally, client's knowledge about antenatal care is limited. The management of antenatal care is not fair enough while its facility is much more complete. To improve antenatal care quality, it is recommended that the Head of Jambi Health Department to make a written procedure of antenatal care and to hold a monthly meeting with the midwife to maintain their skill and knowledge and also to give counseling training of antenatal care. To the Head of CHC is suggested to continue that policy by providing written standard of recommended antenatal service and to make the facility much more complete. To antenatal care provider, it is recommended to follow` the standard operational procedure, to give monthly meeting and counseling training, as well as to inform the client about antenatal care. To Health Polytechnic Jambi, hopefully can provide a lecture about public health service quality as a local load. To the other researchers, it is advised great fully to follow up this study based on qualitative approach to explore the service quality variable and client satisfaction of antenatal care.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 5074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metrys Ndama
Abstrak :
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan yang dilakukan sejak dini dan sangat tergantung pada kualitas kesehatan ibu hamil. Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Kematian ini umumnya dapat dicegah bila komplikasi kehamilan dan keadaan resiko tinggi lainnya dapat dideteksi secara dini melalui pelayanan antenatal yang baik. Manurut Green perilaku pemanfaatan antenatal dipengaruhi oleh faktor predisposisi, pemungkin, pendukung. Dalam penelitian ini difokuskan pada faktor predisposisi yaitu karakteristik sosiodemografi dan pengetahuan ibu. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan yang dibagi 2 wilayah yaitu wilayah yang cakupan antenatalnya tinggi (Kl > 90% dan K4 > 80%) dan wilayah cakupan antenatalnya rendah (Kl <90% dan K4 <80%). Desain penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 192 ibu hamil yang terdiri dari 94 ibu hamil di wilayah ANC tinggi dan 98 ibu hamil di wilayah ANC rendah. Cara pengambilannya simple random sampling. Pengumpulan data untuk variabel bebas: umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pengetahuan ibu dilakukan dengan wawancara langsung, sedangkan untuk variabel antenatal dilakukan wawancara dan studi dokumentasi melalui KMS ibu hamil. Hasil penelitian melaporkan proporsi ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan antenatal baik adalah 29,7% dan yang pemanfaatan antenatal kurang adalah 70,3%. Sedangkan proporsi pemanfaatan ANC berdasarkan wilayah adalah untuk wilayah ANC tinggi yang memanfaatkan antenatal baik adalah 29,6% dan untuk wilayah ANC rendah adalah 29,8%. Hasil uji Chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna (p >0,05) antara pemanfaatan pelayanan antenatal dengan umur, pendidikan, paritas. Akan tetapi ada hubungan yang bermakna (p<0,05) antara pemanfaatan pelayanan antenatal dengan status pekerjaan dan pengetahuan ibu (baik secara umum maupun secara terpisah berdasarkan wilayah). Hasil analisis multivariat regresi logistik juga menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal untuk wilayah ANC tinggi adalah pengetahuan (OR 3,3161) sedangkan untuk wilayah ANC rendah adalah pekerjaan ibu (OR 21,6495). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan pelayanan antenatal di wilayah Kabupaten Donggala masih sangat rendah baik itu secara umum maupun terpisah berdasarkan wilayah cakupan. Untuk itu perlu ditingkatkan penyuluhan-penyuluhan kepada ibu hamil dalam rangka meningkatkan pengetahuan mereka terhadap manfaat pemeriksaan kehamilan. ......Analysis on Relationship between Socio-demographic Characteristics and Pregnant Mother's Knowledge with Utilization of Antenatal Care in Two Areas of Donggala District, Central Sulawesi Province 2001The objective of National Health Development is to improve the quality of human resources and to improve the quality of life. Those improvements are to be started early at life and heavily depend on the quality of pregnant and maternal health. At the present time, Maternal Mortality Rate in Indonesia is 373 per 100.000 life births (SKRT, 1995). In general, these deaths could be prevented if the maternal complication and other high risk situations could be detected early through good antenatal care. According to Green, predisposing, enabling, and reinforcing factors influence the behavior of antenatal care utilization. This study focused on predisposing factors, which is socio-demographic characteristics and mother's knowledge. This study was conducted in working area of Donggala Health Office, which is divided into two areas, that is area with high antenatal coverage (K1 > 90% and K4 > 80%) and area with low antenatal coverage (K1 < 90% and K4 < 80%). Design of the study is non-experimental with cross-sectional approach. Subjects were 192 pregnant mothers comprised of 94 pregnant mothers in "high ANC area" and 98 pregnant mothers in "low ANC area". Subjects were chosen in a simple random sampling way. Data on independent variables (age, education, current employment, parity, marital status, and mother's knowledge) were collected by face-to-face interview, while data on antenatal variable was collected through both interview and document study on pregnant mother's KMS (health record card). The study found that in general, the proportion of pregnant mother who utilize antenatal care well was 29.7%, while those who utilize antenatal care poorly was 70.3%. In "high ANC area", pregnant mothers who utilize antenatal care well were 29.6% and those who utilize antenatal care well in "low ANC area" were 29.8%. The Chi-square results exhibited no significant association (p > 0.05) between ANC utilization with age, education, and parity. However, significant association was found between ANC utilization with employment status and mother's knowledge (both in general or partial based on area). The logistic regression showed that the most dominating factor that influences ANC utilization in "high ANC area" is knowledge (OR = 3.3161), while in "low ANC area" it is mother's employment status (OR = 21.6495). The study came into conclusion that the utilization of antenatal care in Donggala District was still very low in both general and partial (based on different ANC coverage). Therefore, there is need to improve extension and promotion to pregnant mothers in order to improve their knowledge on the usefulness of antenatal care.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnamawati
Abstrak :
Rumah sakit merupakan institusi dalam pemberi pelayanan kesehatan di Indonesia mempunyai fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan penderita. Kemampuan pemerintah untuk membiayai sektor kesehatan terbatas, oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk lebih mendorong dengan perubahan status beberapa rumah sakit pemerintah dan pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN). Rumah Sakit Anak & Bersalin Harapan Kita adalah salah satu dari 13 Rumah Sakit Pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 127 tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 berubah status dari PNBP menjadi PERJAN. Dengan perubahan status ini diharapkan rumah sakit akan lebih mandiri dan mampu bersaing dengan kompetitor. Berdasarkan laporan kinerja layanan rawat inap khususnya rawat inap kebidanan BOR (Bed Ocupancy Rate) periode tahun 2000 dan 2001 cenderung turun 3,23 %, kunjungan rawat jalan kebidanan mengalami penurunan 25,42 % pada tahun 2001, kunjungan perneriksaan kandungan juga mengalami penurunan 12,78 % pada tahun 2001 dan kunjungan antenatal baru mengalami penurunan 17,20 % pada tahun 2001. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian lebih dalam lagi bagaimanakah karakteristik serta pilihan dari pasien antenatal terhadap pemanfaatan layanan rawat inap kebidanan. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan layanan rawat inap kebidanan oleh pasien antenatal. Lingkup penelitian ini dibatasi pada karakteristik pasien antenatal yang memanfaatkan layanan rawat inap kebidanan dan yang tidak memanfaatkan layanan rawat inap kebidanan dan bagaimana pilihannya terhadap pelayanan kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif - analitik dengan design "Cross Sectional". Populasi penelitian adalah data-data sekunder dari medical record pasien antenatal trimester III periode Desember 2001 dan data primer pasien antenatal yang melahirkan di RSAB Harapan Kita dan tidak melahirkan di RSAB Harapan Kita. Dari 90 catatan medik pasien antenatal yang diteliti, diperoleh 70 % dari pasien antenatal yang memanfaatkan pelayanan rawat inap kebidanan melahirkan di RSAB Harapan Kita dan 30 % pasien antenatal tidak memanfaatkan layanan rawat inap kebidanan. Dari 8 variabel bebas yang diteliti, ternyata hanya 1 variabel yang terbukti menunjukkan hubungan bermakna dengan pemanfaatan layanan rawat inap kebidanan. Sedangkan 7 variabel lainnya tidak dapat dibuktikan berhubungan dengan pemanfaatan layanan rawat inap kebidanan. Dari 8 variabel bebas yang diteliti terdapat 5 variabel menunjukkan hubungan bermakna terhadap pilihan responden memanfaatkan layanan rawat inap kebidanan di RSAB Harapan Kita. Karakteristik pasien antenatal yang memanfaatkan layanan rawat inap kebidanan melahirkan adalah usia ibu terbanyak usia produktif dengan tingkat pendidikan tinggi, pekerjaan suami pedagang/ swasta, jarak tempat tinggal dekat dari RSAB Harapan Kita, dan membayar sendiri, diagnosa normal, sistem perjanjian, jumlah anak sedikit. Karakteristik pasien antenatal yang tidak memanfaatkan layanan rawat inap kebidanan pada dasarnya sama dengan pasien antenatal yang memanfaatkan layanan rawat inap kebidanan. Hanya faktor diagnosa ibu yang berhubungan dengan pemanfaatan layanan rawat inap kebidanan melahirkan. Alasan pilihan responder terhadap pemanfaatan layanan rawat inap melahirkan adalah kekhususan RSAB Harapan Kita, kualitas pelayanan medis, peralatan medis yang lengkap, mempunyai fasilitas ruang perawatan sesuai kelas perawatan dan tarif pantas. Mempertahankan pelanggan yang sudah ada yaitu pasien antenatal dengan cara-cara antara lain membuat paket melahirkan bekerjasama dengan Program Parent Education, kerjasama dengan Bank-Bank yang berlokasi di RSAB Harapan Kita. Memberikan sarana yang lengkap kepada para dokter dan perawat berupa ruang khusus yang nyaman agar dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan pelayanan. ......The Factors What Related To Utilization Of Mother's Room Care In Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Harapan Kita On 2001 - 2002 By Antenatal PatientsIn Indonesia hospital is health care services institution what have functions is curing and recovering patients. Because of government limited prosperity in financing health sector, the administration had made prudence for urging change of hospital corporate, from Public Company on existence Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) to be Division Company or Perusahaan Jawatan (PERJAN). Rumah Sakit Anak Bersalin Harapan Kita has been being Division Company (Perjan) at 12 December 2000 under government regulation number 127 and year of 2000. This alteration was be able expect to be independent company what be capable compete with others. Under report performance of room care, especially in mother's room care on period 2000 -2001 had been inclined decrease of bed occupancy rate (BOR) about 3,23% and on mother ambulatory care, the trend was being about 25.42%. Meanwhile, on examination of womb had been happened too, about 12,78%. Whereas of prenatal visit, the decreased was being on last year 2001, about 17,20%. So that, researcher interested to engage study about characteristic and background of patient in utilization mothers room care. The objective for this research was be able to get information about factors what influence the patient to give birth on RSAB Harapan Kita, and spend the night at mother's room care. Stand on those reason, researcher had limited the research with the character of antenatal patients who using mothers room care and of antenatal patients who didn't use mothers room care and how theirs made decision for choosing its. This research was descriptive with "cross sectional" design. Population of research were secondary data from medical record of antenatal patient in trimester III on December 2001 and primary data from patient who give birth at RSAB Harapan Kita and from patient who didn't give birth on this hospital. From 90 medical record of patient who researched, were been obtained about 70% patient has gave birth on this hospital and their spend the night in mothers room care, but 30% patient didn't use those facilities. There was one independent variable what significant correlation with utilization of room care and other's (seven variables) were not. Besides that, from eight independent-variable, only five variable what significant correlation with reasons of choosing hospital facility for stay night after giving birth. The characteristic of patients who used hospital facility were related with age of patient (=they were on productivity age), were educated, and their husband worked as trade or worked on private company, children number, agreement system and pregnant diagnosis, in addition, distance between hospital and patient residence were being influence too. There were not different characters for patient who didn't use hospital facility. Pregnancy diagnosis was the only one factors what influence patient to give birth on RSAB Harapan Kita. The reason of respondent to choose its were stressing on specific services of hospital, quality of medical services, fully equipped medical, and effective cost for appropriate room care facilities. To maintenance those customers. RSAB Harapan Kita should has to have good plan, such as using the whole of source hospital optimally, for example co-operation with Parent Education Program to make package to give birth to, co-operation with many bank what on location. Finally, for doctor, nurse and other staffs. RSAB Harapan Kita has to supply tools and infrastructure sufficiently, but the important one is giving opportunity to grow effectively and efficiently.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T5786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wariyah
Abstrak :
Angaka kematian ibu di Indonesia saat ini masih tinggi, pada tahun 1997 sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup, padahal pemerintah dalam hal ini Depkes ingin menurunkan angka kematian ibu. Untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) pemerintah telah menempatkan petugas kesehatan (Bidan di desa) dan fasilitas pelayanan kesehatan sampai kedaerah terpencil untuk ikut menjaga kesehatan ibu dan bayi selama masa kehamilan, persalinana, dan masa sesudah persalinan. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui gambaran tingkat kepatuhan. bidan di desa terhadap standar pelayanan antenatal care (ANC) di Kabupaten Karawang, serta faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan bidan di desa terhadap standar pelayanan antenatal. Rancangan penelitian adalah cross sectional (potong lintang), populasi penelitian ini bidan di desa yang ada di Kabupaten Karawang, sebanyak 277 orang dengan jumlah sampel sebanyak 162 orang. Data di analisis secara univariat. bivariat, dan multivariat dengan menggunakan regresi logistik ganda. Perangkat lunak yang dipakai ialah program komputer di laboratorium Program Studi llmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PS-IKM). Hasil penelitian yang didapat adalah dari 162 responden, yang patuh terhadap standar pelayanan antenatal care (ANC) sebanyak 115 responden (71,0%), dan yang tidak patuh sebanyak 47 responden (29,0%). Faktor yang memiliki hubungan dengan kepatuhan bidan di desa terhadap standar pelayanan antenatal care (ANC) adalah.umur, pengalaman kerja, pengetahuan, sedangkan perkawinan, pelatihan, supervisi dan sarana tidak memiliki hubungan bermakna. Sedangkan hasil multivariat faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan bidan di desa pada standar pelayanan antenatal adalah status perkawinan. Mempertimbangkan hasil penelitian ini, maka disarankan kepada semua pihak yang terkait (Dinas Kesehatan, Puskesmas) perlu pembinaan khusus terhadap bidan di desa terutama bidan di desa yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, sedangkan untuk bidan perlu meningkatkan pengetahuannya melalui pelatihan dan banyak membaca. ......The Factors that Related to Village Midwife Compliance on Antenatal Service Standard at Karawang District, 2002The Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high, it was 373 per 1000 live births, 1997, even the government, and MOH would like to reduce it. To reduce the MMR, the government has been placed Village Midwife and facility of health service up to Remote Areas to participate maintain the maternal health and infant during pregnancy, delivery, and post-natal. The objective this study is to determine the description of Village Midwife compliance rate to ANC standard at Karawang District, and also on what factors that influence to Village Midwife compliance to ANC standard. The study design used cross-sectional, the population of this study is Village-Midwife that available at Karawang District, and the number is 277 people, with the sample as 162 people. The data was analyzed by univariate, bivariate, and multivariate used logistic regression. The software is computer program at the Laboratory of the Faculty of Public Health, University of Indonesia (PS-IKM-UT). The result of this study obtained that out of 162 respondents who's having compliance to ANC standard as 115 respondents (71.0%), and was not compliance 47 respondents (29.0%). Result of bivariate prove have significant relationship to Village Midwife compliance to ANC standard are age, work experience, knowledge, while marital, training, supervision and facility is not having significant relationship. The specially vector to related wich compliance to ANC standard as married status. Considering to the result of this study, it is recommended to all related parties (Local Health Service, Health Center) need special guidance to Village Midwife, especially Village Midwife that having lower compliance, while for Midwife should increase her knowledge through training and a lot of reading.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Purwaningsih
Abstrak :
Masih tingginya angka kematian ibu, antara lain disebabkan oleh karena terlambatnya mengetahui risiko pada proses maternal, sehingga terlambat mendapatkan pertolongan. Pada saat-saat berisiko, ibu yang bersangkutan biasanya dalam keadaan lemah, sehingga tidak mampu memutuskan sesuatu. Oleh karena itu, dibutuhkan keterlibatan suami untuk mengetahui proses kesehatan maternal dan risikonya, serta dukungannya untuk mengatasi keadaan tersebut. Banyak keterlambatan keputusan diambil suami pada pada keadaan maternal berisiko tinggi, sehingga mengakibatkan pertolongan terlambat diberikan. Hal tersebut diduga karena rendahnya pengetahuan suami mengenai kesehatan maternal. Oleh karena itu, sejak tahun 1998 telah dimulai kampanye Suami Siaga, sebagai bagian dari Gerakan Sayang Ibu. Penelitian dilakukan untak melihat seberapa jauh hubungan pengetahuan dan sikap suami dengan dukungan terhadap kesehatan maternal istrinya. Populasi penelitian ini adalah suami yang mempunyai anak dibawah usia tiga tahun, dengan harapan mereka masih ingat dukungan apa yang dilakukannya ketika istrinya hamil anak terakhir. Penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, untuk melihat dukungan suami di masyarakat urban di populasi padat yang sebagian besar penduduknya berstatus ekonomi menengah ke bawah. Penelitian secara kuantitatif dengan desain cross sectional ini dilakukan melalui wawancara dengan pertanyaan tertutup terhadap 110 responden yang diambil secara simple random sampling dengan menggunakan kerangka sample. Pengolahan dilakukan dengan SPSS for Windows di Laboratorium Komputer IKM UI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi suami yang mendukung kesehatan maternal di populasi tersebut adalah 51,8%. Hasil pengujiari multivariat membuktikan bahwa pengetahuan suami tentang kesehatan maternal berhubungan dengan dukungannya terhadap kesehatan maternal istrinya. Suami yang berpengetahuan tinggi, mempunyai kecenderungan 1,7 kali mendukung kesehatan maternal istrinya dibandingkan dengan yang berpengetahuan rendah. Sikap suami mengenai kesehatan maternal tidak berhubungan secara signifikan dengan dukungan terhadap kesehatan maternal istrinya. Pekerjaan suami merupakan faktor konfonding yang dalam hubungan antara pengetahuan suami dengan dukungan suami terhadap kesehatan maternal istrinya, sementara faktor usia dan pendidikan bukan merupakan konfonding. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan suami mengenai kesehatan maternal di Kelurahan Harapan Mulia, disarankan kepada pihak Puskesmas, tenaga kesehatan swasta dan tokoh masyarakat setempat untuk lebih mensosialisasikan pentingnya keterlibatan suami pada kesehatan maternal, baik pada waktu pemeriksaan kehamilan, maupun pada pertemuan-pertemuan informal lainnya. Untuk Departemen Kesehatan, disarankan untuk membuat program sosialisasi dukungan suami terhadap kesehatan maternal secara lebih rinci, bekerja sarna dengan berbagai departemen lain seperti Departemen Agarna serta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, agar pengetahuan kesehatan maternal dapat diserap sebagai bagian dan gaya hidup masyarakat. Paradigma bare bahwa "kesehatan maternal bukan hanya tanggung jawab ibu, tetapi tanggung jawab bersama, terutama suami, " perlu lebih disosialisasikan. Referensi; 52 (1972-2002)
A Correlation between Knowledge, Attitude and Husband's Support in Maternal Health A Cross Sectional Study at Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta, 2002A Maternal Mortality Rate in Indonesia is the highest among South East Asia countries. To overcome this problem, Mother Friendly Movement has been campaigning since 1996. Further, Men's involvement in maternal health is a part of Mother Friendly Movement to reduce maternal mortality. A lack of relevant information tends to less attention for men in maternal health of their wife. Therefore, men are not prepared to act promptly when obstetric emergencies arise. This study is undertaken for men that have the last child which is not more than three years old, so they still remember what kind of involvement that they've done during the last maternity of their wife. The study is carried out in a high density of population in Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, in 2002. From the study, husband's knowledge, behaviors and their support to maternal care will be discussed in detail. The analysis result shows that the proportion of husband's support in their wife's maternal care are only 51, 8%. The multivariate result shows that husbands with high maternal health knowledge tend to have 1, 7 times to support on maternal health than the husband with low maternal health knowledge. Even though, the fact shows men's the knowledge level about maternal risk and postnatal care are very low. Their behaviors are ambivalent to maternal health support. In conclusion, there is a significance correlation between husband's knowledge of maternal health and husbands support to their wife's maternal health, and there is no significance correlation between husband's behaviors and their support to their wife's maternal health. It is recommended that the maternal health issues are community responsibility, especially husband. Therefore, Puskesmas chief and staff to do more socializing about men's involvement in maternal health. Furthers, Department of Health, Republic of Indonesia, to provide detail information about the important of husband's support in maternal health. References; 52 (1972-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Mutaqin Hamid
Abstrak :
Menurut data Healthy Asean, 2000 angka kematian ibu di Indonesia 390/100.000 kelahiran hidup dan masih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara Asean lain dan lebih baik jika dibandingkan dengan kamboja sebesar 900/100.000 kelahiran hidup serta Laos sebesar 650/100.000 kelahiran hidup. Wiknyosastro et.al, 1999 mengatakan bahwa kematian ibu maternal dapat disebabkan fakor-faktor reproduksi, komplikasi abstertik, pelayanan kesehatan dan sosioekonomi. Dari penelitianWidiarsa, 2002 di Bali bahwa 60 % kematian ibu disebabkan out come (hamil dan komplikasi) dimana aspek perilaku kesehatan seperti keterlambatan ANC pertama kali dan frekwensi pemeriksaan kehamilan kurang dari 4 kali serta pemilihan tempat bersalin dapat meningkatkan resiko kematian. Menurut Green pemanfaatan pelayanan kesehatan termasuk pemeriksaan kehamilan dipengaruhi oleh faktor predisposing, enabling dan reinforcing dimana pada penelitian ini faktor predisposing saja yang diteliti berupa pengetahuan dan sikap serta karakteristik ibu seperti pendidikan, pekerjaan, umur dan paritas. Dari data profil Kabupaten Serang tahun 2000 dijumpai bahwa pemeriksaan kehamilan pertama kali (K1) sebesar 83,42 % sedangkan pemeriksaan kehamilan lengkap (K4) sebesar 51,59 %. Penelitian ini bersifat penelitian diskriptif dengan desain "crosssectional study" (studi potong lintang). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat kuesioner. Sebagai populasi di dalam penelitian adalah ibu balita yang terdiri dari masing-masing 3 Kecamatan (3 wilayah kerja Puskesmas) yang terletak disebelah utara dan selatan serta 1 kecamatan kota Serang (3 wilayah kerja Puskesmas). Pada penetuan Kelurahan / desa, dusun serta sampel dilakukan secara Purposive. Pengumpulan data sebanyak 110 responden dilakukan peneliti dan dibantu Bidan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 52,7 % responden memeriksa kehamilan lengkap, 58,2 % berpengetahuan baik dan 63,6 % rnempunyai sikap positif. Sedangkan hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square terhadap variabel independen dan confounding yaitu : pengetahuan, sikap, pendidikan, pekerjaan ibu, umur ibu dan paritas ternyata yang berhubungan bermakna dengan pemeriksaan kehamilan adalah pengetahuan, sikap dan pendidikan. Dari hasil analisis multivariat didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan pemeriksaan kehamilan dan pendidikan. Sedangkan untuk sikap ada hubungan bermakna dengan pemeriksaan kehamilan tanpa pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan pemeriksaan kehamilan, pengetahuan dan sikap masih rendah maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terutama penelitian kualitatif untuk menggali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya hasil ini. ......Relationship between Mother's Knowledge and Attitude and Antenatal Care in Serang District Banten Province Year 2003According to Healthy Mean 2000 data, the maternal mortality rate in Indonesia was 390/100000 live births, this is still higher compared to those of other Asean countries but better than Kampuchea (900/100000 live births) and Laos (650/100000 live births). Wiknyosastro et al. (1999) said that maternal mortality could be caused by reproductive, obstetric complication, health care, and social economic factors. Study by Widiarsa (2002) in Bali showed that 60% of maternal mortality was caused by the outcomes (pregnancy and complication) where health behavior aspect such as late first ANC, ANC less than 4 times, and selection of delivery place could increase the mortality risk. According to Green, the utilization of health care including ANC is influenced by predisposing, enabling, and reinforcing factors. This study limits its scope to predisposing factors in terms of knowledge, attitude, and mother's characteristics such as education, occupation, age, and parity. Serang District profile data year 2000 showed that first ANC (K1) was 83.42% while complete ANC (K4) was 5159%. This study was a descriptive one using cross sectional design. Instrument used in this study was a set of questionnaires. Population in this study was mothers of under five children consisted of 3 sub districts (3 community health centers working area) located in the north and south and one sub district in the city of Serang (3 community health centers working area). Selection of village and township, sub-village, and subject was conducted purposively. Data were collected among 110 respondents and conducted by the researcher helped by midwife with result as follow: 52.7% respondents had complete ANC, 58.2% had good knowledge, and 63.6% had positive attitude. Bivariate analysis using chi square found that knowledge, attitude, and education had significant relationship to ANC. The multivariate analysis found significant relationship between knowledge and ANC and education. Meanwhile, attitude had significant relationship with ANC without education. It is concluded that the utilization of ANC, knowledge, and attitude were still poor and therefore, there is a need two conduct more research particularly qualitative studies to reveal factors influenced these poor results.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Irma Junita
Abstrak :
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator untuk menggambarkan status kesehatan suatu bangsa. Angka Kematian Perinatal merupakan bagian dari (AKB) dan dapat menjadi indikator kualitas pelayanan obstetrik dan neonatal di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal di Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2002. Besarnya hubungan dilihat dari hasil perhitungan Odds Ratio antara bayi yang dilahirkan dari ibu yang memperoleh pelayanan antenatal dengan kualitas buruk dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang memperoleh pelayanan antenatal dengan kualitas baik. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Kasus Kontrol dengan jumlah sampel keseluruhan 180 responden yang terdiri dari 90 kasus dan 90 kontrol. Kasus adalah bayi yang dilahirkan pada periode Januari-Desember 2002 dan meninggal pads masa perinatal. Kontrol adalah bayi yang dilahirkan dalam periode Januari-Desember 2002, tidak meninggal pada masa perinatal dan tinggal dibatas wilayah yang sama dengan kasus. Kasus diambil dari laporan audit maternal perinatal sedangkan kontrol diambil dari batas wilayah yang sama dengan kasus tanpa dilakukan matching. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS versi 10. Analisa statistik yang digunakan adalah regresi logistik sederhana untuk bivariat dan regresi logistik ganda (model faktor risiko) untuk multivariat. Secara statistik ditemukan keeratan hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal (p= 0001) di mana ibu yang memperoleh pelayanan antenatal buruk memiliki risiko 4.059 kali (95% CI : 1.263 - 6.241) terhadap kematian perinatal dibandingkan ibu yang memperoleh pelayanan antenatal yang baik, setelah dikontrol oleh variabel paritas dan jarak antara kelahiran.
Peningkatan kualitas pelayanan antenatal harus ten's dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan jenis pemeriksaanlpelayanan yang diberikan dan keteraturan kunjungan berdasarkan kriteria minimal 1,1,2. Mu !until sebagai pihak yang berkepentingan harus memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur dan petugas kesehatan wajib memberikan pelayanan antenatal sesuai standar minimal yang telah ditetapkan oleh Depkes RI. Daftar bacaan : 54 ( 1984 - 2002 )
The Relationship Between Antenatal Care With the Perinatal Mortality in Indragiri Hulu Regency year 2002 Infants mortality rate is the indicator to describes health degree of a country. Perinatal mortality rate, as the part of infants mortality rate, can be the indicator of the obstetrics and neonatal services in a territorial. The objective of this study is to find out the relationship between antenatal care with the perinatal mortality in Indragiri Hulu year 2002. The size of the relationship is described from the result of Odds Ratio measurement among the babies, which were born from mothers who obtained bad quality antenatal care compared to babies who were born from mothers who obtained good quality antenatal care. The research plan, which was used in this study, is the Case Control method with 180 respondents as the sample on the whole, which include 90 cases and 90 controls. Cases are babies who were born in the period of January-December 2002 and passed away on the perinatal stage. Controls are babies who were born on the period of January-December 2002, did not passed away on the perinatal stage, and lived in the same region as the cases. Cases were taken from perinatal maternal audit report without undertaken matching. Data processing was carried out using SPSS program 10 version_ Statistical analysis which was employed is the simple logistic regression for bivariat and multiple logistic regression (risk factor model) for multivariate. Statistically that the meaningful relationship between antenatal care with perinatal mortality it is acquired (p = 0.001) where mothers who obtained bad quality antenatal care has the risk of 4.059 times higher (95% CI : 1.263 - 6.241) towards perinatal mortality compared to mothers who obtained good quality antenatal care, after being controlled both by parity variable and ranges between births variable. The improvements of antenatal care quality must be continuously undertaken through consideration of the completeness of examination/service types, which is given, and the consultation regularity based on the minimal criteria of 1,1,2. Pregnant mothers as the concerning components must have mindful to check up their pregnancy regularly, and the health workers are obliged to provide antenatal services which are in accordance to the minimum standards which has been established by the Health Ministry. Bibliography List: 54 (1984-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T11259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siane Nursianti Tanuwidjaja
Abstrak :
Pelayanan antenatal, merupakan salah satu komponen penting dalam program kesehatan ibu dan anak, pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu secara kualitas, dalam penelitian ini diukur dengan melihat jumlah kunjungan, umur kehamilan pada kunjungan pertama serta usia kehamilan saat penelitian dilakukan. Komponen predisposing, enabling, need dan reinforcing diduga merupakan faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal di Kabupaten Bogor, yang mempunyai kuantitas sudah cukup baik namun kualitasnya masih kurang. Metoda penelitian survey, dengan populasi penelitian ibu hamil dan petugas antenatal puskesmas, penarikan sampel dengan cara: Stratified Cluster Random Sampling. Hasil yang diperoleh, ternyata derajat .pemanfaatan antenatal baik di Kabupaten Bogor baru mencapai 28%, ibu hamil yang datang ke pelayanan antenatal. 19% masih ada dalam kelompok umur resiko tinggi (<20 atau >35 tahun), dengan pendidikan kurang dari enam tahun 61%, jumlah kehamilan lebih dari tiga kali masih ada 25%, pekerjaan suami terbanyak sebagai buruh, pengetahuan ibu tentang antenatal yang baik baru 41%. Dari segi pembiayaan ternyata 56% ibu hamil mengeluarkan biaya antenatal sekali periksa >=Rp 1000, kondisi ibu waktu datang ke antenatal 46% kondisi sakit dan dilayani 80% oleh puskesmas dengan praktek petugas antenal rata-rata baik. Sumber informasi kesehatan, yang sering diterima dan dipercayai oleh ibu hamil selain petugas adalah orang tua. Faktor yang besar hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan antenatal adalah biaya antenatal, dan pengetahuan ibu. Saran: pengembangan dana sehat untuk menanggulangi masalah biaya pelayanan, dan peringkatan pengetahuan ibu melalui penyuluhan dengan penajaman sasaran (pendidikan kurang dari enam tahun, jumlah kehamilan lebih dari tiga), oleh sumber yang efektif misalnya oleh orang tua.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Idau
Abstrak :
Menurut SKRT tahun 1995, Angka kematian ibu di Indonesia adalah 373/100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah rendahnya akses ibu hamil ke pelayanan kesehatan. Rendahnya akses ibu hamil tersebut akan menyebabkan mereka yang memiliki kehamilan berisiko tidak terdeteksi secara lebih dini. Proporsi kehamilan risiko tinggi di suatu wilayah diperkirakan sekitar 15-20% dari jumlah seluruh ibu hamil, sementara kehamilan yang memiliki faktor risiko belum diketahui. Di Jakarta Selatan hanya 11,75% kehamilan risiko tinggi clan kehamilan yang memiliki faktor risiko yang terdeteksi, sementara di Kecamatan Pesanggrahan hanya berjumlah 5,53%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor predisposing, enabling dan need dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil yang memiliki faktor risiko dengan umur kehamilan minimal 3 bulan, di Kecamatan Pesanggrahan. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel adalah 132 orang dan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2001. Berdasarkan basil analisis univariat diketahui bahwa proporsi responden dengan faktor risiko terbanyak yaitu jarak kehamilan < 2 tahun (33,1%). Responden yang memanfaatkan pelayanan antenatal tidak sesuai standar 40,2% dan tidak pernah memanfaatkan 11,4%. Hanya 11,1% responden yang memanfaatkan puskesmas sebagai tempat pemeriksaan kehamilannya. Hasil analisis multivariat, menunjukkan tiga variabel yang ada hubungan bermakna dengan pemanfaatan pelayanan antenatal yaitu pekerjaan ibu, jumlah anak dan pengambil keputusan. Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, sebagai upaya untuk meningkatkan pemanfaatkan pelayanan antenatal, disarankan kepada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan untuk mengadakan pertemuan rutin dengan petugas pelayanan MA di wilayah Kecamatan Pesanggrahan untuk membicarakan upaya peningkatan deteksi kehamilan berisiko. Hendaknya puskesrnas di Kecamatan Pesanggrahan dilengkapi dengan fasilitas tempat bersalin agar minat masyarakat untuk memanfaatkan puskesmas tersebut meningkat. Bagi petugas puskesmas di Kecamatan Pesanggrahan sebaiknya melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan kepada wanita usia subur / ibu hamil tentang kehamilan dengan faktor risiko dan pemanfaatan pelayanan antenatal, pengaturan jarak kelahiran dan makanan bergizi. Informasi kesehatan juga perlu diberikan kepada ibu yang memiliki banyak anak dan ibu yang tidak bekerja atau bekerja tidak di sektor formal. Semua ibu hamil dianjurkan untuk masuk kelompok peminat kesehatan ibu dan anak (KP-KIA). Bagi para peneliti agar melanjutkan penelitian dengan waktu yang lebih lama dan variabel yang berbeda.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Supriani
Abstrak :
ABSTRAK
Pemanfaatan suatu pelayanan kesehatan merupakan hasil interaksi antara pengguna jasa pelayanan kesehatan dan penyelenggara pelayanan kesehatan. Interaksi ini merupakan suatu hal yang sangat kompleks dan berhubungan dengan banyak faktor. Rumah Sakit Hermina Bekasi adalah rumah sakit umum swasta yang terletak di Kota Bekasi dengan unggulan pelayanan pada kebidanan dan anak. Tingginya jumlah kunjungan Ante Natal Care ternyata tidak diikuti oleh tingginya jumlah persalinan. Data selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan jumlah kelahiran tidak pernah mencapai target yang ditetapkan oleh Rumah Sakit, hal ini menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut apa penyebabnya dari sisi penyelenggara dan pendukung pelayanan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan desain penelitiannya adalah cross sectional. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Populasi adalah seluruh pasien yang melahirkan di RS Hermina Bekasi. Pengambilan sampel dengan purposive dan quota sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat yaitu distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji Chi Square, analisis multivariat tidak dilakukan karena tidak memenuhi syarat pengujian. Hasil uji statistik semua variabel bebas tidak adanya hubungan dengan frekuensi selalu memanfaatkan, namun berdasarkan hasil angka, proporsi terbesar frekuensi pemanfaatan pelayanan responden ada pada semua variabel bebas yang baik. Setelah dilakukan pemilahan dan penilaian lebih mendalam dengan menjabarkan hasil penilaian skala Likert yang ada dari masing- masing variabel bebas, didapatkan kekurangan pada hampir semua peryataan dari variabel bebas kecuali perilaku SDM (dokter dan perawat) dan kenyamanan. Sehingga perlu untuk ditelaah lebih lanjut terhadap kekurangan- kekurangan yang ada dari sisi provider. Analisa multivariat tidak bisa diolah lebih lanjut karena hanya satu yang bisa masuk permodelan multivariat (tidak memenuhi syarat).
ABSTRACT
Utilization of health services is the result of an interaction between the users health services and providers of health services. This interaction is a very complex matter and is associated with many factors. Hermina Bekasi Hospital is a general hospital located in Bekasi with superior service in obstetrics and children. The high number of Ante Natal Care visits was not followed by the high number of births. Data for three years in a row shows the number of births has never reached the target set by the hospital, it becomes interesting to study further about the causes from provider and health services side. This research use a quantitative analytical approach while the study design was cross-sectional. Data collection used questionnaires completed by respondents. The population was all patients who give birth in Hermina Bekasi hospital with purposive and quota sampling. Analysis of the data using univariate frequency distributions, bivariate analysis with Chi Square test, multivariate analysis was not performed because it does not meet the test requirements. The results of the all the independent variables statistical test are not always the relationship with the frequency of use, but based on the numbers, the largest proportion of respondents frequency of service utilization for all the independent variables are good. After sorting and more deep assessment by outlining the results of the existing Likert scale assessment of each of the independent variables, found flaws in nearly all variables except the stationing of human behavior (doctors and nurses) and comfort. So it needs to be examined against the existing shortcomings of the provider. Multivariate analysis could not be processed further because the only one who can get in multivariate modeling (not eligible).
2013
T32780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>