Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Riyanti
"Tujuan Millennium Development Goals keempat adalah menurunkan angka kematian bayi baru lahir. Ibu yang tidak percaya diri menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut. Penelitian fenomenologi pada Sembilan partisipan ini bertujuan memperoleh gambaran tentang pengalaman ibu merawat bayi prematur di rumah. Pengumpulan data menggunakan indepth interview. Hasil analisa tematik didapatkan tujuh tema yaitu kondisi stres ibu terhadap penampilan bayi, kekhususan merawat bayi, dukungan terhadap ibu, kesulitan yang dialami ketika merawat bayi, kebahagiaan merawat bayi, kebutuhan ibu merawat bayi, dan harapan ibu dengan bayi prematur. Disarankan ibu mendapat dukungan sosial selama merawat bayi prematur dirumah dan penelitian lebih lanjut terkait dengan stres dan koping pada ibu dengan bayi prematur.

The fourth goal of Millennium Development Goals is to reduce mortality of newborns. Mothers who do not feel confident in caring the babies will hamper the growth and development of the babies. This study is phenomenological on the nine participants. This study aims to gain an overview of the experience of mothers in caring premature babies at home. Data were collected using indepth interviews. The results of thematic analysis got seven themes, namely the mother's stress on the appearance of the baby, specificity for babies care, support to mothers, the difficulties experienced when caring for babies, the joy of caring for babies, premature baby care needs, and expectations of mothers to the premature baby. Recommended for mothers to have social support in caring for a premature baby at home. The further researches related to stress and coping in mothers with premature babies are needed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31215
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tyagita Widya Sari
"Prematuritas merupakan salah satu penyebab terbesar morbiditas dan mortalitas bayi termasuk kematian neonatal. Penelitian ini bertujuan mengetahui besar hubungan prematuritas dengan kematian neonatal di Indonesia setelah seluruh variabel confounding (umur ibu, urutan kelahiran, jarak kelahiran, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, status ekonomi ibu, frekuensi ANC, komponen ANC 5T plus, penolong persalinan, tempat persalinan, jenis persalinan, dan wilayah tempat tinggal ibu) dikendalikan dan mengetahui besar PAR (Population Attributtable Risk) prematuritas terhadap kematian neonatal di Indonesia tahun 2010. Desain studi penelitian ini adalah kasus kontrol (1:4) dengan analisis multivariat regresi logistik ganda menggunakan data sekunder Riskesdas 2010. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 120 kasus dan 480 kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar hubungan prematuritas dengan kematian neonatal setelah dikendalikan variabel confounding (komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, frekuensi ANC) yaitu OR sebesar 9,31 (95% CI : 4,63-18,70) dan PAR sebesar 19,96%. Untuk menurunkan kematian neonatal, diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat berperan aktif dalam penurunan dan penanggulangan prematuritas sedini mungkin dengan peningkatan pelayanan antenatal.

Prematurity is one of the biggest main cause of morbidity and mortality of infant including the neonatal death. Aims of this research are to know how big the relationship between prematurity and neonatal death in Indonesia after all variables of confounding (age of mother, turn of birth, gap of birth, complication of pregnancy, complication of labor, mother’s education level, mother's job, mother's economic status, frequency of ANC, component of ANC 5T plus, labor helper, place of labor, kind of labor and mother’s region) have been controlled and to know how big the PAR (Population Attributtable Risk) of prematurity and neonatal death in Indonesia on 2010. The design of this research is case control (1:4) with multiple logistic regression to multivariate analysis using secondary data of Riskesdas 2010. The number of sample in this research is 120 cases and 480 controls. The result of this research shows the strong relation between prematurity and neonatal death after controlled by variables of confounding (complication of pregnancy, complication of labor, frequency of ANC) is OR as 9,31 (95% CI : 4,63-18,70) and PAR as 19,66%. To decrease the neonatal death, hopefully the government and public will actively support in decreasing and preventing the prematurity by improving the effectiveness of ANC.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Rahmawati
"Bayi prematur menghadapi banyak tantangan ketidakseimbangan cairan untuk bertahan di lingkungan ekstrauterin, sehingga membutuhkan pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif. Studi kasus ini menggambarkan proses keperawatan menggunakan model Konservasi Levine untuk merawat lima bayi prematur dengan ancaman keseimbangan cairan. Pengkajian mengidentifikasi triphocognosis meliputi risiko kekurangan volume cairan dan masalah cairan lainnya. Perawat anak merawat sesuai kompetensi, seperti pemantauan kesesuaian cairan masuk dan kebutuhan, pengurangan jumlah insensible water loss, blood management, dan peningkatan kemampuan minum melalui mulut. Intervensi membantu bayi prematur dan keluarga berhasil beradaptasi untuk mencapai wholeness. Penerapan model ini menyediakan pengalaman asuhan keperawatan yang komprehensif sebagai referensi untuk kasus serupa selanjutnya.

Preterm infants faces many challenges of fluid imbalance for survive in the extrauterine environment. It needs comprehensive nursing care approach. This study describes a nursing process using Levine’s Conservation model to care five preterm infants with threat to fluids imbalance. The assessments identified triphocognosis including risk of deficient fluid volume and other related problems. Pediatric nurse care according to competencies, such as monitoring the suitability of fluid intake and requirement, reducing the amount of insensible water loss, blood management, and increased oral feeding ability. The interventions helped the preterm infant and family adapt successfully to achieve wholeness. This application of model provides a comprehensive nursing care experience as reference for future similar cases."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Setyowati
"Karya ilmiah akhir ini memberikan gambaran penerapan Model Konservasi Levine pada asuhan keperawatan pada bayi dengan risiko kerusakan integritas kulit dan pencapaian kompetensi sebagai spesialis keperawatan anak. Trophicognosis risiko kerusakan integritas kulit menurut Levine merupakan gangguan pada integritas struktur. Intervensi keperawatan dilakukan untuk mengatasi masalah integritas struktur tersebut dengan memperhatikan pula konservasi energi, konservasi integritas personal dan konservasi integritas sosial. Intervensi dilakukan dengan menerapkan aspek perawatan kulit dan cara memposisikan yang benar. Evaluasi yang dilakukan dengan mengkaji respon organismik bayi, menunjukkan bahwa belum semua bayi mampu mencapai wholeness yang ditandai dengan cedera pada nares, namun sudah mengalami perbaikan. Perawat memegang peranan yang sangat penting dalam pencegahan cedera pada nares yaitu pemilihan alat yang tepat, pemantauan dan pemenuhan kenyamanan bayi sehingga bayi tidak banyak bergerak dan mempercepat proses penyapihan continuous positive airway pressure (CPAP).

This Final Assignment gave an overview about the application of Levine's Conservation Model in nursing care of baby with risk of skin integrity breakdown and competency achievement as a pediatric nurse specialist. According to Levine, trophicognosis of skin integrity breakdown was the structure integrity impaiment. Nursing interventions was undertaken to solve structure integrity problem, and also energy conservation, personal conservation and social conservation. Nursing interventions applied the skin care aspetcs and positioning. Evaluation had been done by evaluate the organismic responses of the baby, showed that not all the baby got wholenes, was marked by nares injury, but getting better. Nurse had the crucial role to prevent nares injury, that to choise the appropriate tool, monitored ang gave baby’s comfort so the baby did not much to move and weaned the continuous positive airway pressure (CPAP) as soon as possible."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alamsyah Aziz
Jakarta: Sagung Seto, 2020
618.397 MUH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soedjatmiko
"Bayi preratur ialah bayi yang lahir sebelum waktunya (masa kehamilan kurang dari 37 minggu) sehingga fungsi-fungsi pengaturan suhu tubuh, pernafasan, peredaran darah dan sistem kekebalan belum berfungsi baik, oleh karena itu perlu mendapat perawatan intensif yang lama di Rumah Sakit (Brooks 1991; Monintja, 1997; Kadri. 1999) dengan kematian pada minggu pertama sekitar 10 % dan kematian dalam 1 bulan pertama mencapai 35,7 % (Kadri, 1999).
Karena bayi prematur tampak kecil, lemah, berkulit sangat halus dan tipis (Radii, 1999), membutuhkan lebih banyak perhatian dan perawatan (Rauh dkk, 1990: Brooks, 1991), ibu cemas pada keselamatan bayi dan masa depannya, (Brooks, 1991) sehingga kurang aktif dalam pengasuhan bayinya (Martin dan Colbert, 1997).
Reaksi ibu pada tahap awal berupa anticipatory grief; orangtua menjauh dari bayinya sampai mereka yakin bayinya selamat. Tahap kedua ; facing up. berani menghadapi kenyataan. Tahap ketiga : ikatan dan kelekatan. Tahap keempat : learning stage, tahap belajar kebutuhan-kebutuhan khusus bayi (Brooks ,1991).
Karena kelahiran bayi prematur merupakan kejadian yang mengagetkan bagi ibu maka dukungan suami dan orangtuanya sangat penting bagi ibu agar mampu berhadapan dengan masalah-masalah tersebut di atas (Pederson dkk, 1987 dalam Martin dan Colbert, 1997). Namun setereotip anggota keluarga dan teman-teman dapat mempengaruhi sikap ibu terhadap bayinya, sehingga ibu-ibu bersikap kurang sensitif dalam pengasuhan bayinya (Brooks, 1991). Perlindungan yang berlebihan sejak bulan-bulan pertama dapat berlanjut berupa kekhawatiran yang berlebihan, sehingga ibu tidak memberi kesempatan anaknya untuk mengeksplorasi lingkungannya, melakukan aktivitas secara mandiri, atau bermain dengan anak lain (Brooks, 1991).
Bayi prematur di Skotlandia dan Amerika pada umur 1,5 -- 10 tahun mengalami gangguan perkembangan: ketidak mampuan belajar (learning disability) 5 - 48 %, palsi serebral (kekakuan otot akibat kerusakan otak) 5 - 14 %, retardasi mental 2 - 14%, gang pan pendengaran 1 - 7 %, gangguan penglihatan 1 - 12 % (Sukadi, 2000). Bayi prematur di RSCM terjadi retardasi psikomotor dan mental 12 %, sering kejang 22 %, gangguan bicara 6 %, gangguan sifat/perilaku 6 %, palsi serebral (kekalcuan otot akibat kerusakan otak) 4 % (Ismael, 1991) . Pada pengamatan jangka panjang kepekaan ibu dalam pengasuhan 86 bayi prematur. Beckwith dan Cohen (1999) menyimpulkan bahwa pengasuhan ibu yang kurang sensitif pads masa bayi akan berdampak sampai umur 18 tahun berupa kelekatan dismissing.
Oleh karena itu menurut Bennet dan Guralnick (1991) bayi prematur perlu stimulasi dini mullirfrodal yang merangsang berbagai sistem sensorik (penginderaaan) secara simultan yaitu : pendengaran (auditori), penglihatan (visual), perabaan (taktil), dan gerakan (vestibular-kinestetik. Rangsangan dini tersebut jika dilakukan terus menerus akan merangsang pembentukan sinaps-sinaps sel-sel otak bayi yang lebih kompleks sehingga meningkatkan perkembangan fungsi-fungsi otak (Nelson, 2000). Dengan stimulasi dini tersebut diharapkan akan meningkatkan kepekaan ibu terhadap bayinya dan akan memperkecil kemungkinan gangguan perkembangan.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dilakukan penelitian kualitatif untuk memahami pengasuhan bayi prematur yang berkaitan dengan kelekatan dan stimulasi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya Penelitian dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan pedoman umum di Ruang Rawat Bayi Baru Lahir (Perinatologi) Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM-FKIII, pada 3 ibu yang melahirkan bayi prematur, yang datang teratur atas kemauannya sendiri ke rumah sakit untuk pengasuhan bayinya.
Berdasarkan analisis pada transkrip verbatim dengan interpretasi pemahaman teoritis (Kavle, 1996 dalam Poerwandari, 2001) diperoleh beberapa kesimpulan. Reaksi awal ibu berupa kesedihan dipengaruhi oleh karakteristik bayinya, Reaksi kesedihan ibu dipengaruhi oleh ikatan ibu dan bayi sejak kehamilan, kontak pertama kali ketika melahirkan dan dipengaruhi oleh pengalaman kematian bayi sebelumnya. Berkurangnya reaksi kesedihan ibu setelah diberitahu dokter atau perawat bahwa kesehatan bayinya membaik.
Pengalaman kehamilan terdahulu mempengaruhi ketrampilan ibu dalam membentuk kelekatan ibu dan bayi sejak kehamilan sampai ketika mengasuh bayinya, Kontak pertama melalui knlit dan suara ketika melahirkan, serta pengalaman menggendong pertama kali akan memperkuat ikatan ibu dan bayinya. Sikap ibu ketika menyusui dipengaruhi oleh penman ibu dalam pengasuhan terdahulu. Rasa kompetensi ibu dipengaruhi oleh siklus tidur-bangun bayi. Kepekaan maternal dapat diekspresikan ketika menyusui bayinya_ Motivasi ibu untuk selalu datang ke rumah sakit akan memperkuat kelakatan ibu dan bayinya. Motivasi ibu dipengaruhi oleh ikatan ibu dan bayi sejak kehamilan dan kelahiran. Dukungan suami pada minggu pertama memperkuat kelekatan ibu dan bayinya. Perilaku ibu selama menyusui merupakan stimulasi dini multimodal. Siklus tidur bangun bayi perlu diketahui ibu untuk mencari saat yang tepat menyusui dan melakukan stimulasi bayi.
Bayi prematur lebih banyak mengantuk dan tidur sehinga ibu merasa kurang kompeten Set a; 3 jam kesempatan ibu berinteralsi dengan bayinya sekitar 20 - 30 men it, menyusui sekitar 45 - 75 menit, Sumber informasi tentang stimulasi dari pengalaman,.bukan dari dokter atau perawat.
Rencana pengasuhan di rumah perlu dukungan orangtua dan mertua, sedangkan suami lebih dibutuhkan sebagai sumber keuangan. Ibu cenderung melindungi bayinya terhadap perilaku anggota keluarga lain dan tetangga. Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana pengasuhan di rumah antara lain : sikap ibu terhadap masa depan perkembangan bayinya, anjuran dokter, perawat, dan pengaruh pengalaman pribadi.
Dengan memahami hal-hal tersebut di atas diperoleh pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pengasuhan bayi prematur, antara lain untuk menyusun paket pelatihan bagi petugas kesehatan dan ibu tentang cara-cara pengasuhan bayi prematur, sehingga mereka dapat tumbuh kembang optimal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T8263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Dharmasetiawani
"ABSTRAK
Latar Belakang
Bayi kurang bulan masih merupakan masalah karena mempunyai morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Selain morbiditas yang tinggi, bayi kurang bulan juga sering mengalami pertumbuhan yang kurang baik jika dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Gangguan yang berhubungan dengan saluran cerna ialah gagal tumbuh dan malnutrisi. Penyebab gagal tumbuh terbanyak pada bayi ialah masalah pada saluran cerna, terutama maldigesti, malabsorpsi, dan diare kronik. Bayi kurang bulan dengan imaturitas saluran cerna mempunyai aktivitas enzim yang rendah, yang akan menyebabkan digesti dan absorpsi nutrien yang rendah dan pada akhirnya akan mengganggu tumbuh kembangnya. Beberapa enzim pencernaan, yaitu laktase dan elastase 1 pankreas, akan diteliti. Laktase adalah enzim pencernaan yang terdapat di usus halus dan bekerja menghidrolisis laktosa yang merupakan karbohidrat utama pada susu. Elastase 1 pankreas dihasilkan oleh pankreas dan merupakan enzim pemecah protein.
Apakah aktivitas enzim bayi kurang bulan yang rendah pada saat lahir akan dapat mencapai perkembangan aktivitas enzim bayi cukup bulan? Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut.
Metodologi
Dilakukan studi prospektif observasional analitik pada 25 bayi kurang bulan dan 22 bayi cukup bulan di RSB Budi Kemuliaan Jakarta, dalam periode Agustus 2003 sampai dengan Juli 2004. Aktivitas laktase dilakukan pada bayi umur 1, 14, dan 28 hari, serta pemeriksaan kadar elastase 1 pankreas dilakukan pada umur 1, 7, dan 10 hari. Aktivitas laktase dinyatakan dalam rasio ekskresi laktulosa dan laktosa. Pemeriksaan aktivitas laktase dilakukan dengan cara memberi minum bayi dengan larutan laktulosa dan laktosa (1:1) setelah puasa 2 jam, kemudian urinenya ditampung. Penetapan kadar laktulosa dan laktosa dalam urine dilakukan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi. Kadar elastase 1 pankreas dalam tinja diukur dengan cara Elisa.
Hasil Penelitian
Rerata aktivitas laktase bayi kurang bulan secara bermakna lebih rendah jika dibandingkan dengan bayi cukup bulan pada saat lahir. Pada umur 14 dan 28 hari, aktivitas laktase bayi kurang bulan sudah tidak berbeda bermakna dengan perkembangan aktivitas laktase bayi cukup bulan pada umur yang sama. Rerata kadar elastase 1 pankreas bayi kurang bulan secara bermakna lebih rendah jika dibandingkan dengan bayi cukup bulan pada saat lahir. Pada umur 7 dan 10 hari, kadar elastase 1 pankreas bayi kurang bulan sudah tidak berbeda bermakna dengan perkembangan kadar elastase 1 pankreas bayi cukup bulan.
Simpulan
Penelitian ini membuktikan bahwa aktivitas laktase bayi kurang bulan yang relatif rendah pada saat lahir sudah mencapai perkembangan aktivitas laktase bayi cukup bulan pada umur 14 hari. Kadar elastase 1 pankreas bayi kurang bulan yang relatif rendah pada saat lahir sudah mencapai perkembangan kadar elastase l pankreas bayi cukup bulan pada umur 7 hari.

ABSTRACT
Premature infants are problematic. As they have a high morbidity and mortality rate. In addition, the growth and development of premature infants is often also not as good as that of full term infants. Problems related to digestion can cause failure to thrive and malnutrition. The most common cause of failure to thrive are problems in the digestive system particularly maldigestion, malabsorption and chronic diarrhea. Premature infants with immature digestive systems have low enzyme activity which can cause low digestion and absorption of nutrients which will eventually inhibit their growth. Several digestive enzymes i.e. lactase and pancreatic elastase I will be studied. Lactase is a digestive enzyme that is found in the intestinal viii and it hydrolyzes lactose which is the main carbohydrate in milk. Pancreatic elastase 1 is produced by the pancreas and is the enzyme that breaks down protein.
Will the low enzyme activity of premature infants at birth be able to reach the level of activity of full term infants? This research tries to answer that question.
Methodology
A prospective observational analytical study was carried out on 25 premature infants and 22 full term infants in Budi Kemuliaan Maternity Hospital over the period August 2003 to July 2004. Lactase activity was examined at age 1, 14 and 28 days. An examination of the concentration of pancreatic elastase I was done at age 1, 7, and 10 days, Lactase activity is expressed in a ratio of excretion of lactulosa and lactose. The study of lactase activity was done by feeding the infants a solution of lactulose and lactose (1:1) after a 2-hour fasting period. Urine samples were then taken. The determination of the concentration of lactulose and lactose in the urine was carried out using high performance liquid chromatography. The concentration of pancreatic elastase 1 in the stool was measured using the Elisa method.
Results
The average lactase activity in premature infants is significantly lower compared to that of full-term infants at the time of birth. At age 14 and 28 days, the lactase activity of premature infants is not significantly different from that of full-term infants of the same age. The average concentration of pancreatic elastase 1 of premature infants is significantly lower than that of full-term infants at birth. However, at age 7 and 10 days, the difference in concentration of pancreatic elastase 1 in premature infants and that of full term infants is not significant any more.
Conclusion
This study shows that the activity of lactase in premature infants which is relatively low at birth, will reach the development of lactase activity of full term infants of the same age at age 14 days. Whereas, the concentration of pancreatic Elastase 1 of premature infants, which is relatively low at birth, will reach the development of pancreatic elastase I concentration of full term infants of the same age at age 7 days.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
D596
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Suryana
"Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu lengkap. Bayi prematur yang dilahirkan merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas . Di negara maju kelahiran preterm merupakan penyebab 70% kematian perinatal, dan 50% kelainan neurologi jangka panjang. Meskipun telah dilakukan penelitian selama hampir empat dekade namun penyebab dan alur mekanisme sesungguhnya persalinan preterm masih belum jelas seluruhnya. Dari serangkaian penelitian-penelitian yang dilakukan baik secara in vivo maupun secara in vitro disimpulkan bahwa persalinan preterm merupakan suatu sindrom akibat dari berbagai penyebab balk yang telah diketahui maupun yang tidak.
Suatu fenomena yang menonjol adalah bergesernya dominasi sitokin Yh2 (IL-10) ke dominasi sitokin Th1 pada interface koriodesidua yang pada akhimya mengaktifkan kaskade proinflamasi yang rnencetuskan proses persalinan. Angka kejadian persalinan preterm sandhi dari tahun ke tahun tidak mengalami penurunan, bahkan menurut beberapa penelitian ada kecenderungan meningkat. Kenyataan bahwa angka bertahan hidup bayi prematur telah jauh meningkat dibandingkan sebelumnya adalah berkat kemajuan perinatologi, manfaat pematangan paru dengan kortikosteroid dan pencegahan infeksi GBS dengan antibiotik. Masalah yang ditimbulkan oleh persalinan preterm ini setiap tahunnya menghabiskan sumber daya pelayanan kesehatan yang luar biasa besamya, dan merupakan beban tersendiri bagi negara berkembang.
Permasalahan dalam penanganan persalinan preterm: Yang menjadi fokus permasalahan dalam penanganan persalinan preterm dari dulu sampai sekarang adalah :
1. Masih belum dipahaminya sebagian penyebab dan alur mekanisme persalinan preterm. Dari penelitian-penelitian dekade terakhir timbul pemahaman bahwa kelangsungan suatu kehamilan, atau dengan kata lain kelangsungan keberadaan janin-plasenta sebagai semiallograf dalam badan ibu (uterus), sangat tergantung pada apa yang disebut Immunology privilege dari janin-plasenta, yang dicapai melalui pencapaian dominasi sitokin Th2 pada interface ibu-janin (koriodesidua). Persalinan akan terjadi bila terjadi "pembatalan" immunology privilege tersebut, yang ditandai dengan pergeseran dari dominasi sitokin antiinflamasi Th2 ke dominasi sitokin proinflamasi Th1. Sementara persalinan preterm terjadi bila terjadi "pembatalan dini" immunology privilege tersebut yang dipicu oleh berbagai sebab.
2. Sulitnya penegakan diagnosis persalinan prematur yang tepat. Umumnya dalam penelitian secara klinis dikatakan persalinan prematur terjadi bila (7.8'9)
a.Kontraksi uterus > 4 kali dalam 30 menit, dengan durasi > 30-40 detik dan
b.Perubahan servik berupa:
* Dilatasi 1-3 cm (0-3 cm untuk nullipara) dengan penipisan 75% atau
* Dilatasi 3 cm dengan penipisan > 50% atau
* Pemeriksaan servik berulang mendapati perubahan dilatasi 1 cm dan perubahan penipisan servik 50%.
Dalam kenyataannya dengan kriteria tersebut di atas didapatkan angka positif palsu yang tinggi, di mana 50-80% wanita yang didiagnosa mengalami persalinan preterm yang hanya diberi plasebo pada akhirnya melahirkan setelah 37 minggu lengkap. Angka positif palsu yang tinggi ini telah menyebabkan pengobatan yang tidak perlu dengan obat tokolitik yang potensial berbahaya bagi ibu dan janin.
3. Belum adanya pengobatan/pencegahan persalinan preterm. Hal ini dikarenakan persalinan preterm adalah suatu sindrom kejadian akhir bersama dari berbagai penyebab yang sangat bervariasi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Nur Emiria
"Bayi prematur memerlukan perawatan dan perhatian lebih dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Selain itu kelahiran bayi prematur juga menimbulkan kecemasan dan mempengaruhi kepercayaan diri ibu merawat bayi. Dalam perawatan, bayi prematur membutuhkan kenyamanan. Ketidaknyamanan yang dirasakan bayi akan berdampak pada developmental care dan kemampuan bayi bertahan hidup. Keterlibatan orang tua dalam merawat bayi dapat memberikan kenyamanan pada bayi. Sehingga kemampuan ibu dalam merawat bayi prematur di rumah sangat penting agar bayi dapat terhindar dari penyakit yang dapat menyebabkan rawat ulang, gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa balita seperti mengalami stunting, bahkan non communicable diseases saat dewasa. Oleh karena itu diperlukan penerapan asuhan keperawatan pada bayi prematur yang dapat memberikan kenyamanan secara holistik. Karya Ilmiah Akhir Spesialis ini bertujuan untuk memberikan gambaran aplikasi teori Comfort Kolkaba dalam asuhan keperawatan pada bayi prematur. Desain yang digunakan adalah dengan metode studi kasus yang didapatkan dari lima kasus terpilih. Teori Comfort Kolkaba mampu memfasilitasi perawat untuk menggali masalah keperawatan pada bayi prematur secara komprehensif. Pemberian edukasi kepada ibu menggunakan media audiovisual berupa video mengenai perawatan bayi prematur dapat meningkatkan kepercayaan diri ibu (nilai p < 0,05), sehingga ibu dapat merawat bayinya dengan baik dan bayi dapat tumbuh optimal. Penerapan teori Comfort Kolkaba dan edukasi menggunakan video tentang perawatan bayi prematur dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam asuhan keperawatan pada bayi prematur.

Premature babies require more care and attention compared to full-term babies. In addition, premature birth also causes anxiety and affects the mother's confidence in caring for the baby. In care, premature babies need comfort. The discomfort felt by the baby will have an impact on developmental care and the baby's ability to survive. Parental involvement in caring for the baby can provide comfort to the baby. So the mother's ability to care for premature babies at home is very important so that the baby can avoid diseases that can cause re-hospitalization, growth and development disorders in toddlers such as stunting, and even non-communicable diseases as adults. Therefore, it is necessary to apply nursing care to premature babies that can provide holistic comfort. This Specialist Final Scientific Paper aims to provide an overview of the application of Kolkaba's Comfort theory in nursing care for premature babies. The design used is the case study method obtained from five selected cases. Kolkaba's Comfort theory is able to facilitate nurses to explore nursing problems in premature babies comprehensively. Providing education to mothers using audiovisual media in the form of videos regarding premature baby care can increase mother's confidence (p value < 0,05), so that the mother can care for her baby well and the baby can grow optimally. The application of Comfort Kolkaba's theory and education using videos on premature baby care can be recommended for application in nursing care for premature babies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengetahuan orang tua mendukung kualitas perawatan yang diberikan kepada bayi
prematur (Feingold, 1994). Perawatan yang berkualitas mendukung pertumbuhan dan
perkembangan bayi prematur yang pada akhirnya dapat menghasilkan generasi penerus
bangsa yang berkualitas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat
pengetahuan orangtua tentang perawatan bayi prematur. Desain penelitian deskriptif
sederhana. Populasi adalah orang tua yang memiliki bayi prematur dan sampel diambil
secara proposif. Banyaknya sample adalah 7. Data yang diperoleh dianalisa dengan
menggunakan tendensi seniral, yaitu mean dan modus. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan orang tua tentang perawatan bayi prematur adalah tinggi
dengan nilai antara 80-100 (85,71%) dan rerata 88,57."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4968
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>