Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastasia Bonnita W.
Abstrak :
Prasangka gender terhadap wanita dapat mengarah pada kecenderungan sikap yang negatif terahdap obyek sikap yang lebih khusus. Dalam bidang pekerjaan, prasangka gender yang dimiliki oleh pegawai pria dan wanita dapat berdampak pada sikap mereka terhadap manajer wanitanya. Fokus penelitian ini adalah meneliti seberapa besar sumbangan prasangka gender kepada sikap bawahan terhadap manajer wanita. Prasangka gender adalah suatu sikap negatif terhadap seseorang berdasarkan gender (Nelson, 2002). Sedangkan sikap adalah suatu kecenderungan bertingkah laku yang mencerminkan derajat perasaan suka atau tidak suka (Oppenheim, 1973; Deaux, Dane dan Wrightsman, 1988; Thurstone dan Osgood, 1988). Sikap dapat timbul dari judgement yang salah dan tidak fleksibel yaitu prasangka (www.knox.army.mil). Penelitian ini menggunakan desai penelitian kuantitatif dengan metode regresi linier. Subyek penelitian ini diambil pada satu perusahaan, sebanyak 168 orang, 113 wanita dan 55 orang pria Hasil penelitian menunjukkan bahwa prasangka gender terhadap wanita memberi sumbangan yang signifikan kepada sikap bawahan terhadap manajer wanita. Walaupun sumbangan tersebut tidak besar (8,2%) namun tetap dapat dikatakan memberi sumbangan berarti dalam memprediksi sikap bawahan terhadap manajer wanita. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah semakin tinggi derajat prasangka gender individu terhadap wanita akan semakin negatif sikapnya terhadap manajer wanitanya. Maka individu, khususnya pegawai yang memiliki manajer wanita hendaknya mengembangkan cara pikir yang terbuka (open minded) sehingga dapat menghargai dan mengakui potensi dan kelebihan dari wanita, baik secara umum maupun saat wanita berada di posisi pemimpin.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbani
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang kejahatan kebencian (hate crime) yang dialami oleh transgender dan waria yang berada di lingkungan masyarakat yang mengadopsi paham heteronormativitas dan budaya patriarki. Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan perspektif feminis. Kekerasan-kekerasan yang dialami oleh transgender dan waria dalam skripsi ini yaitu kekerasan fisik seperti pemukulan, dikencingin, pengeroyokan, penembakan, ditonjok, ditelanjangin, disiram bir, disundut api rokok. Kekerasan psikis seperti penghinaan, pelecehan, pencemoohan. Kekerasan seksual misalnya permintaan untuk melayani jasa seksual dengan harga seribu. Sedangkan untuk diskriminasinya adalah pengusiran tempat tinggal, penghambatan ujian ketika berada di perguruan tinggi oleh staff dan dosen serta kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. ...... This thesis is trying to describe about hate crimes that experienced by transgender and waria who live in the society that adopt the heteronormativity and patriarchal culture. This research is a qualitative research with feminist perspective. The researcher found that violence against transgender in this thesis are physical harassment such as being hit, peed, punched, shot, hit, un-dressed, and so on. Emotional violence such as mocked, harassed, while for the discrimination such as loss their shelter, discrimination to finish tests while studying in university and also difficulties in applying for jobs.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Estrely
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Aghnia
Abstrak :
Studi replikasi plus dari Perez-Zapata, Slaughter, dan Henry (2016) dilakukan untuk meneliti akurasi, dan response time mindreading kelompok in-group terhadap in-group dan out-group, serta menguji prejudice sebagai moderator kemampuan mindreading terhadap kedua kelompok. Kelompok in-group pada penelitian ini adalah etnis Jawa, sedangkan kelompok out-group merupakan etnis Papua. Partisipan penelitian berjumlah 84 orang memiliki etnis Jawa, berusia 19-30 tahun, dengan domisili Jabodetabek. Eksperimen ini menggunakan instrumen Strange Stories Task untuk mengukur kemampuan mindreading, dan RIVEC Prejudice Scale untuk mengukur tingkat prejudice partisipan. Pengujian statistik Mixed Model ANOVA diterapkan guna membandingkan kemampuan mindreading terhadap kelompok in-group dan out-group, lalu Process Hayes model 1 untuk mengetahui interaksi moderasi prejudice. Penelitian membuktikan adanya penurunan akurasi mindreading dan interaksi positif moderasi prejudice kelompok in-group terhadap out-group. ......Study of Perez-Zapata, Slaughter, and Henry (2016) is conducted to establish in-group’s mindreading accuracy and response time towards in-group and out-group, with an addition to test prejudice as a moderator. In-group in this study are people with Javanese ethnic, while the out-group’s are Papuan ethnic. Total of 84 participants are Javanese, aged 19-30, with Jabodetabek domicile. This experiment uses Strange Stories Task to measure mindreading ability, and RIVEC Prejudice scale to measure participants’ prejudice. Mixed Model ANOVA is applied to compare mindreading ability towards in-group and out-group, then Process Hayes model 1 to determine prejudice’s moderation. This study shows a decrease in mindreading accuracy and a positive prejudice moderation of in-group towards out-group.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myers, David G.
New York: McGraw-Hill, 1988
302 MYE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Kusuma
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan melihat gambaran prasangka diantara siswa yang terlibat tawuran, pada dua sekolah yang dikelola oleh organisasi keagamaan yang berbeda. Menurut Baron & Byrne (1994), prasangka merupakan sikap negatif yang ditujukan pada anggota-anggota suatu kelompok tertentu, dikarenakan keanggotaannya pada kelompok tersebut. Hogg dan Abrams (1988) menyatakan bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk membagi dunia sosialnya menjadi dua kategori Us ^n Them, dan memandang orang-orang di sekitamya sebagai bagian dari kelompoknya {in-group) atau kelompok lain {out-group) dan inilah yang menjadi awal timbulnya sikap prasangka terhadap kelompok out-group. Selanjutnya menurut Myers (1988) prasangka memiliki tiga komponen yaitu kognitif, terdiri dari keyakinan stereotip tentang kelompok outgroup-^ afektif, dimana perasaan emosional negatif mengikuti reaksi kognitif; dan behaviour tendency, yaitu adanya kecenderungan untuk bertingkah laku negatif terhadap target prasangkanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif untuk memahami prasangka-prasangka yang ada secara lebih mendalam serta lebih terperinci sebagaimana subyek mengalaminya di dalam konteks mereka. Subyek penelitian ini adalah 17 orang siswa dari dua sekolah yang dikelola organisasi keagamaan yang berbeda, berlokasi berdekatan dan yang saling bermusuhan serta sering terlibat tawuran. Metode pengambilan data yang utama menggunakan wawancara mendalam, serta observasi sebagai metode penunjang. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam permusuhan ini para siswa dari masing-masing sekolah memiliki prasangka terhadap kelompok siswa dari sekolah musuhnya yang berkembang melalui proses kategoii sosial berdasarkan agama yaitu kelompok siswa dan sekolah-sekolah beragama Islam dan beragama Kristen/Katolik, serta accentuation effect dan in-groupfavouritism seperti misainya pembedaan antara kelompoknya yang berkeinginan imtuk damai sedan^an kelompok musuh tidak ingin berdamai dan kelompoknya tidak pemah membawa senjata tajam sedangkan pihak musuh selalu membawa senjata tajam. Prasangka-prasangka siswa SMU X adalah bahwa: siswa musuh membenci dan melakukan penghinaan terhadap agama Islam, siswa musuh mayoritas bersuku Ambon, sekolah musuh memaksakan agamanya terhadap siswa non-Kristen, siswa musuh menggunakan julukan Israel karena menyamakan keberadaannya dengan negara Israel, membawa senjata tajam dalam tawuran, menggunakan susuk agar kebal jika dilukai, berperilaku sadis terhadap lawan tawurannya, dibantu pihak lain dalam tawuran (alumni, siswa beberapa sekolah musuh, anak asrama di depan SMK Y.'orang kampung' beberapa daerah, siswa SMP Y), didukung pihak polisi dan media koran, serta siswa musuh tidak berkeinginan berdamai. Prasangka-prasangka siswa SMK Y adalah bahwa: siswa musuh membenci agama Kristen/Katolik dan suku Ambon, melakukan penghinaan terhadap agama Kristen/Katolik, menggunakan julukan Doski berkaitan dengan agamanya, mempunyai reputasi buruk di perusahaan tempatnya praktek kerja lapangan atau bekeija, melakukan tekanan terhadap siswa baru yang berasal dari SMP Y, menuduh SMK Y membakar A1 Quran, sengaja mencari musuh untuk lawan tawurannya, hanya berani memulai tawuran jika bequmlah banyak, membawa senjata tajam dalam tawuran, berperilaku sadis (sampai membunuh) terhapda lawan tawurannya, guru di sekolah musuh menjadi provokator dalam tawuran, siswa musuh dibantu pihak lain dalam tawuran ('orang kampung' beberapa daerah, siswa SMP musuh, siswa beberapa sekolah musuh), didukung pihak polisi, serta siswa musuh tidak berkeinginan untuk berdamai.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S2840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octiani Eka Hapsari
Abstrak :
Kawin lari merupakan suatu fenomena yang ada di kebudayaan Palembang. Istilah kawin lari dalam masyarakat Palembang sangat beragam ada yang menyebutnya sebagai larian, begujalan, atau kawin ketip. Umumnya kawin lan dilakukan oleh seseorang dikarenakan orangtua tidak menyetujui pasangan pilihannya. Ketidak setujuan orangtua ini disebabkan adanya perbedaan agama atau perbedaan etnis. Dalam diri orangtua akan terjadi permasalahan jika anaknya tetap memaksa ingin menikah. Ketidaksetujuan orangtua untuk menikahkan anaknya dengan seseorang yang berbeda etnis dan agama dikarenakan adanya faktor prasangka. Orangtua cenderung menilai pasangan pilihan anaknya mempunyai sikap-sikap yang negatif. Disini peneliti hendak melihat bagaimana dinamika disonansi kognitif yang dialami orangtua yang anaknya melakukan larian dengan menggunakan teori disonansi kognitif dari Leon Festinger (1957). Inti dari teori disonansi kognitif ini adalah terjadinya hubungan yang tidak pas (non-fitting relations) antara elemenelemen kognisi yang menimbulkan disonansi (ketidaknyamanan kognisi). Disonansi menimbulkan desakan untuk memgurangi disonansi dan menghindari peningkatannya. Hasil dari desakan ini terwujud dalam perubahan-perubahan dalam kognisi seseorang berupa perubahan tingkah laku dan keterbukaan akan informasi-informasi dan pendapat-pendapat baru yang sudah diseleksi terlebih Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian kualitatif studi kasus. Studi kasus digunakan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam dan mendetil tentang pengalaman dinamika kognitif yang dialami orangtua yang anaknya melakukan larian. Adapun alat yang digunakan adalah pedoman wawancara, alat perekam untuk merekam hasil wawancara, dan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua subyek mengalami disonansi. Hal ini terlihat dari ekspresi ketidaknyamanan mereka berupa rasa ketakutan, kekhawatiran, kebimbangan, dan kekecewaan. Disonansi yang dialami subyek bersumber pada inkonsistensi logis, generalisasi opini, nilai-nilai budaya, dan pengalaman masa lalu. Adapun cara yang dipilih subyek untuk mengurangi disonansi yang dialaminya adalah dengan merubah elemen perilaku, merubah elemen kognisi lingkungan, menambah elemen kognisi baru, dan melakukan penghindaran disonansi. Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa ketidaksetujuan orangtua untuk menikahkan anaknya dengan pasangan pilihannya dikarenakan adanya faktor prasangka. Prasangka ini bisa diketahui oleh orangtua berdasarkan pengalamannya sendiri, maupun dari orang lain.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasserina Rawie
Abstrak :
ABSTRAK
Pendidikan inklusif merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses pendidikan untuk para penyandang disabilitas. Akan tetapi, persoalan baru muncul ketika anak yang memiliki disabilitas tersebut hanya dapat mengakses lingkungan fisik dan tidak dapat mengakses lingkungan sosial di sekolah reguler. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat aksesibilitas sosial yang dimiliki siswa berkebutuhan khusus di dalam sekolah reguler penyelenggara pendidikan inklusif, yang dipengaruhi oleh tingkat segregasi dan tingkat prejudice. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survey, terhadap 63 responden yang merupakan siswa berkebutuhan khusus yang bersekolah di SMP Negeri dan Swasta penyelenggara pendidikan inklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat segregasi dan tingkat prejudice memiliki hubungan yang positif dengan variabel tingkat aksesibilitas lingkungan sosial. Hubungan tersebut turut dipengaruhi oleh dua faktor lainnya, yaitu kontrol dari pihak sekolah dan motivasi sosial yang dimiliki oleh siswa berkebutuhan khusus itu sendiri.
ABSTRACT
Inclusive education is an effort to improve access to education for children with disabilities. However, a new problem arises when a child who has a disability can only access the physical environment and can?t access the social environment in regular schools. This study aims to examine how the level of social accessibility of the students with special needs in the regular school with inclusive education, which is influenced by the level of segregation and prejudice. This study uses a quantitative method with data collection through surveys, of the 63 respondents who were students with special needs who attend public and private junior high school with inclusive education in South Jakarta region. The results showed that the level of segregation and prejudice linked to the level of accessibility of social environment positively. The relationship is also influenced by two other factors, namely the control of the school and the social motivation possessed by students with special needs.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Austen, Jane, 1775-1817
New York : Norton, 1966
823.8 AUS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: McGraw-Hill, 2003
303.385 UND (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>