Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Dwi Laksmana
Abstrak :
Dalam rangka mengatasi permasalahan kebutuhan energi atau listrik di Indonesia khususnya di wilayah regional Sumatera, Pemerintah telah mengambil langkah darurat dengan cara membangun MPP Mobile Power Plant dan menyewa MVPP Marine Vessel Power Plant . Melalui langkah strategis ini, cadangan daya listrik yang sebelumnya 15 pada tahun 2016 naik menjadi 32 di tahun 2017. Dalam jangka panjang, pemerintah tetap melanjutkan program 35.000 MW dengan memperkuat peran IPP Independent Power Producer baik PLTU berbahan bakar batu bara maupun bahan bakar diesel/gas. Untuk menurunkan biaya pokok penyediaan, Pemerintah berusaha menaikkan prosentase bahan bakar batu bara hingga tercapai target bauran energi. Langkah yang ditempuh oleh Pemerintah adalah memperpanjang masa ekonomis suatu PLTU maupun menambah PLTU baru. Sebuah pembangkit dapat melakukan mid-life refurbishment untuk mempertahankan kapasitas, efisiensi dan menjaga keandalan mesin. Keputusan untuk melakukan life-extension atau menutup/ menghentikan suatu pembangkit memerlukan kajian untuk mencari solusi optimal antara opsi life-extension dan membangun pembangkit baru. Pada tesis ini akan diperhitungkan opsi revitalisasi PLTU Labuhan Angin menggunakan skema privatisasi maupun secara mandiri oleh PLN. Pada tesis ini didapatkan kesimpulan bahwa pilihan privatisasi dengan metode perhitungan Discounted Cash Flow dihasilkan harga jual listrik lebih rendah dibandingkan pilihan revitalisasi secara mandiri.
......To overcome the lack of electrical energy in Indonesia, especially in the region of Sumatra, the Government has taken emergency measures by building MPP Mobile Power Plant and leasing MVPP Marine Vessel Power Plant . Through this strategic move, the power reserves of 15 in 2016 rose to 32 in 2017. In the long term, the government continues the 35,000 MW program by strengthening the role of IPP Independent Power Producer both coal fired power plant and materials Diesel fuel gas. To reduce the cost of supply, the Government tries to increase the percentage of coal fuel until it reaches the target of energy mix. The steps taken by the Government are extention the economic life of a steam power plant or adding new steam power plant. A plant can treats mid life refurbishment to maintain capacity, efficiency and maintain engine reliability. The decision to do a life extension or shut down a plant requires a study to find the optimal solution between life extension options and build a new plant. This paper will take into account the revitalization of SPP Labuhan Angin using privatization scheme or independently by PLN. This paper concluded that the choice of privatization by Discounted Cash Flow method generated lower electricity selling price than the option of independent revitalizaation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47933
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Diva Erenst Nataprawira
Abstrak :
Biaya investasi industri panas bumi dan tarif listrik telah bersaing dengan pembangkit listrik berbiaya yang lebih rendah. Situasi ini menantang semua orang yang bekerja untuk industri untuk mengoptimalkan keandalan pabrik mereka, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi biaya. Kegiatan pemeliharaan dapat dianggap sebagai proses penting yang bisa menyebabkan biaya tinggi jika kegiatan tersebut tidak dikelola dengan baik. Bagian dari manajemen pemeliharaan adalah menentukan interval pemeliharaan yang optimal dengan biaya pemeliharaan terendah. Penelitian ini menentukan interval pemeliharaan optimal dari subsistem paling kritis di fasilitas pembangkit panas bumi skala besar di Indonesia. Subsistem yang paling kritis dari fasilitas dipilih berdasarkan nilai keandalan. Salah satu metode yang dipilih dalam industri sebagai kerangka kerja untuk mengevaluasi keandalan sistem adalah Reliability Block Diagram (RBD). Berdasarkan RBD, sub-sistem yang paling kritis adalah Cooling Tower Structure System yang terdiri dari dua peralatan, yaitu Cooling Tower Fan dan Cooling Tower Structure. Interval pemeliharaan optimal dari Cooling Tower Fan dan Cooling Tower Structure dihitung menggunakan persamaan model biaya total. Analisis sensitivitas juga dilakukan dalam penelitian ini untuk menentukan rasio biaya di mana perhitungan biaya pemeliharaan dan biaya kegagalan harus dihitung secara rinci. Resampling data dengan metode bootstrap diterapkan pada data kegagalan peralatan karena jumlah data yang terbatas untuk mendapatkan interval pemeliharaan yang optimal dengan selang kepercayaan tertentu. Interval pemeliharaan optimal untuk Cooling Tower Fan adalah 412 hari dan untuk Cooling Tower Structure adalah 914 hari.
......Geothermal industry unit capital cost and electricity tariff has been competing with lower-cost power generators. This situation has challenged all people that work for the industry to optimize their plant reliability, increase revenue, and reduce costs. Maintenance activities can be considered a critical process which can be very costly if those activities are not managed properly. Part of maintenance management is to determine the optimal maintenance interval with the lowest maintenance cost. This paper determines the optimal maintenance interval of the most critical subsystem in Indonesia's big-scale geothermal generation facility. The most critical subsystem of the facility is chosen based on reliability value. One of the tools chosen in the industry as a framework for evaluating system reliability is Reliability Block Diagram (RBD). Based on RBD, the most critical sub-system is the Cooling Tower Structure System which consists of two equipment, the Cooling Tower Fan, and the Cooling Tower Structure. The optimum maintenance interval of the Cooling Tower Fan and Cooling Tower Structure was calculated using the total cost model equation. Sensitivity analysis is also carried out in this paper to determine the cost ratio at which maintenance cost and failure cost calculations must be calculated in detail. The data resampling with the bootstrap method is applied to the equipment failure data due to the limited amount of data to obtain optimum maintenance intervals with a certain confidence interval value. The optimum maintenance interval for Cooling Tower Fan is 412 days and for Cooling Tower Structure is 914 days.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Current fleets of conventional and nuclear power plants face increasing hostile environmental conditions due to increasingly high temperature operation for improved capacity and efficiency, and the need for long term service. Additional challenges are presented by the requirement to cycle plants to meet peak-load operation. This book presents a comprehensive review of structural materials in conventional and nuclear energy applications. Opening chapters address operational challenges and structural alloy requirements in different types of power plants. The following sections review power plant structural alloys and methods to mitigate critical materials degradation in power plants.
Cambridge, UK: Woodhead, 2014
e20427727
eBooks Universitas Indonesia Library
New York: McGraw-Hill, 1984
621.042 PRA
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sherly
Abstrak :
Merangking peralatan kritis di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP merupakan hal terpenting sebelum menentukan metode pemeliharaan yang digunakan untuk setiap masing ndash; masing peralatan. Pada penelitian ini, penulis memperkenalkan metode terbarukan dalam menentukan dan merangking peralatan kritis di PLTP dengan metode Fuzzy Borda Count FBC. Proses perhitungan dengan metode FBC menggabungkan antara analisis kualitatif dengan analisis kuantitatif. Langkah pertama pada proses ini adalah menyaring terlebih dahulu sistem dengan menggunakan matriks risiko orde 2 x 2. Setelah itu menyaring peralatan dengan menggunakan matriks risiko orde 5 x 5. Dalam tahapan perhitungan terdapat 8 faktor yang berpengaruh terhadap sistem dan peralatan. Faktor tersebut di bobotkan serta di normalisasikan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process AHP . Dengan adanya nilai bobot setiap faktor maka dapat menghitung indeks dari setiap peralatan. Serta tahapan terakhir dalam merangking dengan menggunakan metode Fuzzy Borda Count FBC.
......Ranking of critical equipment in Geothermal Power Plants GPPs is the most important thing before determining maintenance method used for each equipment. In this research, the author introduces a new method in determining and ranking of critical equipment in GPPs with Fuzzy Borda Count method. The calculation process by FBC method through combination of qualitative analysis with quantitative analysis. The first step in this process is to filter the system using Risk Analysis RA of a 2th order risk matrix. After that, we must filter the equipment from system in GPPs using Risk Analysis RA of a 5th order risk matrix. In this calculation, we use 8 factors that affect the system and equipment in GPPs. These factors are weighted and normalized using the Analytic Hierarchy Process AHP method. Given the weight value of each factor then it can calculate the index of each equipment. And the last step is ranking critical equipment by using Fuzzy Borda Count method FBC.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67427
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
London : Mechanical Engieering, 1992
621.483 INS s (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library