Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maramuda
"Kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan bersifat multidimensi yang dapat menghambat proses pembangunan ekonomi di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi kemiskinan di 33 kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara selama periode tahun 2011 hingga 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan data panel dengan pendekatan Fixed Efek dan sumber data adalah data sekunder yang merupakan publikasi Badan Pusat Statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel akses terhadap air bersih, akses terhadap listrik, tingkat kesakitan penduduk, pengeluaran perkapita untuk makanan, dan pendapatan regional bruto per kapita berpengaruh signifikan secara statistik terhadap penurunan tingkat kemiskinan Sedangkan variabel persentase penduduk berpendidikan SD/sederajat ke bawah dan tingkat pengangguran terbuka tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap penurunan tingkat kemiskinan.

Poverty is a complex issue and it is multidimensional which can hamper the process of economic development in Indonesia, including in North Sumatra. This study aims to identify the variables that influence poverty in 33 districts/cities in North Sumatra Province during the period 2011 to 2013. The method used in this research is quantitative approach using panel data with Fixed Effects and data sources are secondary data is a publication of the Agency Bureau of Statistics. The method used in this research is quantitative approach using panel data with Fixed Effects and data sources are secondary data is a publication of the Central Bureau of Statistics.
The results showed that the variables of access to clean water, access to electricity, morbidity rate, per capita expenditures for food, and regional gross domestic product per capita statistically significant effect on reducing poverty. While the variable percentage of elementary education/equivalent and the open unemployment rate was not statistically significant effect on reducing poverty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rofiq Nur Rizal
"Studi ini memberikan analisis komprehensif mengenai kemiskinan energi multidimensi rumah tangga di Indonesia dengan mengestimasi insiden, intensitas, dekomposisi dan memeriksa determinan, serta dampaknya terhadap hasil pendidikan dan status kesehatan anggota rumah tangga, sekaligus perubahan antar waktu. Studi ini mengukur kemiskinan energi multidimensi rumah tangga secara holistik dengan mempertimbangkan dimensi ketersediaan, aksesibilitas, keterjangkauan, konsumsi, dan berbagai penggunaan layanan energi modern melalui kepemilikan peralatan rumah tangga dengan menggunakan indikator moneter dan non-moneter. Studi ini mendekomposisi dan memeriksa determinan MEP menurut karakteristik sosial-ekonomi, dan demografi kepala rumah tangga (KRT), serta geografis tempat tinggal dari data hasil pencocokan Susenas dan Podes tahun 2014 dan 2018 di Indonesia. Studi ini melakukan uji redundansi dalam pemilihan indikator; membandingkan lima indikator keterjangkauan tunggal; uji robustness dengan membandingkan tiga skema pembobotan dengan pendekatan normatif, berbasis frekuensi, dan teknik statistik, serta uji sensitivitas menggunakan tiga alternatif ambang batas deprivasi dan mengkategorikan rumah tangga rentan, sedang, dan sangat miskin energi. Hasilnya menemukan bahwa skema pembobotan frekuensi memberikan 'MEPI terkecil dan terkuat', dibandingkan dengan bobot sama dan bobot PCA. Indikator keterjangkauan LI-HC adalah yang paling robust. Hasil estimasi menyimpulkan bahwa kejadian MEP rumah tangga Indonesia tergolong rendah dan cenderung menurun, dengan akses yang tidak memadai ke bahan bakar memasak modern menjadi penyebab utama. Namun, intensitasnya masih tinggi. Rata-rata, rumah tangga miskin energi multidimensi kekurangan sekitar 55% hingga 60% dari semua indikator tertimbang. Studi ini menunjukkan perbedaan mencolok dalam kemiskinan energi menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, bidang usaha, dan status pekerjaan KRT, serta menurut lokasi geografis dan pulau tempat tinggal. Studi ini juga menemukan bahwa kemiskinan energi multidimensi berhubungan dengan rendahnya rata-rata lama sekolah anak dan tingginya tingkat morbiditas rumah tangga. Studi ini menekankan bahwa kebijakan yang mendorong ketersediaan dan keterjangkauan bahan bakar memasak yang bersih untuk dapat diakses dan dikonsumsi, serta kebijakan untuk meningkatkan kapasitas sosial-ekonomi rumah tangga atau kelompok masyarakat rawan miskin energi secara tepat sasaran dengan mempertimbangkan karakteristik sosial-ekonomi dan demografi rumah tangga, serta karakteristik geografis tempat tinggal.

This study provides a comprehensive analysis of household multidimensional energy poverty in Indonesia by estimating the incidence, intensity, decomposition and examining determinants, as well as their impact on educational outcomes and health status of household members, as well as changes over time. This study measures household multidimensional energy poverty holistically by considering the dimensions of availability, accessibility, affordability, consumption, and various uses of modern energy services through the ownership of household appliances using monetary and non-monetary indicators. This study decomposes and examines the determinants of MEPs according to the social, economic, and demographic characteristics of heads of households (HH), as well as the geography of residence from the Susenas and Podes data matching results on 2014 and 2018 in Indonesia. This study conducted a redundancy test in the selection of indicators; comparing five single affordability indicators. The robustness test was conducted by comparing three weighting schemes with normative, frequency-based, and statistical approaches, as well as a sensitivity test using three alternative deprivation thresholds and categorizing vulnerable, moderate, and very energy-poor households. The results found that the frequency weighting scheme gave the 'smallest and robust MEPI', compared to the same weight and PCA weight. The LI-HC affordability indicator is the most robust. The results of the estimate concluded that the incidence of MEP in Indonesia households is relatively low and tends to decrease, with inadequate access to modern cooking fuels being the main cause. However, the intensity is still high. On average, multidimensional energy-poor households lack about 55% to 60% of all weighted indicators. The study showed striking differences in energy poverty by gender, education level, business sector, and occupational status of HH, as well as by geographical location and island of residence. The study also found that multidimensional energy poverty is associated with low average years of schooling and high rates of household morbidity. This study emphasizes that policies that encourage the availability and affordability of clean cooking fuels to be accessible and consumable, as well as policies to increase the socio-economic capacity of households or groups vulnerable to energy poverty in a targeted manner by taking into account the socio-economic and demographic characteristics of households, as well as the geographical characteristics of residences."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library