Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tulisan ini membahas mengenai pendudukan bangsa Portugis di Nusa Tenggara Timur. Kesimpulan dari tulisan ini bahwa alasan utama Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur adalah untuk mencari kayu cendana. Hingga saat ini banyak sekali pengaruh Portugis di Nusa Tenggara Timur yang masih tersisa.

This writing discusses about Portuguese in Nusa Tenggara Timur. This writing concludes that Portuguese’s main reason to come to Nusa Tenggara Timur is to find sandalwood. There are a lot of Portuguese’s influences that still exist in Nusa Tenggara Timur until now."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alfahri Sandi Hilalliati
"Perjanjian Sunda dan Portugis pada tahun 1522 adalah perjanjian mengenai pembangunan benteng oleh Portugis di daerah Sunda Kelapa yang ditandai dengan pembangunan padrão. Penelitian ini membahas pendapat Claude Guillot dan Heuken tentang perjanjian antara Sunda dan Portugis pada tahun 1522 Perbedaan pendapat kedua ahli sejarah ini terletak pada siapa yang melakukan perjanjian, tempat perjanjian, dan tempat pendirian padrão. Guillot pada tahun 1991 menyatakan bahwa yang melakukan perjanjian dengan Portugis adalah Banten, tempat perjanjian tersebut juga di Banten, dan padrão didirikan di muara sungai Cisadane. Sedangkan Heuken pada tahun 2002 menyatakan bahwa yang melakukan perjanjian dengan Portugis adalah Kerajaan Padjajaran, tempat perjanjian adalah Sunda Kelapa, dan padrão didirikan di muara sungai Ciliwung. Perbedaan pendapat ini akan dibahas dengan melihat beberapa sumber lain yang juga membahas mengenai perjanjian tersebut.

The agreement between Sunda and Portuguese is about the construction planning of a portuguese fort near Sunda Kelapa which symbolized by a padrão. This research explain the opinion of Claude Guillot and Heuken about the agreement between Sunda and Portuguese in 1522,The different of their opinion are about who was doing the agreement, the place of agreement, and where the padrão was built. Guillot in 1991 said that the one who did the agreement with Portuguese is Banten, where the agreement is also in Banten, and the padrão was built at the mouth of Cisadane river. While Heuken in 2002 said that the one who did the agreement with Portuguese is Padjajaran, the agreement took place in Sunda Kelapa, and the padrão was built at the mouth of Ciliwung river. Differences of these opinions will be discussed by looking at some other sources that also discuss about the agreement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita R. Abdurachman
Jakarta: LIPI, 2008
959.803 PAR b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Andi Atjo
Jakarta: Cikoro Trirasuandar, 2009
959.8 RUS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library