Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Iqbal Dewandhi
"Blanakan memiliki area persawahan yang luas yang berdekatan dengan pemukiman penduduk serta mendapatkan air irigasi dari sungai Blanakan. Keberadaan keong emas (Pomacea canaliculata) sebagai hewan invasif di area sawah dimanfaatkan sebagai bahan pangan serta bahan pakan ternak oleh masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan logam berat timbal (Pb) dan seng (Zn) pada sedimen sawah dan keong emas di sawah Blanakan, Subang Jawa Barat, serta mengetahui nilai Bioconcentration Factor (BCF) logam berat Pb dan Zn pada keong emas. Sampel sedimen sawah dan keong emas diambil dari tiga stasiun penelitian menggunakan purposive sampling dengan tiga kali pengulangan di setiap stasiun. Sampel keong emas diambil sebanyak 5 individu di setiap titik sampling dengan ukuran cangkang 4-7 cm. Preparasi sampel sedimen sawah dilakukan dengan cara pengeringan menggunakan oven, sedangkan sampel keong emas diambil bagian dalam cangkang dan dipisahkan dengan operculum keong. Preparasi lebih lanjut di Laboratorium SIG dan Laboratorium UI Chem sebelum dilakukan analisis logam Pb dengan metode ICP dan logam Zn dengan metode AAS. Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam timbal dan seng pada sedimen sawah di Blanakan berkisar di rentang 4,35 – 8,14 ppm dan 10,32 – 23,51 ppm. Pada sampel keong emas terkandung logam Pb dan Zn yang berkisar di rentang 0,085 – 0,135 ppm dan 9,42 – 58,82 ppm. Berdasarkan perhitungan nilai BCF, keong emas termasuk dalam kategori dekonsentrator dalam mengakumulasi logam timbal dan kategori makro konsentrator dalam mengakumulasi logam seng.

Blanakan has a large area of paddy fields adjacent to residential areas and gets irrigation water from the Blanakan river. The existence of golden apple snail (Pomacea canaliculata) as an invasive animal in Blanakan paddy fields is used as food and fodder by the local communities. This research aims to determine the heavy metal contents of lead (Pb) and zinc (Zn) in paddy field sediments and golden apple snail in Blanakan paddy fields, Subang, West Java, as well as the Bioconcentration Factor (BCF) value of those metals in the golden apple snails. Paddy field sediment and golden apple snail samples were taken from three research stations using purposive sampling at every station three times. Five samples of golden apple snail with a shell size of 4-7 cm were taken from each sampling point. The paddy field sediment samples were prepared by drying them using an oven, while the snail samples were taken from inside the shell and separated by the snail operculum. Further processing was carried out by the SIG Laboratory and the UI Chem Laboratory before carrying out the analysis of lead metal using the ICP method and the analysis of zinc metal using the AAS method. The results showed that the metal contents of lead and zinc in paddy field sediments in Blanakan ranged from 4.35 to 8.14 ppm and 10.32 to 23.51 ppm, respectively. The snail samples contained lead and zinc in the range of 0.085 – 0.135 ppm and 9.42 – 58.82 ppm, respectively. Based on the BCF calculations, golden apple snails are categorized as a deconcentrator for lead metal accumulation and a macro concentrator for zinc metal accumulation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
hapus4
"Mikrobiota akuatik yang hidup menempel di berbagai substrat dan sangat sensitif terhadap pencemaran yang terjadi di perairan dapat menggambarkan kondisi perairan, yaitu perifiton. Penelitian bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas perifiton dan parameter fisika-kimia air yang memengaruhi komponen perifiton. Penelitian berlokasi di Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat yang dilakukan pada bulan Februari—Mei 2023. Parameter fisika-kimia yang diukur terdiri dari suhu, intensitas cahaya, kecerahan, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), nitrat, dan fosfat. Sampel perifiton diambil dengan menyikat cangkang Pomacea canaliculata. Pencacahan perifiton menggunakan Sedgewick Rafter Counting Chamber di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x dan diidentifikasi sampai tingkat marga. Data perifiton dihitung struktur komunitas dan dianalisis ada atau tidak ada perbedaan indeks keanekaragaman antarstasiun dengan uji T Independen menggunakan Microsoft Excel 365. Hasil penelitian ditemukan 26 marga perifiton dengan kepadatan perifiton tertinggi berasal dari kelas Cyanophyceae sebesar 103.752,5 plankter/cm2 dan terendah dari kelas Monogononta sebesar 32,50 plankter/cm2. Indeks keanekaragaman perifiton tergolong rendah (H’<1) dan menggambarkan kondisi perairan Situ Rawa Besar telah tercemar. Indeks kemerataan dan indeks dominansi perifiton menunjukkan penyebaran individu antar jenis tidak merata dan terdapat sekelompok jenis tertentu yang mendominasi di Situ Rawa Besar. Marga perifiton yang mendominansi Situ Rawa Besar adalah Planktothrix dan Arthrospira. Hasil analisis uji T Independen tidak terdapat perbedaan yang signifikan (thitung < ttabel dan p >0,05) terhadap nilai indeks keanekaragaman perifiton antarstasiun di Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat.

Aquatic microbiota that live attached to various substrates and are susceptible to pollution in the water can describe the condition of the water, namely periphyton. The study aimed to analyze the structure of the periphyton community and the physico-chemical parameters of water that affect the periphyton component. The research was done in Situ Rawa Besar, Depok, West Java, from February to May 2023. The physico-chemical parameters measured consisted of temperature, light intensity, brightness, acidity (pH), dissolved oxygen (DO), nitrate, and phosphate. Periphyton samples were taken by brushing the shell of Pomacea canaliculata. The counting of periphyton used Sedgewick Rafter Counting Chamber under a microscope with 100x magnification and identified to the genera level. Periphyton data calculated community structure and analyzed whether or not there is a difference in diversity index between stations with Independent T test using Microsoft Excel 365. The results of the study found 26 genera of periphyton with the highest periphyton density coming from the Cyanophyceae class of 103,752.5 plankter/cm2 and the lowest from the Monogononta class of 32.50 plankter/cm2. The periphyton diversity index is low (H'<1) and illustrates that the waters of Situ Rawa Besar were polluted. The evenness index and dominance index of periphyton show that the distribution of individuals between species is uneven and there is a certain group of species that dominate in Situ Rawa Besar. Periphyton genera that dominate Situ Rawa Besar are Planktothrix and Arthospira. The results of the Independent T test analysis showed no significant difference (tcount < ttable and p>0.05) in the value of the periphyton diversity index of inter-station in Situ Rawa Besar, Depok, West Java."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Indrianti
"Keong Mas (Pomacea canaliculata) di Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat ditemukan melimpah dibandingkan dengan keong lainnya, telur keong mas ditemukan berada hampir di sepanjang dinding pembatas situ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fekunditas terhadap melimpahnya keong mas, mengetahui hubungan berat clutch telur dengan jumlah telur, berat clutch dengan diamter telur, dan ukuran cangkang dengan jumlah telur. Sampel keong mas diambil secara acak dengan metode hand picking selanjutnya diukur tinggi cangkang dan lebar cangkang menggunakan jangka sorong, sampel clutch telur keong mas diambil pada vegetasi dan dinding pembatas menggunakan cutter, selanjutnya telur per clutch (EPC) dipisahkan menggunakan larutan NaOH 10% selanjutnya dihitung secara manual. Diameter telur diamati menggunakan mikroskop lalu dikonversi pada satuan milimiter. Analsis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan berat clutch dengan jumlah telur yaitu regresi linier dan uji korelasi Pearson, sedangkan berat clutch dengan diameter telur dan ukuran cangkang dengan jumlah telur digunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan fekunditas memiliki pengaruh penting terhadap melimpahnya keong mas di Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat, rata-rata jumlah telur 291 butir, berat clutch telur memiliki rata-rata sebesar 2,72 gram, diameter telur memiliki rata-rata 2,20 mm. Strategi penyimpanan telur dapat mempercepat penetasan. Jumlah telur mempengaruhi berat clutch dengan nilai korelasi (r) 0, 784. Berat clutch dengan diameter telur dan ukuran cangkang memiliki nilai korelasi 0,321 ukuran TC dan LC dengan jumlah telur berurutan memiliki nilai korelasi (r) 0, 117 dan 0,020 menunjukkan hubungan yang lemah.

Golden apple snail (Pomacea canaliculata) in Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat is found in abundance than other snails, golden apple snail eggs are found almost along the boundary wall of the situ. This study aims to determine the effect of fecundity on the abundance of golden apple snails, determine the relationship of egg clucth mass with the number of eggs, clutch mass with egg diamter, and shell size with the number of eggs. Samples of golden apple snails were taken randomly by hand picking method and then measured shell height and shell width using a caliper, samples of golden apple egg clutches were taken on vegetation and border walls using a cutter, then eggs per clutch (EPC) were separated using 10% NaOH solution and then counted manually. Egg diameter was observed using a microscope and then converted to millimeters. Data analysis used to determine the relationship of clutch mass with the number of eggs is linear regression and Pearson correlation test, while clutch mass with egg diameter and shell size with the number of eggs used Spearman Rank correlation test. The results showed that fecundity has an important influence on the abundance of carp snails in Situ Rawa Besar, Depok, Jawa Barat, the average number of eggs is 291 eggs, the mass of the egg clutch has an average of 2.72 grams, the diameter of the egg has an average of 2.20 mm. Egg saving strategies can accelerate hatching. The number of eggs affects the clutch mass with a correlation value (r) of 0, 784. clutch mass with egg diameter and shell size has a correlation value of 0.321 TC and LC size with the number of eggs sequentially has a correlation value (r) 0, 117 and 0.020 indicates a weak relationship."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library