Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inda Cahyani
Abstrak :
ABSTRAK
Bambu sebagai alternatif material yang berkelanjutan dan dapat diperbaharui memiliki kekuatan setara kayu kelas II dan baja kelas menengah. Teknologi sambungan konstruksi bambu berkembang mulai dari material tali hingga modifikasi sambungan baja. Optimalisasi kekuatan sambungan akan didapat jika kekuatan komponen sambungan mendekati kekuatan material yang disambungnya. Melalui uji laboratorium konektor PVC terbukti memiliki kekuatan menahan beban lebih besar dari bambu tali (konector PVC 1.788 kg dibandingkan bambu tali 1.388 kg), sehingga konektor PVC dapat menjadi alternatif material sambungan konstruksi bambu. Simulasi pembebanan pada struktur batang dome menggunakan program komputer SAP2000 juga memperlihatkan gaya axial terhadap batang masih di bawah angka kekuatan hasil uji bambu tali di laboratorium.
ABSTRACT
Bamboo as an alternative- sustainable and renewable building material in the future has strength similar as Wood class II and Steel class medium. Bamboo’s jointing technology nowadays has improved using natural rope to steel structure. An optimum joint connection will be achieved when the strength of joint connector similar with the connected-material itself. Based on the experimental research, PVC Fitting had proven to be loaded higher than the Bamboo Tali (PVC Fitting 1.788 kg compares to Bamboo 1.388 kg), so the PVC fitting can be used as an alternative material for jointing-bamboo construction. The load simulation of dome structure using SAP2000 Programe, shows the axial load of the member still not exceed the experimental test of bamboo tali in the laboratory.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutama Pastika
Abstrak :
Desorpsi oksigen menggunakan kontaktor membran serat berongga polivinil klorida dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan kontaktor membran berdasarkan studi perpindahan massa dan hidrodinamika, serta menganalisis struktur morfologi membran PVC dan kesesuaiannya untuk desorpsi oksigen. Penelitian ini dilakukan dengan mengalirkan air di dalam serat, sedangkan udara vakum dalam selongsong, dengan memvariasikan laju alir air (0,2 – 0,5 liter/menit) dan jumlah serat (50, 60, 70 serat). Berdasarkan studi perpindahan massa, diperoleh fluks oksigen sebesar 0,04 – 0,13 g/m2.h, koefisien perpindahan massa sebesar 1,3×10-6 – 3,8×10-6 m/s, dengan korelasi Sh=0,138Gr0,395. Parameter performa perpindahan massa, kLa mencapai 0,0012 s-1 (tiga kali lebih besar dari kontaktor konvensional. Berdasarkan studi hidrodinamika, faktor friksi mencapai 1,9 kali lebih tinggi dari faktor friksi pada pipa halus, dengan korelasi f=3,71Re0,028φ-0,9. Karakterisasi membran dengan FESEM menunjukkan struktur membran PVC mendukung operasi desorpsi oksigen karena struktur selimut yang kompak menghasilkan stabilitas mekanik dan ketahanan terhadap fouling yang baik sedangkan struktur tebal serat yang berongga meminimalkan tahanan perpindahan massa. ......Oxygen desorption on water with PVC hollow fiber membrane contactor is done in this research. The purpose of this research is to evaluate application of membrane contactor based on mass transfer and hydrodynamic study and to analyze structure of PVC membrane and its compatibility to desorp oxygen. Water flows inside the fiber (lumen side) while gas in shell side is vacuumed. Process variables are number of fibers (50, 60, and 70) and water flow rate (0.2 – 0.5 L/min). According to mass transfer study, oxygen flux is in range of 0,04 – 0,13 g/m2.h, mass transfer coefficient is in range of 1,3×10-6 – 3,8×10-6 m/s, while empirical correlation is Sh=0,138Gr0,395. Mass transfer performance’s parameter, kLa reaches 0.0012 s-1, three times higher than in conventional contactor. According to hydrodynamic study, friction factor is to be 1.9 times higher than friction factor inside smooth pipe, with correlation of f=3,71Re0,028φ- 0,9. Membran characterization using FESEM shows structure of PVC membrane is appropriate to conduct oxygen desorption process because its low-pored shell structure produces high resistance toward fouling while its sponged-like structure between two shells decreases mass transfer resistance in membrane.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billal Gaung Mahardika
Abstrak :
Dalam penelitian kali ini, digunakan material Polivinil Klorida (PVC) sebagai matriks dari komposit dengan bantuan aditif heat stabilizer Ba-Zn. Sedangkan untuk filler menggunakan dua jenis limbah serbuk termoset, yaitu poliester dan epoksi-poliester. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh dari penambahan limbah serbuk termoset poliester dan juga epoksi-poliester sebagai filler terhadap komposit polimer PVC dalam peningkatan sifat mekanik dan sifat termalnya. Penambahan filler pada PVC dilakukan dengan melakukan pencampuran menggunakan mesin hot melt mixing dengan komposisi filler masing – masing 0 phr ; 30 phr ; 40 phr ; 50 phr ; dan 60 phr disertai penambahan zat aditif heat stabilizer Ba-Zn sebesar 3 phr disetiap variasi komposisi filler dengan kondisi temperatur pencampuran 180oC, kecepatan pencampuran 50 rpm, dan waktu pencampuran selama 5 menit. Spesimen dikarakterisasi dan dilakukan pengujian dengan menggunakan FTIR , sessile drop, SEM, TGA/DSC, dan uji tarik mikro. Kompatibilitas pencampuran terbaik didapatkan pada komposisi 30 phr untuk filler poliester dan 50 phr untuk filler epoksi-poliester. Filler poliester tidak cocok digunakan sebagai penguat karena dapat menurunkan sifat mekanis komposit PVC sedangkan filler epoksi-poliester cocok digunakan sebagai penguat sampai dengan konsentrasi 40 phr. Khusus untuk sifat termal, konsentrasi optimum agar dapat memperoleh sifat termal yang paling baik adalah sebesar 50 phr untuk kedua jenis filler. ......In this study, Polyvinyl Chloride (PVC) material was used as a matrix of composites with the help of Ba-Zn heat stabilizer additives. As for fillers use two types of thermoset powder waste, namely polyester and epoxy-polyester. This research was conducted to identify the influence of the addition of polyester thermoset powder waste and also epoxy-polyester as a filler to PVC polymer composites in improving their mechanical properties and thermal properties. The addition of filler in PVC is done by mixing using hot melt mixing machine with filler composition of each 0 phr; 30 phr ; 40 phr ; 50 phr ; and 60 phr accompanied by the addition of Ba-Zn heat stabilizer additives of 3 phr in each variation of filler composition with mixing temperature conditions of 180oC, mixing speed of 50 rpm, and mixing time of 5 minutes. Specimens are characterized and tested using FTIR, sessile drop, SEM, TGA/DSC, and micro tensile tests. The best mixing compatibility is found in 30 phr compositions for polyester fillers and 50 phrs for epoxy-polyester fillers. Polyester fillers are not suitable for use as reinforcement because they can lower the mechanical properties of PVC composites while epoxy-polyester fillers are suitable for use as amplifiers up to a concentration of 40 phr. Especially for thermal properties, optimum concentration in order to obtain the best thermal properties is 50 phr for both types of fillers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael
Abstrak :
PVC (Polyvinyl Chloride) merupakan salah satu material polimer termoplas yang paling banyak dipakai dan diproduksi di dunia sekarang ini. PVC menempati urutan ketiga dalam jumlah produksi plastik dunia. Produksi PVC diperkirakan akan mencapai 40 juta ton per tahun pada tahun 2016. PVC dapat dimodifikasi sifat-sifat mekanisnya dengan menambahkan aditif pada formulasi campuran PVC. Penelitian ini fokus terhadap proses pencampuran bahan resin PVC dengan material aditif berupa plasticizer DOP dan DEDB. Pembahasan utama dalam penelitian ini adalah menganalisis efek penambahan plasticizer DOP dan DEDB terhadap modulus elastisitas dan fleksibilitas dari produk PVC. Untuk menganalis efek tersebut dilakukan pengujian tarik mikro pada sampel dan pengamatan morfologi melintang permukaan patahan dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa DEDB merupakan plasticizer yang baik untuk menggantikan DOP. Hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai modulus elastisitas yang lebih besar dengan menggunakan DEDB. Analisis permukaan patahan dengan SEM menunjukkan bahwa suhu proses pencampuran lelehan panas mempengaruhi tingkat dispersi dan distribusi dari produk polimer.
PVC (Polyvinyl Chloride) is one of the most widely used and produced termoplast polymer material in the world today. PVC was third in the world plastics production. PVC production is expected to reach 40 million tonnes per year by 2016. PVC can be modified mechanical properties by adding a mixture of additives in PVC compounding formulation. This study focused on the process of mixing of PVC resin material with the additive in the form of DOP plasticizer and DEDB. The main discussion in this study was to analyze the effect of addition of plasticizer DOP and DEDB to the modulus of elasticity and flexibility of PVC products. To analyze the effect of micro tensile testing was conducted on the sample and the observation of fracture surface morphology of the cross section by using Scanning Electron Microscope (SEM). Based on this study showed that DEDB is a good plasticizer to replace DOP. Analysis of fracture surfaces by SEM showed that the temperature of the hot melt mixing process affects the dispersion and distribution of the polymer product.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42243
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pradita Ajeng Wiguna
Abstrak :
Radiokromik merupakan salah satu sistem pengukuran dosis serap dari radiasi pengionyang banyak dimanfaatkan dalam bidang industri sterilisasi bahan pangan dan alat kesehatan. Pembuatan radiokromik dilakukan dengan memanfaatkan material yang sensitif terhadap paparan radiasi pengion yang akan mengalami perubahan warna pada dosis iradiasi tertentu. Pada penelitian ini, ion perak diiradisi dengan iradiator Gamma Cell 220 Cobalt-60. Perubahan warna pada larutan dapat dimanfaatkan untuk mengukur dosis iradisi gama. Dosis iradiasi gama dan derajat keasaman larutan (pH) dioptimasi untuk memeperoleh perubahan warna dan karakteristik fisikokimia khas dari nanopartikel perak. Larutan perak nitrat 10 mM dicampurkan dengan larutan polivinil alkohol (PVA) MW 60000 atau 11000-31000. Proses iradiasi dilakukan di ruang dengan sumber gamma Cobalt-60 pada dosis 0 sampai 20 kGy dengan laju dosis 4,6 kGy/jam. Proses ini menghasilkan nanopartikel koloid nanopartikel Ag/PVA berwarna kuning tua. Sifat optis dari nanopartikel Ag/PVA dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Spektrum UV-Vis menunjukkan resonansi plasmon permukaan terlokalisasi pada panjang gelombang 420-407 untuk sampel dengan PVA MW 60000 dan 410 nm untuk sampel dengan PVA MW 11000-31000. Intensitas puncak absorpsi meningkat dengan meningkatnya dosis gamma. Hal tersebut menjadikan larutan AgNO3-PVA yang diiradisi dapat menghasilkan nanopatikel perak yang memliki sifat radiokromik dan mengalami perubahan warna sebagai indikasi paparan dosis iradiasi gama diatas 0.5 kGy untuk sampel dengan PVA MW 60000 dan 4 kGy untuk sampel dengan PVA MW 11000-31000. Selanjutnya, berdasarkan citra TEM, morfologi koloid nanopartikel Ag/PVA menunjukkan bentuk yang bulat. ......Radiochromic is a system for measuring the absorption dose of ionizing radiation usedin the industrial sterilization of foodstuffs and medical devices. Fabrication of radiochromics is carried out by utilizing materials that are sensitive to ionizing radiation exposure which will undergo a color change at a certain irradiation dose. In this study,silver ions were irradiated with a Gamma Cell 220 Cobalt-60 irradiator. The color change in the solution can be used to measure the dose of gamma irradiation. The gamma irradiation dose and the degree of solution acidity (pH) were optimized to obtain the color change and the characteristic physicochemical characteristics of silver nanoparticles. Silver nitrate solution with a molarity 10 mM was mixed with a polyvinyl alcohol (PVA) solution with a molecular weight 60000 or 11000-31000. The irradiation process was carried out in a room with a Cobalt-60 gamma source at a dose of 0 to 20 kGy with a dose rate of 4.6 kGy/h. This process produces colloidal Ag/PVA nanoparticles with dark yellow color. The optical properties of the Ag/PVA nanoparticles were characterized using a UV-Vis spectrophotometer. The UV-Vis spectrum shows localized surface plasmon resonance at wavelengths 420-407 for samples with PVA MW 60000 and 410 nm for samples with PVA MW 11000-31000.The intensity of the absorption peak increases with increasing dose of gamma. This means that the AgNO3-PVA solution which is irradiated can produce silver nanopaticles which have radiochromic properties and change color as an indication of gamma doses exposure above 0.5 kGy for samples with PVA MW 60000 and 4 kGy for samples with PVA MW 11000-31000. Furthermore, based on TEM images, the morphology of colloid of the Ag/PVA nanoparticles shows a spherical shape.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ardhya Pramesti
Abstrak :
Direct Air Capture (DAC) efektif menghilangkan CO2 dari atmosfer, namun kelembaban tinggi dapat menghambat penyerapan CO2 dengan menyebabkan air mengumpul di permukaan penyerap. Bahan hidrofobik seperti PVC dan PVDF, yang dikenal dengan sifat tahan airnya, menawarkan solusi dengan menciptakan penghalang yang menjaga efisiensi penyerapan CO2 optimal bahkan dalam kondisi lembab. Penelitian ini berfokus untuk mengembangkan absorbent dengan kemampuan penyerapan CO2 yang ditingkatkan dengan mengintegrasikan sifat hidrofobik ke dalam struktur mereka menggunakan proses Phase-Inversion. Hasil analisis menunjukkan proses pelapisan yang sukses untuk PVC dan PVDF, yang menunjukkan kekokohan dan penempelan yang kuat pada substrat melintasi berbagai pelarut. Analisis termogravimetri yang dilakukan dalam kondisi kering menunjukkan perbedaan signifikan dalam efektivitas penangkapan CO2 di antara berbagai komposisi polimer. Formulasi PVC dengan konsentrasi Purolite yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan adsorpsi yang lebih unggul dibandingkan PVDF, yang kurang efektif dalam kondisi kering. Studi mini-DAC memberikan wawasan tentang bagaimana kelembaban memengaruhi efisiensi penangkapan CO2, mengungkapkan bahwa baik pelapisan PVC maupun PVDF tetap mempertahankan kapasitas penyerapan yang baik bahkan dalam kondisi lembab. Namun, PVC lebih unggul daripada PVDF di lingkungan lembab. Seiring dengan peningkatan tingkat kelembaban, kedua pelapisan menunjukkan penurunan Total CO2 yang Terperangkap, kemungkinan disebabkan oleh penyerapan kelembaban oleh Purolite dan ketiadaan polimer. ......Direct air capture (DAC) technology effectively removes CO2 from the atmosphere, but high humidity can hinder CO2 absorption by causing water to accumulate on absorbent surfaces. Hydrophobic materials such as PVC and PVDF, known for their water-repellent properties, offer a solution by creating a barrier that maintains optimal CO2 absorption efficiency even in humid conditions. The research focuses to develop absorbents with improved CO2 absorption capabilities by integrating hydrophobic properties into their structures using Phase-Inversion process. The analysis results indicate successful coating processes for both PVC and PVDF, demonstrating robustness and strong adherence to substrates across various solvents. Thermogravimetric analysis (TGA) conducted under dry conditions showed significant differences in CO2 capture effectiveness among different polymer compositions. PVC formulations with higher Purolite concentrations exhibited superior adsorption capabilities compared to PVDF, which performed less effectively under dry conditions. Mini DAC studies provided insights into how humidity impacts CO2 capture efficiency, revealing that both PVC and PVDF coatings maintained good adsorption capacities even in humid conditions. However, PVC outperformed PVDF in humid environments. As humidity levels increased, both coatings exhibited reduced Total Captured CO2, likely due to moisture absorption by Purolite and the absence of polymers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudiyansah
Abstrak :
Poli Vinil Klorida (PVC) memiliki nilai kegunaan yang luas dan beragam dikarenakan sifat mekaniknya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan (contoh : Unplasticized PVC dan Plasticized PVC dimana penggunaan plasticized PVC mencapai 60% dari konsumsi PVC diseluruh dunia), namun memiliki keterbatasan dalam sifat kestabilan termal selama proses pencampuran hot melt mixing P-PVC. Kebutuhan akan plasticized-poly (vinyl chloride) (P-PVC) dengan nilai modulus kekakuan (modulus young) yang optimum dan nilai kekuatan tarik (tensile strength) yang tinggi dapat dicapai dengan menerapkan formulasi aditif plasticizer dan filler CaCO3 serta pengaturan nilai parameter proses hot melt mixing seperti suhu, waktu dan kecepatan pencampuran dalam ranah nilai yang optimal, dan penggunaan heat stabilizer beserta co-heat stabilizer epoxidized soya bean oil (ESBO) ditujukan untuk mengatasi keterbatasan termal P-PVC selama proses pencampuran P-PVC dalam alat rheomix (twin screw extruder). Studi ini berusaha untuk memformulasikan filler CaCO3, plasticizer di-octyl Phatalate (DOP) dan ESBO serta parameter proses pencampuran dalam proses pencampuran PVC-P, dengan memvariasikan kadar filler CaCO3 dari 0 hingga 90 PHR (part per hundred PVC resin) dan ESBO di nilai 0 hingga 6 PHR dengan menjaga kadar DOP tetap di nilai 28 PHR dalam resin PVC-XXX selama proses pencampuran lelehan, serta memvariasikan suhu pencampuran di suhu 170˚C hingga 200˚C, variasi waktu mixing dari 60 hingga 420 sekon dan memvariasikan kecepatan mixing di angka 90 hingga 120 rpm untuk mencapai nilai modulus kekakuan dan nilai kekuatan tarik yang optimal. Hasil menunjukan bahwa penambahan filler CaCO3 dari 0 hingga 90 PHR dalam proses pencampuran lelehan mampu meningkatkan nilai kekakuan PVC-P. Nilai kekuatan tarik dan modulus kekakuan mencapai nilai optimum di suhu, waktu dan kecepatan pencampuran di nilai 180˚C, 300s dan 100 rpm. Hal yang menarik adalah bahwa ESBO tidak hanya bertindak sebagai co-heat stabilizer, disaat bersamaan penambahan ESBO dari 0 hingga 4 PHR mampu menurunkan nilai modulus kekakuan (bertindak seperti plasticizer) PVC-P, dan ini menunjukkan bahwa ESBO berpotensi untuk digunakan sebagai primary plasticizer yang berarti mengurangi penggunaan DOP. ......Poly (vinyl chloride) has versatile and varies application due to its mechanical properties that can be adjusted correspond to consumer needs (ex. Unplasticized PVC and Plasticized PVC where the usage of plasticized PVC reach 60% from all PVC consumption around the world), but still have many limitations which is PVC is unstable during processing (hot melt mixing). Demand of plasticized PVC with high tensile strength and modulus young can be achieved by optimizing the formulation of plasticizer, filler CaCO3 with other additive and apply the optimum adjustment of mixing parameter process (temperature, time, and speed of mixing), and the usage of heat stabilizer and co-heat stabilizer epoxidized soya bean oil (ESBO) where synergize to stabilizing the molecules of plasticized PVC during processing. The aim of this research is to formulate the additive (filler, DOP, ESBO) and mixing parameter process which is can produce plasticized PVC with high mechanical properties by varying the concentration of filler CaCO3 from 0 up to 90 PHR (parts per hundred PVC resin) and the concentration of ESBO from 0 up to 6 PHR while at the same time keeping the concentration of DOP still on 28 PHR in matrix of PVC-P during hot melt mixing, and varying the mixing temperature from 170˚C going to 200˚, varying the duration of mixing from 60 going to 420 seconds and varying the speed of mixing from 90 going to 120 rpm to obtain the optimum of modulus young and tensile strength properties. The result shown that the optimum modulus young and tensile strength of plasticized PVC was achieved by setting temperature, time, and rpm of hot melt mixing in certain value respectively 180˚C, 300 seconds and 100 rpm. The remarks is that ESBO is not only acted as co-heat stabilizer, at the same time the addition of ESBO from 0 up to 4 PHR can reduce the modulus young properties of plasticized PVC (ESBO acted as secondary plasticizer), and this lead to conclusion that ESBO has a great potential to become primary plasticizer to reduce the usage of DOP that can be reduce the risk in health issue during processing of plasticized PVC.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pengaruh nano-precipitated calcium carbonate (NPCC) terhadap kualitas komposit polivinil klorida (PVC). Komposit PVC dipreparasi dengan menggunakan mesin Rheomix 3000 merek Haake pada suhu 165 •C, kecepatan putaran 50 rpm selama 10 menit. Komposisi PVC dan bahan aditif dibuat tetap, dan kandungan nanofiller NPCC divariasi 5; 10; 15 dan 20 phr (per hundred resin). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan NPCC terhadap sifat termal, elektrik, maupun fisis dari komposit PVC untuk komponen elektronika. Pengujian komposit PVC hasil penelitian meliputi sifat termal, elektrik, fisis dan morfologi. Hasil SEM menunjukkan terjadi pencampuran yang homogen antara NPCC dengan PVC. Hasil uji komposit PVC memperlihatkan bahwa bahwa penambahan jumlah NPCC sampai dengan 15 phr menaikkan kekerasan, kerapatan, kuat tarik, ketahanan terhadap panas, dan onzet temperatur, namun menurunkan sifat perpanjangan putus. Hasil uji sifat elektrik dan ketahanan terhadap percikan api semua komposit yang dibuat telah memenuhi persyaratan SNI 04-6504-2001 maupun SNI. 04-3892.1-2006, namun ketahanan terhadap panas belum dapat memenuhi persyaratan SN I yang diacu.
620 JSI 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Komalul Hoer
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifianto
Abstrak :
Isolator PVC memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi syarat standar serta beberapa kelebihan dari material lain diantaranya bebannya yang lebih ringan, sifat mekanik yang lebih baik, dan resistivitas yang lebih tinggi. Namun Isolator jenis ini memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah ketahanan panas yang rendah sehingga mudah meleleh jika bekerja pada arus yang tinggi. Skripsi ini membahas pengujian yang dilakukan di laboratorium dengan mengalirkan arus kepada kabel hingga melewati kemampuan hantar Arus maksimumnya. Dengan demikian bisa dilihat perubahan fisik yang terjadi pada isolasi kabel ketika bekerja pada arus yang tinggi. Data yang didapat kemudian akan dianalisa.
PVC insulator is one kind of insulator that satisfy some of standard and has better quality than another material: it is light, has good mechanical character and has high resistivity. However, it has few problem. One of them is low endurance on very high temperature. Then it will melt on very high current. This final project will discuss an experiment done in laboratory, by applying current on conductor below it‟s maximum current conducting ability. And than, physical change that happen when the insulator work on very high temperature can be examined. Moreover, data that has been retrieved will be analyzed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library